Latihan etika organisasi pemerintah3
Etika Organisasi Pemerintah
46
3. Dalam lingkup pemerintahan, etika dengan nilai-nilai yang
terkandung di
dalamnya sangat
bermanfaat untuk
membangkitkan kepekaan para birokrat dalam melayani kepentingan masyarakat. Dalam negara yang demokratis,
aparatur pemerintah secara etika diharapkan selalu mengikutsertakan rakyat dan berorientasi kepada aspirasi dan
kepentingan rakyat dalam setiap langkah kebijakan dan tindakan pemerintah. Sebaliknya dalam sistem pemerintahan
yang otoriter, etika kerja aparatur sangat diarahkan pada terwujudnya keamanan dan kelangsungan kekuasaan
pemerintah, sehingga kerahasiaan dan represi menjadi norma yang berlaku di lingkungan aparatur.
4. Sejalan dengan perkembangan kedewasaan sosio-politik
masyarakat post-modern, etika dalam pemerintahan juga berkembang, mengarah kepada perwujudan kepemerintahan
yang baik. Berdasarkan komitmen untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme KKN, di Indonesia berlaku norma umum penyelenggara negara berdasarkan asas-asas kepastian
hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas,
dan akuntabilitas.
5. Sebagai Pejabat dalam hirarkhi organisasi pemerintahan,
seorang penyelenggara negarapemerintahan baik di Pusat maupun di Daerah memiliki beberapa kewajiban, yang
mencakup kewajiban: mengucapkan sumpah atau janji sesuai agamanya sebelum menduduki jabatan tertentu; melaporkan
dan bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama, dan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
47
setelah menjabat; tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme; melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan
suku, agama, ras, dan golongan; bekerja penuh tanggung jawab dan tanpa pamrih; bersedia menjadi saksi dalam
perkara KKN maupun perkara lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Dalam kerangka global ternyata etika pemerintahan telah
menjadi kecenderungan berbagai negara. Globalisasi etika pemerintahan terutama diarahkan kepada upaya-upaya untuk
memerangi korupsi, kolusi, dan nepotisme. Resolusi PBB mengenai Kode Etik Internasional Dalam Memerangi
Korupsi antara lain memuat ketentuan bahwa: Para pejabat publik tidak boleh menggunakan kewenangannya untuk
memperbaiki kepentingan keuangankekayaan pribadi dan keluarganya.