menyiarkan agama islam dan dapat dilihat adanya suku aneuk jame yang ada di Simulue”.
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kesenian Nandong merupakan kesenian yang diadopsi dari orang Minangkabau yang bermigrasi ke Aceh khususnya
di Simeulue. Dimana Suatu kesenian yang dianggap berguna dan bernilai didalam suatu masyarakat akan mudah dibawa, dipelajari dan dijadikan tradisi sendiri yang
akan terus berkembang ditengah masyarakat Simulue sendiri. Kesenian Nandong yang telah menjadi suatu tradisi di Simeulue.
4.2. Fungsi Nandong
Kesenian Nandong yang ada di Simulue merupakan kesenian yang bertutur atau kesenian tradisi lisan. Tradisi lisan adalah metode pertama yang digunakan
manusia dalam menyampaikan informasi kepada seseorang atau kepada generasi berikutnya. dalam bentuk trdisional trdisi lisan memuat berbagai ekspresi masyarakat.
Ekspresi-ekspresi tersebut berbentuk cerita dongeng, mitologi, atau legenda. Pada tingkatan masyarakat yang lebih maju, tradisi lisan juga memuat system kongnitif
masyarakat, sumber identitas, sarana ekspresi, system religi, dan kepercayaan, pembentukan dan peneguhan adat istiadat, sejarah, hukum, pengobatan, keindahan,
kreativitas,asal usul masyarakat dan kearifan local mengenai ekologi dan lingkungannya. Pengungkapan kelisanana disampaikan terutama mengandalkan
factor ingatan. Penutur sangat mengandalkan kemampuan mengingat bukan menghafalkan apa yang akan disampaikannya. Pengolahan dalam suatu pementasan
Universitas Sumatera Utara
tradisi lisan selalu dipengaruhi antara lain oleh kreativitas, pengalaman hidup dan imajinasi penuturnya.
Kesenian nandong yang merupakan tradisi lisan pada masyarakat Simeulue yang berbentuk syair dan pantun. Pantun dan syair memiliki berbagai fungsi. Pada
umumnya fungsi pantun dan syair cukup luas. Antara lain fungsi pantun adalah sebagai berikut:
a. Pantun berfungsi sebagai sebagai pengawal pola berfikir. Keteraturan pola
dan estetikanya mendorong pemakai bahasa berhati-hati dalam berbicara. Pantun juga mendorong masyarakat untuk berbicara lebih sopan dan lebih
berbudi pekerti. b.
Pantun berfungsi sebagai media untuk menyampaikan isyarat. c.
Pantun berfungsi untuk mengibur seperti pantun jenaka d.
Pantun juga berfungsi sebagai memperdalam pesan e.
Pantun berfungsi sebagai media pendidikan dan pencatat sejarah
Pantun atau syair yang disampaikan kepublik, dalam masyarakat yang memiliki trdisi lisan kuat perlahan akan menciptakan memori kolektif. Apabila isi
pantun atau syair telah mengalami proses pengendapan yang lama sehingga menjadi suatu nilai di dalam masyarakat itu sendiri. Dimana kesenian Nandong merupakan
media penyampaian sebuah pesan sampai pesan tersebut tertanam menjadi memori kolektif masyarakat yang disampaikan melalui media lisan.
Universitas Sumatera Utara
Nandong yang merupakan sebuah tradisi lisan masyarakat Simeulue memegang fungsi penting dalam membangun memori kolektif tersebut. Dengan
demikian Nandong dalam masyarakat Simeulue tidak hanya menjalankan fungsi klasik pantun dan syair yaitu sebagai media penyampai isyarat, pendidikan, pencatat
sejarah dan hiburan. Nandong sendiri telah sampai pada fungsi tertinggi budaya lisan yaitu membangun memori kolektif masyarakat. Fungsi ini yang membuat Nandong
efektif membangun perilaku masyarakat Simeulue dalam merespon fenomena alam seperti bencana gempa dan tsunami. Masyarakat Simeulue menyebut tsunami dengan
sebutan Smong yaitu gelombang air laut. Berikut contoh syair Nandong, yang tertanam dalam memori masyarakat
Simeulue, sehingga syair ini membuat masyarakat Simeulue terselamatkan dari gelombang tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004:
Smong dumek-dumek mo tsunami air mandi mu Linon uwak-uwak mo gempa ayunanmua
Elaik kendang-kendang mo petir kendang-kendang mu Kilek suluh-suluh mo halilintar lampu-lampu mu
dikutip dari buku Smong dari Simeulue yang mengugah Syair tentang smong ini sering dinyanyikan atau disampaikan kepada anak-
anak dan cucu-cucu sebagai pengantar tidur mereka. Syair tersebut telah dijelaskan pada latar belakang pada halaman.
Dilihat dari syair yang terkandung dalam setiap bait nandong, fungsi nandong sangat lah beragam. Tidak hanya untuk memperkenalkan kesenian Nandong
itu sendiri, tetapi juga sebagai media dakwah, sebagai nasehat atau petuah dari orang
Universitas Sumatera Utara
tua terdahulu. Dahulunya nandong kerap ditampilkan dalam kegiatan kesenian di kabupaten Simeulue. Selain itu Nandong juga merupakan pertunjukan wajib disetiap
acara perkawinan, misalnya di acara adat malaulu. Malaulu merupakan adat pernikahan dimana pengantinya akan dibawa kerumah paman dari pihak ibu
terdahulu sebelum acara akad nikah berlangsung. Kesenian Nandong adalah salah satu contoh seni tradisi yang memiliki fungsi
yang sama dengan kesenian yang lainnya, seperti halnya yang dikemukan oleh Malinowski “ berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat manusia
berfungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat naluri akan kebutuhan hidup dari makluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya”. Nandong pada
awalnya dimainkan hanya untuk menghibur diri karena kerinduan nenek moyang terhadap kampong halaman yang mereka tinggalkan. Dan pada masuknya ajaran
agama nandong berfungsi menjadi media dakwah dalam penyebaran agama. Nandong juga menjadi media pendidikan atau media nasehat yang berisikan tentang
moral, dan tentang kejadian-kejadian bencana yang perna terjadi pada dahulu kala. Perubahan yang terjadi pada kesenian nandong selalu diikuti dengan
perubahan fungsinya. Perubahan fungsi kesenian nandong dapat dilihat pada pelaksanaan pertunjukannya. Pada saat sekarang pertunjukan kesenian Nandong
diadakan pada saat acara resepsi kabupaten penyambutan tamu daerah maupun acara festival seni tradisi. Hal tersebut telah mengalami perubahan pegeseran karena
adanya modernisasi yang menyebabkan perubahan arah pandang hidup, yang semula
Universitas Sumatera Utara
melakukan pertunjukan dengan menghayati kandungan nilai-nilai yang dijadikan pelajaran bagi masyarakat menjadi suatu pertunjukan yang dijalankan secara biasa-
biasa saja. Dalam melakukan pertunjukan kesenian nandong sekarang hanya untuk mendapatkan imbalan atau upah saja. Dapat dilihat dari pertunjukan yang diadakan
oleh kelompok Nandong yang mengadakan pertunjukan pada saat perkawinan dan perlombahan saja.
Adanya fungsi pertunjukan sebagai pengembangan pariwisata merupakan dampak dari modernisasi. Hal itu terjadi karena adanya kemajuan teknologi,
tranportasi, telekomunikasi, informasi, sehingga kesenian nandong diperdagangkan atau dikenalkan lewat teknologi yang ada ke berbagai penjuruh daerah maupun
Negara. Radcliffe Brown 1965:192 member pengertian tentang perubahan yang
terjadi didalam masyarakat yaitu: Kehidupan tidak bersifat statis seperti sebua bangunan, akan tetapi bersifat
dinamis, seperti kehidupan struktur organic suatu kehidupan. Sepanjang kehidupan suatu organism diperbaruhi; demikian juga dengan halnya dengan kehidupan social
manusia senantiasa mengalami pembaruhan struktur sosialnya. Oleh karena itu, hubungan nyata diantara manusia dengan kelompoknya selaluh beruabah dari tahun
ke tahun, atau dari hari kehari. Anggota baru masuki sebuah komunitasnya karena mati atau berpindahke tempat lain. Ada perkawinan atau perceraian. Sahabat
mungkin menjadi musuh, atau mungkin sebaliknya musuh menjadi sahabat.
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa perubahan yang terjadi di dalam kehidupan social atau lebih khususnya didalam pertunjukan kesenian nandong
disebabkan adanya kelahiran-kelahiran atau terjadinya intraksi atau juga membauran masyarakat local dengan masyarakat pendatang. Sama halnya pada pertunjukan
kesenian Nandong memperlihatkan perubahan dari waktu ke waktu disebabkan oleh watak masyarakat yang mulai berubah, kalangan pemuda-pemudi yang
memperlihatkan kehidupan yang tidak sesuai dengan adat istiadat setempat dan kurangnya generasi pembelajaran dalam melaksanakan pertunjukan kesenian
nandong, dan tidak sedikit juga dari mereka yang tidak lagi mengenal kesenian Nandong sebagai kesenian Simeulue, yang dimana kesenian Nandong tersebut begitu
banyak makna-makna yang terkandung didalam syair Nandong tersebut. Seperti penuturan salah seorang informan Beby febri Kurnia umur 18 tahun:
“Saya tidak terlalu kenal dengan kesenian nandong. Saya perna melihat kesenian itu waktu acara di pendopo, itu pun jarang, biasanya kalau ada acara
perlombahan baru saya bisa melihat kesenian nandong. Kesenian itu dimainkan oleh para orang tua, saya belum perna melihat kelompok anak-anak yang memainkan
Nandong. Kalau saya dan kawan-kawan tidak pernah diajak atau diperkenalkan tentang kesenian itu. Jadi kami tidak terlalu kenal dan tidak terlalu mengerti tentang
kesenian nandong itu. Kesenian nandong mungkin tidak terlalu digemari oleh kaum anak muda karena tidak perna dipelajari dan mungkin karena tidak modern”.
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata dari informan yang berusia muda memiliki jawaban yang hampir sama dengan informan Beby yaitu tidak terlalu mengenal dengan kesenian Nandong
dan karena masih banyak music yang lebih modern pada zaman sekarang dan enak untuk diikuti musiknya, sementara Nandong cukup membosankan bagi anak muda
zaman sekarang ini. Dari penuturan informan dapat dilihat kurangnya minat muda- mudi untuk mengikuti kesenian Nandong, karena banyaknya music yang modern
pada zaman sekarang ini dan kurang nya sosialisasi kepada kaum pemuda-pemudi tentang kesenian Nandong.
Dapat dilihat pada masa sekarang ini, kemajuan zaman semakin canggih. Perkembangkan teknologi, transportasi dan telekomunikasi membuat masyarakat bisa
mngenal budaya luar dengan cepat. Contohnya dibidang music, masyarakat dengan mudah mengenal music-musik dari luar yang bisa dilihat dan didengar melalui
televisi, radio dan melalui internet, sehingga masyarakat tersebut dapat mengikuti zaman sekarang dan mulai lupa dengan kesnian yang ada didaerahnya sendiri. Dan
kebanyakan masyarakat merasa gengsi atas kesenian daerahnya sendiri dan lebih memilih mengikuti music yang lebih populer pada zaman sekarang ini.
4.3. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Nandong