Nandong dalam acara FestivalPerlombaan

Gambar 1.7 Para penandong ketika menjemput marapurai atau pengantin pria untuk dibawa ke tempat penganti perempuan untuk acara resepsi

3.6. Nandong dalam acara FestivalPerlombaan

Pertunjukan kesenian nandong yang diperlombakan biasanya sesuai tema atau karangan bebas. Nandong yang diperlombakan tidak serupa dengan nadong yang ada di acara pernikahan. Kesenian nandong yang diperlombakan biasanya hanya duduk seperti setengah lingkaran dan tidak di iringi dengan tari-tarian. Dalam perlombahan atau festival biasanya dimain oleh empat sampai sepuluh pemain. Dalam perlombahan yang dinilai hanya kekompakan, penilaian tentang suara dan penilaian tentang irama nya. Contoh nandong dalam suatu festival budaya: Gambar 1.8 Pertunjukan kesenian nandong pada acara festival yang diadakan di pendopo Kabupaten Simeulue Universitas Sumatera Utara Dalam pertunjukan kesenian nandong yang diperlombakan, busana yang dipakai tidak harus bewarna kuning. Dalam suatu perlombaan biasanya busana yang dipakai bebas sesuai dengan keinginan para peserta nandong. hanya saja harus seragam dengan anggotanya agar lebih menarik dan mendapat nilai yang baik dari para juri. Sementara dalam pertunjukan nandong dan pertunjukan lain. Kesenian nandong sudah jarang ditemukan dan di lihat. Seperti dalam acara sunah rasul. Kesenian nandong sangat jarang dipertunjukan lagi. Dalam sunah rasul sekarng sering dilihat hanya pertunjukan marhaman yang dibawakan oleh sekelompok ibu- ibu, dalam marhaban biasanya hanya bersahlawat kepada nabi Muhammad dan bernyanyi muslimah. Begitu juga dalam pertunjukan turun tanah, pertunjukan nandong sudah jarang dilihat. Sementara dalam penyambutan tamu, pertunjukan nandong ditampilkan dalam gedung atau aula yang ditetapkan oleh panitia yang bersangkutan. Pertunjukan kesenian nandong dalam menyambut tamu tidak jauh dengan acara festifal kesenian nandong. syair-syair yang dilantunkan biasanya tentang persembahan. Seperti syair berikut ini: Tabik-tabik nan punyo rumah sembah-sembah yang punya rumah Kami bagandang diserambi kami bergendang di serambi Tabik-tabik nenek jo mamak sembah-sembah nenek dan paman Kami membaco surek bernyanyi kami membaca surat untuk bernyanyi Anau di ulu lengkok karek anau nama kayu di hulu berbelok Universitas Sumatera Utara Ureknyo jalin menjalin uratnya jalin menjalin Jangan sarago mintak tabik jangan segan minta sembah Bukan tuk rumah urang lain bukan untuk rumah orang lain Si audur i di tapi lawik si audur i ditepi laut Ureknyo jelo manjelo uratnya jalar menjalar Kito banyanyi badusanak kita bernyanyi bersaudara Salah saketek tak mengapo salah sedikita tak mengapa Di tanam lado dipupukkan di tanam cabe dipupukan Sirih digunting diguntali sirih digunting diguntali Sifat nan ado disukokan sifat yang ada disukakan Nan lain samo kito cari yang lain sama kita cari Universitas Sumatera Utara

BAB IV SEJARAH DAN PROSES PERSEBARAN KESENIAN

NANDONG 4.1. Sejarah dan Perkembangan Kesenian Nandong Dalam buku pengantar antropologi Koenjaraningrat 1981:240, penyebaran unsur-unsur kebudayaan bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok- kelompok manusia dimuka bumi, turut juga tersebar unsur-unsur kebudayaaan dan sejarah dari proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan keseluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi. Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi, yang dibawa oleh kelompok – kelompok manusia yang bermigrasi. Penaklukan suatu daerah juga dapat terjadinya difusi kebudayaan. Penaklukan sebenarnya hanya merupakan titik permulaan proses masuknya unsure-unsur kebudayaan asing. Penyiar agama juga membawa pengaruh yang besar terhadap kebudayaan. Pertemuan antara kebudayaan- kebudayaan yang disebabkan oleh penyiar agama seringkali juga baru mulai setelah penaklukan. Baru setelah suatu daerah sudah ditaklukan dan dibuat aman oleh pemerintahan jajahan, maka datanglah para penyiar agama, dan mulailah proses akulturasi yang merupakan akibat dari aktivitas itu. Simeulue sendiri merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari banyak suku, salah satu nya suku aneuk jame. Suku aneuk jame cukup mendominasi di pulau Simeulue, khususnya di kecamatan Simeulue Timur. Terlebih dahulunya penulis Universitas Sumatera Utara