Pembelajaran Sastra Anak Jenis Cerita Pendek di Sekolah Dasar
19
“A short story is like the illumination of a match. all the details have to work toward that illumination”.
Dari kedua pendapat tersebut diketahui bahwa cerita pendek pada dasarnya memiliki satu pokok atau inti yang merupakan permasalahan utama.
Dimana rangakaian peristiwa atau unsur-unsur dalam cerita merujuk kepada inti dari cerita pendek tersebut. Sehingga untuk bisa menentukan inti dari
suatu cerita, kita harus bisa memaknai setiap rangkaian kejadian yang ada dalam suatu cerita pendek.
Sementara itu, Endah Tri Priyatni 2010: 126 mengungkapkan bahwa cerita pendek merupakan salah satu bentuk karya fiksi yang sifatnya serba
pendek baik dari segi peristiwa yang diceritakan, isi cerita, maupun jumlah pelaku dan jumlah kata tetapi mengandung kesan yang sangat dalam. Sejalan
dengan pendapatBurhan Nurgiyantoro 2013: 288 yang mengatakan bahwa cerita pendek hanya bercerita tentang hal-hal yang penting saja dengan
penampilan sedikit tokoh, peristiwa latar, tema dan moral dibatasi kearah kesan tunggal sehingga tidak terlalu sulit untuk memahami kesan dari cerita tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Rahmanto 1988: 88 bahwa bahan cerita pendek memiliki keuntungan terutama dalam penyajiannya dapat diselesaikan dalam
satu kali tatap muka baik dari segi membaca ceritanya maupun tugas-tugas yang berkaitan dengan cerita pendek tersebut.
Berdasarkan beberapa pendek di atas dapat disimpulkan bahwa cerita pendek merupakan karya fiksi yang ceritanya tidak terlalu panjang
namun memiliki kesan yang sangat mendalam. Rangkaian peristiwa dalam cerita pendek menjelaskan suatu pokok permasalahan yang menjadi topik
20
utama dalam cerita pendek tersebut. Walaupun ceritanya tidak terlalu panjang, namun tetap mengandung pesan moral yang baik untuk para pembaca.
Pembelajaran yang terkait dengan cerita pendek harus disajikan dengan menyenangkan dan bisa menyampaikan nilai dari cerita pendek
tersebut kepada siswa. Hal ini sesuai dengan hakikat cerita menurut Horatius Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 37
yaitu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bermanfaat. Cerita pada umumnya memiliki nilai atau pesan moral seperti
yang diungkapkan oleh Sawyer dan Commer Muh. Nur Mustakin, 2005: 3 bahwa cerita merupakan hasil karya sastra yang yang dapat membentuk sikap
positif pada anak, seperti 1 kesadaran akan harga diri, 2 toleransi terhadap orang lain, 3 keingintahuan tentang hidup, dan 4 menyadari hubungan yang
manusiawi. Hal ini juga berlaku untuk cerita pendek. Cerita pendek merupakan salah satu sumber belajar di sekolah dasar.
Zulela 2012: 45 menyebutkan bahwa pembelajaran sastra di sekolah dasar khususnya di kelas tinggi salah satunya adalah terkait dengan cerita fiksi
dimana salah satu bagian dari cerita fiksi itu adalah cerita pendek. Sementara itu, Supriyadi 2006: 100 menjelaskan bahwa ada perbedaan antara cerita
pendek yang digunakan untuk kelas rendah dan kelas tinggi yaitu untuk kelas rendah cerita pendek yang digunakan adalah yang temanya sesuai dengan
siswa kelas rendah, tidak terlalu panjang dan diksi sesuai dengan tingkat bahasa siswa kelas rendah. Sedangkan untuk cerita pendek yang digunakan
dikelas tinggi sudah ada dialog dan isi cerita pendek juga harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas tinggi.
21
Cerita pendek memiliki beberapa unsuryaitu tema, tokoh, alur, setting,dan amanat. Penjelasan dari unsur-unsur tersebut adalah sebagai
berikut: a
Tema Tema merupakan salah satu unsur dalam cerita pendek yang biasanya
menggambarkan keseluruhan dari cerita tersebut. Nurgiyantoro Haryadi dan Zamzami, 1997: 7 menjelasakan bahwa tema dapat dipandangan
sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum yang dikembangkan menjadi cerita atau pembicaraan.Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Wijaya
Heru Santoso dan Sri Wahyuningtyas 2010: 3 yang memandang tema dari segi prinsip yatiu sebagai ide atau makna sentral dari cerita. Lebih lanjut
dijelaskan oleh Syukur Ibrahim 1987: 170 bahwa cerita pada dasarnya dikembangkan dari sebuah tema dimana tema tersebut dijelaskan dengan
cara memberikan penjelasan lain sehingga tema tersebut terurai secara jelas dan terperinci.
b Tokoh
Tokoh terkait dengan pelaku dalam cerita. Tokoh menurut Burhan Nurgiyantoro 2013: 222 adalah pelaku yang dikisahkan hidupnya dalam
cerita fiksi lewat alur yang baik dan yang berperan sebagai tokoh pada dasarnya tidak hanya sebatas pada manusia tetapi bisa juga berupa hewan.
Sejalan dengan pendapat Sudjiman Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 46 bahwa tokoh binatang maupun benda dalam cerita dapat bertingkah laku seperti
manusia yaitu dapat berbicara dan juga berpikir. Setiap tokoh dalam cerita
22
biasanya memiliki kerakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tokoh dan karakter yang diperankanmerupakan dua hal yang saling
berhubungan karena setiap aksi atau pola perilaku yang dilakukan oleh tokoh akan menggambarkan karakter yang dimiliki.
c Alur atau Plot
Plot merupakan rangkaian peristiwa yang berkesinambungan dan saling terkait sehingga membentuk suatu cerita. Sabarti akhadiah 1992:
184 membagi alur menjadi dua yaitu alur longgar dan alur erat. Alur longgar kemungkinan meninggalkan salah satu bagian bagian peristiwa
karena dirasa tidak berpengaruh dengan peristiwa lainnya atau tidak merusak keutuhan jalan cerita. Sedangkan alur erat adalah alur yang
memperlihatkan hubungan antarperistiwa yang cukup baik sehingga selalu menarik keingintahuan pembaca tentang peristiwa yang akan terjadi
selanjutnya. Sementara itu, Wendy Widya, dkk 2006: 28 menjelaskan bahwa ada
tiga jenis alur, yaitu: a alur maju adalah alur atau jalan cerita yang bermula dari titik awal peristiwa dan berjalan secara teratur sampai akhir cerita, b
alur mundur adalah alur atau jalan cerita dimana peristiwa-peristiwa dalam cerita disusun berdasarkan sebab-akibat diceritakan mulai dari masa lampau
ke masa kini, c alur campuran yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Terkait dengan alur, yang digunakan adalah alur maju dan alur
mundur.
23
d Setting atau latar
Setting atau latar terkait dengan tempat dan waktu terjadinya cerita sehingga membuat ceritanya lebih hidup serta membantu daya imajinatif
anak dengan membayangkan tempat dan waktu yang ada dalam cerita tersebut. Abrams Wijaya Heru Santoso dan Sriwahyuningtyas, 2010: 11
membagi latar menjadi yaitu latar sosial yang menyangkut status sosial tokoh, latar tempat atau geografis terkait dengan lokasi terjadinya cerita, dan
latar waktu yang terkait dengan saat terjadinya peristiwa dalam cerita. Namun yang biasanya dibahas di sekolah dasar adalah latar tempat dan latar
waktu. e
Amanat Amanat berkaitan dengan pesan-pesan moral yang ada dalam cerita.
Setiap cerita pasti mengandung pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Pesan moral yang ada dalam cerita tentunya
memberikan manfaat bagi siswa yaitu pemahaman tentang sikap-sikap yang baik sehingga mampu mengubah perilaku dan membentuk kepribadian
siswa menjadi pribadi yang bermoral. Beberapa unsur yang dijelaskan diatas merupakan isi dari suatu cerita
pendek dimanaunsur-unsur tersebut saling berhubungan dan juga melengkapi untuk membentuk makna cerita secara utuh. Jika semua unsur yang telah
dijelaskan di atas sudah ada dalam sebuah cerita pendek maka pembaca akan lebih mudah memahami isi atau makna dari cerita pendek tersebut.
24
4. Apresiasi Sastra Anak Jenis Cerita Pendek
Aspek yang harus diperhatikan dan dikembangkan dalam pembelajaran terkait dengan cerita pendek adalah menumbuhkan minat siswa terhadap cerita
pendeksertakemampuan siswa untu memahami isi dari cerita pendek tersebut. Menumbuhkan minat serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
isi cerita biasa dikenal dengan konsep apresiasi sastra. Boen Oemarjati Muhamad Rohmadi dan Slamet Subiyantoro, 2009:
67 menjelaskan bahwa pembelajaran apresiasi sastra lebih menekankan pada pengembangan afektif siswa karena menambah pengalaman siswa dan tanggap
terhadap lingkungan sekitar. Sementara S. Effendi Supriyadi, 2006: 75 memberikan batasan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan dimana siswa
dengan serius menggauli karya sastra sehingga pada akhirnya muncul pemahaman dan kepekaan baik dari segi pemikiran maupun perasaan yang
positif terhadap suatu karya sastra. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa apresiasi
sastra tidak hanya sebatas menumbuhkan minat atau kegemaran siswa terhadap karya sastra tetapi juga harus memunculkan pemahaman siswa terhadap isi
karya sastra sehingga pesan moral atau nilai-nilai yang ada dalam karya sastra tersebut dapat tersampaikan kepada siswa. Pesan moral atau nilai-nilai yang
disampaikan melalui karya sastra ini diharapkan mampu mengembangkan segi afektif siswa ke arah yang positif sehingga siswa bisa tumbuh menjadi pribadi
yang bermoral.
25
Pembelajaran apreasiasi sastra tentang cerita ini bisa dimulai dari kelas rendah sampai dengan kelas yang tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh
Supriyadi 2006: 76 bahwa apresiasi sastra bisa dimulai dari kelas rendah sampai kelas tinggi hanya materi jenis prosa yang diajarkan agak berbeda.
Untuk kelas rendah lebih kepada dongeng sedangkan untuk kelas tinggi cerita pendek.
5. Pemahaman Isi Cerita Pendek
Kegiatan membaca membutuhkan kemampuan pemahaman terhadap isi bahan bacaan termasuk saat membaca cerita pendek. Membaca menurut
Sabarti akhadiah, dkk 1992: 22 merupakan suatu kegiatan yang memadukan beberapa aspek seperti mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan
bunyi serta maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Henry Guntur Tarigan 2015: 121 menjelaskan bahwa sebagai pembaca yang
baik harus memahami apa yang dibacanya dimana hal ini didukung oleh perhatian atau konsentrasi saat membaca dan pengetahuan mengenai kata-kata
atau kosa kata yang luas. Sejalan dengan pendapat Burns Haryadi dan Zamzani, 1997: 33 yang mengatakan bahwa pemahaman terhadap isi
bacaansangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca dimana pembaca yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas akan
berpeluang lebih besar untuk dapat mengembangkan pemahaman kata dan konsep bacaan.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa saat membaca ada beberapa aspek yang harus dipadukan agar dapat memaknai bacaan termasuk
26
saat membaca cerita pendek. faktor yang mempengaruhi pemahaman terhadap sesuatu yang dibaca adalah konsentrasi dan pengetahuan terhadap kosa kata
dimana dengan banyak mengetahui kosa kata tidak akan kesulitan untuk memahami makna atau informasi dari bacaan secara utuh.
Pada jenjang sekolah dasar jenis membaca yang diajarkan yaitu membaca permulaan untuk kelas I-II dan membaca lanjut untuk kelas III-VI.
Tampubolon menjelaskan bahwa pada tingkatan membaca permulaan siswa diajarkan untuk menyuarakan huruf-huruf sebagai lambang bunyi bahasa.
Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa tujuan dari membaca permulaan adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang tepat. Sedangkan pada kelas III-VI membaca lanjut atau biasa disebut membaca pemahaman. Sabarti Akhadiah,
dkk 1992: 31-37 mengatakan bahwa tujuan dari membaca lanjut adalah agar siswa dapat memahami dan menghayati isi bacaan. Tampubolon 2015: 5
menjelaskan bahwa membaca pemahaman lebih ditekankan pada kegiatan- kegiatan pikiran dan penalaran dimana siswa berusaha menemukan dan
memahami informasi yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Pemahaman terhadap cerita pendek digolongkan pada tingkatan membaca lanjut dimana siswa berusaha untuk memahami informasi atau pesan
yang ingin disampaikan pembaca dengan memahami unsur-unsur cerita pendek sehingga dapat mengetahui dan mengungkapkna kembali informasi yang ingin
disampaikan oleh penulis. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa dalam membaca lanjut siswa harus memahami dan menghayati isi bacaan termasuk
27
cerita pendek yang memiliki pesan moral. Jika siswa bisa memahami dan menghayati isi cerita maka pesan moral tersebut juga akan sampai kepada
siswa dan bisa membantu pembentukan sikap atau perilaku siswa ke arah yang positif.
Terkait dengan kemampuan memahami bacaan kemampuan pemahaman, Sabarti Akadiah, dkk 1992: 4-5 membagi menjadi tiga yaitu
kemampuan menerjemahkan, kemampuan menafsirkan dan kemampuan ekstrapolasi. Penjelasan dari ketiga kemampuan memahami tersebut sebagi
berikut: a
Kemampuan menerjemahkan adalah kemampuan mengubah pernyataan dari suatu bahasa atau bentuk komunikasi ke bahasa atau bentuk komunikasi
yang lain. Contoh dari kemampuan menerjemahkan ini adalah mengubah isi bacaan ke dalam bentuk bagan, gambar dan bentuk lainnya ataupun
sebaliknya dengan tujuan agar lebih mudah dipahami. Jika dikaitkan dengan teks cerita pendek, kemampuan menerjemahkan ini dapat dilakukan dengan
cara siswa menuliskan pokok dari tiap paragraf yang dalam teks cerita dibuat dalam bentuk bagan.
b Kemampuan menafsirkan adalah kemampuan untuk menjelaskan sesuatu
berdasarkan pengertian tentang sesuatu atau menjelaskan hubungan antara hal-hal yang diinformasikan. Misalnya meringkas bacaan. jika dikaitkan
dengan cerita pendek maka kemampuan menafsirkan ini dilihat dari kemampuan siswa meringkas isi cerita pendek sudah sesuai dengan isi cerita
pendek yang dibaca atau belum.
28
c Kemampuan ekstrapolasi merupakan kemampuan untuk menafsirkan atau
meramalkan data yang sudah ada. Misalnya meramalkan kejadian selanjutnya dari suatu bacaan. jika dikaitkan dengan cerita pendek maka
kemampuan ini dilihat dari kemampuan siswa untuk menebak kejadian yang akan terjadi selanjutnya setelah membaca beberapa paragraf sebelum lanjut
membaca ceritanya secara utuh. Berdasarkan uraian diatas terkait dengan pembelajaran sastra
khususnya cerita pendek di sekolah dasar maka dapat diambil kesimpulan bahwapembelajaran sastra jenis cerita pendek adalah pembelajaran yang
menyajikan cerita pendek yaitu salah satu jenis prosa yang ceritanya tidak terlalu panjang tetapi bermakna dan memiliki pesan moral sebagai bahan atau
sumber belajar. Pemahaman terhadap isi cerita pendek adalah kemampuan untuk menggali dan memahami informasi yaitu terkait dengan unsur-unsur
cerita pendek yang meliputi tema, tokoh serta karakter tokoh, alur, setting dan amanat sehingga dapat menangkap pesanserta dapat menuliskan kembali isi
cerita.