C. Kerangka Pikir
Peneliti menemukan masalah-masalah dan faktor pendukung untuk dikembangkannya multimedia pembelajaran berbasis adobe flash. Masalah-masalah
yang ditemukan yaitu adanya 82.3 siswa-siswi kelas XII kompetensi keahlian Administrasi perkantoran yang merasa kesulitan dalam mempelajari Standar
Kompetensi Memproses Perjalanan Bisnis. Siswa merasa banyak hafalan, banyak istilah yang sulit dipahami dan pelajaran kurang menarik. Ada pula 60.2 siswa-siswi
yang tidak tertarik pada media LKS yang diberikan guru namun fasilitas pada sekolah mendukung penggunaan multimedia pembelajaran. Guru pengampu Standar
Kompetensi Memproses Perjalanan Bisnis belum dilatih untuk mengembangkan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash. Faktor pendukung yang ditemukan
yaitu tersedia proyektor pada setiap kelas yang dapat menampilkan media presentasi, laboratorium komputer khusus untuk kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran
yang didalamnya terdapat 33 unit personal komputer dengan spesifikasi yang mendukung penggunaan adobe flash. Demikian maka peneliti melakukan Penelitian
Pengembangan Multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash pada Standar Kompetensi Memproses Perjalanan Bisnis.
Tahap-tahap Pengembangan
multimedia pembelajaran
ini dirancang
menggunakan ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation yang dimodifikasi menjadi ADDI Analysis, Design, Development, and
Implementation. Analisis
merupakan kebutuhan
yang setelahnya
akan mempertimbangkan penentuan dari isi materi yang sesuai dengan kurikulum
Kompetensi Keahlian Administrasi perkantoran dan dikembangkan menggunakan Adobe Flash. Selanjutnya pada tahap perancangan akan dilakukan pembuatan desain
media pembelajaran. Tahap development berupa realisasi multimedia flash yang telah di desain.
Setelah dikembangkan dengan aplikasi Adobe Flash CS, maka multimedia pembelajaran Adobe Flash akan diuji oleh ahli materi dan ahli media yang berkaitan
dengan keahliannya masing-masing. Apabila ada masukan berupa saran dan kritik maka multimedia flash akan di revisi agar lebih baik lagi. Setelah mendapatkan
validasi dari ahli media dan ahli materi maka multimedia flash akan di uji coba kepada siswa SMK Kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran. Jika hasil uji coba produk
multimedia tersebut memiliki kelayakan maka produk dapat implementasikan.
Gambar 4. Kerangka Pikir
51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang tepat untuk penelitian tentang pembuatan Multimedia Pembelajaran Adobe Flash adalah Research and Development Penelitian dan
Pengembangan. Research and Development dapat didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sistematis, bertujuandiarahkan untuk mengembangkan,
menghasilkan, menguji keefektifan produk yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan bermakna. Research and Development telah ikut memberikan
sumbangan yang besar pada inovasi pendidikan. Berbagai pengembangan teknologi lahir seperti multimedia pembelajaran Adobe Flash, model pembelajaran, rekayasa
kurikulum, dan penyediaan peralatan dalam mengajar. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan menggunakan prosedur ADDIE
Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluations namun peneliti memodifikasi tahapan tersebut dengan meniadakan tahap Evaluasi menjadi ADDI
Analysis, Design, Development, Implementation. Penelitian pengembangan ini meniadakan tahapan evaluasi karena peneliti hanya mengembangkan produk
multimedia pembelajaran hingga dinyatakan layak digunakan.