Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning Metode Cooperative

32 menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Penerapan metode CIRC melalui beberapa fase seperti yang dikemukakan oleh Imas Kurniasih dan Berlin Sani 2015: 90 bahwa ada beberapa fase yang akan dilalui oleh siswa, yaitu; 1 fase pengenalan konsep dimana guru akan mengenalkan suatu konsep baru kepada siswa yang didapat dari proses pembelajaran yang telah dilalui siswa. 2 fase eksplorasi dan aplikasi, kesempatan siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan dan dikaitkan dengan fenomena yang mereka alami atau yang ada di bacaan. 3 fase publikasi, siswa menceritakan atau mengkomunikasikan hasil temuan atau memperagakan tentang materi yang dibahas. Adapun tahap pembelajaran menggunakan metode CIRC menurut Steven dan Slavin Tukiran Taniredja, dkk., 2011:112 sebagai berikut. a Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen b Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran c Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada lembar kertas d Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok e Guru membuat kesimpulan bersama f Penutup Sementara itu Robert E. Slavin 2005: 201 lebih menenkankan lagi pada penggunaan CIRC dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan cerita 33 bahwa satu fokus utama dari kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif: para siswa yang bekerja dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan dalam metode CIRC ini supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan dan ejaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa melalui metode CIRC, siswa tidak hanya sekedar melafalkan kata-kata yang ada dalam teks cerita pendek melainkan memahami isi dari cerita yang sedang dibaca. Adapun tahapan metode CIRC yang diungkapkan oleh Robert E. Slavin 2005: 207 dalam kegiatan pembelajaran yang yang menyajikan materi cerita terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, sebagai berikut. a Membaca berpasangan Pada tahap ini siswa diarahkan untuk membaca cerita di dalam hati kemudian secara bergantian dengan anggota kelompok membaca cerita secara bergantian tiap paragraf dan juga saling mengoreksi saat ada kesalahan dalam membaca. b Menulis Cerita yang Bersangkutan dan Tata Bahasa Cerita Pada tahap kedua ini, setelah membaca sebagian dari cerita siswa diminta untuk berhenti membaca untuk kemudian mengidentifikasikan karakter, latar belakang dan masalah dalam cerita. Kemudian, siswa diminta untuk memprediksi cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah melakukan prediksi terhadap kelanjutan cerita, siswa kemudian melanjutkan membaca cerita. Setelah cerita selesai dibaca, siswa 34 menulis beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan cerita misalnya siswa diminta untuk menulis akhir dari cerita yang berbeda untuk cerita tersebut. c Mengucapkan kata-kata dengan keras Pada tahap ini siswa diberikan daftar kata-kata baru atau sulit dalam cerita. kemudian guru membacakan kata-kata tersebut dan diikuti oleh siswa. Selanjutnya, siswa membaca daftar kata-kata secara berpasangan agar tidak ragu dalam mengucapkan. d Makna Kata Setelah mendapat daftar kata-kata yang baru kemudian siswa mencoba mencari makna dari kata-kata tersebut dengan bimbingan guru. Kalau siswa tidak menemukan makna kata maka guru bisa menjelaskan makna dari kata- kata tersebut. e Menceritakan kembali cerita Setelah memahami makna dari kata-kata baru atau sulit, agar bisa memahami cerita secara utuh maka siswa diminta untuk membaca kembali cerita. Kemudian siswa mendiskusikan isi cerita dalam kelompok dan tiap- tiap siswa menulis poin-poin utama dari cerita untuk pasangannya. f Ejaan Siswa saling menguji daftar ejaan satu sama lainnya tiap minggunya dan saling membantu untuk menguasai daftar tersebut. 35 g Pemeriksaan oleh pasangan Jika semua kegiatan sudah dilaksanakan maka pasangan siswa masing-masing memberikan formulir tugas yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut. Kemudian siswa juga diberikan tugas-tugas harian unutk mengukur pemahaman siswa. h Tes Pada akhir dari 3 periode kelas siswa diberikan test pemahaman terhadap cerita. Pada test ini siswa tidak boleh saling membantu. Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang model pembelajaran kooperatif terkait metode CIRC adalah proses pembelajaran yang menekankan adanya interaksi antara siswa melalui kerja kelompok, dimana metode CIRC biasanya digunakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk melatih kemampuan yang terkait dengan kemampuan berbahasa seperti membaca dan memahami makna. Terkait dengan materi cerita pendek tahapan yang cocok digunakan dari metode CIRC ini adalah tahapan-tahapan yang diungkapakan oleh Robert E. Slavin yaitu membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan, mengungkapkan kata-kata dengan keras, makna kata, menceritakan kembali cerita, ejaan, pemeriksaan oleh pasangan dan yang terakhir adalah tes.

D. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Pemilihan metode dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa menurut Sudarwan Danim 2013: 4 36 adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada tiap pribadi siswa yang bepengaruh terhadap pola aktivitas anak dalam proses belajar guna untuk mewujudkan harapan dan cita-cita. Oleh karena itu, agar siswa bisa mengikuti proses pembelajaran maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan pola belajar siswa. Pemahaman terhadap karakteristik siswa juga bisa dilihat daritingkat perkembangan siswa salah satu aspeknya yaitu perkembangan kognitif. Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget Rita Eka Izzaty, dkk.,2008: 35 adalah: 1 Tahap sensorimotor lahir – 18 bulan 2 Tahap praoperasional 18 bulan – 6 tahun 3 Tahap operasional konkret 6 tahun – 12 tahun 4 Tahap operasional formal 12 tahun atau lebih Dari beberapa tahap di atas, maka siswa kelas V sekolah dasar yang rata-rata usianya 11 sampai 12 tahun perkembangan kognitifnya berada pada tahap opersional konkret. Ciri dari tahap operasional konkret ini yaitu siswa sudah mampu mengemukakan ide berdasarkan pemikiran dan pikirannya masih terbatas pada benda dan kejadian yang akrab dengan siswa. Kelas V sekolah dasar tergolong dalam kelas tinggi dan memiliki ciri- ciri yang berbeda dari kelas rendah. Adapun ciri siswa kelas tinggi di sekolah dasar menurut Rita Eka Izzaty, dkk., 2008:116 adalah sebagai berikut: 1 Perhatian siswa mulai tertuju pada kehidupan praktis 2 Siswa memiliki rasa ingin tahu dan realistis 37 3 Mulai memiliki minat dan tertarik dengan pelajaran tertentu 4 Nilai dipandang sebagai ukuran untuk melihat prestasi 5 Suka membentuk kelompok untuk bermain bersama Berdasarkan ciri tersebut dilihat bahwa siswa kelas V sudah mulai memiliki rasa ingin tahu sehingga mulai berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Siswa juga mulai memiliki minat terhadap pembelajaran tertentu oleh karena itu proses pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin untuk dapat menarik minat siswa terhadap proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan pola pikir siswa yang memandang nilai sebagai ukuran untuk melihat prestasi maka guru menjadikan ini sebagai alasan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar bisa memperoleh nilai yang bagus tapi harus tetap disesuaikan dengan kemauan siswa diantaranya yaitu dengan menggunakan pembelajaran secara berkelompok.

E. Kerangka Pikir

Mengingat bahwa sebagian besar materi pelajaran disajikan dalam bentuk bacaan maka salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pemahaman terkait bahan bacaan. Salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia adalah tentang sastra anak. Sastra anak adalah hasil karya imajinatif yang cakupannya luas dan terdiri dari beberapa kegiatan yang berbeda yang dibuat dalam bentuk dan struktur bahasa didalamnya terdapat nilai positif untuk membentuk kepribadian anak. Salah satu jenis sastra anak yang selalu menyelipkan tentang pesan moral adalah cerita pendek. 38 Cerita pendekadalah salah satu jenis prosa yang isi tidak terlalu panjang tetapi tetap bermakna. Cerita pendek biasanya digunakan sebagai salah satu sumber belajar dikelas tinggi seperti kelas V, dimana bukan hanya untuk mengembangkan keterampilan membaca siswa tetapi juga untuk membentuk sikap siswa melalui pesan moral yang ada di dalamnya. Agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh siswa maka siswa harus bisa memahami isi cerita pendek tersebut yang meliputi tema, tokoh dan karakteristiknya, alur, setting dan amanat sehingga bisa menuliskan kembali isi cerita. Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas V SDN 3 Jarakan adalah masih rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi cerita pendek. Saat proses pembelajaran yang terkait dengan cerita pendek sebagian besar siswa hanya sekedar membaca ceritanya saja tanpa memahami makna dari cerita tersebut dilihat dari ketidakmampuan siswa untuk mengidentifikasi unur-unsur cerita yang ada pada teks serta menuliskan kembali isi cerita pendek. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi cerita pendek tentunya dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Metode CIRC ini adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang bahasa seperti membaca, menulis maupun seni berbahasa pada siswa kelas tinggi sekolah dasar. Pada metode pembelajaran ini siswa akan belajar secara berpasang sehingga bisa membuat siswa lebih aktif dan bisa saling membantu untuk memahami isi cerita tersebut. Dengan cara seperti ini, pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan bagi 39 siswa karena akan dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar mendengarkan guru membaca dan kemudian menyelesaikan soal. sehingga penggunaan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dalam pembelajaran khususnya materi cerita pendek, dapat membuat siswa lebih meningkatkan motivasi atau semangat belajarserta partisipasi aktif siswa dan lebih fokus pada proses pembelajaran sehinggasiswa bisa lebih mudah untuk memahami isi ceritapendek yang terkait dengan unsur-unsur cerita serta menuliskan kembali cerita.Kerangka pikir ini dibuat dalam bagan sebagai berikut. Bagan I: Kerangka Pikir Proses pembelajaran memahami isi cerita pendek belum melibatkan siswa secara aktif dan pemahaman isi cerita pendek masih rendah Proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan pemahaman terhadap isi cerita pendek siswa meningkat yang meliputi, a tema, b tokoh, c alur, d setting, e amanat agar bisa memahami pesan, f mengungkapkan kembali isi cerita Tahapan kegiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dalam pembelajaran pemahaman isi cerita pendek: a Membaca berpasangan b Menuliskan kembali cerita dan tata bahasa cerita c Mengucapkan kata-kata dengan keras d Makna kata e Menceritakan kembali cerita f Ejaan g Pemeriksaan oleh pasangan h Tes

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI CERITA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02

0 8 262

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition Pada Siswa Kelas V Sdn I Manggung Ngemplak Boyolali T

0 1 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN Meningkatkan Kemampuan Memahami Cerita Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Siswa Ke

0 0 15

PENDAHULUAN Meningkatkan Kemampuan Memahami Cerita Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Pelajaran 20011/2012.

0 0 7

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC).

0 4 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI TEMANGGAL, KALASAN TAHUN PELAJARAN 2013/201.

1 1 166

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MATERI CERITA PENDEK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS V MI MAMBAUL ULUM JOMBANG.

0 0 96

MIND MAPPING DAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)KELAS V

0 0 13