13
menyimak penjelasan guru, menyimak cerita, menyimak pembicaraan teman saat adanya diskusi. Melalui kegiatan menyimak siswa bisa lebih
memahami bahan yang dipelajari atau yang sedang didiskusikan sehingga pada akhirnya siswa bisa mengungkapkan pikiran maupun pendapatnya.
b Keterampilan membaca
Keterampilan membaca tidak dimiliki atau diperoleh dengan begitu sajamelainkan melalui beberapa tahapan mulai dari mengenal huruf, kata,
kalimat, paragraf sampai pada wacana serta mencari makna atau maksud dari bacaan tersebut. Saleh Abbas 2006: 101 menganalisis membaca
sebagai suatu keterampilan, memandang bahwa hakikat membaca itu sebagai suatu proses atau kegiatan yang menerapkan seperangkat
keterampilan dalam mengolah hal-hal yang dibaca untuk dapat menangkap makna.
c Keterampilan Berbicara
Berbicara menjadi salah satu cara untuk menyampaikan ide atau gagasan, informasi maupun perasaan secara lisan. Hakikat dari bicara itu
sendiri diungkapkan oleh Saleh Abbas 2006: 83 merupakan suatu proses berkomunikasi menggunakan suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
yang di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat yang lain.
Terkait dengan keterampilan berbicara Henry Guntur Tarigan 2013: 16 menjelaskan bahwa salah satu aspek yang harus diperhatikan saat
berbicara adalah kemampuan untuk mengevaluasi efek dari komunikasi
14
yang dilakukan terhadapa pendengar dan mengetahui juga prinsip-prinsip yang mendasari komunikasi tersebut. Jadi, berbicara bukan hanya sekedar
pesan dimengerti oleh penerima pesan tetapi jugaharus memperhatikan cara menyampaikan pesan tersebut sehingga tidak menyinggung perasaan.
d Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis pada dasarnya didorongdan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan
berbicara. Menulis menurut Henry Guntur Tarigan 2013: 3 merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung. Lebih lanjut dijelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan yang produktif dan efektif. Sejalan dengan pendapat Saleh Abas
2006: 125 yang menyatakan bahwa kemampuan atau keterampilan menulis merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat,
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa keterampilan menulis adalah cara
berkomunikasi secara tulis dengan cara menuliskan kata atau kalimat sebagai ungkapan pikiran atau perasaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa bukan hanya sebatas untuk menyampaikan ide atau gagasan saja tetapi bahasa juga
memiliki beberapa peranan yaitu sebagai sarana untuk berpikir dan bernalar, alat penerus dan pengembang kebudayaan serta sebagai pemersatu. Selain itu,
terkait dengan bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dipahami dan
15
dikuasai yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
B. Pembelajaran Sastra Anak Jenis Cerita Pendek di Sekolah Dasar
1. Pengertian Sastra Anak
Sastra anak merupakan salah satu bagian yang ada dalam komponen materi yang di ajarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar.Pada dasarnya pengertian sastra anak hampir sama dengan pengertian sastra secara umum karena sastra anak adalah salah satu jenis dari sastra itu
sendiri. Rahmanto 1988: 9 mengatakan bahwa sastra itu bukanlah sesuatu yang mengandung arti yang sederhana melainkan mempunyai arti yang luas
karena didalam sastra terdapat beberapa kegiatan yang berbeda-beda. Sastra anak menurut Supriyadi 2006: 4 adalah karya imajinatif dalam
bentuk bahasa tentang pengalaman, perasaan dan pikiran anak secara jujur dan dibuat untuk anak-anak yang ditulis baik oleh anak-anak maupun orang
dewasa. Pendapat Supriyadi ini didasarkan pada beberapa pandangan terkait dengan definisi sastra anakdalam Supriyadi 2006: 3 yaitu:
a Pandangan yang mengatakan bahwa sastra anak dibuat memang untuk anak-
anak. Hal ini bisa dilihat dari kata pengantar atau media yang digunakan untuk memuat karya sastra tersebut seperti buku atau majalah anak Stewig,
1980; Huck et al, 1987. b
Pandangan kedua menyakan bahwa sastra anak adalah sastra yang hanya dibuat oleh anak-anak. pandangan ini lebih menekankan kriteria utama
dalam menentukkan jenis karya sastra adalah pada penulis atau
16
pengarangnya. Namun kenyataannya banyak juga orang dewasa yang menulis sastra anak Huck, et al., 1987:5
c Pandangan ketiga melihat sastra anak dari segi nilai. pandangan ini
mengatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang memiliki nilai positif untuk membentuk kepribadian anak mejadi orang yang beradab dan
berbudaya Berdasarkan pengertian dan beberapa pandangan di atas dapat
disimpulkan bahwa sastra anak adalah hasil karya imajinatif yang cakupannya luas dan terdiri dari beberapa kegiatan yang berbeda yang dibuat dalam bentuk
dan struktur bahasa didalamnya terdapat nilai positif untuk membentuk kepribadian anak. Sastra anak ini bisa dibuat oleh anak-anak dan juga orang
dewasa dan biasanya diterbitkan dalam bentuk buku atau majalah anak. 2.
Manfaat Pembelajaran Sastra Anak Sastra bukanlah hanya sekedar karya yang tidak memiliki manfaat
untuk pembacanya, setiap karya sastra yang dibuat tentu mempunyai maksud, pesan atau nilai yang bermanfaat. Begitu juga dengan pembelajaran sastra di
sekolah dasar khususnya sastra anak tentu akan ada manfaat untuk siswa dari setiap karya sastra yang dibacanya. Manfaat pendidikan sastra secara umum
juga sama dengan manfaat dari sastra anak. Menurut Rahmanto 1988: 16 pendidikan sastra secara umum memiliki 4 manfaaat, yaitu :
1 Membantu meningkatkan keterampilan berbahasa yang meliputi
keterampilan menyimak, wicara, membaca dan menulis. 2
Membantu siswa memahami tentang budaya yang ada disekitarnya.
17
3 Mengembangkan cipta dan rasa untuk menggali kecakapan-kecakapan yang
ada dalam diri baik kecakapan yang bersifat indra, penalaran, afektif, sosial maupun religius.
4 Membantu pembentukan watak melalui pesan atau nilai-nilai yang
terkandung dalam sastra yang dibaca. Manfaat sastra anak lebih diperinci lagi oleh Burhan Nurgiyantoro
2013: 36 dengan dilihat dari dua aspek nilai, yaitu: 1
Nilai Personal, dimana sastra mampu membantu perkembangan emosional, menumbuhkan rasa sosial serta menumbuhkan rasa etis dan religius.
2 Nilai pendidikan, sastra bermanfaat untuk meningkatkat keterampilan
eksplorasi dan
penemuan, membantu
perkembangan bahasa,
mengembangkan nilai keindahan, menanamkan wawasan multikultural serta penanaman kebiasaan membaca.
Pendapat ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Huck et al. dalam Supriyadi, 2006: 4 yang menjelaskan manfaat sastra anak yang dibagi dalam
dua kategori yaitu: 1
Manfaat bagi kepribadian anak, dimana melalui sastra anak bisa mengembangkan daya imajinatif, intelektual serta mendidik anak melalui
berbagai nilai atau pesan yang ada dalam tiap karya sastra serta menambah pemahaman anak tentang tingkah laku manusia dan wawasan tentang
interaksi manusia dengan sesama manusia maupun dengan alam. 2
Manfaat bagi pendidikan anak, dimana sastra anak membantu dalam mempercepat perkembangan bahasa anak salah satunya melalui
18
mendengarkan cerita maka anak akan termotivasi untuk belajar membaca. Sastra anak juga membantu mengembangkan keterampilan menulis tidak
hanya untuk menulis kata, kalimat atau paragraf tetapi juga bagaimana penulisan yang baik. Manfaat lainnya yaitu mengembangkan kemampuan
lintas kurikulum karena melalui sastra anak, bisa belajar berbagai hal seperti tentang kebudayaan, masyarakat, binatang dan masih banyak lagi yang
tentunya juga terkait dengan berbagai pelajaran yang ada di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, Kewarganegaraan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sastra anak mempunyai manfaat yang besar karena tidak hanya untuk membantu
perkembangan aspek kognitif saja tetapi juga dari segi afektif dan psikomotorik siswa. Dengan kata lain, sastra anak membantu siswa menjadi pribadi yang
tidak hanya mempunyai wawasan luas tetapi juga mendidik siswa menjadi orang yang memiliki kepribadian yang baik dan mengasah kreatifitas anak
sehingga mampu menghasilkan berbagai karya dengan daya imajinatifnya. 3.
Pembelajaran Sastra JenisCerita Pendek di Sekolah Dasar Ceritapendek merupakan salah satu sumber belajar pada jenjang
pendidikan dasar. Gregory Maguire 2000: 38 mengemukakan pendapatnya terkait dengan cerita pendek, yaitu:
“Short story is fiction that is more immediate and urgent than a novel. I think of it cinematically-the camera zooming in on this one climactic moment,
then pulling back on either side of moment to show all that leads up to and comes after it”.
Sejalan dengan pendapat Jacqueline Woodson 2000: 40 yang mengatakan bahwa:
19
“A short story is like the illumination of a match. all the details have to work toward that illumination”.
Dari kedua pendapat tersebut diketahui bahwa cerita pendek pada dasarnya memiliki satu pokok atau inti yang merupakan permasalahan utama.
Dimana rangakaian peristiwa atau unsur-unsur dalam cerita merujuk kepada inti dari cerita pendek tersebut. Sehingga untuk bisa menentukan inti dari
suatu cerita, kita harus bisa memaknai setiap rangkaian kejadian yang ada dalam suatu cerita pendek.
Sementara itu, Endah Tri Priyatni 2010: 126 mengungkapkan bahwa cerita pendek merupakan salah satu bentuk karya fiksi yang sifatnya serba
pendek baik dari segi peristiwa yang diceritakan, isi cerita, maupun jumlah pelaku dan jumlah kata tetapi mengandung kesan yang sangat dalam. Sejalan
dengan pendapatBurhan Nurgiyantoro 2013: 288 yang mengatakan bahwa cerita pendek hanya bercerita tentang hal-hal yang penting saja dengan
penampilan sedikit tokoh, peristiwa latar, tema dan moral dibatasi kearah kesan tunggal sehingga tidak terlalu sulit untuk memahami kesan dari cerita tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Rahmanto 1988: 88 bahwa bahan cerita pendek memiliki keuntungan terutama dalam penyajiannya dapat diselesaikan dalam
satu kali tatap muka baik dari segi membaca ceritanya maupun tugas-tugas yang berkaitan dengan cerita pendek tersebut.
Berdasarkan beberapa pendek di atas dapat disimpulkan bahwa cerita pendek merupakan karya fiksi yang ceritanya tidak terlalu panjang
namun memiliki kesan yang sangat mendalam. Rangkaian peristiwa dalam cerita pendek menjelaskan suatu pokok permasalahan yang menjadi topik