Etika Organisasi Pemerintah
82
ditekankan kepada peningkatan kompetensi profesional dan daya saing melalui berbagai pengembangan kebijaksanaan dan
sistem pelayanan yang prima, dan lebih mengutamakan penggunaan perangkat jaringan kerja yang efisien dan efektif,
dengan menggunakan teknologi telematika dan informatika. Selain itu, pembangunan administrasi perlu lebih difokuskan
kepada kepentingan pelayanan dan kebutuhan masyarakat, dan penghayatan serta pengamalan etika pelayanan publik.
Seluruhnya merupakan totalitas dari sistem pengembangan etika dan moralitas organisasi dan sumber daya aparatur pemerintah
dalam era reformasi dan demokratisasi dewasa ini di Indonesia. Strategi pembangunan administrasi negara dalam berbagai
aspeknya meliputi antara lain: 1 penyesuaian visi, misi dan strategi, 2 penataan organisasi dan tata kerja, 3 pemantapan
sistem manajemen, dan 4 peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan konsepsi strategi transformasi
administrasi publik yang berbasis prinsip-prinsip Reinventing Government, yang dikenal dengan istilah The Five Cs
Strategy sebagaimana direkomendasikan David Osborne dan Peter Plastrik 1996 dalam buku mereka Banishing
Bureaucracy. Kelima strategi tersebut adalah Core Strategy, Consequency Strategy, Customer Strategy, Control Strategy,
dan Culture Strategy. Strategi Inti Core Strategy diarahkan untuk mewujudkan
kejelasan Tujuan, Peran dan Arah keberadaan organisasi pemerintah
serta aparaturnya.
Strategi Konsekuensi
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
83
Consequency Strategy
diarahkan pada
kemampuan pengelolaan kom petisi kualitas antar institusi, manajemen
operasional, dan manajemen kinerja. Sedangkan Customer Strategy atau strategi pengguna adalah strategi untuk
meningkatkan akuntabilitas publik, yang diarahkan kepada upaya-upaya peningkatan kemampuan aparatur pemerintah
untuk memenuhi tuntutan pilihan-pilihan publik Public Choices, manajemen persaingan kelembagaan, dan manajemen
kualitas pelayanan publik. Ketiga strategi tersebut perlu didukung dengan Strategi Kontrol
Control Strategy untuk meningkatkan kekuatan organisasi pemerintah, melalui penataan kelembagaan, pemberdayaan
aparatur pemerintah, serta pemberdayaan masyarakat dalam peran serta mereka sebagai mitra pemerintah. Akhirnya untuk
melengkapi dan sekaligus menjamin keberhasilan seluruh strategi tersebut, Strategi Budaya Culture Strategy perlu
dikembangkan untuk merubah kebiasaan-kebiasaan buruk unethical dari aparatur pemerintah, menyadarkan dan
menyentuh citra
nurani aparatur
pemerintah, serta
mempengaruhi pola pikir aparatur pemerintah untuk mampu merubah citra dan etika pemerintah yang selama ini berlaku dan
dianggap tidak memuaskan masyarakat.
1. Strategi Visi, Misi dan Strategi
Aparatur pemerintah Pusat dan daerah perlu memiliki VISI, MISI, serta STRATEGI pembangunan dan pelayanan yang
jelas. Dengan visi, misi, dan strategi yang tepat. Pemerintah
Etika Organisasi Pemerintah
84
akan dapat menyelaraskan semua peluang, tantangan, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki.
Visi ialah suatu kondisi ideal tentang masa depan yang realistik dapat dipercaya mengandung daya tarik organisasi
Michael Marquart and Angus Reynolds. Visi yang jelas akan merupakan petunjuk bagi segenap jajaran dalam
lingkungan organisasi menyongsong masa depannya. Lebih- lebih bila visi organisasi itu dapat dikomunikasikan secara
efektif, ia akan menyebabkan tumbuhnya komitmen, antusiasme, rasa percaya diri, dan loyalitas pada organisasi.
Dasar-dasar perumusan visi, hendaknya: a mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi; b mempunyai
arah dan fokus strategi yang jelas; c Mampu untuk mengeksploitasi kesempatan, dan tantangan organisasi; d
Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategi yang terdapat dalam sebuah organisasi; e Memiliki
orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa
depan organisasinya; f Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi; dan g Mampu
menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. Apabila terjadi perubahan, pemimpin tersebut akan segera
menyesuaikan atau menyempurnakan visinya sehingga akan tetap mampu mengikuti perkembangan yang terjadi. Setelah
dikomunikasikan dan mendapat dukungan dari seluruh
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
85
anggota organisasi maka visi pemimpin tersebut otomatis menjadi visi organisasi.
GBHN 1999-2004 misalnya telah menetapkan rumusan Visi bangsa Indonesia masa depan sebagai kerangka acuan
manajemen pembangunan nasional sebagai berikut: Terwujudnya
masyarakat Indonesia
yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berahlak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi
serta berdisiplin. Visi bangsa Indonesia masa depan sebagaimana tercantum
dalam GBHN tersebut, tentu saja harus menjadi acuan dalam rangka pelaksanaan reformasi administrasimanajemen
pembangunan. Dalam rangka pembangunan administrasi, GBHN 1999-2004 telah merumuskan salah satu misi yang
ditetapkan untuk dapat mendukung tercapainya visi tersebut di atas, yaitu: Pewujudan aparatur negara yang berfungsi
melayani masyarakat, profesional, berdaya guna, produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Secara logis, misi pembangunan administrasimanajemen dalam GBHN tersebut sangat sejalan dengan kerangka teori
Etika Organisasi Pemerintah
86
dan paradigma
penyelenggaraan pemerintahan
yang berkembang dewasa ini, yaitu paradigma Good Governance
yang secara integral berkaitan erat dengan paradigma Reinventing Government dan Banishing Bureaucracy.
Memasuki abad 21, reorientasi pembangunan administrasi perlu lebih diarahkan untuk membangun tatanan administrasi
negara yang diharapkan mampu mengantisipasi tuntutan dan perkembangan lingkungan global. Orientasi pembangunan
nasional sekarang ini akan lebih menekankan kepada penggunaan perangkat dari jaringan kerja yang efisien dan
efektif, serta penggunaan teknologi sebagai basisnya. Dengan demikian reorientasi pembangunan administrsi akan
lebih mengutamakan kepada kepentingan pelayanan dan kebutuhan pelanggan. Reorientasi pembangunan administrasi
pada prinsipnya juga harus mengacu kepada prinsip-prinsip dasar, yakni: 1 Rasional, efektif dan efisien, dan dengan
piranti manajemen yang terbuka; 2 Ilmiah, yakni berdasarkan kajian dan penelitian serta dukungan dari ilmu
pengetahuan lainnya; 3 Inovatif, yaitu pembangunan yang diiakukan terus menerus untuk menghadapi lingkungan yang
terus berubah; 4 Produktif, yakni berorientasi kepada hasil kerja yang optimal; 5 Profesionalisme, berarti penggunaan
tenaga profesional, terampil; dan 6 Penggunaan teknologi modern.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
87
Selanjutnya Visi tersebut mengalami penyempurnaan dan konstekstualisasi mengikuti kebijakan pemimpin Presiden
atas perkembangan lingkungan strategis. Dalam rencana pembangunan Menengah Nasional Tahun 2004 – 2005
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005, misalnya, Visi Pembangunan Nasional 2004 –
2009 yaitu: a.
Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.
b. Terwujudnya masyarakat bangsa dan Negara yang
menjunjung tinggi hokum, kesejahteraan dan hak asasi manusia.
c. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan
kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan
berkelanjutan.
2. Strategi Penataan Organisasi Dan Tata Kerja