137
kedua ini telah mengalami peningkatan sebasar 55,6, selain itu nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan. Dengan demikian guru
dan juga peneliti mengakhiri penelitian pada siklus kedua.
2. Peningkatan kompetensi belajar pada materi memilih bahan baku busana dengan media tiga dimensi berupa beberapa contoh produk
dan contoh busana pada siswa kelas X di SMK PIRI 2 Yogyakarta
Kompetensi belajar siswa kelas X Busana Butik dengan
menggunakan media tiga dimensi berupa beberapa contoh produk tekstil dan contoh busana sesuai kesempatan pemakaian pada materi
mengidentifikasi jenis bahan utama busana mengalami peningkatan di setiap siklus. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya pencapaian
kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu dengan nilai 70. Dari 18 orang siswa yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal
pada pra siklus sebasar 27,7 atau sebanyak 5 orang siswa. kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama pencapaian kriteria
ketuntasan minimal meningkat sebanyak 23,3 yaitu menjadi 50 atau sebanyak 9 orang siswa yang berhasil memenuhi kriteria ketuntasan
minimal. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua, pencapaian kriteria ketuntasan minimal meningkat lagi sebesar 33,33 menjadi
83,3 atau sebanyak 15 orang siswa berhasil memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Peningkatan ini sesuai dengan kriteria keberhasilan
yang ingin dicapai, yakni jumlah peserta didik yang dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal, maksimal 75 dari jumlah kelas.
138
B. Implikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi belajar materi memilih bahan baku busana pad siswa kelas X
di SMK PIRI 2 Yogyakarta. Pencapaian kompetensi belajar siswa pada materi memilih bahan baku busana pada pra siklus dengan menggunakan
media pembelajaran berupa beberapa kain dan hand out sebesar 27,7 yang mana kompetensi belajar siswa masih relatif rendah. Hal ini
disebabkan kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran, yang menyebabkan siswa menjadi kurang bersemangat dan kurang aktif selama
proses pembelajaran berlangsung. Setelah dikenai tindakan melalui penggunaan media tiga dimensi berupa beberapa contoh produk tekstil dan
contoh busana sesuai kesempatan pemakaian, kompetensi belajar siswa meningkat sebesar 22,3 menajdi 50 dari seluruh jumlah siswa yang
memenuhi KKM. Pencapaian kompetensi belajar siswa pada siklus pertama belum sesuai harapan, oleh karena itu dilakukan perbaikan media
pembelajaran pada siklus kedua. Perbaikan yang dilakukan adalah menggunakan busana dengan desain yang lebih menarik dari pada siklus
sebelumnya. Pada siklus kedua siswa menjadi lebih bersemangat dan lebih aktif pada saat proses belajar mengajar memilih bahan baku busana,
kompetensi belajar siswa pun meningkat sebesar 33,33 menjadi 83,33 siswa telah mencapai kompetensi belajar sesuai KKM.
139
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Setelah menggunakan media pembelajaran tiga dimensi prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Oleh karena itu peneliti menyarankan
kepada guru untuk dapat selalui menggunakan media tiga dimensi pada pembelajaran memilih bahan baku busana, sehingga siswa dengan mudah
untuk dapat memehami isi materi yang disampaikan. Media pembelajaran tiga dimensi berupa contoh pakaian jadi yang sesuai dengan kesempatan
dapat memberikan motivasi dan rangsangan kepada siswa pada saat pembelajaran.
2. Pada saat proses belajar mengajar dikelas guru harus lebih memperhatikan siswa yang senang ribut dan mengobrol dengan temannya. Karena bisa
menggangu teman yang lain ketika ingin menyimak materi dari guru. 3. Guru harus lebih sering bertanya kepada siswa agar siswa menjadi lebih
aktif pada saat proses belajar mengajar. 4. Guru disarankan untuk dapat membuat media pembelajarn yang semenarik
mungkin agar siswa dapat termotivasi dan bersemangat pada saat pembelajaran.
140
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman. et al. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Darmiyati Budi Asih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: Pas.
Darwanto. 2007. Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Ghava Media.
141
Deni Kurniawan. 2011. Pembelajaran Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.
Dientje Borman Rumampuk. 1988. Media Intruksional IPS. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Goet Poespo. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Kanisius. Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Irma Hadisurya, Ninuk Mardiana Pambudi, Herman Jusuf. 2011. Kamus Mode Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana Wari Suwariyah. 1991. Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru.
Nana Sudjana Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nanang Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Noor Fitrihana. 2011. Memilih Bahan Busana. Klaten: Intan Sejati. Pardjono,dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian UNY. Sugihartono. et. al. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta.