Latihan Contoh Kasus Pertama: Guru Dan Tabungan

Etika Organisasi Pemerintah 100 dan etika aparatur pemerintah. 6. Secara metodologi, pendekatan untuk meningkatkan standar etika organisasi pemerintah dapat pula dilakukan dengan beberapa pendekatan seperti: Pendekatan Larangan, Pendekatan Untung-Rugi, Pendekatan Sistem, dan Pendekatan Kerjakan. 7. Komitmen nasional untuk meningkatkan standar etika organisasi pemerintahan tercermin sejak GBHN 1999-2004 yang mencakup komitmen untuk membersihkan aparatur negara dari praktik-praktik KKN, meningkatkan kualitas dan kesejahteraan serta keprofesionalan aparatur penyelenggara negara dengan sistem karier berdasarkan prestasi, meningkat kan pemeriksaan kekayaan pejabat negara sebelum dan sesudah memangku jabatan, meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas publik aparatur pemerintahan, meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dan Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian Negara RI, dan memantapkan netralitas politik pegawai negeri dengan tetap menghargai hak-hak politiknya.

F. Latihan

1. Mengapa standar etika organisasi pemerintah memiliki kedudukan yang penting dan strategis? 2. Bagaimana hakekat meningkatkan standar etika organisasi pemerintahan dan apa tujuannya? 3. Bagaimana menyusun standar etika organisasi pemerintahan sehingga mampu memenuhi harapan masyarakat? Modul Diklat Prajabatan Golongan III 101 4. Jelaskan bagaimana pelaksanaan etika organisasi pemerintah dapat diawasi dan dievaluasi ? Dan jelaskan bagaimana Pegawai Negeri Sipil dievaluasi kinerjanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku? 5. Jelaskan bagaimana pendekatan yang dapat dilakukan sehingga aparatur pemerintah dapat meningkatkan pencapaian standar etika organisasi pemerintah? 102 BAB VI ANALISA KASUS MASALAH ETIKA DAN MORALITAS DALAM ORGANISASI PEMERINTAH Dalam bab ini akan disajikan contoh kasus penerapan dan masalah etika organisasi pemerintah untuk dianalisis oleh para peserta Diklat Prajabatan Golongan III. Dalam modul ini disajikan dua buah kasus yang dapat dikatakan merupakan kejadian yang sehari-hari dikenal oleh para peserta, meskipun tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan atau tugasnya sehari-hari. Kasus ini hanya bersifat imajiner dan tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan organisasi pemerintahan tertentu ataupun kelompok aparatur tertentu. Tetapi contoh kasus ini diambil dari fenomena yang secara nyata pernah terjadi dalam praktik penyelenggaraan pelayanan publik dan pelaksanaan tugas administratif pemerintahan dalam dimensi waktu, tempat, serta intensitas tertentu.

A. Contoh Kasus Pertama: Guru Dan Tabungan

Murid Sebuah contoh bagaimana etika dan moralitas diterapkan dalam sebuah situasi dan bagaimana kita dapat menilainya sebagai sesuatu yang baik atau buruk adalah sebagai berikut: Seorang Guru SD di Kabupaten X, suatu ketika mengajarkan kepada murid-murid kelas IV yang dibinanya sebagai Wali Kelas, bahwa menabung itu merupakan kebiasaan baik yang Modul Diklat Prajabatan Golongan III 103 mencerminkan cara hidup berhemat, seperti pepatah lama: hemat pangkal kaya. Sesuai anjuran Guru mereka, maka para murid kelas IV tersebut kemudian beramai-ramai menabung, setiap anak rata-rata setiap bulannya menabung sekitar Rp.2500,- bukan di Bank atau menggunakan celengan, tetapi dengan cara membukukan dan menitipkan tabungannya kepada GuruWali Kelas mereka itu. Namun demikian, ternyata Guru tersebut di kemudian hari sering menggunakan uang tabungan murid-muridnya untuk keperluan pribadinya, dengan alasan toh nanti akan diganti dari gajinya sendiri. Sampai kemudian pada saatnya tabungan tersebut harus dibagikan karena kenaikan kelas murid-muridnya, Guru yang bersangkutan kelabakan karena jumlah uang titipan murid-muridnya hanya tinggal seperempatnya saja, padahal waktu menerima gaji sudah lewat. Akhirnya dengan cara meminjam kesana-sini Guru tersebut dapat memenuhi tuntutan murid-muridnya; tetapi tinggallah kini dia sendiri menanggung hutang kepada teman-teman sejawatnya dan juga ke Koperasi Guru karena kelalaiannya dalam menggunakan dana titipan tabungan murid-muridnya.

B. Contoh Kasus Kedua : Mark-Up Pengadaan