105
Pemahaman terhadap isi cerita juga dilihat dari kemampuan siswa menuliskan kembali cerita. terkait dengan menuliskan kembali cerita,
siswa kelas V pada awalnya mengalami kesulitan karena masih ada beberapa unsur cerita pendek yang belum dipahami sehingga makna cerita
yang ditulis pun belum utuh. Setelah memahami semua unsur cerita pendek ditambah dengan bimbingan dari guru dan dibantu dengan
penulisan poin-poin penting dari cerita pendek yang telah dibaca, sebagian besar siswa sudah bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang
utuh. Peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek semakin
terliha pada siklus II yang dilaksanakan dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus I. Hal ini dilihat dari meningkatnya
jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM, dimana pada pra tindakan jumlah siswa yang sudah tuntas hanya 10 orang atau sebesar 34,48,
pada siklus I jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat menjadi 16 orang atau sebesar 55,17 dan pada siklus II jumlah siswa yang sudah mencapai
KKM juga meningkat menjadi 23 orang atau sebesar 79,31. Peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek terkait
dengan unsur-unsur cerita menggunakan metode CIRC sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Fathurrohman 2015: 79
yakni metode CIRC sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan keterampilan berbahasa lainnya baik
pada jenjang pendidikan tinggi maupun dasar. Sejalan juga dengan
106
pendapat Miftahul Huda 2015: 89 bahwa CIRC cocok dan tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi membaca,
menemukan ide pokok atau tema sebuah wacana.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini walaupun sudah dilaksanakan dengan serius atau sungguh-sungguh tetapi masih mempunyai banyak keterbatasan.
Keterabatasan tersebut diantaranya sebagai berikut: 1
Dalam proses pembelajaran guru dan peneliti masih kesulitan dalam memantau dan mengkondisikan siswa saat membaca berpasangan
sehingga masih ada siswa yang tidak mendengarkan pasangannya membaca dengan sungguh dan tidak sesuai dengan arahan guru
misalnya guru meminta siswa untuk membaca sampai paragraf ke-2 tetapi justru dibaca sampai paragraf akhir.
2 Waktu yang digunakan siswa saat menuliskan kembali cerita belum
efektif, sehingga hanya satu atau dua orang siswa yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya padahal ada 5
sampai 6 siswa yang ingin mempresentasekan hasil kerjanya.
107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penggunaan metode CIRC untuk pembelajaran memahami isi cerita pendek membuat motivasi belajar siswa meningkat. Hal ini dikarenakan
rangkaian kegiatan dalam metode CIRC membuat siswa menjadi lebih aktif dengan adanya interaksi antar siswa. Melalui metode CIRC, siswa bisa saling
membantu dalam memahami isi cerita pendek karena dalam metode ini siswa akan berpasangan dan pasangan siswa disesuaikan dengan kemampuan siswa
yaitu siswa yang pintar akan dipasangkan dengan yang kurang pintar sehingga yang pintar bisa membantu yang kurang pintar.
Meningkatnya kemampuan memahami isi cerita pendek siswa setelah menggunakan metode CIRC dilihat dari meningkatnya pemahaman siswa
terkait dengan unsur-unsur cerita yaitu tema dimana siswa yang pada awalnya sulit untuk menentukan tema menjadi bisa menentukan tema dengan benar.
Tokoh yang masing-masingnya memiliki karakteristik dengan mudah diidentifikasi oleh siswa. Untuk menentukan alur, pada awalnya juga sulit bagi
siswa tetapi menjadi mudah setelah diberi penjelasan oleh guru dan siswa saling membantu pasangannya yang belum mengerti. Menentukan setting dari
sebuah cerita pendek tidak terlalu sulit bagi siswa setelah siswa membaca ceritanya secara berpasagan juga secara klasikal. Terkait dengan unsur amanat,
siswa yang awalnya masih memiliki kesalahan persepsi kemudian bisa menentukan amanat setelah diberikan arahan oleh guru. Sedangakan untuk
kemampuan menuliskan kembali cerita, siswa bisa menuliskan kembali cerita
108
dengan makna yang utuh dibantu dengan panduan penulisan poin-poin penting dari setiap paragraf. Peningkatan ini terlihat dari meningkatnya hasil tes yakni
pada pra tindakan presentasenya 34,48, pada siklus I meningkat menjadi 55,17 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 79,31.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, selalu mengingatkan siswa
tentang unsur cerita b
Memberikan penjelasan dan contoh cara menentukan tema dan alur, agar siswa bisa lebih mudah menyelesaikan soal.
c Pembagian kelompok atau pasangan harus menggabungkan yang pintar
dengan yang kurang pintar agar bisa saling membantu. d
Menggunakan metode CIRC untuk menyampaikan materi cerita pendek atau yang berhubungan dengan kegiatan membaca agar siswa bisa lebih
aktif dan lebih mudah memahami bacaan. 2.
Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah sebaiknya memberikan dukungan dan kesempatan
kepada guru kelas khususnya guru kelas V, untuk mengikuti pelatihan maupun workshop terkait dengan metode pembelajaran khususnya metode
CIRC agar guru bisa lebih mendalami lagi tentang metode CIRC dalam pembelajaran pemahaman cerita pendek.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mustadi. 2010.
Peningkatan Kemampuan Critical Reading Cr Melalui Penerapan Metode Appraisal System Dalam Pengajaran Bahasa Inggris.
Diakses dari http:studylib.netdoc12687605ali-mustadi-dosen-fak.-ilmu- pendidikan-uny-1-ali-mustadi. Pada tanggal 21 Juli 2016, Pukul 09.33 WIB.
Burhan Nurgiyantoro. 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
B. Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Darmiyati Zuchidi dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas Rendah. Jakarta: Depertement Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Endah Tri Priyatni. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara.
Fitri Yuliawanti. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Tenaga Pendidik Profesional. yogyakarta: PT pustakan insan madani.
Haryadi dan Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depertement Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Henry Guntur Tarigan. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: CV. Angkasa. Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2015. Model Pembelajaran. Jogjakarta: Kata
Pena. Maguire, Gregory. 2000. What is a short story?. Diakses dari
http:scholar.lib.vt.edu...singer.html. Pada tanggal 26 Juli 2016, Pukul 18. 46 WIB.
Miftahul Mida. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moch. Masrup. 2012. Keefektifan Pembelajaran Menulis Permulaan Dengan Dengan Metode Menabung Kata dan Metode Selusur V-A-K-T Pada Siswa
Sekolah Dasar. Diaksses dari http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpselokaarticledownload6991681.
Pada tanggal 02 Maret 2016, pukul 20.40 WIB.
110
Mujayinah. 2011. Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I sekolah Dasar. Diakses dari
http:wed.iaincirebon.ac.idebookrepositoryPGMI-117370014.pdf. Pada
tanggal 02 Maret 2016, pukul 18.30 WIB. Muhammad Fathurrohman. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakrta: Ar-Ruzz Media. Muh. Nur Mustakin. 2005. Peranan Cerita Dalam Pembentukan Perkembangan
Anak TK. Jakarta: Departement Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Muhamad Rohmadi dan Slamet Subiantoro. 2009. Bunga Rampai Model-Model Pembelajaran Bahasa, Sastra Dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka.
Rita Eka Izzaty, dkk;. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Robert E Slavin. 2005 . Cooperative Learning. Bandung: Nusa media. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Menegmbangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saleh Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Jakarta:
Depertement Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sabarti Akhadiah, dkk. 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depertement Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sudarwan Danim. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan. 2010. Yogyakarta: Aditya media.
________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2006.
Jakarta: Pt. Rineka Citra. Supriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Suroso. Penelitian Tindakan Kelas. 2007. Yogyakarta: Pararaton.
Suwarna Pringgawidaga. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa.Yogyakarta:
Adicita Karya Husada.