Sistem Kekerabatan GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Selain kesenian Nandong, Buai dan Nanga-nanga ada kesenian lain yang dikenal oleh masyarakat Aceh yaitu kesenian Debus. Kesenian Debus ini juga dimiliki oleh masyrakat Simeulue, kesenian debus ini disebut oleh masyrakat Simeulue dengan kesenian Dabui. Kesenian Debus Dabui merupakan kesenian unjuk kekabalan atau kekuatan sesorang dalam memainkannya. Dalam memainkan kesenian Debus ini biasanya menggunakan peralatan yang tajam seperti pisau, kris, rencong, kapak, dan lain-lain. Peralatan tersebut dihujamkan ketubuh parah pemain.

2.8. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan pada masyrakat Simeulue adalah patriliniar. System ini bearti garis keturunan dan kekerabatan didasarkan pada garis keturunan ayah. Jika ibu yang meninggal maka ayah lah yang bertanggung jawab, tetapi jika ayah yang meninggal maka yang bertanggung jawab terhadap anak adalah wali dari pihak ayah yaitu saudara kandung laki-laki. Keluarga dari pihak saudara laki-laki disebut wali atau dalam bahasa Simeulue disebut “amarehet”. Meskipun menganut system patrilinial, saudara laki-laki pihak perempuan tetap memiliki kedudukan yang khas. Keluarga dari pihak saudara perempuan disebut waris atau dalam bahasa Simeulue disebut “Laulu”. Kesatuan kekerabatan terkecil dalam masyarakat Simeulue adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum nikah. System kekerabatan yang lebih luas lagi berbentuk hubungan seketurunan atau suku dan hubungan tali perkawinan yang disebut dengan family. Di Simeulue terdapat beberapa suku Universitas Sumatera Utara diantarana Suku Dakwa Ra’awa, Suku Dainang, suku Lanteng, Suku Dagang, Suku Aceh, Suku Pamuncak, Suku Pamuncak Bihao dan Suku Fangon Bengawan. Didalam kehidupan masyarakat biasanya selalu dilalui dengan serangkaian upacara. Demikian juga dengan masyarakat Kabupaten Simeulue. Upacara adat pernikahan masyarakat Kabupaten Simeulue secara umum mirip dengan upacara adat pernikahan masayarakat Aceh lainnya. Bagian yang khas dari masyarakat Simeulue pada tradisi pernikahan adalah peran kekerabatan dari garis ayah dan ibu. Dalam acara pernikahan, kerabat dari garis ayah yang disebut wali atau amarehet bertugas meneliti dan menanyakan suku dari calon menantu. Selasai mencari tentang identitas tentang calon pengantin dan pihak amarehet memutuskan setuju untuk melanjutkan acara seterusnya. Selanjutnya peran diserahkan pada pihak kerabat dari garis ibu yang disebut laulu. Pihak laulu ini bertugas menentukan besarnya mahar dalam pernikahan atau perkawinan tersebut. Dalam acara pernikahan ada acara khusus untuk pihak laulu yakni acara malam malaulu. Acara ini adalah acara dari pihak saudara ibu. Malam malaulu dilaksanakan sebelum akad nikah. Malam malaulu merupakan dimana pengantin perempuan minta izin kepada laulunya untuk melaksanakan nikah. Sementara pihak laulu menyiapkan atau memberi hantaran kepada pengantin berupa bakal baju, dan bekal rumah tangga seperti tempat makan piring, gelas, sendok dan bahan makanan lainnya. Sebelum hantaran diberikan kepada pengantinnya, acara ini biasanya di selinggi oleh kesenian nandong. Pada acara malam malaulu, syair-syair nandong Universitas Sumatera Utara yang dilantukan biasanya berupa nasehat tentang pernikahan atau bercerita tentang kasih sayang. Para seniman nandong biasanya di undang untuk melakukan pertunjukan. Seniman nandong ini tidak hanya bernandong pada acara malam malaulu tetapi seniman nandong juga akan begendang ketika menjemput pengantin pria atau dalam bahasa Simeulue dikenal dengan sebutan marapurai untuk disandingkan dirumah anak daro pengantin wanita untuk resepsi pernikahan. Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI KESENIAN NANDONG

3.1. Nandong

Dalam banyak hal Manusia akan menggunakan istilah di dalam kehidupan sehari-harinya. Baik dalam bentuk isyarat pada orang lain maupun dalam bentuk dalam bahasa sehari-hari dalam pergaulan. Setiap daerah pasti memiliki sebuah bahasa daerah dalam mengungkapkan sesuatu, hasil dari pengungkapan inilah yang kemudian dijadikan suatu penghayatan atau menjadi istilah baru dalam kehidupan masyarakat tersebut. Nandong berasal dari bahasa Simeulue, yang artinya Senandung. Senandung ini Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia Daryianto, 1998:522 senandung berarti nyanyian dengan suara lembut atau lantunan lagu dengan suara lembut untuk menghibur hati. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia 1991:909 senandung ialah nyanyian kecil dengan suara lembut atau alunan lagu dengan suara lembut untuk menghibur diri atau menidurkan bayi. Senandung menjadi suatu istilah Nandong disebabkan pengaruh bahasa di Simeulue. Ejaan Simeulue yang menggunakan bahasa jame kebanyakan berakhiran “o”, sehingga senandung menjadi senandong. Dan lama kelamaan kata senandung sekarang sering disebut dengan Nandong. Universitas Sumatera Utara