52
yang pintar dan ada juga siswa yang masih membutuhkan bimbingan lebih untuk dapat memahami materi. Terkait dengan kemampuan memahami isi
cerita pendek, sudah mencapai 35 siswa kelas V sudah memahami unsur- unsur cerita termasuk untuk menuliskan kembali cerita. Jumlah ini belum
mencapai sebagian dari jumlah siswa dikarenakan metode yang digunakan dalam menyampaikan cerita pendek adalah metode ceramah.
Penyampaian cerita pendek kepada siswa tentunya membutuhkan metode baru yang lebih menyenangkan salah satunya yaitu metode CIRC.
Melalui metode CIRC siswa tidak akan pasif dan hanya berfokus pada guru tetapi proses pembelajaran berpusat pada siswa, penggunaan waktu lebih
efektif dan akan ada interaksi antar siswa serta saling membantu dalam memahami isi cerita. Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat motivasi
belajar siswa meningkat dan siswa bisa lebih fokus pada proses pembelajaran sehingga bisa lebih mudah dalam memahami isi cerita pendek.
Cerita pendek merupakan salah satu jenis sastra yang tidak terlalu panjang tapi memiliki makna. Dengan adanya interaksi tentu akan
memunculkan motivasi atau semangat belajar dalam diri siswa yang pada awalnya hanya akan mendengarkan guru membaca atau hanya membaca dalam
hati. Oleh karena itu, sangat cocok jika materi cerita pendek disajikan menggunakan metode CIRC agar siswa bisa lebih mudah memahami isi cerita
pendek tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka indikator keberhasilan dari peneltian dari tindakan ini yaitu apabila 75 dari jumlah siswa sudah
mencapai KKM yaitu 75.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian Tahap Awal
Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi yang dimulai pada tanggal 21 September sampai dengan 02 Oktober di kelas V SDN 3 Jarakan
dan diperoleh permasalahan bahwa kemampuan memahami isi cerita pendek siswa masih rendah yang dilihat dari masih belum bisa menuliskan kembali isi
dari cerita pendek yang telah dibaca. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas V, diceritakan oleh guru bahwa kemampuan siswa untuk
memahami isi cerita memang masih cukup rendah dilihat dari kemampuan untuk menuliskan kembali isi cerita hanya beberapa orang siswa yang bisa
menuliskan kembali cerita dengan kata-kata sendiri sedangakan siswa yang lain menuliskan kembali cerita sesuai dengan yang ada pada teks.
Terkait dengan proses pembelajaran bahasa Indonesia materi tentang cerita pendek, guru menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan
yaitu guru akan membacakan ceritanya dan terkadang guru meminta siwa untuk membaca dalam hati kemudian mengerjakan soal evaluasi dan hasilnya
masih banyak siswa yang belum mencapai KKM 75. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode seperti ini diperkirakan merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi cerita pendek. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti
bersama dengan guru kelas berusaha untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa melalui metode Cooperative Integrated
Reading and Composition CIRC. Sehingga diharapkan melalui metode
54
Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC kemampuan siswa dalam memahami isi cerita pendek siswa dapat meningkat.
Pada kegiatan penelitian tahap awal ini, peneliti juga mengadakan tes pra tindakan pembelajaran cerita pendek pada tanggal 24 Maret 2016 untuk
mengetahui data awal kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3 Jarakan. Dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa hanya mendengarkan
guru membaca teks cerita pendek, membaca cerita dalam hati dan kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi. Pelaksanaan proses pembelajaran seperti ini
membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa juga kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Proses pelaksanaan pembelajaran pra tindakan diawali dengan guru mengajak siswa berdoa dan memberi salam kemudian memberikan apersepsi
den gan bertanya “siapa yang rumahnya pernah dimasuki maling?” Ada
beberapa siswa yang menjawab. Kemudian guru langsung menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagikan teks cerita kepada siswa. Setelah itu,
siswa diminta untuk mendengarkan guru membaca sambil melihat teks cerita. Setelah selesai membaca, guru meminta siswa untuk sekali lagi membaca teks
cerita pendek tersebut di dalam hati. Selanjutnya, guru membagikan soal kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan soal, guru mengumpulkan pekerjaan siswa. pada akhir pembelajaran, siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran. Setelah itu, guru menyampaikan pesan moral kepada siswa
55
10 20
30 40
50 60
70
Tuntas Belum Tuntas
sesuai dengan isi cerita yang telah dibaca dan untuk menutup pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa bersama.
Setelah pembelajaran selesai, guru mengoreksi pekerjaan siswa. Setelah dikoreksi diperoleh data bahwa nilai terendah siswa adalah 24 dan nilai
tertinggi adalah 92. Adapun hasil nilai yang didapatkan siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Nilai siswa Pratindakan Rentang Nilai
Jumlah Siswa 24
– 49 11 37,93
50 – 74
8 27,59 75
– 92 10 34,48
Dari hasil nilai yang didapatkan siswa diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai KKM yaitu 75 adalah 10 siswa atau 34,48 dari jumlah siswa
seluruhnya sedangkan 19 siswa atau 65,52 siswa belum mencapai KKM dengan rincian siswa yang mendapat nilai dibawah 50 sebanyak 11 atau 37,93 dan yang
mendapat nilai 50 ke atas tetapi belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 27,59. Jika dibuat dalam bentuk diagram maka datanya sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Hasil Nilai Siswa Pada Tes Pratindakan