Implementasi Pelaksanaan Tindakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

60 penting dari tiap paragraf yang ada di cerita pada lembar kerja siswa LKS yang sudah disediakan oleh peneliti sambil memperhatikan daftar ejaan karena dalam teks cerita ada beberapa penulisan ejaan yang belum tepat. Dalam menyelesaikan LKS siswa belum terlalu paham sehingga perlu penjelasan dan bimbingan dari guru yang dibantu oleh penelti. Setelah semua kegiatan selesai siswa mengisi formulir tugas sesuai dengan arahan guru. Pada kegiatan penutup, guru memberikan soal evaluasi yang terdiri dari lima soal yang menekankan pada unsur setting waktu, tema, alur, amanat serta menuliskan kembali cerita. Terkait dengan unsur setting waktu semua siswa tidak mengalami kesulitan dan bisa langsung menjawab dengan benar tanpa perlu bertanya. Untuk unsur tema, masih banyak siswa yang kesulitan atau tidak bisa menentukan tema dari cerita dilihat dari masih banyak siswa yang bertanya kepada guru maupun peneliti tentang tema dari cerita tersebut. Saat diminta untuk dijawab terlebih dahulu, siswa mengatakan tidak tahu walaupun materi terkait dengan unsur-unsur cerita sudah dipelajari di semester I tetapi sebagian siswa sudah lupa. Hal yang sama juga dialami siswa saat menentukan alur dari cerita, siswa tidak bisa menentukan alur dari cerita dan bahkan ada yang meminta jawaban dari peneliti. Terkait dengan unsur amanat, beberapa siswa bertanya tentang pengertian dari amanat sehingga harus diberikan contoh terlebih dahulu tetapi untuk unsur amanat ini sudah ada beberapa siswa yang 61 sudah memahami sehingga bisa langsung mengerjakan. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita, siswa diberikan arahan oleh guru untuk melihat kembali lembar kerja siswa yang berisi pokok cerita dari tiap paragraf sebagai panduan sehingga bisa lebih mudah dalam menuliskan kembali isi cerita walaupun sebagian besar siswa masih hanya sekedar menyalin tanpa mengembangkan lagi sehingga belum menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. Guru langsung membahas soal evaluasi tersebut bersama-sama dengan siswa agar membuat siswa paham terkait dengan unsur-unsur cerita yang ditanyakan. Setelah membahas soal evaluasi, guru dan siswa kemudian menyimpulkan materi pembelajaran dan guru memberikan pesan moral kepada siswa terkait dengan cerita. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. 2 Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret 2016 membahas cerita pendek “Gara-gara smartphone”. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengajak siswa berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya “Siapa yang pernah diberikan hadiah oleh orang tua karena memperoleh prestasi yang bagus?”. “ Saya Bu” jawab beberapa orang anak. “Apa hadiah yang diberikan dan tujuannya apa?”. “ Sepatu Bu, agar lebih rajin belajar.” jawab salah seoarang 62 siswa. Kemudian guru menyampaikan judul cerita dan tujuan dari pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru memulai dengan membagikan teks cerita dan mengarahkan siswa untuk membaca cerita secara berpasangan sampai dengan paragraf ke-3 dan ditegaskan bahwa ceritanya harus dibaca berpasangan secara bergantian dan hanya sampai paragraf ke-3. Semua siswa mengerti dan melaksanakan sesuai dengan instruksi guru. Tetapi Saat kegiatan membaca berpasangan empat orang siswa justru sibuk bercerita seperti pertemuan sebelumnya dan kembali ditegur oleh guru. Selesai membaca sampai paragraf ke-3, guru meminta siswa mengidentifikasikan permasalahan yang ada. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, saat mengidentifikasikan masalah sebagian besar siswa mengangkat tangan untuk menjawab, guru kemudian memilih dua siswa untuk menjawab. Jawaban siswa dirangkum oleh guru untuk menyamakan persepsi siswa. Siswa kemudian diminta untuk memberikan solusi terkait dengan permasalahan tersebut, semua siswa juga terlihat bersemangat untuk menjawab dan solusi yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Kemudian, siswa membaca ceritanya sampai selesai dan menuliskan akhir cerita yang berbeda untuk cerita gara-gara smartphone. Untuk menuliskan akhir cerita yang berbeda, sebagian dari siswa sudah tidak membutuhkan bimbingan dari guru dan masih 63 ada yang harus dibimbing oleh guru dan dibantu juga oleh peneliti. Guru kemudian meminta salah satu siswa untuk maju dan mempresentasikan hasil kerjanya dan guru langsung memberikan tanggapan terkait dengan hasil kerja siswa agar semua siswa bisa lebih paham. Selanjutnya siswa mencari kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Kemudian guru menjelaskan makna dari kata-kata sulit tersebut dilanjutkan dengan meminta siswa untuk membaca kembali cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru. Setelah selesai membaca cerita, secara berpasangan siswa mendiskusikan isi dari tiap paragraf dan menuliskannya pada LKS yang telah disiapkan oleh peneliti. Sebagian besar siswa sudah bisa mengerjakan LKS tanpa membutuhkan bimbingan dari guru. Setelah selesai mengerjakan LKS siswa diminta saling menukar pekerjaan untuk saling menguji ejaan dimana siswa memperhatikan penulisan dari temannya. Jika ada penulisan yang salah seperti penempatan huruf kapital maka akan diperbaiki. Setelah itu, siswa secara berpasangan mengisi formulir tugas. Kegiatan penutup, siswa mengerjakan soal evaluasi yang menekankan pada unsur tokoh dan karakteristiknya, setting, amanat dan menuliskan kembali cerita. Tetapi sebelumnya, guru bertanya kepada siswa tentang tema dan alur dari cerita. Terlihat bahwa sebagian besar siswa masih belum bisa menentukan tema dan alur dari 64 cerita sehingga guru memberikan sedikit penjelasan tentang tema dan alur serta bersama-sama dengan siswa menentukan tema dan alur dari cerita gara-gara smartphone. Kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi. Pada pertemuan kedua ini terkait dengan unsur tokoh dan wataknya siswa tidak mengalami kesulitan dan sebagian besar siswa bisa menjawab dengan benar. Begitu juga untuk unsur setting sebagian besar siswa sudah bisa menjawab dengan benar. Saat menentukan amanat dari cerita masih ada siswa yang justru menuliskan amanat berupa pesan atau saran untuk tokoh yang ada dalam cerita, seperti “sebaiknya Anggun jangan memakai smartphone lagi”. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita, dengan diberikan arahan oleh guru, siswa sudah mulai bisa mengembangkan kalimat yang dituliskan di LKS. Selanjutnya guru membagikan soal evaluasi. Soal evaluasi ini kemudian dibahas-bahas bersama-sama untuk menyamakan persepsi siswa dan membuat siswa lebih paham dan guru memberikan penjelasan terkait dengan amanat sehingga siswa yang masih keliru bisa langsung memperbaiki kesalahannya dan terlihat bahwa siswa sudah bisa memahami amanat dari sebuah cerita karena saat diminta untuk mencoba menentukkan amanat, siswa yang sebelumnya menjawab salah bisa menjawab dengan benar. 65 Setelah selesai membahas soal evaluasi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan penyampaian pesan moral dari cerita pendek gara-gara smartphone oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa berdoa dan memberikan salam. 3 Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2016 yang membahas cerita pendek “Radio kaset” dan pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir untuk siklus I dan siswa akan menyelesaikan soal tes yang akan diselesaikan secara individu sebagai data untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa atau tidak. Kegiatan awal, dimulai dengan guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa kemudian guru memberik an apersepsi dengan bertanya “ Siapa yang pernah rumahnya kemalin gan?”. “Saya Bu” jawab salah satu anak. Kemudian guru meminta anak tersebut menceritakan kejadiannya. Setelah selesai bercerita, guru menyampaikan judul dari cerita pendek yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan membagikan teks cerita dan meminta siswa membaca teks ceritanya sampai paragraf ke-3. Keempat siswa yang biasanya ribut melakukan hal yang sama dan mendapatkan teguran lagi dari guru. Kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam cerita dan solusinya. Semua 66 siswa terlihat antusias untuk menyampaikan pendapatnya bahkan berebut untuk menjawab sehingga guru memilih dua orang siswa untuk menjawab agar tidak gaduh. Setelah itu, siswa melanjutkan kembali membaca ceritanya sampai selesai dan menuliskan awal cerita yang berbeda untuk cerita tersebut. Siswa sudah tidak membutuhkan bimbingan dari guru lagi saat menuliskan awal cerita yang berbeda. Salah satu siswa maju untuk membacakan hasil kerjanya. Kemudian siswa diminta untuk mencari kata-kata sulit yang ada dalam teks dan mengucapkannya dengan keras. Guru kemudian menjelaskan makna dari kata-kata sulit tersebut. Setelah itu, agar siswa bisa lebih memahami isi dari cerita pendek radio kaset, guru meminta siswa untuk membaca kembali teks ceritanya secara bergantian sesuai dengan arahan guru. Setelah membaca teks cerita, siswa mendiskusikan pokok-pokok cerita dari tiap paragraf dan menuliskan di LKS sambil memperhatikan ejaan dalam teks cerita kemudian diperbaiki jika ada format penulisan yang belum tepat dan disesuaikan dengan temannya. Siswa sudah bisa menyelesaikan LKS tanpa membutuhkan bimbingan dari guru. Kemudian siswa mengisi formulir tugas. Pada kegiatan akhir, siswa diberikan soal tes dan tidak diperkenankan untuk saling membantu. Setelah selesai dikerjakan, siswa mengumpulkan pekerjaannya. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi cerita. Setelah itu, guru menyampaikan pesan 67 moral berdasarkan isi cerita pendek radio kaset kepada siswa dan menutup pelajaran dengan berdoa serta memberi salam. c. Hasil Tes Tindakan Siklus I Pelaksanaan tes pada akhir siklus I bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penerapan metode CIRC dalam pembelajaran bahasa Indonesia terkait dengan materi cerita pendek terhadap kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SD 3 Jarakan. Tes tersebut terdiri dari 10 soal yang sudah mencakup semua unsur cerita yaitu tema, tokoh, alur, setting, dan amanat serta menuliskan kembali isi cerita. Dari hasil tes sebagian besar siswa masih salah dalam menentukan tema dan alur sedangkan untuk unsur cerita yang lain siswa sudah bisa menjawab dengan benar dan untuk menuliskan kembali cerita masih ada siswa yang belum mengungkapkan isi cerita secara utuh dan mengembangkan kalimat yang dibuat di LKS. Setelah dikoreksi oelh guru dan peneliti satu orang siswa yang mendapat nilai terendah yaitu 21 dan emapat orang siswa memperoleh nilai tertinggi yaitu 91. Adapun hasil dari tes terkait dengan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3 Jarakan sebagai berikut: Tabel 8. Nilai Siswa Siklus I Rentang Nilai Jumlah Siswa 21 – 49 2 6,90 50 – 74 11 37,93 75 – 91 16 55,17 68 10 20 30 40 50 60 Pratindakan Siklus 1 Tuntas Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada siklus 1 yang berarti melalui metode CIRC ini kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3 Jarakan meningkat. Hasil tes siswa pada pra tindakan dimana proses pembelajaran belum menggunakan metode CIRC menunjukkan bahwa hanya 10 siswa atau 34,48 dari jumlah siswa yang sudah bisa mencapai KKM sedangkan setelah pelaksanaan siklus I dimana proses pembelajaran menggunakan metode CIRC hasil tes siswa menunjukan bahwa 16 siswa atau 55,17 dari jumlah siswa yang sudah bisa mencapai KKM berarti siswa belum mencapai KKM sebanyak 13 siswa dengan jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah 50 sebanyak 2 siswa 6,90 dan yang mendapatkan nilai 50 ke atas tapi belum mencapai KKM sebanyak 11siswa 37,93. Peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek sebelum dan sesudah menerapkan metode CIRC dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Nilai Tes Pratindakan dan Siklus I 69 Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sehingga bisa dikatakan bahwa ada peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3 Jarakan setelah menerapkan metode CIRC. Namun karena masih banyak siswa yang belum bisa menentukan tema dan alur dari cerita dan belum bisa mengembangkan kalimat dalam menuliskan kembali cerita sehingga makna cerita belum utuh yang tentunya berpengaruh terhadaap nilai siswa sehingga jumlah siswa yang sudah mencapai KKM belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75 dari jumlah siswa maka siklus I dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan siklus II. d. Hasil Observasi Siklus I Observasi atau pengamatan pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh satu observer lain guna untuk melihat pelaksanaan atau penerapan metode CIRC ini dalam proses pembelajaran baik oleh guru maupun oleh siswa. Pengamatan ini menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam menerapkan metode CIRC. Deskripsi penjabaran data hasil observasi sebagai berikut: 1 Aktifitas Guru Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC untuk penyajian materi cerita pendek yang dilakukan guru berdasarkan lembar observasi secara umum dapat dilihat pada tabel berikut: 70 Tabel 9. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC siklus I Penerapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek Aktifitas Guru a Mengarahkan siswa untuk membaca berpasangan b meminta siswa menulis awal atau akhir cerita yang berbeda c Membimbing siswa menuliskan cerita d Membimbing siswa menemukan kata-kata sulit e mengucapkan kata-kata dengan keras f Menjelaskan makna kata g Memilih siswa secara acak untuk membacakan kembali cerita h Mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperhatikan ejaan i Membimbing siswa untuk memeriksa ejaan temannya j Memberikan soal evaluasi Penerapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek diawali dengan guru membagikan teks cerita dan menjelaskan cara membaca cerita secara berpasangan yaitu membaca ceritanya secara bergantian tiap paragraf dan siswa harus saling memperhatikan dan mendengarkan satu sama lain saat sedang membaca. Guru dibantu oleh peneliti berkeliling untuk membing sekaligus memperhatikan siswa saat membaca berpasangan. Setelah selesai membaca cerita, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita berdasarkan isi paragraf yang telah dibaca dan kemudian memberikan solusi untuk masalah tersebut. Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang terkait dengan cerita dimana pada pertemuan pertama siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda, pada pertemuan kedua siswa diminta menuliskan akhir cerita yang berbeda 71 dan pada pertemua ketiga siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda. Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan siswa diminta untuk mengikuti guru mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras. Setelah itu guru menyampaikan makna dari kata-kata sulit dan meminta siswa mencatat makna dari kata-kata sulit tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membacakan kembali ceritanya secara bergantian sesuai dengan arahan guru dimana pada kegiatan ini guru memilih siswa secara acak untuk secara bergantian membacakan teks cerita dengan tujuan agar semua siswa bisa lebih berkonsentrasi. Kemudian guru membimbing siswa untuk saling menguji daftar ejaan dimulai dengan siswa memperhatikan ejaan dalam teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum tepat maka harus diperbaiki. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menukar teks cerita dan saling memperhatikan perbaikan ejaan apabila masih ada yang salah maka siswa saling membantu untuk bisa memahami bagaimana penulisan ejaan yang seharusnya. Guru kemudian memberikan formulir penyelesaian tugas sambil mengarahkan siswa cara mengisi formulir tersebut. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. Berdasarkan data dari lembar observasi guru tersebut dapat dilihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan 72 metode CIRC sudah dilakukan dengan baik oleh guru . Tahapan- tahapan dalam metode CIRC ini sudah guru terapkan baik pada pertemuan 1, 2 maupuan pertemuan ke-3 hanya saat pembagian siswa secara berpasangan, guru tidak membagi siswa dan cenderung membiarkan siswa sendiri yang memilih sehingga hasilnya kurang maksimal karena siswa memilih-milih teman dimana yang pintar memilih berpasangan dengan yang sama pintar sedangkan yang kurang pintar juga berpasangan dengan yang kurang pintar. Tidak ada kendala yang berarti yang dialami oleh dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode CIRC ini. 2 Aktifitas Siswa Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC berdasarkan data dari lembar observasi secara umum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode CIRC siklus I Penerapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek Aktifitas Siswa a Membaca cerita secara berpasangan b Menuliskan awal atau akhir cerita yang berbeda c mencari kata-kata sulit d mengucapkan kata-kata sulit dengan keras e mencatat makna dari kata-kata sulit f membacakan kembali cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru g Memperhatikaan ejaan h Memeriksa daftar ejaan pasangan i mengerjakan soal evaluasi Kegiatan yang dilakukan siswa dalam penerapan metode CIRC dimulai dengan siswa mendengarkan pembagian pasangan yang 73 disampaikan oleh guru dan arahan guru terkait dengan cara membaca teks cerita secara berpasangan. Selanjutnya siswa mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita serta memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Setelah selesai mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi, siswa menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan teks cerita dimana pada pertemuan pertama siswa menuliskan awal cerita yang berbeda, pertemuan kedua siswa menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada pertemuan ketiga siswa menuliskan awal cerita yang berbeda. Kegiatan selajutnya, siswa mencari kata-kata sulit yaitu kata- kata dalam teks cerita pendek yang arti atau maknanya belum diketahui oleh siswa. Setelah menemukan kata-kata sulit, siswa kemudian mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras serta mencatat makna dari kata-kata tersebut sesuai dengan penjelasan guru. Kemudian siswa membacakan kembali teks cerita pendek secara bergantian sesuai dengan arahan guru yaitu siswa yang disebutkan namanya yang akan membaca sampai guru menyebutkan nama siswa yang lain untuk melanjutkan membaca teks cerita begitu seterusnya sampai paragraf akhir dari teks cerita pendek tersebut. Kegiatan berikutnya yang dilakukan siswa adalah memperhatikan daftar ejaan baik yang ada dalam teks cerita maupun hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja siswa LKS. Pada kegiatan ini, saat memperhatikan ejaan dalam teks cerita siswa secara individu 74 memperhatikan teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum benar misalnya setelah tanda titik seharusnya huruf kapital tetapi masih huruf kecil maka siswa memberbaiki penulisannya dan setelah selesai siswa saling bertukar pekerjaan dan saling memperhatikan hasil pemeriksaan ejaan pasangannya. Jika masih ada yang belum tepat maka tugas siswa adalah memberitahu pasangannya tentang penulisan ejaan yang tepat. Sedangkan saat pemeriksaan ejaan pada lembar kerja siswa LKS, siswa saling bertukar LKS dan memperhatikan ejaan pasangannya. Jika ada penulisan yang salah maka akan dikoreksi oleh pasangan siswa. Selanjutnya, siswa mengisi formulir penyelesaian tugas yang mengindikasikan bahwa siswa sudah melakukan semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode CIRC secara berpasangan sesuai dengan arahan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan data observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek secara umum telah berjalan dengan baik. Dimana siswa telah ikut berpartisipasi aktif dan mengikuti semua arahan guru untuk melaksanakan setiap tahapan atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode CIRC. Sehingga guru tidak terlalu kesulitan untuk mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. 75 e. Hasil Catatan Lapangan Siklus I Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dilapangan yang tidak terdapat dilembar observasi. Berikut data yang diperoleh berdasarkan hasil catatan lapangan. 1 Pertemuan I Pada pertemuan pertama, guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, mengajak siswa berdoa dan memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab terkait dengan kesenangan dalam membaca cerita serta tentang gambar yang ditunjukkan oleh guru. Siswa sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan guru. Kemudian guru menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti saat siswa diminta untuk membaca cerita berpasangan salah satu siwa tidak mempunyai pasagan karena jumlah siswa yang ganjil sehingga salah satu observer yang dibawa oleh peneliti menjadi pasangan siswa. Empat orang siswa yang duduk berdekatan masih suka ribut dan sekitar lima pasang siswa membaca ceritanya sendiri-sendiri dan bahkan membaca ceritanya sampai akhir padahal hanya diminta untuk membaca sampai paragraf kedua. Saat diminta untuk mengidentifikasi masalah dalam cerita sebagian besar siswa masih bingung, hanya 3 orang siswa yang mengangkat tangan dan memberikan pendapatnya tentang permasalahan yang ada dalam teks cerita. 76 Setelah guru merangkum pendapat siswa untuk menyamakan persepsi, siswa terlihat mulai paham dan saat diminta untuk memberikan solusi terkait dengan permasalahan tersebut hampir semua siswa memberikan pendapat. Agar tidak gaduh, guru pun memilih siswa untuk menjawab. Pada kegiatan menuliskan awal cerita yang berbeda, sebagian besar siswa masih bingung saat diminta untuk menuliskan awal cerita yang berbeda sehingga perlu diberikan contoh. Guru dan peneliti juga berkeliling untuk membimbing siswa dalam menuliskan awal cerita yang berbeda dan dua orang siswa membacakan hasil kerjanya. Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa masih bingung untuk menentukan tema dan alur cerita. Ada beberapa siswa yang bertanya kepada peneliti apa tema dan alur dari cerita tersebut. Kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah sudah belajar tentang unsur-unsur cerita yaitu tokoh, tema, alur dan sebagainya, siswa menjelaskan bahwa sudah dipelajari pada semester sebelumnya, hanya saja siswa sudah lupa. Sedangkan untuk mengungkapkan kembali cerita, dengan bimbingan guru dan hasil kerja siswa pada soal LKS siswa tidak merasa bingung untuk menuliskan kembali isi cerita tersebut hanya saja masih ada siswa yang menuliskan kata-kata yang ada di LKS tanpa mengembangkannya lagi sehingga makna ceritanya belum utuh. Guru dan peneliti pun berinisiatif untuk langsung membahas soal evaluasi bersama-sama agar siswa bisa memahami 77 khususnya terkait tema dan alur. Kemudian, guru dan siswa bersama- sama menyimpulkan pelajaran dilanjutkan dengan guru memberikan pesan moral serta menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. 2 Pertemuan 2 Pada pertemuan ke 2 diawal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa kemudian menyampaikan apersepsi dengan bertanya apakah siswa pernah mendapatkan hadiah karena mendapatkan prestasi yang bagus di sekolah. 8 orang siswa mengangkat tangan dan guru memilih salah satu siswa untuk bercerita tentang hadiah yang di dapatkan dan tujuannya. kemudian guru menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran. Pada pelaksanaan kegiatan inti, empat siswa terlihat sibuk sendiri sehingga selalu ditegur oleh guru. Siswa sudah bisa menentukan permasalahan dalam teks cerita pendek dan memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Saat menuliskan akhir cerita yang berbeda sebagian siswa sudah tidak memerlukan bimbingan guru tapi masih ada juga yang harus dibimbing oleh guru kemudian dua orang siswa memprestasikan hasil kerjanya. Sebelum mengerjakan soal evaluasi guru bertanya jawab dengan siswa terkait tema dan alur dari cerita tersebut untuk membuat siswa lebih memahami lagi tentang tema dan alur cerita. 78 Saat mengerjakan soal evaluasi, siswa tidak mengalami kesulitan. Setelah semua siswa mengerjakan soal evaluasi guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi tersebut terlihat bahwa siswa berebut untuk menjawab pertanyaan tiap nomornya. Saat menentukan amanat dari cerita masih ada siswa yang justru menuliskan amanat berupa pesan atau saran untuk tokoh yang ada dalam cerita, seperti “sebaiknya Anggun jangan memakai smartphone lagi”. Guru pun memberikan penjelasan terkait dengan amanat dan siswa bisa memahami penjelasan guru dengan memperbaiki jawaban yang salah. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita, dengan diberikan arahan oleh guru, siswa sudah mulai bisa mengembangkan kalimat yang dituliskan di LKS. Kemudian guru dan siswa bersama- sama menyimpulkan pelajaran kemudian guru memberikan pesan moral dan menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. 3 Pertemuan 3 Pada pertemuan 3, diawal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa kemudian menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa apakah pernah kehilangan barang di rumah. Satu orang siswa mengangkat tangan dan menceritakan tentang barang yang hilang dirumahnya. Setelah siswa selesai bercerita, guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran. 79 Pada kegiatan inti, empat orang siswa yang biasanya ribut kembali mengulang hal yang sama. Semua tahapan selesai dilakukan siswa dengan baik dan tidak terlalu membutuhkan bimbingan guru lagi. Setelah semua tahapan kegiatan selesai dilakukan, siswa diberikan soal test dan dalam menyelesaikan soal ini siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu. Setelah siswa menyelesaikan soal tes, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran kemudian guru memberikan pesan moral dan menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. f. Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, masih ada unsur cerita yang belum dipahami oleh siswa sehingga jumlah siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan KKM pun belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan untuk kemampuan memahami isi cerita pendek menggunakan metode CIRC. Sehingga perlu diadakan siklus II dengan merancang dan mempersiapkan lebih baik lagi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Oleh karena itu, perlu diadakan refleksi oleh guru dan peneliti terhadap proses pelaksanaan siklus I sehingga dapat diketahui kendala-kendalah atau hal-hal yang perlu ditingkatkan serta sebagai acuan untuk melakukan tindakan untuk siklus II. Hasil refleksi tindakan siklus I adalah siswa dalam berpasangan masih memilih-milih teman dimana yang pintar akan berpasangan 80 dengan yang pintar dan yang kurang pintar akan berpasangan dengan kurang pintar sehingga hasilnya pun kurang optimal. Penyebabnya adalah guru belum mengatur pasangan siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa. Solusi untuk hal ini adalah guru harus membagi siswa secara berpasangan dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dimana siswa yang pintar akan berpasangan dengan siswa yang kurang pintar agar siswa yang pintar bisa membantu pasangannya yang kurang pintar dalam memahami isi cerita. Selain itu, masih ada empat orang siswa yang duduknya berdekatan yang sering ribut. Penyebabnya adalah keempat siswa ini memang sudah sangat akrab dan paling susah diatur dalam kelas dan dalam proses pembelajaran saat keempat siswa ini ribut hanya ditegur oleh guru tanpa adanya tindakan lebih lanjut misalnya dengan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil kerja dengan tujuan agar siswa bisa lebih berkonsentrasi. Solusi untuk hal ini adalah keempat siswa ini harus duduk terpisah tidak boleh berdekatan agar tidak lagi ribut dan akan lebih dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran agar keempat siswa ini lebih berkonsentrasi selama proses pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap tema dan alur cerita serta menuliskan kembali isi cerita dengan makna yang utuh masih kurang dan perlu ditingkatkan. Terkait dengan pemahaman siswa terhadap tema dan alur penyebabnya adalah siswa belum memiliki konsep tentang tema dan alur serta cara untuk menentukan tema dan alur. Solusi untuk hal ini adalah 81 guru harus menjelaskan terlebih dahulu tentang tema dan alur serta memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dalam sebuah cerita pendek dan tidak hanya membahas satu cerita pendek saja tetapi dua atau lebih sebagai contoh karena semakin banyak referensi yang miliki oleh siswa maka makin mudah siswa memahami. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita tetapi maknanya belum utuh penyebabnya adalah guru belum memberikan cara-cara menuliskan kembali cerita yang baik serta memberikan contoh terlebih dahulu agar siswa bisa paham. Solusi untuk hal ini adalah guru harus menjelaskan cara menuliskan kembali isi cerita serta memberikan contoh terkait dengan menuliskan kembali isi cerita. Pelaksanaan siklus II akan didasarkan pada hasil refleksi tersebut. Pada pelaksanaan siklus II ini akan difokuskan pada pengelolaan kelas yaitu terkait dengan pembagian siswa secara berpasangan serta untuk membuat empat orang siswa yang biasanya ribut menjadi lebih fokus pada proses pembelajaran. Selain itu, juga akan difokuskan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan tema dan alur karena untuk unsur-unsur cerita yang lain sudah dikuasai dengan baik oleh siswa serta meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali isi cerita dengan makna yang utuh. Soal tes yang digunakan akan tetap sama dengan soal tes untuk siklus I tujuan untuk melihat apakah siswa sudah bisa memahami tema dan alur dari teks cerita yang sama setelah diberikan referensi yang 82 cukup terkait dengan tema dan alur karena juga akan berpengaruh untuk siswa memahami secara utuh isi dari cerita pendek tersebut sehingga diharapkan siswa juga bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. 2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Perencanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I baik dari segi materi maupun kegiatan pembelajarannya, hanya saja di siklus II lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman siswa terkait dengan tema dan alur dari cerita pendek serta menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh serta merombak pasangan siswa berdasarkan kemampuan agar bisa saling membantu. Pada tahap perancanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut: 1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dan kemudian didiskusikan dengan guru kelas selaku pelaksana tindakan. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yaitu teks cerita pendek. Hanya saja pada siklus II ini pembahasan lebih ditekankan pada unsur tema dan alur karena pada siklus I unsur yang masih belum dipahami oleh siswa adalah tema dan alur serta lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali cerita agar memiliki makna yang utuh. 83 Berdasarkan hal tersebut, Siklus II pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC ini akan dibuat dua kali pertemuan. 2 Menyusun Lembar Observasi Lembar observasi yang akan digunakan pada pelaksanaan tindakan siklus II ini untuk melihat proses pelaksanaan atau penerapan metode CIRC ini masih sama dengan lembar observasi yang digunakan pada siklus I. 3 Menyusun Soal Tes Untuk Siklus II Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V dengan melihat hasil tes pada siklus I dimana masih ada nomor soal yang masih belum bisa dijawab dengan benar oleh siswa, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk memberikan soal tes yang sama dengan siklus I yaitu soal tes terkait dengan teks cerita “Radio Kaset”. 4 Pembagian pasangan siswa Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dimana siswa masih memilih pasangannya sendiri sehingga siswa yang pintar masih berpasangan dengan yang pintar dan yang kurang pintar dengan yang kurang pintar agar bisa saling membantu maka guru merombak pasangan siswa dimana yang pintar berpasangan dengan yang kurang pintar sehingga yang pintar bisa membantu yang kurang pintar. b. Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan lanjutan dari siklus I dengan mengulang materi yang sudah diajarkan pada siklus I yaitu 84 tentang cerita pendek. Pembelajaran siklus II ini diawali dengan memberitahukan siswa bahwa kegiatan pembelajaran masih sama yaitu menggunakan metode CIRC hanya saja lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman terkait dengan tema dan alur dan cerita yang akan dipelajari untuk satu kali pertemuan tidak hanya satu melainkan dua teks cerita yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa bisa lebih cepat memahami tentang tema dan alur dari cerita pendek serta guru akan lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali cerita. Selain itu, guru juga membagi pasangan siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dimana siswa yang pintar akan dipasangan dengan yang kurang pintar agar bisa membantu dalam memahami isi cerita pendek serta untuk memisahkan tempat duduk empat orang siswa yang biasanya ribut dan keempat siswa tersebut akan lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan siklus II ini dibuat dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan pelaksanaan dari tiap-tiap pertemuan sebagai berikut: 1 Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 April dan membahas cerita pendek “Perkelahian”. Pertemuan pertama ini diawali dengan guru memberi salam dan berdoa bersama kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya “siapa yang pernah berkelahi dengan temann ya”. Salah satu siswa menjawab “ saya Bu”. 85 Kemudian guru meminta siswa tersebut untuk menjelaskan penyebab perkelahian dan bagaimana cara penyelesaian permasalahannya. Setelah siswa tersebut menceritakan penyebab perkelahian, guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, terlebih dahulu guru memisahkan keempat anak yang biasanya ribut dikelas kemudian guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan penjelasan terkait dengan tema dan alur. Agar siswa bisa lebih mudah memahami, guru memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dengan membacakan teks cerita pendek “Akibat Terlambat” dan mendiskusikan bersama-sama dengan siswa tentang tema dan alur dari cerita tersebut. Kemudian guru juga menjelaskan dan memberikan arahan terkait dengan cara menuliskan kembali isi cerita agar siswa bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh dengan memberi contoh menuliskan kembali cerita pendek tentang “Akibat terlambat”. Setelah itu, guru memulai proses pembelajaran dengan menggunkan metode CIRC dengan membagikan teks cerita dan meminta siswa untuk membaca teks ceritanya secara berpasangan sampai dengan paragraf ke-2. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab terkait dengan permasalahan yang ada dalam cerita tersebut dan bagaimana solusinya. Untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita pendek sesuai dengan isi paragraf satu dan dua, guru meminta dua orang siswa yaitu siswa yang biasanya ribut untuk 86 menjawab dan kedua siswa ini kemudian menjawab pertanyaan guru dan mulai lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan untuk memberikan solusi guru juga meminta dua siswa lain yang juga biasanya ribut untuk menjawab dan kedua siswa ini juga mulai bisa lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk melanjutkan membaca ceritanya secara berpasangan sampai selesai dan menuliskan akhir cerita yang berbeda. Satu orang siswa maju untuk membacakan hasil kerjanya. Siswa kemudian dibimbing untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita pendek tersebut dan kemudian mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Guru menjelaskan makna dari kata-kata tersebut dan siswa menuliskan makna dari kata-kata tersebut. Setelah selesai mencatat makna kata, guru meminta salah satu siswa yang biasanya ribut untuk membacakan kembali apa yang telah dicatatnya dan siswa tersebut membaca tulisannya. Kemudian guru mengarahkan siswa secara berpasangan mencatat poin-poin penting dari tiap paragraf yang ada di cerita pada lembar kerja siswa LKS yang sudah disediakan oleh peneliti sambil memperhatikan daftar ejaan karena dalam teks cerita ada beberapa penulisan ejaan yang belum tepat. Setelah semua kegiatan selesai siswa mengisi formulir tugas sesuai dengan arahan guru. 87 Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi yang pertanyaannya terkait dengan tema, alur, watak, amanat dan menuliskan kembali cerita dan siswa diminta untuk berdiskusi dengan pasangannya. Kemudian guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Dari hasil pekerjaan siswa telihat bahwa siswa sudah mulai bisa menentukan tema dan alur dari cerita pendek “perkelahian” walaupun masih ada siswa yang salah menjawab tetapi saat diberitahu atau dijelaskan oleh guru terkait tema dan alur yang benar dari cerita siswa terlihat mulai paham. Terkait dengan amanat, siswa sudah paham sehingga bisa menjawab dengan benar. Untuk menuliskan kembali cerita, Setelah selesai membahas soal evaluasi, siswa dan guru menyimpulkan isi cerita kemudian guru menyampaikan pesan moral dari cerita pendek “Perkelahian”. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. 2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 April 2016 dan kembali membahas teks cerita pendek “Radio Kaset”. Pada awal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa. kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya “Jika kalian menangkap seorang maling, kira-kira apa yang kalian lakukan terhadap maling tersebut?.” “Melaporkan ke polisi Bu” jawab salah satu siswa. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa 88 materi yang akan dipelajari hari ini adalah membahas kembali cerita pendek “Radio Kaset” agar bisa memperbaiki nilai pada tes sebelumnya karena masih banyak yang mendapat nilai rendah atau belum mencapai KKM. Pada kegiatan inti, guru mengingatkan kembali tentang tema dan alur dengan bertanya kepada siswa untuk mengetahui apakah masih diingat atau perlu dijelaskan kembali serta mengingatan kembali tentang cara menuliskan kembali isi cerita. Semua siswa masih mengingat dengan baik penjelasan yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya oleh karena itu guru langsung membagikan teks cerita pendek “Radio Kaset” dan meminta siswa untuk membaca secara berpasangan sampai paragraf yang ke-3. Semua siswa terlihat bersemangat dan saling mendengarkan saat sedang membaca. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang permaslahan dalam cerita tersebut dan solusi untuk masalah tersebut. Salah satu siswa yang biasanya ribut kembali diminta oleh guru untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam cerita dan siswa tersebut bisa menjawab dengan benar. Saat diminta untuk menentukan solusi semua siswa berlomba-lomba untuk menjawab dan guru memilih dua siswa untuk memberikan jawaban terkait solusi untuk permasalahan dalam teks cerita pendek tersebut. Kemudian, guru meminta siswa untuk melanjutkan membaca cerita sampai akhir dan 89 menuliskan awal cerita yang berbeda untuk cerita tersebut. Guru dan peneliti berkeliling untuk membimbing siswa tetapi ternyata siswa sudah bisa menuliskan awal cerita yang berbeda dengan baik tanpa harus dibimbing lagi. Salah satu siswa maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan siswa yang diminta mempresentasikan hasil kerjanya adalah yang biasanya ribut di kelas. Siswa kemudian diarahkan untuk mencari kata-kata sulit dan mengikuti guru mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru terkait dengan makna dari kata-kata sulit tersebut. Kemudian guru memilih siswa secara acak untuk membacakan kembali teks cerita dan setelah selesai membaca teks cerita, siswa mendiskusikan pokok-pokok cerita dari tiap paragraf dan menuliskan di LKS sambil memperhatikan ejaan dalam teks cerita kemudian diperbaiki jika ada format penulisan yang belum tepat dan disesuaikan dengan temannya. Kemudian siswa mengisi formulir penyelesaian tugas. Pada kegiatan akhir sebelum siswa menyelesaikan soal, guru mengingatkan kembali terkait dengan tema dan alur serta cara menuliskan kembali cerita. Setelah guru menjelaskan, siswa diminta mengerjakan soal dan tidak boleh saling membantu. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran dilanjutkan dengan penyampaian pesan moral oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap salam. 90 c. Hasil Tes Tindakan Siklus II Pelaksanan tes siklus II ini dilaksanakan setelah pertemuan kedua bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait dengan isi cerita pendek dengan menggunakan metode CIRC. Soal tes yang digunakan untuk siklus II ini masih sama dengan soal tes yang digunakan pada pra tindakan dan siklus I karena masih masih banyak soal yang belum dapat dijawab dengan baik oleh siswa. Selain itu, pertimbangan lain dari guru dan peneliti adalah semakin sering dipelajari maka siswa lebih memahami dan harapannya nilai yang diperoleh siswa untuk soal yang sama akan lebih baik dari tes sebelumnya. Setelah dikoreksi sebagian besar siswa sudah bisa menjawab semua soal dengan baik khususnya yeng terkait dengan tema dan alur serta sudah bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dengan nilai terendah 31 dengan jumlah siswa satu orang dan nilai tertinggi 95 dengan jumlah siswa dua orang. Adapun hasil dari tes pada siklus II ini adalah sebagai berikut: Tabel 11. Nilai siswa siklus II Nilai Jumlah Siswa 31-49 2 6,90 50-74 4 13,79 75-95 23 79,31 91 Berdasarkan data pada tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang sudah mencapai KKM yaitu ≥ 75 sebanyak 23 siswa atau 79,31 dari jumlah siswa sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 6 siswa atau 20,69 dari jumlah siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa di siklus II seiring dengan meningkatnya pemahaman siswa terkait dengan unsur tema dan alur serta untuk menuliskan kembali isi cerita. Adapun peningkatan prensetase ketuntasan siswa berdasarkan perbandingan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM saat pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada bagan berikut ini: Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil Nilai Tes Siswa Saat Pra Tindakan, Siklus I Dan Siklus II Berdasarkan data di atas dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil tes yang berarti bahwa kemampuan memahami isi cerita pendek Pra Tindakan Siklus I Siklus II Tuntas 34,48 55,17 79,31 10 20 30 40 50 60 70 80 90 92 siswa juga meningkat dimana pada pra tindakan jumlah siswa yang sudah tuntas hanya 10 orang atau sebesar 34,48, pada siklus I jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat menjadi 16 orang atau sebesar 55,17 dan pada siklus II jumlah siswa yang sudah mencapai KKM juga meningkat menjadi 23 orang atau sebesar 79,31. Pada tindakan siklus II ini siswa memahami unsur cerita khusunya tentang tema dan alur serta menuliskan kembali cerita terlihat dari banyak siswa yang nilainya meningkat dan mencapai KKM karena sudah menentukan dengan tepat tema dan alur dari teks cerita serta bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. Pada siklus II siswa sudah bisa memahami isi cerita yaitu terkait dengan unsur-unsur cerita yaitu tokoh, tema, setting, alur dan amanat serta sudan bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh dengan presentase ketuntasan siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 75 maka tindakan ini dikatakan sudah berhasil. d. Hasil Observasi Tindakan Siklus II Observasi dilakukan oleh peneliti bersama satu observer lain dengan tujuan untuk melihat penerapan dan pelaksanaan dari metode CIRC dalam proses pembelajaran baik oleh guru maupun oleh siswa. Pengamatan ini menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam menerapkan metode CIRC yang sama dengan siklus I. Deskripsi penjabaran data hasil observasi sebagai berikut: 93 1 Aktifitas Guru Penerapan metode CIRC oleh guru pada siklus II, secara umum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC pada siklus II Penereapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek Aktifitas Guru a Membagi siswa secara berpasangan b Mengarahkan siswa untuk membaca berpasangan c Meminta siswa menulis awal atau akhir cerita yang berbeda d Membimbing siswa menuliskan cerita e Membimbing siswa menemukan kata-kata sulit f Mengucapkan kata-kata dengan keras g Menjelaskan makna kata h Memilih siswa secara acak untuk membacakan kembali cerita i Mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperhatikan ejaan j Membimbing siswa untuk memeriksa ejaan temannya k Memberikan soal evaluasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dimulai dengan guru membagi siswa secara berpasangan dimana siswa yang pintar akan duduk dengan siswa yang kurang pintar. Kemudia guru membagikan teks cerita dan menjelaskan cara membaca cerita secara berpasangan yaitu membaca ceritanya secara bergantian tiap paragraf dan siswa harus saling memperhatikan dan mendengarkan satu sama lain saat sedang membaca. Guru dibantu oleh peneliti berkeliling untuk membimbing sekaligus memperhatikan siswa saat membaca berpasangan. Setelah selesai membaca cerita, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita berdasarkan 94 isi paragraf yang telah dibaca dan kemudian memberikan solusi untuk masalah tersebut. Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang terkait dengan cerita dimana pada pertemuan pertama siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda, pada pertemuan kedua siswa diminta menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada pertemua ketiga siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda. Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan siswa diminta untuk mengikuti guru mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras. Setelah itu guru menyampaikan makna dari kata-kata sulit dan meminta siswa mencatat makna dari kata-kata sulit tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membacakan kembali ceritanya secara bergantian sesuai dengan arahan guru dimana pada kegiatan ini guru memilih siswa secara acak untuk secara bergantian membacakan teks cerita dengan tujuan agar semua siswa bisa lebih berkonsentrasi. Kemudian guru membimbing siswa untuk saling menguji daftar ejaan dimulai dengan siswa memperhatikan ejaan dalam teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum tepat maka harus diperbaiki. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menukar teks cerita dan saling memperhatikan perbaikan ejaan apabila masih ada yang salah maka siswa saling membantu untuk bisa memahami bagaimana penulisan ejaan yang seharusnya. Guru kemudian memberikan formulir 95 penyelesaian tugas sambil mengarahkan siswa cara mengisi formulir tersebut. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. Berdasarkan data dari lembar observasi guru tersebut dapat dilihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC sudah dilakukan dengan baik oleh guru sesuai dengan yang telah direncanakan. Tidak ada kendala yang dialami oleh guru dalam menerapkan metode CIRC ini. 3 Aktifitas Siswa Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC berdasarkan data dari lembar observasi secara umum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode CIRC pada siklus II Penerapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek Aktifitas Siswa a Membaca cerita secara berpasangan b Menuliskan awal atau akhir cerita yang berbeda c Mencari kata-kata sulit d Mengucapkan kata-kata sulit dengan keras e Mencatat makna dari kata-kata sulit f Membacakan kembali cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru g Memperhatikaan ejaan h Memeriksa daftar ejaan pasangan i Mengerjakan soal evaluasi Aktifitas siswa dalam kegaiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dimulai dengan siswa mendengarkan pembagian pasangan yang disampaikan oleh guru dan arahan guru terkait dengan cara membaca teks cerita secara berpasangan. Selanjutnya siswa 96 mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita serta memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Setelah selesai mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi, siswa menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan teks cerita dimana pada pertemuan pertama siswa menuliskan awal cerita yang berbeda, pertemuan kedua siswa menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada pertemuan ketiga siswa menuliskan awal cerita yang berbeda. Kegiatan selajutnya, siswa mencari kata-kata sulit yaitu kata- kata dalam teks cerita pendek yang arti atau maknanya belum diketahui oleh siswa. Setelah menemukan kata-kata sulit, siswa kemudian mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras serta mencatat makna dari kata-kata tersebut sesuai dengan penjelasan guru. Kemudian siswa membacakan kembali teks cerita pendek secara bergantian sesuai dengan arahan guru yaitu siswa yang disebutkan namanya yang akan membaca sampai guru menyebutkan nama siswa yang lain untuk melanjutkan membaca teks cerita begitu seterusnya sampai paragraf akhir dari teks cerita pendek tersebut. Kegiatan berikutnya yang dilakukan siswa adalah memperhatikan daftar ejaan baik yang ada dalam teks cerita maupun hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja siswa LKS. Pada kegiatan ini, saat memperhatikan ejaan dalam teks cerita siswa secara individu memperhatikan teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum benar misalnya setelah tanda titik seharusnya huruf kapital tetapi masih 97 huruf kecil maka siswa memberbaiki penulisannya dan setelah selesai siswa saling bertukar pekerjaan dan saling memperhatikan hasil pemeriksaan ejaan pasangannya. Jika masih ada yang belum tepat maka tugas siswa adalah memberitahu pasangannya tentang penulisan ejaan yang tepat. Sedangkan saat pemeriksaan ejaan pada lembar kerja siswa LKS, siswa saling bertukar LKS dan memperhatikan ejaan pasangannya. Jika ada penulisan yang salah maka akan dikoreksi oleh pasangan siswa. Selanjutnya, siswa mengisi formulir penyelesaian tugas yang mengindikasikan bahwa siswa sudah melakukan semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode CIRC secara berpasangan sesuai dengan arahan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan data observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek secara umum telah berjalan dengan baik. Dimana siswa telah ikut berpartisipasi aktif dan mengikuti semua arahan guru untuk melaksanakan setiap tahapan atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode CIRC. e. Hasil Catatan Lapangan Siklus II Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama siklus II yang tidak tercover pada lembar observasi. Berikut hasil dari catatan lapangan selama siklus II: 98 1 Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa, kemudian menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “siapa yang penah berkelahi?” Salah satu siswa menjawa “saya Bu”. Kemudian siswa tersebut menjelaskan bahwa penyebab perkelahian karena temannya tidak meminjamkan pulpen kepadanya, tetapi kemudian teman-teman melerai perkelahian itu. Guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran. Sebelum membagikan teks cerita yang akan dibahas, guru terlebih dahulu menjelaskan tentang tema dan alur. Kemudian guru memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dengan membacakan cerita pendek “Akibat Terlambat” dan dibahas bersama-sama dengan siswa terkait tema dan alur dari cerita pendek tersebut. Siswa terlihat semangat dan mulai bisa memahami cara menentukan tema dan alur. Saat mengerjakan soal evaluasi, guru kembali mengingatkan tentang cara menentukan tema dan alur. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi tersebut. Terlihat bahwa siswa sudah bisa memahami cara menentukan tema dan alur. Guru menyimpulkan isi cerita bersama-sama dengan siswa kemudian 99 menyampaikan pesan moral. Guru mengajak siswa berdoa dan mengucap salam sebagai penutup pelajaran. 2 Pertemuan Kedua Pada Pertemuan kedua, guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengajak siswa berdoa. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya “Jika kalian menangkap seorang maling, kira-kira apa yang kalian lakukan terhadap maling tersebut?.” “Melaporkan ke polisi Bu” jawab salah satu siswa. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa materi yang akan dipelajari hari ini adalah membahas kembali cerita pendek “Radio Kaset”. Siswa bertanya kenapa diulang lagi ceritanya . kemudian guru menjelaskan agar bisa memperbaiki nilai pada tes sebelumnya karena masih banyak yang mendapat nilai rendah. Guru bertanya kepada siswa terkait tema dan alur yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan ternyata siswa masih mengingat dengan baik. Pada saat akan mengerjakan soal tes siswa diingatkan kembali tentang cara menentukan tema dan alur kemudian siswa melanjutkan untuk mengerjakan soal tes dan tidak diijinkan untuk saling membantu. Setelah selesai guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran kemudian guru menyampaikan pesan moral kepada siswa. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. 100 f. Refeleksi Siklus II Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek berjalan dengan baik dimana kekurangan pada siklus I sudah diatasi dengan cara guru membagi siswa secara berpasangan dengan melihat kemampuan siswa yaitu siswa yang pintar dipasangakan dengan siswa yang kurang pintar sehingga bisa membantu siswa yang kurang pintar dalam memhami isi cerita pendek. Selain itu, dalam pembagian pasangan keepat siswa yang biasanya ribut dikelas juga dipisahkan tempat duduknya serta lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru juga memberikan penjelasan terkait dengan tema dan alur sehingga siswa bisa lebih mudah dalam menentukan tema dan alur serta memberikan bimbingan dengan memberikan contoh cara menuliskan kembali cerita sehingga siswa menuliskan cerita dengan makna yang utuh. Teratasinya kendala pada siklus I membuat proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan optimal sehingga kemampuan siswa dalam memahami isi cerita pendek yang terkait dengan unsur-unsur cerita pendek yaitu tokoh dan karakteristiknya, tema, alur, setting, amanat serta menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh meningkatdengan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM ≥75 sebanyak 23 orang dengan presentase 79,31 . 101 Berdasarkan hasil refleksi untuk siklus II maka tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah tidak diadakan lagi siklus berikutnya karena siswa sudah memahami isi cerita pendek yaitu terkait dengan unsur-unsur cerita serta menuliskan kembali cerita dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

C. Pembahasan

Kegiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada penelitian ini membahas materi cerita pendek. Adapun tahapan kegiatan dalam metode CIRC ini dimulai dengan siswa membaca cerita secara berpasangan, kemudian menuliskan cerita yang bersangkutan dengan tata bahasa cerita, mengucapkankata-kata dengan keras, makna kata, menceritakan kembali cerita, ejaan, pemeriksaan oleh pasangan, dan yang terakhir adalah tes. Serangkaian kegiatan tersebut akan membuat siswa menjadi lebih aktif serta lebih dalam memahami isi cerita pendek. Penggunaan metode CIRC pada pembelajaran memahami isi cerita pendek membuat proses pembelajaran yang awalnya membosankan dan tidak berpusat pada siswa menjadi lebih menyenagkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi dan partisipasi aktif belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode CIRC baik untuk siklus I maupun siklus II meningkat terlihat dari kesirusan siswa dalam belajar dan siswa lebih bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, melalui tahapan-tahapan dalam 102 motode CIRC pengelolaan waktu untuk proses pembelajaran dengan materi cerita pendek pun menjadi lebih efektif. Meningkatnya motivasi maupun partisipasi siswa sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robert E. Slavin 2005: 202-203 yaitu salah satu tujuan dari metode CIRC adalah untuk jauh lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca dengan membuat para siswa membaca untuk pasangannya dengan tujuan utama dari metode CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Untuk dapat menentukan tema dari sebuh cerita pendek sangat penting terlebih dahulu menanamkan konsep sehingga siswa tidak kesulitan dalam menentukan tema. Seperti yang dialami oleh siswa kelas V SD 3 Jarakan dimana sebagian besar siswa masih bingung untuk menentukan tema dari sebuah cerita tetapi setelah diberikan penjelasan lagi terkait tema serta cara menentukan tema yang disajikan dengan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui metode CIRC dimana membuat siswa aktif karena dapat saling membantu memahami isi cerita, tidak kesulitan lagi untuk menentukan tema dari suatu cerita pendek. Dimana terkait dengan tema siswa bisa menentukan pokok permasalahan atau inti dari cerita sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro Haryadi dan Zamzani, 1997: 7 yang mengatakan bahwa teman merupakan dasar cerita, 103 gagasan dasar umum yang dikembangkan menjadi cerita atau pembicaraan. Terkait dengan unsur tokoh hal yang harus dipahami tidak hanya sekedar nama dari tokoh tersebut tetapi juga terkait dengan karakter. Untuk menentukan tokoh dan karakternya, sebagian besar siswa kelas V SD 3 Jarakan tidak mengalami kesulitan dan bisa dengan mudah menentukan tokoh dan karakteristik yang ada pada cerita pendek. Apalagi setelah menggunakan metode CIRC, semua siswa yang menjadi lebih semangat untuk belajar dengan mudah menentukan tokoh dan karakter yang ada dalam cerita pendek. Untuk unsur tokoh, siswa menentukan siapa saja pelaku dalam cerita dan bagaimana watak atau karakternya. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro 2013: 222 yang mengatakan bahwa tokoh merupakan pelaku yang dikisahkan hidupnya dalam cerita fiksi dan yang berperan sebagai tokoh tidak hanya manusia tetapi juga bisa berupa hewan. Untuk memahami alur dalam cerita, siswa kelas V SD 3 Jarakan harus diberikan konsep atau penjelasan terkait alur terlebih dahulu. Siswa yang awalnya langsung diberikan soal terkait alur terlihat bingung dan kebanyakan siswa menjawab salah. Tetapi setelah diberikan penjelasan terkait alur, sebagian besar siswa sudah bisa menentukan alur dari cerita pendek. Penentuan alur ini dilakukan dengan melihat setiap kronologis cerita apakah terus berlanjut alur maju atau dikaitkan atau menceritakan kembali kejadi di masa lalu alur mundur. Sejalan dengan pendapat 104 Wendy Widya, dkk, 2006: 28 yang mengatakan bahwa alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa yang berkesinambungan dan saling terkait sehingga membentuk suatu cerita dibagi menjadi tiga bagian yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Untuk menentukan setting atau latar bukanlah hal yang sulit bagi siswa kelas V, dilihat dari sebagian besar siswa sudah mampu menjawab dengan benar terkait dengan latar baik untuk latar waktu maupun latar tempat. Apalagi setelah siswa berkali-kali membaca ceritanya baik secara berpasangan maupun secara klasikal yang membuat siswa menjadi lebih menguasai isi cerita dengan mudah menentukan latar dalam cerita pendek. Sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa setting atau latar merupakan unsur cerita pendek yang terbagi menjadi latar sosial terkait dengan status sosial tokoh, latar waktu yaitu saat terjadinya peristiwa dan latar tempat yaitu lokasi terjadinya peristiwa Abrams dalam Wijaya Heru Santoso dan Sriwahyuningtyas, 2010: 11. Amanat merupakan unsur cerita yang berkaitan dengan pesan moral yang ingin disampaikan kepada siswa. Terkait dengan unsur amanat, pada awalnya siswa kelas V SD 3 Jarakan lebih mengarah kepada saran atau solusi kepada tokoh yang ada dalam cerita pendek. Tetapi setelah guru memberikan penjelasan terkait dengan menentukan amanat, siswa bisa memahami dan menentukan amanat dari sebuah cerita pendek dengan benar. 105 Pemahaman terhadap isi cerita juga dilihat dari kemampuan siswa menuliskan kembali cerita. terkait dengan menuliskan kembali cerita, siswa kelas V pada awalnya mengalami kesulitan karena masih ada beberapa unsur cerita pendek yang belum dipahami sehingga makna cerita yang ditulis pun belum utuh. Setelah memahami semua unsur cerita pendek ditambah dengan bimbingan dari guru dan dibantu dengan penulisan poin-poin penting dari cerita pendek yang telah dibaca, sebagian besar siswa sudah bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. Peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek semakin terliha pada siklus II yang dilaksanakan dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus I. Hal ini dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM, dimana pada pra tindakan jumlah siswa yang sudah tuntas hanya 10 orang atau sebesar 34,48, pada siklus I jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat menjadi 16 orang atau sebesar 55,17 dan pada siklus II jumlah siswa yang sudah mencapai KKM juga meningkat menjadi 23 orang atau sebesar 79,31. Peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek terkait dengan unsur-unsur cerita menggunakan metode CIRC sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Fathurrohman 2015: 79 yakni metode CIRC sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan keterampilan berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun dasar. Sejalan juga dengan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI CERITA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02

0 8 262

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition Pada Siswa Kelas V Sdn I Manggung Ngemplak Boyolali T

0 1 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN Meningkatkan Kemampuan Memahami Cerita Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Siswa Ke

0 0 15

PENDAHULUAN Meningkatkan Kemampuan Memahami Cerita Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Pelajaran 20011/2012.

0 0 7

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC).

0 4 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI TEMANGGAL, KALASAN TAHUN PELAJARAN 2013/201.

1 1 166

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MATERI CERITA PENDEK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS V MI MAMBAUL ULUM JOMBANG.

0 0 96

MIND MAPPING DAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)KELAS V

0 0 13