Etika Organisasi Pemerintah
54
12. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
13. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara yang
diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain;
14. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau
golongan untuk mendapat pekerjaan atau pesanan dari kantorinstansi pemerintah;
15. Memiliki sahammodal dalam perusahaan yang kegiatan
usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya; 16.
Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah
dan sifat pemilikannya itu sedemikian rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung
menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan; 17.
Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan, atau komisaris
perusahaan swasta bagi yang berpangkat Pembina golongan ruang IVa keatas, atau yang memangku jabatan Eselon I.;
18. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga
dalam melaksankan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.
Selanjutnya ditegaskan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut, dianggap sebagai pelanggaran disiplin. Termasuk
dalam pelanggaran disiplin tersebut adalah setiap perbuatan memperbanyak, mengedarkan, mempertontonkan, menem-
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
55
pelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan untuk melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 30 tahun 1980 Pasal 2 dan 3, kecuali untuk kepentingan dinas.
B. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Pada tahun 2003, Pemerintah melalui Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengambil inisiatif
untuk menjabarkan pokok-pokok Etika Kehidupan Berbangsa ke dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, yang akan
dirumuskan ke dalam sebuah Peraturan Pemerintah PP. Namun demikian, sampai dengan modul ini ditulis dan
diterbitkan, Rancangan PP mengenai Kode Etik PNS tersebut masih belum dapat diselesaikan dan disahkan menjadi PP.
Meskipun begitu, tidak ada salahnya dalam modul ini disampaikan apa yang sebenarnya dirumuskan dalam
Rancangan PP RPP tersebut.
1.
Pengertian, Maksud danTujuan Kode Etik PNS
Dalam Rancangan PP mengenai Kode Etik PNS dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 dijelaskan pengertian Kode Etik PNS
sebagai: Norma-norma sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan
dan dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya kepada bangsa, negara, masyarakat dan
tugas-tugas kedinasan organisasinya serta pergaulan hidup sehari-hari sesama PNS dan individu-individu di dalam
masyarakat.
Etika Organisasi Pemerintah
56
Adapun maksud dan tujuan Kode Etik PNS dirumuskan dalam RPP tersebut dirumuskan dalam Bab II, Pasal 2 ayat
1 sampai dengan ayat 4 sebagai berikut: a.
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman bagi PNS dalam bersikap,
bertingkah laku dan berbuat baik didalam melaksanakan tugas maupun pergaulan hidup sehari-hari;
b. Kode etik Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk menjaga
integritas, martabat, kehormatan, citra dan kepercayaan Pegawai Negeri Sipil melaksanakan setiap tugas,
wewenang, kewajiban dan tanggungjawab kepada negara, pemerintah
dan sesama
Pegawai Negeri
Sipil, masyarakat, organisasi;
c. Pembinaan jiwa korps dimaksudkan untuk membina
karakterwatak, rasa persatuan dan kesatuan, solidaritas, kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab, dedikasi,
kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi PNS dalam melaksannakan tugas pengabdiannya kepada
bangsa dan negara pemerintah, organisasi dan masyarakat yang diharapkan dapat menjadi keteladanan dan dapat
dipertanggung jawabkan; d.
Pembinaan jiwa korps bertujuan untuk mewujudkan budaya kerja yang dijiwai oleh rasa persatuan dan
kesatuan, solidaritas, kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab, dedikasi, kreativitas, kebanggaan dan rasa
memiliki organisasi PNS sehingga terwujud PNS yang bermutu tinggi dan sadar akan kedudukan dan tanggung
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
57
jawabnya sesuai nilai-nilai moral yang disepakati bersama selaku unsur aparatur negara.
2. Pokok-Pokok Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Pokok-pokok Kode Etik PNS sebagaimana dirumus kan dalam RPP mengenai Kode Etik PNS tersebut adalah
mencakup hubungan-hubungan PNS, baik PNS Pusat maupun daerah, dengan Tuhan Yang Maha Esa, Negara,
Pemerintah, Organisasi, Masyarakat, dan dengan dirinya sendiri.
Secara rinci pokok-pokok Kode Etik PNS yang diusulkan untuk ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut adalah
sebagai berikut: a.
Hubungan PNS dengan Tuhan Yang Maha Esa Setiap PNS bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dengan memilih agama sesuai keyakinannya masing- masing;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus bersikap hormat menghormati antar sesama warga negara pemeluk
agamakepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan kerukunan antar umat beragama
dalam semangat persatuan dan kesatuan; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menghayati dan
mentaati serta
mengamalkan sikap
kepatutan, kelayakan dan tata nilai yang berlaku dan berkembang
di dalam masyarakat sesuai nilai-nilai agama yang ada sebagai bagian dari jati diri dan integritas Pegawai
Negeri Sipil.
Etika Organisasi Pemerintah
58
b. Hubungan PNS dengan Negara
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib serta taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dengan
selalu mencoba memahami nilai-nilai moral yang terkandung
di dalamnya,
melaksanakan dan
mengamalkannya; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menghayati,
mentaati, melaksanakan
dan mengamalkan
sumpahjanji Pegawai Negeri Sipil yang pernah di ucapkan, dalam wujud sikap, perilakunya dan
perbuatan sehari-hari baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam pergaulannya sehari-hari;
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjunjung tinggi martabat dan kehormatan bangsa dan negara dengan
menjaga, memelihara, mempertahankan unsur-unsur dan simbol-simbol negara sesuai kemampuan dan
bidang tugasnya; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengutamakan
kepentingan Negara,
Bangsa, Pemerintah
dan Masyarakat diatas kepentingan pribadi atau golongan
yang diwujudkan dengan tekad dan kerja keras tanpa pemikiran
dengan tujuan
hasilnya akan
menguntungkan dirinya; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memiliki dedikasi
dan loyalitas yang tinggi kepada negara yang diwujud kan dengan sikap, perilaku dan perbuatan yang
mencerminkan jawaban akan kebutuhan kegiatan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
59
negara; Setiap Pegawai Negeri wajib memegang rahasia
negara; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menghindarkan diri
dari perbuatan tercela yang berdampak pada kehormat an bangsa.
c. Hubungan PNS dengan Pemerintah
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat pada Pemerintah Republik Indonesia dengan wujud
melaksanakan tugas dan kewajiban Pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya;
Setiap Pegawai Negeri Sipil membela, menjunjung tinggi kehormaatan Negara dan Pemerintah Republik
Indonesia dengan wujud melaksanakan bela Negara dan Pemerintahan dalam bentuk pemikiran dan lainnya
sesuai kebutuhan yang ada; Setiap Pegawai Negeri Sipil senantiasa meningkatkan
dan mengembangkan profesionalitas dirinya baik melalui pendidikan formal maupun informal yang
diwujudkan dengan ketekunannya memperluas dan men dalami lingkup bidang tugasnya, sehingga terlihat
kecakapan dan keterampilannya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
d. Hubungan PNS dengan Organisasi
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memelihara keutuh an, kekompakan, persatuan Korps Pegawai Negeri
Etika Organisasi Pemerintah
60
Sipil dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memegang teguh
norma kedinasan, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan
Pegawai Negeri Sipil yang diwujudkan dengan menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan
sesuai dengan hierarkhi yang ada; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memelihara dan
menjaga keutuhan asset organisasi yang ada sebagaimana miliknya sendiri;
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengutamakan kepentingan organisasi didalam melaksanakan tugas
serta senantiasa siap sedia berbakti dalam tugas dan fungsi organisasi yang diwujudkan dengan ketekunan
nya dalam melaksanakan tugas sebagai pencerminan dan kepentingan organisasi;
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memberi suri tauladan yang baik sesuai norma kepemimpinan
terhadap bawahan, menggugah semangat ditengah- tengah bawahan serta mempengaruhi dan memberi
dorongan dari belakang terhadap bawahan dalam lingkungan organisasi profesinya;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai sikap berani mengawasi, memberi koreksi kepada bawahan
dan sebaliknya secara santun dan transparan terhadap sikap, perilaku, perbuatan yang dianggap tercela dalam
satu ikatan organisasi; Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai sikap
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
61
loyal yang timbal balik dari atasan terhadap bawahan dan dari bawahan terhadap atasan dan kesamping
dengan cara bertenggang rasa terhadap kebutuhan kebersamaan dalam mewujudkan tujuan kedinasan;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kesadaran
dan kemampuan
untuk membatasi
penggunaan dan segala kekayaan kedinasan sesuai perencanaan, pelaksanaan dan tujuan kedinasan;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kemauan,
kerelaan dan
keberanian untuk
mempertanggung jawabkan
tindakan-tindakannya dengan kesiapan mem berikan penjelasan dan
pertanggung jawaban secara transparan atas perbuatan yang dilakukan;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya
menye rahkan tanggungjawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya dengan tanpa harus
mempertahan kannya dengan segala cara. e.
Hubungan PNS dengan Masyarakat Pegawai Negeri Sipil sebagai anggota masyarakat
wajib mengutamakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan diri sendiri, seseorang atau golongan yang
diwujudkan dengan memberikan pelayanan secara cepat, murah dan benar;
Pegawai Negeri Sipil harus menjaga integritas, martabat dan wibawa sebagai aparatur negara dengan
Etika Organisasi Pemerintah
62
berperilaku yang baik ditengah masyarakat dengan memperhatikan budaya, tradisi, kebiasaan, adat
istiadat yang di junjung tinggi oleh masyarakat setempat.
f. Hubungan PNS dengan Diri Sendiri
Setiap Pegawai
Negeri Sipil
wajib menjaga
kesehatannya dengan sempurna untuk menunjang pekerjaan sehari-hari baik sebagai Pegawai Negeri
Sipil maupun kehidupan pribadi dan rumah tangganya; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib membina
kehidupan dirinya dan keluarganya dengan sebaik- baiknya sehingga dapat menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil.
3. Pelaksanaan Tugas dan Pertanggungjawaban Etik
PNS
Dalam RPP mengenai Kode Etik PNS, dirumuskan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya: Setiap Pegawai Negeri Sipil
harus memahami dan melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya, menjunjung tinggi ketidak berpihakan terhadap
semua golongan, masyarakat, individu, serta tidak diskriminatif dalam meberikan pelayanan.
Rumusan tersebut jelas sesuai dengan salah satu prinsip atau karakteristik birokrasi ideal sebagaimana dikemukakan oleh
Max Weber. Dengan rumusan tersebut dimaksudkan agar setiap PNS dalam melaksanakan tugasnya memberikan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
63
pelayanan sebagai abdi negara, abdi pemerintah, dan abdi masyarakat, agar tidak terjebak untuk bertindak kolusif atau
berdasarkan nepotisme; menguntungkan individu atau golongan masyarakat yang satu dengan cara yang merugikan
pihak individu atau golongan masyarakat yang lainnya. Sehingga jika hal itu terjadi maka setiap PNS yang
melakukan pelanggaran
tersebut harus
dapat mempertanggungjawabkan tindakannya.
Mengenai pertanggungjawaban atau akuntabilitas PNS dalam pelaksanaan tugasnya, dirumuskan pula dalam RPP
mengenai Kode Etik PNS dengan rumusan sebagai berikut: Setiap
Pegawai Negeri
Sipil harus
menunjukkan akuntabilitasnya dengan mempertanggung jawabkan seluruh
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya baik kepada bangsa dan negara maupun masyarakat melalui pimpinan
atau atasan langsungnya. Sedangkan ketentuan mengenai pelanggaran kode etik dan
sanksi-sanksinya, dalam RPP mengenai Kode Etik PNS dirumuskan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Pelanggaran Kode Etik PNS adalah perbuatan tercela;
b. Pelanggaran terhadap Kode Etik PNS dikenakan sanksi
moral berupa sanksi organisatoris atau rekomendasi; c.
Sanksi organisatoris berupa teguran tertulis dan atau pem berhentian sementara atau pemberhentian tetap dari
keanggotaan profesi Pegawai Negeri Sipil; d.
Sanksi rekomendasi berupa masukan kepada instansi
Etika Organisasi Pemerintah
64
terkait tentang tindakan yang dapat dilakukan kepada PNS;
Ketentuan mengenai pertanggungjawaban dan sanksi-sanksi tersebut tampaknya tidak akan memiliki arti apa-apa dalam
rangka pelaksanaan Kode Etik PNS, jika tidak ada upaya pengawasan terhadap pelaksanaannya oleh setiap PNS. Oleh
karena itu dalam RPP mengenai Kode Etik PNS, diusulkan ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Kode Etik PNS diawasi oleh Komisi
Kehormatan Kode Etik Pusat dan Daerah; b.
Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kehormatan Kode Etik PNS ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Komisi
Kehormatan Kode Etik PNS Pusat; c.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Kode Etik dan jiwa Korps dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara; d.
Tata cara pemeriksaan dan persidangan pelanggaran kode Etik PNS ditetapkan oleh Komisi Kode Etik PNS Pusat.
4. Kode Etik PNS Di Luar Kedinasan
Di luar kedinasan, setiap PNS harus tetap menjaga martabatnya dengan tetap menunjukkan pola sikap dan
tingkah laku yang sesuai dengan Kode Etik PNS. Hal ini sangat penting, karena di luar kedinasan itu setiap PNS akan
berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya dan dirinya sendiri sebagai warga masyarakat yang memiliki jati diri
sebagai PNS. Untuk itu dalam RPP mengenai Kode Etik
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
65
PNS dirumuskan ketentuan-ketentuan yang mengatur sikap PNS di luar kedinasan dengan rumusan ketentuan sebagai
berikut: Setiap Pegawai Negeri Sipil harus memiliki sikap, tingkah laku dan perbuatan yang mencerminkan moral
aparatur negara di luar kedinasan, yaitu: a.
Berkelakuan baik dan tidak melakukan perbuatan yang dapat merendahkan martabat Pegawai Negeri Sipil;
b. Tidak menyalahgunakan wewenang yang dimiliki;
c. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d.
Tidak menggunakan sarana dan prasarana kedinasan untuk kepentingan pribadi;
e. Tidak menggunakan sarana dan prasarana kedinasan
sesuai maksud dan tujuan sarana dan prasarana itu diadakan.
5. Pembinaan Jiwa Korsa Pegawai Negeri Sipil
Sebagaimana kita ketahui setiap PNS tergabung atau terdaftar dengan sendirinya sebagai anggota Korps Pegawai
Negeri Sipil. Dengan menyadari kedudukan tersebut, dalam hubungan kedinasan setiap PNS harus selalu memelihara
kesetiakawanan, kekompakan dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil. Dalam hubungan itu, RPP mengenai Kode Etik
PNS merumuskan ketentuan sebagai berikut: Setiap Pegawai Negeri Sipil harus senantiasa membina jiwa
korps dengan menciptakan dan memelihara kesetiakawanan,
Etika Organisasi Pemerintah
66
kekompakan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil dalam hubungan kedinasan yang meliputi:
a. Hubungan Pegawai Negeri Sipil selaku bawahan terhadap
atasan; b.
Hubungan Pegawai Negeri Sipil terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil;
c. Hubungan Pegawai Negeri Sipil selaku atasan terhadap
bawahan; d.
Sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil terhadap organisasi dan masyarakat.
Sedangkan dalam rangka pembinaan jiwa korsa PNS, dalam RPP mengenai Kode Etik PNS dirumuskan ketentuan
sebagai berikut: Ruang lingkup pembinaan Korps Pegawai Negeri Sipil
mencakup : a.
Pemupukan dan peningkatan kesadaran cinta terhadap bangsa, negara dan tanah air melalui berbagai kegiatan
penyadaran yang diperlukan untuk itu; b.
Peningkatan kerjasama antar Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan memupuk kesetiakawanan dalam rangka
meningkatkan jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil baik dalam tugas kedinasan maupun pergaulan sehari-hari;
c. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah yang
terkait dengan Pegawai Negeri Sipil melalui pemberian sumbangan pemikiran baik secara individu atau
kelompok;
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
67
d. Peningkatan budaya kerja dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja secara profesionalitas; e.
Usaha-usaha bagi terwujudnya kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dengan memberikan sumbang saran
pemikiran dan pelaksanaan tugas sesuai bidangnya; Pembinaan jiwa korps sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan-ketentuan tersebut dilakukan lebih lanjut oleh masing-masing
instansi berdasarkan penjabaran dari
ketentuan mengenai Kode Etik PNS tersebut. Selain itu, Pegawai Negeri Sipil yang secara non kedinasan
tergabung dalam organisasi Korps Pegawai Republik Indonesia KORPRI juga memiliki kode etik tersendiri yang
disebut Panca Prasetya KORPRI, berisi lima butir janji atau komitmen
PNS terhadap
Negara, Pemerintah,
dan masyarakat. Bunyi sumpah atau janji KORPRI tersebut
adalah sebagai berikut: Kami anggota KORPRI yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, adalah insan yang: 1.
Setia dan taat kepada kepada Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia, yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 2.
Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara;
3. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di
atas kepentingan pribadi dan golongan; 4.
Bertekad memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
Etika Organisasi Pemerintah
68
kesetiakawanan KORPRI; 5.
Berjuang menegakkan kejujuran dan keadilan, serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme.
Dengan segala ketentuan mengenai Kode Etik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tersebut di atas, apabila RPP
mengenai Kode Etik PNS tersebut dapat disahkan, sesungguhnya terdapat jaminan yang cukup memadai bagi
terwujudnya sosok PNS yang profesional, berwibawa, bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN.
Sehingga PNS akan mampu mengembangkan citra dan jati dirinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
C. Rangkuman