sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu dengan kriteria
bahwa siswasiswi yang dijadikan sampel adalah orang yang telah melakukan pembelian terhadap produk Coca-Cola. Untuk teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin Umar 2008:78 sebagai berikut:
Dimana : n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi e
= Batas kesalahan Dengan demikian, jumlah sampel yang diperoleh adalah :
� = 3,017
1 + 3,0170,5
2
= 3,017
755,25 = 99,9
Pada penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang dengan kriteria
SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan .
3.7 Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek
penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.
b. Data Sekunder, Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui
studi dokumentasi yang dapat menjadi referensi pendukung yaitu berupa buku, internet.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Metode pengumpulan data
a. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.
b. Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam- macam buku, jurnal-jurnal ilmiah, majalah, internet yang menjadi
bahan referensi pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang memberikan landasan bagi perumusan hipotesis, penyusunan
kuesioner, dan pembahasan teoritis. c.
Pengamatan Observasi Mengumpulkan data yang dilakukan dengan meninjau dan
mengamati secara langsung sejauh mana produk minuman ringan
Coca-Cola dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
3.9 Uji validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Valid diartikan bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur Sugiyono 2008: 172. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuestioner adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan tersebut valid 2. Jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan tersebut tidak valid. 3. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total
correlation. Uji Validitas kuestioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi Software SPSS versi 16.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel
Brand Awareness Kesadaran Merek
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan 1.
Coca–cola minuman ringan pertama yang muncul saat ingin membeli
minuman ringan. 0.642
Valid
2. Coca–cola adalah produk minuman
ringan yang sudah sangat terkenal dikalangan umum.
0.655 Valid
3. Saya mengingat dengan baik logo dari
produk minuman Coca–cola 0.548
Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel Brand Awareness Kesadaran Merek memiliki nilai yang lebih besar
dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel Brand Awareness Kesadaran Merek yang digunakan
adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel
Perceived Quality Persepsi Kualitas
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan 1.
Kualitas produk minuman ringan Coca–cola baik.
0.597 Valid
2. Produk minuman Coca–cola aman
dikonsumsi. 0.399
Valid
Universitas Sumatera Utara
3. Produk minuman Coca–cola sesuai
dengan kebutuhan. 0.479
Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel Perceived Quality Persepsi Kualitas memiliki nilai yang lebih besar
dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel Perceived Quality Persepsi Kualitas yang digunakan
adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel
Brand Associaton Asosiasi Merek
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan 1.
Rasa dari minuman ringan Coca– Cola menyegarkan.
0.804 Valid
2. Setelah makan adalah waktu yang
tepat mengkonsumsi Coca–cola. 0.757
Valid 3.
Seluruh dunia sudah kenal dengan merek Coca–Cola.
0.715 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel Brand Association Asosiasi Merek memiliki nilai yang lebih besar
dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel Brand Association Asosiasi Merek yang digunakan
adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel
Brand Loyalty Loyalitas Merek
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan
1. Berkomitmen akan tetap
mengkonsumi produk minuman ringan Coca–cola
0.923 Valid
2. Merekomendasikan merek minuman
Coca–cola kepada orang lain. 0.878
Valid 3.
Terbiasa mengkonsumsi Coca–cola. 0.873
Valid 4.
Merasa puas terhadap merek minuman Coca–cola.
0.822 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel Brand Loyalty Loyatitas Merek memiliki nilai yang lebih besar dari
0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel Brand Loyalty Loyatitas Merek yang digunakan adalah valid dan
dapat digunakan dalam penelitian. Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan
1. Yakin memilih Coca–cola sebagai
pilihan pertama ketika memutuskan untuk membeli produk minuman
Coca–cola. 0.935
Valid
2. Bila harga dari Coca–cola naik, tetap
akan membeli Coca–cola. 0.930
Valid 3.
Saat ada merek lain dari produk 0.952
Valid
Universitas Sumatera Utara
minuman ringan, tetap akan memilih Coca–cola.
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel Keputusan Pembelian Konsumen memiliki nilai yang lebih besar
dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel Keputusan Pembelian Konsumen yang digunakan adalah
valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran realibilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran
sekali saja dan uji statistik yang
digunakan dan
dipakai adalah
Cronbach Alpha. Dimana suatu variabel dikatakan relibel jika memberikan nilai Cronchbach Alfa 0,60 Ghozali, 2003. Berdasarkan output diperoleh koefisien
realibilitas tinggi 0,60, maka variabel – variabel yang digunakan adalah
reliable. Tabel 3.8
Reliability Statistics Brand Awareness
Cronbachs Alpha
N of Items .734
3
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.8 dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas jawaban responden pada penelitian Brand Awareness ini menghasilkan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,734. Nilai yang dihasilkan 0,06 sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliable untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.9
Reliability Statistics Perceived Quality
Cronbachs Alpha
N of Items .632
3
Dari Tabel 3.9 dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas jawaban responden pada penelitian Perceived Quality ini menghasilkan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,632. Nilai yang dihasilkan 0,06 sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliable untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.10
Reliability Statistics Brand Association
Cronbachs Alpha
N of Items .762
3
Dari Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas jawaban responden pada penelitian Brand Association ini menghasilkan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,762. Nilai yang dihasilkan 0,06 sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliable untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.11
Reliability Statistics Brand Loyalty
Cronbachs Alpha
N of Items
Universitas Sumatera Utara
Reliability Statistics Brand Loyalty
Cronbachs Alpha
N of Items .859
4
Dari Tabel 3.11 dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas jawaban responden pada penelitian Brand Loyalty ini menghasilkan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,859. Nilai yang dihasilkan 0,06 sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliable untuk digunakan dalam penelitian
Tabel 3.12
Reliability Statistics Keputusan Pembelian
Cronbachs Alpha
N of Items .904
3
Dari Tabel 3.12 dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas jawaban responden pada penelitian Keputusan pembelian menghasilkan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,904. Nilai yang dihasilkan 0,06 sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliable untuk digunakan dalam penelitian.
3.10 Teknik Analisis
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data. Metode ini memberikan gambaran yang jelas mengenai mahasiswa tentang
pengaruh kesadaran merek X
1
, asosiasi merek X
2
, persepsi kualitas X
3
, loyalitas merek X4 yang mempengaruhi keputusan pembelian
pada produk minuman ringan Coca-Cola pada SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo
Medan Y.
Universitas Sumatera Utara
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel
dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. 2. Uji Heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians
residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedasitas. Model yang paling baik
apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terdapat terdapat korelasi antara
variabel bebas maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
bebas. Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan:
1. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius. 2. Bila VIF 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang
serius.
Universitas Sumatera Utara
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruhhubungan variabel bebas kesadaran merek X
1
, asosiasi merek X
2
, persepsi kualitas X
3
loyalitas merek X
4
dan variabel terikat keputusan pembelian
pada produk minuman ringan Coca-Cola pada SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo Medan
Y. Agar hasil penelitian lebih terarah dan teruji maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.00.
Perhitungan Persamaan Regresi Linear Berganda:
Y= a + b1x1 + b2x2 + b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e
Keterangan: a
= Konstanta X
1
= Faktor Kesadaran Merek X
2
= Faktor Asosiasi Merek X
3
= Faktor Persepsi Kualitas X
4
= Faktor Loyalitas Merek Y = Keputusan Pembelian
pada produk minuman ringan Coca- Cola pada SiswaSiswi SMU Kecamatan Tanjung Rejo
Medan Y
b1…b4 = Koefisien regresi. e
= Nilai error atau nilai sisa residual
3.10.4 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika R
2
semakin mengecil mendekat nol, maka dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
3.10.5 Uji Hipotesis
A. Uji Signifikansi Simultan Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah: H
: b
1
,b
2
,b
3,
b
4
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H : b
1
,b
2
,b
3,
b
4
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5. B. Uji Signifikansi Parsial Uji-T
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
H ; b
1
= 0 Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. H
a
: b
1
≠ 0
Universitas Sumatera Utara
Artinya secara pasrial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Coca-Cola.
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, America Serikat.
Dialah yang pertama kali mencampur sirup caramel yang kemudian dikenal sebagai Coca–cola. Frank M. Robinson adalah sahabat sekaligus akuntan John,
menyarankan nama Coca–Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian ia menciptakan nama dengan
huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan akhirnya lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Coca-Cola adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran dan mesin penjaja di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh
The Coca-Cola Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja merek dagang terdaftar The Coca-Cola Company di America Serikat sejak 27
Maret 1944. Awalnya ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, dan akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya
Universitas Sumatera Utara
berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.
Asa Griggs Candler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-
Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain
warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan, dan jam dipakai untuk memasyarakatkan
nama Coca-Cola dan mendorong penjualan. Upaya mengiklankan merek Coca- Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan
konsumen dianjurkan membeli Coca-Cola dengan kata berikut : “Mintalah Coca- Cola sesuai namanya secara lengkap ; nama sebutan hanya akan mendorong
penggantian produk lain”. Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun ini
juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Perusahaan ini memproduksi konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-Cola berlisensi dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak eksklusif
dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur dengan air yang telah disaring dan pemanis.
pabrik-pabrik tersebut kemudian menjual, mendistribusikan, dan memasarkan Coca-Cola ke toko-toko eceran dan mesin penjaja. Coca-cola Enterprises adalah
contoh pabrik Coca-Cola yang merupakan pabrik Coca-Cola terbesar di America
Universitas Sumatera Utara
Utara dan Eropa Barat. The Coca-Cola Company juga menjual konsentrat untuk air air mancur soda di sejumlah restoran besar dan distributor jasa makanan.
Menurut Interbrand pada tahun 2011, Coca-Cola adalah merek terkenal didunia. Adapun jenis-jenis Coca-Cola yang sudah diperkenalkan adalah new
coke, diet coke, Coca-Cola C2, Coca-Cola Zero, Cherry Coke, Vanilla Coke, Coca-Cola with Lime dan Raspberry Coke. The Coca-Cola Company juga pernah
mengeluarkan minuman cola lain dengan merek Coke, yang paling umum adalah Diet Coke, kemudian Caffein-Free Coca-Cola, Diet Coke Caffein-Free, Coca-
Cola Cherry, dan beberapa versi khusus berperisa lemon, jeruk nipis, atau kopi. Di Indonesia, Coca-Cola pertama kali hadir sekitar tahun 1927, ketika
Netherland Indische Mineral Water Fabrieck Pabrik Air Mineral Hindia Belanda membotolkan untuk pertama kalinya di Jakarta. Produksi Coca-Cola
lumpuh pada jaman penjajahan Jepang 1942-1945 tetapi tepat setelah kemerdekaan Republik Indonesia pabrik tersebut beroperasi dibawah nama The
Indonesia Botteling Ltd Nv IBL dengan status perusahaan nasional. Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal didirikannya pabrik
pembotolan modern pertama di Indonesia dengan nama baru PT. The Jaya Beverages Bottling Company. Tercatat sampai saat ini 11 pabrik Coca-Cola
beroperasi di berbagai propinsi di Indonesia, berturut-turut berdasarkan tahun pendiriannya adalah Jakarta 1971, Medan 1973, Surabaya 1976, Semarang
1976, Ujung Pandang 1981, Bandung 1983, Padang 1985, Bali 1985, Manado 1985, Banjarmasin 1981, dan Lampung 1995.
Pada tahun 2000 tiga perusahaan baru Coca-Cola di Indonesia didirikan, yaitu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia CCBI, PT. Coca-Cola Amatil
Universitas Sumatera Utara
Indonesia, dan PT. Coca-Cola Distribution Indonesia CCDI. Di Indonesia, Coca-Cola diproduksi oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia terdapat 3 versi,
yaitu: 1. Coca-Cola, minuman berkarbonasi rasa kola
2. Diet Coke, versi diet dari Coca-Cola 3. Coca-Cola Zero, versi tanpa kalori dari Coca-Cola
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh PT. Coca-Cola Amatil Indonesia diproduksi langsung di Indonesia. Produk berasal dari bahan baku
pilihan berkualitas tinggi dan diproses melalui beberapa tahap, yaitu : a. Penyiapan bahan
b. Pencampuran c. Pencucian
d. Pengisian e. Penutupan
f. Pengkodean g. Pemeriksaan
h. Pengemasan i. Pengangkutan
Produk Coca-Cola didistribusikan melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut diangkut oleh truk
berukuran besar kemudian didistribusikan ke pedagang-pedagang eceran dengan kendaraan yang lebih kecil. Diperkirakan lebih dari 80 produk-produk Coca-
Cola dijual melalui para pengecer dan grosir, dimana 90 diantaranya berasal
Universitas Sumatera Utara
dari kategori pengusaha usaha kecil, dan mereka memperkerjakan kurang dari 5 karyawan dengan omset penjualan pertahun kurang dari Rp. 1 Milyar.
Selain bertindak sebagai produsen dan distributor, perusahaan PT. Coca- Cola Amatil Indonesia memasarkan dan menjual produk Coca-Cola melalui lebih
dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia, memastikan bahwa produknya selalu tersedia dimana saja, dan kapan saja. Saluran penjualannya
terdiri dari Foodstores supermarket dan minimarket diseluruh Indonesia dan General Trade outlet tradisional. Dengan terbatasnya sumber daya dan
kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus berkomitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas disektor informal, Coca-
Cola Amatil Indonesia juga terdorong untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung Indirect Distribution
berbasis usaha kecil dan Menengah UKM melalui Manage Third Party MTP model di Indonesia. Sementara melalui saluran Modern Immediate Consumption
MIC, Coca-Cola Amatil Indonesia bekerjasama dengan berbagai hotel, restoran, dan kafe ternama untuk memberikan penawaran menarik kepada para konsumen.
4.2 Hasil Penelitian