62
siswa menjadi aktif dan bersemangat selama proses belajar mengajar memilih bahan baku busana, sehingga kompetensi belajar siswapun dapat mengalami
peningkatan.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pada materi memilih bahan baku busana dengan media tiga dimensi berupa beberapa contoh produk tekstil
dan contoh busana sesuai kesempatan pada siswa kelas X di SMK PIRI 2 Yogyakarta?
2. Apakah ada peningkatan kompetensi belajar pada materi memilih bahan baku busana pada siswa kelas X di SMK PIRI 2 Yogyakarta dengan
menggunakan media tiga dimensi berupa beberapa contoh produk tekstil dan contoh busana sesuai kesempatan?
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Melalui media tiga dimensi berupa beberapa contoh produk tekstil dan contoh busana sesuai kesempatan dapat meningkatkan kompetensi belajar
pada materi memilih bahan baku busana pada siswa kelas X di SMK PIRI 2 yogyakarta.
63
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain ini merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research. Menurut Parjdono, dkk 2007 penelitian tindakan kelas adalah
salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya. Misi
pemberdayaan dalam konteks penelitian tindakan kelas adalah untuk memberdayakan guru dan sekaligus siswa.
Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif , yakni antara 2 orang atau 2 pihak, ialah praktisi dan peneliti. Dalam hal ini, peneliti
merupakan observer utama dan guru dipandang sebagai praktisi yang tidak mempunyai kesempatan melakukan observasi atau monitoring, melainkan
semata-mata menjalankan skenario pembelajaran didalam kelas. Guru hanya berperan mengembangkan pembelajaran, tindakan yang akan dilakukan
dalam proses belajar mengajar adalah menurut rencana tindakan yang telah dirancang. Sementara bagaimana dampak dan situasi kelas sebelum, selama,
dan setelah tindakan adalah menjadi tanggung jawab peneliti atau observer Pardjono, 2007.
Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran pembuatan busana wanita yang bernama Ibu Dra. Sumiati, beliau bertindak
sebagai pengajar di SMK PIRI 2 Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian
64
sebanyak 2 siklus. Adapun penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Gambar 1. Model penelitian tindakan dari kemmis dan mc taggart Penelitian tindakan kelas model Kemmis Mc Taggart terdapat empat
tahapan penelitian dalam setiap langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, Pardjono dkk, 2007. Dalam langkah pertama, kedua
dan seterusnya system spiral yang saling terkait dan tidak terpisah. Pada model Kemmis Mc Taggart, tahapan tindakan dan observasi menjadi satu
tahapan karena kedua kegiatan ini dilakukan secara simultan. Maksudnya kedua kegiatan ini harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu
berlangsungnya satu tindakan, begitu berlangsungnya suatu tindakan, begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.
65
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan yang dibangun dan akan dilaksanakan, sehingga harus mampu melihat jauh ke depan. Rencana tindakan action
plan adalah prosedur, strategi yang akan dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Rencana
tindakan meliputi peran guru, peran siswa, fungsi media pembelajaran, pengaturan waktu timeline selama periode pembelajaran tertentu.
Skenario pembelajaran diimplementasikan dari siklu ke siklus dan mungkin akan diubah setelah peneliti melakukan refleksi.
b. Tindakan Implementasi tindakan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks
proses belajar mengajar yang sebenarnya. Implementasi tindakan bisa dilakukan oleh peneliti maupun kolaborator, setiap kali tindakan minimal
ada dua peneliti, yaitu yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang akan memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan.
c. Pengamatan Pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari
tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan sebaiknya dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun oleh kolaborator, atau
mungkin oleh outsider. d. Refleksi
Refleksi adalah upaya evaluasi diri yang secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, kolaborator, outsider, dan orang-orang yang terlibat dalam