Strategi Pemantapan Sistem Manajemen

Etika Organisasi Pemerintah 88 fungsional sehingga akan mengurangi tingkatan hirarki, bentuk organisasi berubah ke arah matriks dan flat; b. Tugas-tugas DepartemenLPND sebagai berikut: 1 Instansi pusat perlu difokuskan pada i Penentuan kebijakan policy, ii Perencanaan berskala nasionalregional, iii Pembinaan dan pengarahan melalui pengembangan norma, prinsip, standar, sesuai sektornya, iv Desentralisasi perijinan, v Operasionalisasi tugas kedinasan; dan vi Pembinaan Daerah; 2 Tugas-tugas operasional pada Skala regional dan lokal dapat didekonsentrasikan dan didesentralisasikan pada provinsi atau kabupaten; 3 Sejauh mungkin memanfaatkan potensi masyarakat melalui pola kerjasama dengan fihak swasta, privatisasi, maupun sistem kontrak; dan c. Tugas-tugas Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota; 1 Tugas Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota yang berkaitan dengan instansi pusat, harus mengacu pada pembinaan teknis dari instansi sektoral yang berwenang, 2 Kebijaksanaan teknis mengacu pada pedoman yang ditetapkan instansi aparat pusat yang berwenang dan memiliki kompetensi, dan 3 Mengembangkan sistem dan prosedur pelayanan prima. Dalam rangka peningkatan kehidupan demokrasi, perluasan partisipasi, peningkatan pembangunan daerah dan pemberian pelayan kepada masyarakat diperlukan desentralisasi pemerintahan yang merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan administrasi negara. Desentralisasi akan Modul Diklat Prajabatan Golongan III 89 mempermudah unsur administrasi negara di daerah untuk menentukan kebijaksanaan atau pemberian perizinan tanpa harus menunggu lebih lama. Desentralisasi merupakan inti otonomi daerah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan pembangunan daerah. Sehubungan dengan itu program pengembangan otonomi di daerah Tingkat II KabupatenKota harus lebih ditekankan pada pelayanan dan kebijaksanaan yang dihasilkan. Di samping itu, otonomi harus lebih memungkinkan semakin tumbuhnya pemerintahan dan masyarakat daerah dalam mendorong bertumbuhkembangnya potensi sosial dan ekonomi daerah.

3. Strategi Pemantapan Sistem Manajemen

Dengan makin besarnya peran masyarakat dalam pembangunan, maka peran aparatur negara perlu lebih difokuskan sebagai agen pembaharuan, melalui pengembangan sistem manajemen kebijaksanaan publik public policy management development, sehingga peran aparatur akan berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat dan dunia usaha. Dalam pelayanan masyarakat harus terus menerus diusahakan dengan menerapkan standar pelayanan prima dengan prinsip cepat, tepat, mudah, memuaskan, transparan Etika Organisasi Pemerintah 90 dan non diskriminatif dengan berlandaskan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pertimbangan efisiensi. Kepuasan masyara kat hendaknya menjadi obsesi bagi setiap aparat, seirama dengan peningkatan efisiensi, dan kesejahteraan masyarakat. Kualitas aparatur antara lain dapat dilihat dari kriteria, seperti: kesederhanaan prosedur, kemudahan pencapaian aksesibilitas, keamanan, kenyamanan, kecepatan dan ketepatan pelayanan. Sistem informasi yang dikembangkan adalah untuk menjamin manajemen pembangunan terlaksana dengan efisien, efektif dan akuntabel. Selain itu, juga harus dapat menjamin tersedianya informasi yang diperlukan dunia usaha dan masyarakat. Dengan menjamin tersedianya informasi yang diperlukan dunia usaha dan masyarakat. Dengan demikian, dunia usaha dan masyarakat dapat menjadi bagian dari masyarakat yang terus belajar learning community, mengacu kepada masyarakat madani yang berdaya saing tinggi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui jaringan komputerisasi, maka sistem informasi manajemen pemerintahan akan lebih mudah diakses untuk mendukung manajemen kebijaksanaan pembangunan. Pemanfaatan sistem informasi tersebut akan terwujud apabila sistem manajemen dilaksanakan secara lebih transparan yang memungkinkan saling memberi dan menerima informasi. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 91

4. Strategi