Etika Organisasi Pemerintah
76
kepada kelompok masyarakat menengah dan atas. Bagaimana sebenarnya harapan masyarakat mengenai pola sikap dan
perilaku Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Pemerintah, dan organisasi Pemerintahan pada umumnya? Bagaimana pola
pelayanan publik yang diharapkan masyarakat? Bagaimana pola pengaturan dan intervensi pemerintahan dalam permasalahan
yang dihadapi rakyat? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang secara mendasar perlu mendapatkan jawaban, sehingga pemerin tah
dapat merumuskan standar etika organisasi pemerintah yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Selain itu, melalui studi atau kajian perbandingan terhadap berbagai negara baik dalam lingkungan yang berbatasan maupun
dalam skala yang lebih luas, dapat memberikan gambar an bagi pemerintah apa dan bagaimana praktek penerapan etika
organisasi pemerintah yang menjadi kecenderungan umum. Dengan cara ini, pemerintah dengan berbagai informasi yang
dimiliki secara nasional dan internasional, akan mampu menetapkan standar etika yang bukan hanya dapat diterima di
dalam negeri, tetapi juga setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan apa yang diterapkan di negara-negara lain.
Kondisi yang demikian pada akhirnya akan mendorong peningkatan kemampuan daya saing pemerintahan nasional
dalam ruang lingkup global.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
77
C. Pengawasan dan Evaluasi Penerapan Etika
Organisasi Pemerintah
Penerapan standar-standar etika oleh organisasi pemerintah beserta aparatur pemerintahannya, jelas harus dapat dimonitor
perkembangannya. Harus ada sistem pengawasan dan evaluasi atas penerapan etika organisasi pemerintah. Dalam kerangka
kepemerintahan yang baik Good Governance, maka pelaku pengawasan dan evaluasi penerapan etika oleh aparatur
pemerintah sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh lembaga pemerintahan saja secara eksklusif, tetapi juga memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat dan sektor swasta untuk menilai bagaimana sebenarnya etika pemerintah
diwujudkan.
1. Peranan
Lembaga Pemerintahan
Dalam Pengawasan dan Evaluasi Etika
Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, berdasarkan UUD 1945 terdapat pembagian kekuasaan antara Eksekutif,
Legislatif, maupun Yudikatif, selain kekuasaan Verifikatif dan Konsultatif. Dalam hal ini Dewan Perwakil an Rakyat
salah satu fungsi politiknya adalah mengawasi jalannya pemerintahan oleh Presiden dan seluruh jajarannya
Eksekutif. Dalam hal ini DPR memiliki hak dan kewenangan untuk menegur atau memperingatkan pihak
eksekutif jika terbukti melanggar nilai-nilai standar etika pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Mekanisme pemanggilan untuk mengajukan
Etika Organisasi Pemerintah
78
pertanyaan-pertanyaan kepada eksekutif dalam era reformasi dewasa ini telah secara efektif dilaksanakan oleh DPR.
Demikian juga mekanisme penyampaian Memorandum Pertama dan Kedua, telah pula dipraktekkan khususnya
dalam kasus Presiden Abdurrahman Wachid beberapa waktu lalu yang berakhir dengan Sidang Istimewa MPR yang
memutuskan memberhentikan
Presiden Wachid
dan menggantikannya dengan memilih Presiden baru, yaitu
Megawati Sukarnoputri. Dalam ruang lingkup internal kelembagaan pemerintah,
terdapat lembaga-lembaga pengawasan fungsional seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP
dan Inspektorat Jenderal, yang berfungsi mengawasi jalannya fungsi-fungsi pemerintahan secara komprehensif baik
menyangkut aspek-aspek keuangan maupun aspek-aspek pelaksanaan tugas-tugas rutin pemerintahan lainnya. Selain
itu, sistem pengawasan melekat oleh atasan langsung terhadap penataan etika organisasi pemerintah oleh Pegawai
Negeri Sipil juga diterapkan. Dewasa ini bahkan dikembangkan mekanisme Sistem Akuntabilitas Instansi
Pemerintah berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, yang menuntut akuntabilitas publik organisasi
pemerintah yang berorientasi kepada hasil dan kemanfaatan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan,
maupun pelayanan kepada masyarakat.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
79
Khusus dalam bidang kepegawaian dan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil, berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang
berlaku dalam
sistem manajemen
kepegawaian Republik Indonesia, dalam setiap organisasi pemerintah telah dibentuk pula lembaga Baperjakat.
Lembaga ini berfungsi antara lain melakukan pengawasan dan penilaian terhadap Code of Conduct, atau pelaksanaan
nilai-nilai etika dan disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang dikaitkan dengan sistem pengembangan dan pembinaan
karier PNS yang bersangkutan, baik mengenai pengangkatan, promosi,
penerapan sanksi
hukuman disiplin,
dan sebagainya. Selain itu, juga masih diberlakukan sistem
penilaian kinerja PNS berdasarkan Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan DP3
berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979. Penilaian tersebut mencakup aspek-aspek kesetiaan, prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
Terlepas dari
kontroversi mengenai
obyektifitas ataupun subyektivitas penilaiannya, mekanisme DP3 sampai saat ini merupakan prosedur yang digunakan
untuk mengevaluasi aspek-aspek sikap, perilaku, dan prestasi kinerja PNS. DP3 saat ini masih menjadi salah satu
instrumen yang menjadi dasar penilaian Baperjakat dalam mempertimbangkan pembinaan dan pengembangan karier
PNS.
Etika Organisasi Pemerintah
80
2. Peranan