Tujuan Penelitian Merek Merek 1 Pengertian Merek

Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola pada SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan”. 1.2 Perumusan Masalah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka munculah pertanyaan penelitian sebagai berikut :“Apakah Ekuitas Merek Coca-Cola Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola pada SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Ekuitas Merek Coca-Cola Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola pada SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Produsen

Sebagai bahan masukan bagi produsen Coca-Cola di dalam kegiatan pemasaran produknya, sehingga dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli di masyarakat.

1.4.2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta memperluas wawasan penulis mengenai manajemen pemasaran dan juga tentang keputusan pembelian . Universitas Sumatera Utara

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan atau sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang, yang berkenaan dengan masalah ekuitas merek terhadap keputusan pembelian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Merek

2.1. 1 Pengertian Merek

Merek merupakan bisnis yang menarik untuk dikerjakan. Merek memiliki keberadaan tersendiri dan hampir selalu merefleksikan sikap, kekuatan, dan keahlian manajernya. Ini berarti merek menyerap yang terbaik, dan yang terburuk dari apa yang kita tawarkan, dan itu cukup untuk memberikan seorang manajer merek yang bagus. Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Entitas adalah sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda, Patricia, 2004 : 4. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah Universitas Sumatera Utara

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan atau sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang, yang berkenaan dengan masalah ekuitas merek terhadap keputusan pembelian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Merek

2.1. 1 Pengertian Merek

Merek merupakan bisnis yang menarik untuk dikerjakan. Merek memiliki keberadaan tersendiri dan hampir selalu merefleksikan sikap, kekuatan, dan keahlian manajernya. Ini berarti merek menyerap yang terbaik, dan yang terburuk dari apa yang kita tawarkan, dan itu cukup untuk memberikan seorang manajer merek yang bagus. Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Entitas adalah sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda, Patricia, 2004 : 4. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah Universitas Sumatera Utara trademark merek dagang yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis, Darmadi, 2001 : 1. Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Defenisi ini memiliki kesamaan dengan defenisi versi American Marketting Association yang menyatakan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Tabel 2.1 Elemen Merek No Elemen Tangible dan Visual Elemen Intangible Referensi 1 Simbol dan slogan Identitas, merek korporat, komunikasi terintegrasi, relasi pelanggan Aaker 1992 2 Nama, logo, warna, brandmark, dan slogan iklan ---- Bailey Schechter 1994 3 Nama, merek dagang Positioning, komunikasi merek Biggar Selame 1992 4 Kapabalititas fungsional, nama, proteksi hokum Nilai simbolis, layanan, tanda kepemilikan, shorthand notation De Chernatony 1993 5 Fungsionalitas Representasionalitas De Chernatony Mc William 1989 6 Kehadiran dan kinerja Relevansi, keunggulan, ikatan khusus Dyson, Farr Hollis 1996 Universitas Sumatera Utara 7 Nama unik, logo, desain grafis dan fisik ---- Grossman 1994 8 Bentuk fisik Kepribadian, relasi, budaya, refleksi, citra diri Kapferer 1997 9 Nilai fungsional Nilai sosial dan personal O’Malley 1991 Secara garis besar, elemen-elemen diatas dijabarkan menjadi nama merek brand names, URL Uniform Resource Locators, logo, simbol, karakter, juru bicara spokespeople, slogan, jingles, kemasan, dan signage, Keller, 2003. Menurut Paiva Costa, 1998 nama merek bisa didasarkan pada sejumlah aspek diantaranya : 1. Nama orang. Secara historis, praktik person based brands merupakan norma umum yang berlaku dalam sejumlah bisnis, seperti jasa pengacara, akutan publik, konsultan, dan dokter. 2. Nama tempat geographic brand names. Baik tempat asal ditemukannya, dikembangkannya maupun tempat dijualnya produk atau jasa bersangkutan. Contohnya antara lain Hotel Solo, Jakarta Post, PSMS, dan lainnya. 3. Nama ilmiah yang diciptakan invented scientific names, biasanya dari bahasa Latin atau Yunani. Contohnya Caligraph Typewriter tulisan indah, Cuticura Soap perawatan kulit, dan lainnya. 4. Nama status status names, contohnya Crown Piano, Victor Bicycles dan lainnya. 5. Good Association names contohnya Ivory Soap, Quaker Oats semuanya berasosiasi positif dengan kemurnian, kehalusan, dan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 6. Artificial names, nama yang jadi tidak mengandung makna khusus contohnya Kodak dan Uneeda Biscuit. 7. Descriptive names yaitu nama merek yang menggambarkan manfaat atau aspek kunci produk, contohnya Obat Gosok Tjap Onta, Kojok Moestadjab, dan lainnya. 8. Alpha Numeric brand names yakni nama merek yang mengandung unsur angka, baik dalam bentuk digit maupun tertulis, contohnya obat nyamuk Tiga Roda, rokok Dji Sam Soe 234, kacang Dua Kelinci dan lainnya. Istilah merek sebenarnya memiliki banyak interpretasi dan tidaklah mudah membedakannya dengan produk dan market offering. Menurut Prof. Leslie de Chernatony sebagai professor brand marketing dari University of Birmingham, mengidentifikasi setidaknya 14 interpretasi terhadap merek, yang dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu : 1. Interpretasi berbasis input, yaitu branding dipandang sebagai cara para manajer mengalokasikan sumber dayanya dalam rangka meyakinkan konsumen. 2. Interpretasi berbasis output, yaitu interpretasi dan pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek memberikan nilai tambah bagi mereka. 3. Interpretasi berbasis waktu, yaitu menekankan branding sebagai proses yang berlangsung terus-menerus. Ketiga kategori ini kemudian dijabarkan menjadi 14 macam interpretasi, yakni dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Interpretasi Terhadap Merek No INTERPRETASI DESKRIPSI A. Perspektif Input 1 Merek sebagai logo Merek didefenisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya daribarang dan jasa para pesaingnya. 2 Merek sebagai instrumen hokum Merek mencerminkan hak kepemilikan yang dilindungi secara hukum. 3 Merek sebagai perusahaan Merek mempretasikan perusahaan, dimana nilai-nilai korporat diperluas ke berbagai macam kategori produk. 4 Merek sebagai shorthand Merek memfasilitasi dan mengakselerasi pemrosesan informasi konsumen. 5 Merek sebagai penekan risiko risk reducer Merek menekan persepsi konsumen terhadap resiko misalnya resiko kinerja, resiko finasial, resiko sosial, dan resiko psikologis. 6 Merek sebagai positioning Merek diinterpretasikan sebagai wahana yang memungkinkan pemiliknya untuk mengasosiasikan penawarannya dengan manfaat fungsional tertentu yang penting, bisa dikenali, dan dinilai penting oleh para konsumen. Universitas Sumatera Utara 7 Merek sebagai kepribadian Merek memiliki nilainilai emosional atau kepribadian yang bias sesuai dengan citra diri konsumen baik citra actual, citra aspirasional, maupun citra situasional. 8 Merek sebagai serangkaian nilai Merek memiliki serangkaian nilai yang mempengaruhi pilihan merek. Empat nilai utama yaitu inovasi berkualitas, fun, a sense of challenge, dan value for money. 9 Merek sebagai visi Merek merupakan visi para manajer senior dalam rangka membuat dunia ini semakin baik. Dengan kata lain, merek mencerminkan apa yang diwujudkan dan ditawarkan oleh para manajer senior kepada masyarakat luas. 10 Merek sebagai penambah nilai Merek merupakan manfaat ekstra fungsional dan emosional yang ditambahkan pada produk atau jasa inti dan dipandang bernilai oleh konsumen. 11 Merek sebagai identitas Merek memberikan makna pada produk dan menetukan identitasnya, baik dalam hal ruang maupun waktu. B. Perspetif Output 12 Merek sebagai citra Merek merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek 13 Merek sebagai relasi Oleh karena merek bisa dipersonifikasikan, maka para pelanggan bisa menjalin relasi dengannya. Merek membantu pelanggan melegitimasi pandangan atau pemikirannya terhadap dirinya sendiri. C. Perspektif Waktu 14 Merek sebagai evolving entity Merek bertumbuh seiring perubahan permintaan pelanggan dan persaingan. Akan tetapi, yang berubah adalah peripheral values, sementara core values Universitas Sumatera Utara jarang berubah. Sumber : de Chernatony 2003 Dalam menentukan suatu kebijakan merek, perusahaan memerlukan strategi merek. Menurut Kotler : 2004, strategi merek ada 5lima pilihan antara lain: 1. Merek baru new brand Yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk baru. Strategi ini paling sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan. 2. Perluasan lini line extension Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan, dan sebagainya, pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama. 3. Perluasan merek brand extension Yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk baru, atau strategi menjadikan semua produk memiliki merek yang sama. 4. Multi-merek multibrand Yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan ini produknya sama, tetapi mereknya berbeda sehingga sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. 5. Merek bersama co-brand Yaitu dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam satu Universitas Sumatera Utara tawaran. Tiap sponsor merek mengharapkan bahwa merek lain akan memperkuat preferensi merek atau minat pembeli. Menurut Kotler : 2007, menyatakan bahwa merek-merek kuat dunia memiliki sepuluh karakteristik yang hampir serupa, antara lain : a. Merek tersebut unggul dalam memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan oleh konsumen. b. Merek tersebut selalu relevan dan selalu bisa menyesuaikan diri dengan selera konsumen, kondisi pasar terkini, dan tren pelanggan. c. Strategi penetapan harga didasarkan pada persepsi konsumen tentang nilai, seperti mengoptimalkan harga, biaya, dan mutu. d. Merek tersebut diposisikan secara tepat. e. Perusahaan konsisten dalam menyampaikan pesan mengenai merek kepada konsumen. f. Hirarki dan portofolio merek tersebut masuk akal, mudah dipahami, dan dikembangkan. g. Merek tersebut dapat memberikan manfaat dan mengkoordinasikan daftar lengkap kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membangun ekuitas merek. h. Manajer merek dapat memahami pengertian merek untuk konsumen. i. Merek tersebut telah mendapatkan dukungan yang kuat dan memadai dari litbang perusahaan. j. Perusahaan harus selalu memantau berbagai sumber ekuitas merek. Menurut Darmadi: 2004, merek lebih dari sekedar jaminan kualitas Universitas Sumatera Utara karena di dalam sebuah merek mencakup 6 pengertian sebagai berikut: 1. Atribut produk Dalam sebuah merek tercakup berbagai atribut produk seperti kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain. 2. Manfaat Sebuah merek harus bisa menerjemahkan manfaat fungsional dan manfaat emosional yang ingin disampaikan produsen kepada konsumen. 3. Nilai Merek akan menyatakan suatu nilai produsennya di mata masyarakat. 4. Budaya Sebuah merek akan menggambarkan budaya tertentu serta sifat dan perilaku yang terkandung dalam budaya tersebut. 5. Kepribadian Produsen sering kali menggunakan kepribadian sosok yang terkenal untuk membantu membangun citra merek. 6. Pemakai Merek akan menunjukkan kelompok konsumen yang akan membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. Dengan demikian merek dapat memberi nilai tambah pada nilai yang ditawarkan oleh produk kepada pelanggannya yang dinyatakan sebagai merek yang memiliki ekuitas merek Brand Equity Aaker dalam Astuti dan Cahyadi, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2 Ekuitas Merek

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekuitas Merek dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung di Kota Medan

13 129 145

Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola Pada Siswa/Siswi Smu Kecamatan Tanjung Rejo Medan

1 75 146

Analisis Pengaruh Strategi Merek Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Pocari Sweat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2 53 100

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel Flash di Grapari Selecta Medan

6 102 217

Pengaruh Ekuitas Merek Produk Minuman Coca-Cola Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Cafe Alumni ‘FEMI’ Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

1 54 94

Pengaruh Ekuitas Merek Minuman Berkarbonasi Merek Fanta Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan

0 37 125

Pengaruh Kualitas Produk Dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Tas Skateboard Merek Bears Di CV. Cipta Busana Esa Bandung

1 15 1

Pengaruh Ekuitas Merek dan Motivasi Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Jaket Merek Airplane Di Distro Airplane System Bandung

0 8 1

Pengaruh Kualitas Produk Dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pakaian Muslim Wanita Merek Zoya Di Bandung Indah Plaza

0 5 1

Pengaruh Ekuitas Merek dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung di Kota Medan

0 0 11