7.Operational product revision, yaitu melakukan perbaikanpenyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan
sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi. 8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model
operasional yang telah dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan
melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. 9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model
yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir final. 10. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan
produkmodel yang dikembangkan kepada khalayakmasyarakat luas, terutama dalam kancah pendidikan.
c. Model Luther
Buku tentang Multimedia Interaktif dengan Flash yang ditulis oleh Aristo Hadi Sutopo 2003: 32-48 membahas tentang modifikasi tahap-tahap pengembangan
Luther 1994. Tahap-tahap pengembangan perangkat lunak berbasis flash tersebut terdiri dari 6 tahapan yaitu sebagai berikut:
Gambar 3. Metode Pengembangan Multimedia Luther yang dimodifikasi 1. Concept
Tahap konsep adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program. Selain itu menentukan macam aplikasi presentasiinteraktif dan
tujuan aplikasi hiburanpelatihanpembelajaran 2. Design
Desain adalah tahap pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan, dan kebutuhan materialbahan untuk program. Spesifikasi
dibuat serinci mungkin sehingga pada tahap berikutnya, yaitu material collecting dan assembly, pengambilan keputusan baru tidak diperlukan lagi,
cukup menggunakan keputusan yang sudah ditentukan pada tahap ini. Meskipun demikian, pada praktiknya, pengerjaan proyek pada tahap awal
masih akan sering mengalami penambahan bahan atau pengurangan bagian aplikasi, atau perubahan-perubahan lain.
3. Material Collecting
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Bahan-bahan tersebut, antara lain gambart, foto, animasi, video, dan
audio yang dapat diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihak lain sesuai dengan rancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan secara
paralel dengan tahap assembly. Namun, pada beberapa kasus, tahap material collecting dan tahap assembly akan dikerjakan secara linear dan tidak paralel.
4. Assembly Tahap assembly pembuatan adalah tahap dimana semua objek atau bahan
Multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design. 5. Testing
Dilakukan setelah
selesai tahap
pembuatan dengan
menjalankan aplikasiprogram dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini
disebut juga sebagai tahap pengujian alpha alpha test dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri.
6. Distribution Tahapan dimana aplikasi disimpan dalam suatu media penyimpanan. Pada
tahap ini jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut.
B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Anggraeni 2015 tentang
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Adobe Flash
CS5 untuk SMK Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Pada Kompetensi Dasar Menguraikan Sistem Informasi Manajemen” menggunakan
metode penelitian Pengembangan Research and Development. Hasil penelitian ini yaitu: Proses penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yang diadaptasi
dari model penelitian pengembangan versi ADDIE. Adapun tahapan tersebut yaitu: Tahap analisis meliputi studi lapangan dan studi literature. Tahap Design meliputi
pembuatan flowchart dan storyboard. Tahap development meliputi pembuatan produk media pembelajaran dari ahli materi dan ahli media. Tahap implementation
dilakukan dua siklus yaitu uji kelompok kecil yang melibatkan 4 siswa dan besar yang melibatkan 27 siswa, 2 hasil penilaian ahli materi pada aspek pembelajaran
mendapatkan skor 3.7 dengan kategori baik dan aspek isi mendapatkan skor 4 dengan kategori baik. Hasil penilaian ahli media pada aspek tampilan mendapat
skor rata-rata 4.3 dengan kategori sangat baik dan aspek pemrograman mendapat skor rata-rata 4.5 dengan kategori sangat baik, 3 hasil uji coba pada peserta didik
mendapatkan skor rata-rata 4.6 dengan kategori sangat baik, 4 dan kelayakan media pembelajaran berdasarkan ahli materi adalah 3.8 dengan kategori baik, ahli
media adalah 4,4 dengan kategori sangat baik dan siswa dengan kategori 4,6 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif layak digunakan sebagai media