Implementasi Pelaksanaan Tindakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
60
penting dari tiap paragraf yang ada di cerita pada lembar kerja siswa LKS yang sudah disediakan oleh peneliti sambil memperhatikan
daftar ejaan karena dalam teks cerita ada beberapa penulisan ejaan yang belum tepat. Dalam menyelesaikan LKS siswa belum terlalu
paham sehingga perlu penjelasan dan bimbingan dari guru yang dibantu oleh penelti. Setelah semua kegiatan selesai siswa mengisi
formulir tugas sesuai dengan arahan guru. Pada kegiatan penutup, guru memberikan soal evaluasi yang
terdiri dari lima soal yang menekankan pada unsur setting waktu, tema, alur, amanat serta menuliskan kembali cerita. Terkait dengan
unsur setting waktu semua siswa tidak mengalami kesulitan dan bisa langsung menjawab dengan benar tanpa perlu bertanya. Untuk unsur
tema, masih banyak siswa yang kesulitan atau tidak bisa menentukan tema dari cerita dilihat dari masih banyak siswa yang bertanya kepada
guru maupun peneliti tentang tema dari cerita tersebut. Saat diminta untuk dijawab terlebih dahulu, siswa mengatakan tidak tahu walaupun
materi terkait dengan unsur-unsur cerita sudah dipelajari di semester I tetapi sebagian siswa sudah lupa. Hal yang sama juga dialami siswa
saat menentukan alur dari cerita, siswa tidak bisa menentukan alur dari cerita dan bahkan ada yang meminta jawaban dari peneliti.
Terkait dengan unsur amanat, beberapa siswa bertanya tentang pengertian dari amanat sehingga harus diberikan contoh terlebih
dahulu tetapi untuk unsur amanat ini sudah ada beberapa siswa yang
61
sudah memahami sehingga bisa langsung mengerjakan. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita, siswa diberikan arahan oleh guru
untuk melihat kembali lembar kerja siswa yang berisi pokok cerita dari tiap paragraf sebagai panduan sehingga bisa lebih mudah dalam
menuliskan kembali isi cerita walaupun sebagian besar siswa masih hanya sekedar menyalin tanpa mengembangkan lagi sehingga belum
menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. Guru langsung membahas soal evaluasi tersebut bersama-sama dengan siswa agar
membuat siswa paham terkait dengan unsur-unsur cerita yang ditanyakan. Setelah membahas soal evaluasi, guru dan siswa
kemudian menyimpulkan materi pembelajaran dan guru memberikan pesan moral kepada siswa terkait dengan cerita. Guru menutup
pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. 2
Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28
Maret 2016 membahas cerita pendek “Gara-gara smartphone”. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengajak siswa
berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya “Siapa yang pernah diberikan hadiah oleh orang tua
karena memperoleh prestasi yang bagus?”. “ Saya Bu” jawab beberapa orang anak. “Apa hadiah yang diberikan dan tujuannya
apa?”. “ Sepatu Bu, agar lebih rajin belajar.” jawab salah seoarang
62
siswa. Kemudian guru menyampaikan judul cerita dan tujuan dari pembelajaran.
Pada kegiatan inti, guru memulai dengan membagikan teks cerita dan mengarahkan siswa untuk membaca cerita secara
berpasangan sampai dengan paragraf ke-3 dan ditegaskan bahwa ceritanya harus dibaca berpasangan secara bergantian dan hanya
sampai paragraf ke-3. Semua siswa mengerti dan melaksanakan sesuai dengan instruksi guru. Tetapi Saat kegiatan membaca berpasangan
empat orang siswa justru sibuk bercerita seperti pertemuan sebelumnya dan kembali ditegur oleh guru. Selesai membaca sampai
paragraf ke-3, guru meminta siswa mengidentifikasikan permasalahan yang
ada. Berbeda
dengan pertemuan
sebelumnya, saat
mengidentifikasikan masalah sebagian besar siswa mengangkat tangan untuk menjawab, guru kemudian memilih dua siswa untuk menjawab.
Jawaban siswa dirangkum oleh guru untuk menyamakan persepsi siswa. Siswa kemudian diminta untuk memberikan solusi terkait
dengan permasalahan tersebut, semua siswa juga terlihat bersemangat untuk menjawab dan solusi yang diberikan sesuai dengan
permasalahan yang telah dirumuskan. Kemudian, siswa membaca ceritanya sampai selesai dan
menuliskan akhir cerita yang berbeda untuk cerita gara-gara smartphone. Untuk menuliskan akhir cerita yang berbeda, sebagian
dari siswa sudah tidak membutuhkan bimbingan dari guru dan masih
63
ada yang harus dibimbing oleh guru dan dibantu juga oleh peneliti. Guru kemudian meminta salah satu siswa untuk maju dan
mempresentasikan hasil kerjanya dan guru langsung memberikan tanggapan terkait dengan hasil kerja siswa agar semua siswa bisa lebih
paham. Selanjutnya siswa mencari kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata tersebut
dengan keras. Kemudian guru menjelaskan makna dari kata-kata sulit tersebut dilanjutkan dengan meminta siswa untuk membaca kembali
cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru. Setelah selesai membaca cerita, secara berpasangan siswa mendiskusikan isi dari tiap
paragraf dan menuliskannya pada LKS yang telah disiapkan oleh peneliti. Sebagian besar siswa sudah bisa mengerjakan LKS tanpa
membutuhkan bimbingan dari guru. Setelah selesai mengerjakan LKS siswa diminta saling menukar pekerjaan untuk saling menguji ejaan
dimana siswa memperhatikan penulisan dari temannya. Jika ada penulisan yang salah seperti penempatan huruf kapital maka akan
diperbaiki. Setelah itu, siswa secara berpasangan mengisi formulir tugas.
Kegiatan penutup, siswa mengerjakan soal evaluasi yang menekankan pada unsur tokoh dan karakteristiknya, setting, amanat
dan menuliskan kembali cerita. Tetapi sebelumnya, guru bertanya kepada siswa tentang tema dan alur dari cerita. Terlihat bahwa
sebagian besar siswa masih belum bisa menentukan tema dan alur dari
64
cerita sehingga guru memberikan sedikit penjelasan tentang tema dan alur serta bersama-sama dengan siswa menentukan tema dan alur dari
cerita gara-gara
smartphone. Kemudian
dilanjutkan dengan
mengerjakan soal evaluasi. Pada pertemuan kedua ini terkait dengan unsur tokoh dan
wataknya siswa tidak mengalami kesulitan dan sebagian besar siswa bisa menjawab dengan benar. Begitu juga untuk unsur setting
sebagian besar siswa sudah bisa menjawab dengan benar. Saat menentukan amanat dari cerita masih ada siswa yang justru
menuliskan amanat berupa pesan atau saran untuk tokoh yang ada dalam cerita, seperti “sebaiknya Anggun jangan memakai smartphone
lagi”. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita, dengan diberikan arahan oleh guru, siswa sudah mulai bisa mengembangkan kalimat
yang dituliskan di LKS. Selanjutnya guru membagikan soal evaluasi. Soal evaluasi ini
kemudian dibahas-bahas bersama-sama untuk menyamakan persepsi siswa dan membuat siswa lebih paham dan guru memberikan
penjelasan terkait dengan amanat sehingga siswa yang masih keliru bisa langsung memperbaiki kesalahannya dan terlihat bahwa siswa
sudah bisa memahami amanat dari sebuah cerita karena saat diminta untuk mencoba menentukkan amanat, siswa yang sebelumnya
menjawab salah bisa menjawab dengan benar.
65
Setelah selesai membahas soal evaluasi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Dilanjutkan
dengan penyampaian pesan moral dari cerita pendek gara-gara smartphone oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan mengajak
siswa berdoa dan memberikan salam. 3
Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30
Maret 2016 yang membahas cerita pendek “Radio kaset” dan pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir untuk siklus I dan
siswa akan menyelesaikan soal tes yang akan diselesaikan secara individu sebagai data untuk melihat apakah ada peningkatan
kemampuan memahami isi cerita pendek siswa atau tidak. Kegiatan awal, dimulai dengan guru memberi salam dan mengajak siswa untuk
berdoa kemudian guru memberik an apersepsi dengan bertanya “ Siapa
yang pernah rumahnya kemalin gan?”. “Saya Bu” jawab salah satu
anak. Kemudian guru meminta anak tersebut menceritakan kejadiannya. Setelah selesai bercerita, guru menyampaikan judul dari
cerita pendek yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan membagikan teks cerita dan
meminta siswa membaca teks ceritanya sampai paragraf ke-3. Keempat siswa yang biasanya ribut melakukan hal yang sama dan
mendapatkan teguran lagi dari guru. Kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam cerita dan solusinya. Semua
66
siswa terlihat antusias untuk menyampaikan pendapatnya bahkan berebut untuk menjawab sehingga guru memilih dua orang siswa
untuk menjawab agar tidak gaduh. Setelah itu, siswa melanjutkan kembali membaca ceritanya sampai selesai dan menuliskan awal
cerita yang berbeda untuk cerita tersebut. Siswa sudah tidak membutuhkan bimbingan dari guru lagi saat menuliskan awal cerita
yang berbeda. Salah satu siswa maju untuk membacakan hasil kerjanya. Kemudian siswa diminta untuk mencari kata-kata sulit yang
ada dalam teks dan mengucapkannya dengan keras. Guru kemudian menjelaskan makna dari kata-kata sulit tersebut. Setelah itu, agar
siswa bisa lebih memahami isi dari cerita pendek radio kaset, guru meminta siswa untuk membaca kembali teks ceritanya secara
bergantian sesuai dengan arahan guru. Setelah membaca teks cerita, siswa mendiskusikan pokok-pokok cerita dari tiap paragraf dan
menuliskan di LKS sambil memperhatikan ejaan dalam teks cerita kemudian diperbaiki jika ada format penulisan yang belum tepat dan
disesuaikan dengan temannya. Siswa sudah bisa menyelesaikan LKS tanpa membutuhkan bimbingan dari guru. Kemudian siswa mengisi
formulir tugas. Pada kegiatan akhir, siswa diberikan soal tes dan tidak
diperkenankan untuk saling membantu. Setelah selesai dikerjakan, siswa mengumpulkan pekerjaannya. Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi cerita. Setelah itu, guru menyampaikan pesan
67
moral berdasarkan isi cerita pendek radio kaset kepada siswa dan menutup pelajaran dengan berdoa serta memberi salam.
c. Hasil Tes Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tes pada akhir siklus I bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penerapan metode CIRC dalam
pembelajaran bahasa Indonesia terkait dengan materi cerita pendek terhadap kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SD 3
Jarakan. Tes tersebut terdiri dari 10 soal yang sudah mencakup semua unsur cerita yaitu tema, tokoh, alur, setting, dan amanat serta
menuliskan kembali isi cerita. Dari hasil tes sebagian besar siswa masih salah dalam menentukan tema dan alur sedangkan untuk unsur cerita
yang lain siswa sudah bisa menjawab dengan benar dan untuk menuliskan
kembali cerita
masih ada
siswa yang
belum mengungkapkan isi cerita secara utuh dan mengembangkan kalimat
yang dibuat di LKS. Setelah dikoreksi oelh guru dan peneliti satu orang siswa yang mendapat nilai terendah yaitu 21 dan emapat orang siswa
memperoleh nilai tertinggi yaitu 91. Adapun hasil dari tes terkait dengan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3
Jarakan sebagai berikut: Tabel 8. Nilai Siswa Siklus I
Rentang Nilai Jumlah Siswa
21 – 49
2 6,90 50
– 74 11 37,93
75 – 91
16 55,17
68
10 20
30 40
50 60
Pratindakan Siklus 1
Tuntas
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada siklus 1 yang berarti melalui metode CIRC ini
kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3 Jarakan meningkat. Hasil tes siswa pada pra tindakan dimana proses
pembelajaran belum menggunakan metode CIRC menunjukkan bahwa hanya 10 siswa atau 34,48 dari jumlah siswa yang sudah bisa
mencapai KKM sedangkan setelah pelaksanaan siklus I dimana proses pembelajaran menggunakan metode CIRC hasil tes siswa menunjukan
bahwa 16 siswa atau 55,17 dari jumlah siswa yang sudah bisa mencapai KKM berarti siswa belum mencapai KKM sebanyak 13 siswa
dengan jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah 50 sebanyak 2 siswa 6,90 dan yang mendapatkan nilai 50 ke atas tapi belum
mencapai KKM sebanyak 11siswa 37,93. Peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek sebelum dan sesudah menerapkan metode
CIRC dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Nilai Tes Pratindakan dan
Siklus I
69
Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sehingga bisa dikatakan bahwa ada peningkatan
kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas V SDN 3 Jarakan setelah menerapkan metode CIRC. Namun karena masih banyak siswa
yang belum bisa menentukan tema dan alur dari cerita dan belum bisa mengembangkan kalimat dalam menuliskan kembali cerita sehingga
makna cerita belum utuh yang tentunya berpengaruh terhadaap nilai siswa sehingga jumlah siswa yang sudah mencapai KKM belum
mencapai target yang diharapkan yaitu 75 dari jumlah siswa maka siklus I dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan siklus II.
d. Hasil Observasi Siklus I
Observasi atau pengamatan pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh satu observer lain guna untuk melihat pelaksanaan
atau penerapan metode CIRC ini dalam proses pembelajaran baik oleh guru maupun oleh siswa. Pengamatan ini menggunakan lembar
observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam menerapkan metode CIRC. Deskripsi penjabaran data hasil observasi sebagai berikut:
1 Aktifitas Guru
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC untuk penyajian materi cerita pendek yang dilakukan guru
berdasarkan lembar observasi secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:
70
Tabel 9. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC siklus I
Penerapan metode CIRC
dalam
proses pembelajaran
pemahaman isi cerita pendek
Aktifitas Guru a
Mengarahkan siswa untuk membaca berpasangan b
meminta siswa menulis awal atau akhir cerita yang berbeda
c Membimbing siswa menuliskan cerita
d Membimbing siswa menemukan kata-kata sulit
e mengucapkan kata-kata dengan keras
f Menjelaskan makna kata
g Memilih siswa secara acak untuk membacakan
kembali cerita h
Mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperhatikan ejaan
i Membimbing siswa untuk memeriksa ejaan
temannya j
Memberikan soal evaluasi
Penerapan metode
CIRC dalam
proses pembelajaran
pemahaman isi cerita pendek diawali dengan guru membagikan teks cerita dan menjelaskan cara membaca cerita secara berpasangan yaitu
membaca ceritanya secara bergantian tiap paragraf dan siswa harus saling memperhatikan dan mendengarkan satu sama lain saat sedang
membaca. Guru dibantu oleh peneliti berkeliling untuk membing sekaligus memperhatikan siswa saat membaca berpasangan. Setelah
selesai membaca cerita, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita berdasarkan isi paragraf yang telah
dibaca dan kemudian memberikan solusi untuk masalah tersebut. Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk menuliskan beberapa paragraf
mengenai topik yang terkait dengan cerita dimana pada pertemuan pertama siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda, pada
pertemuan kedua siswa diminta menuliskan akhir cerita yang berbeda
71
dan pada pertemua ketiga siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda.
Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan siswa diminta untuk mengikuti
guru mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras. Setelah itu guru menyampaikan makna dari kata-kata sulit dan meminta siswa
mencatat makna dari kata-kata sulit tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membacakan kembali ceritanya secara bergantian sesuai
dengan arahan guru dimana pada kegiatan ini guru memilih siswa secara acak untuk secara bergantian membacakan teks cerita dengan
tujuan agar semua siswa bisa lebih berkonsentrasi. Kemudian guru membimbing siswa untuk saling menguji daftar ejaan dimulai dengan
siswa memperhatikan ejaan dalam teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum tepat maka harus diperbaiki. Setelah itu, guru
meminta siswa untuk menukar teks cerita dan saling memperhatikan perbaikan ejaan apabila masih ada yang salah maka siswa saling
membantu untuk bisa memahami bagaimana penulisan ejaan yang seharusnya. Guru kemudian memberikan formulir penyelesaian tugas
sambil mengarahkan siswa cara mengisi formulir tersebut. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan guru memberikan soal evaluasi
kepada siswa. Berdasarkan data dari lembar observasi guru tersebut dapat
dilihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
72
metode CIRC sudah dilakukan dengan baik oleh guru . Tahapan- tahapan dalam metode CIRC ini sudah guru terapkan baik pada
pertemuan 1, 2 maupuan pertemuan ke-3 hanya saat pembagian siswa secara berpasangan, guru tidak membagi siswa dan cenderung
membiarkan siswa sendiri yang memilih sehingga hasilnya kurang maksimal karena siswa memilih-milih teman dimana yang pintar
memilih berpasangan dengan yang sama pintar sedangkan yang kurang pintar juga berpasangan dengan yang kurang pintar. Tidak ada kendala
yang berarti yang dialami oleh dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode CIRC ini.
2 Aktifitas Siswa
Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC berdasarkan data dari lembar observasi secara umum
dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode
CIRC siklus I Penerapan
metode CIRC dalam
proses pembelajaran
pemahaman isi cerita pendek
Aktifitas Siswa a
Membaca cerita secara berpasangan b
Menuliskan awal atau akhir cerita yang berbeda c
mencari kata-kata sulit d
mengucapkan kata-kata sulit dengan keras e
mencatat makna dari kata-kata sulit f
membacakan kembali cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru
g Memperhatikaan ejaan
h Memeriksa daftar ejaan pasangan
i mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan yang dilakukan siswa dalam penerapan metode CIRC dimulai dengan siswa mendengarkan pembagian pasangan yang
73
disampaikan oleh guru dan arahan guru terkait dengan cara membaca teks cerita secara berpasangan. Selanjutnya siswa mengidentifikasi
masalah yang ada dalam teks cerita serta memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Setelah selesai mengidentifikasi masalah dan
memberikan solusi, siswa menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan teks cerita dimana pada pertemuan
pertama siswa menuliskan awal cerita yang berbeda, pertemuan kedua siswa menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada pertemuan ketiga
siswa menuliskan awal cerita yang berbeda. Kegiatan selajutnya, siswa mencari kata-kata sulit yaitu kata-
kata dalam teks cerita pendek yang arti atau maknanya belum diketahui oleh siswa. Setelah menemukan kata-kata sulit, siswa kemudian
mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras serta mencatat makna dari kata-kata tersebut sesuai dengan
penjelasan guru. Kemudian siswa membacakan kembali teks cerita pendek secara bergantian sesuai dengan arahan guru yaitu siswa yang
disebutkan namanya yang akan membaca sampai guru menyebutkan nama siswa yang lain untuk melanjutkan membaca teks cerita begitu
seterusnya sampai paragraf akhir dari teks cerita pendek tersebut. Kegiatan
berikutnya yang
dilakukan siswa
adalah memperhatikan daftar ejaan baik yang ada dalam teks cerita maupun
hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja siswa LKS. Pada kegiatan ini, saat memperhatikan ejaan dalam teks cerita siswa secara individu
74
memperhatikan teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum benar misalnya setelah tanda titik seharusnya huruf kapital tetapi masih
huruf kecil maka siswa memberbaiki penulisannya dan setelah selesai siswa saling bertukar pekerjaan dan saling memperhatikan hasil
pemeriksaan ejaan pasangannya. Jika masih ada yang belum tepat maka tugas siswa adalah memberitahu pasangannya tentang penulisan ejaan
yang tepat. Sedangkan saat pemeriksaan ejaan pada lembar kerja siswa LKS, siswa saling bertukar LKS dan memperhatikan ejaan
pasangannya. Jika ada penulisan yang salah maka akan dikoreksi oleh pasangan siswa.
Selanjutnya, siswa mengisi formulir penyelesaian tugas yang mengindikasikan bahwa siswa sudah melakukan semua kegiatan
pembelajaran sesuai dengan metode CIRC secara berpasangan sesuai dengan arahan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan data observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan metode CIRC untuk
meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek secara umum telah berjalan dengan baik. Dimana siswa telah ikut berpartisipasi aktif
dan mengikuti semua arahan guru untuk melaksanakan setiap tahapan atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode CIRC.
Sehingga guru tidak terlalu kesulitan untuk mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran.
75
e. Hasil Catatan Lapangan Siklus I
Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dilapangan yang tidak terdapat dilembar observasi. Berikut data yang
diperoleh berdasarkan hasil catatan lapangan. 1
Pertemuan I Pada pertemuan pertama, guru mengawali pembelajaran
dengan memberi salam, mengajak siswa berdoa dan memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab terkait dengan kesenangan
dalam membaca cerita serta tentang gambar yang ditunjukkan oleh guru. Siswa sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru. Kemudian guru menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti saat siswa diminta untuk membaca cerita berpasangan salah satu siwa tidak mempunyai pasagan karena jumlah
siswa yang ganjil sehingga salah satu observer yang dibawa oleh peneliti menjadi pasangan siswa. Empat orang siswa yang duduk
berdekatan masih suka ribut dan sekitar lima pasang siswa membaca ceritanya sendiri-sendiri dan bahkan membaca ceritanya sampai akhir
padahal hanya diminta untuk membaca sampai paragraf kedua. Saat diminta untuk mengidentifikasi masalah dalam cerita sebagian besar
siswa masih bingung, hanya 3 orang siswa yang mengangkat tangan dan memberikan pendapatnya tentang permasalahan yang ada dalam
teks cerita.
76
Setelah guru merangkum pendapat siswa untuk menyamakan persepsi, siswa terlihat mulai paham dan saat diminta untuk
memberikan solusi terkait dengan permasalahan tersebut hampir semua siswa memberikan pendapat. Agar tidak gaduh, guru pun
memilih siswa untuk menjawab. Pada kegiatan menuliskan awal cerita yang berbeda, sebagian besar siswa masih bingung saat diminta untuk
menuliskan awal cerita yang berbeda sehingga perlu diberikan contoh. Guru dan peneliti juga berkeliling untuk membimbing siswa dalam
menuliskan awal cerita yang berbeda dan dua orang siswa membacakan hasil kerjanya.
Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa masih bingung untuk menentukan tema dan alur cerita. Ada beberapa siswa yang
bertanya kepada peneliti apa tema dan alur dari cerita tersebut. Kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah sudah belajar
tentang unsur-unsur cerita yaitu tokoh, tema, alur dan sebagainya, siswa menjelaskan bahwa sudah dipelajari pada semester sebelumnya,
hanya saja siswa sudah lupa. Sedangkan untuk mengungkapkan kembali cerita, dengan bimbingan guru dan hasil kerja siswa pada soal
LKS siswa tidak merasa bingung untuk menuliskan kembali isi cerita tersebut hanya saja masih ada siswa yang menuliskan kata-kata yang
ada di LKS tanpa mengembangkannya lagi sehingga makna ceritanya belum utuh. Guru dan peneliti pun berinisiatif untuk langsung
membahas soal evaluasi bersama-sama agar siswa bisa memahami
77
khususnya terkait tema dan alur. Kemudian, guru dan siswa bersama- sama menyimpulkan pelajaran dilanjutkan dengan guru memberikan
pesan moral serta menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.
2 Pertemuan 2
Pada pertemuan ke 2 diawal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa kemudian menyampaikan apersepsi
dengan bertanya apakah siswa pernah mendapatkan hadiah karena mendapatkan prestasi yang bagus di sekolah. 8 orang siswa
mengangkat tangan dan guru memilih salah satu siswa untuk bercerita tentang hadiah yang di dapatkan dan tujuannya. kemudian guru
menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran. Pada pelaksanaan kegiatan inti, empat siswa terlihat sibuk
sendiri sehingga selalu ditegur oleh guru. Siswa sudah bisa menentukan permasalahan dalam teks cerita pendek dan memberikan
solusi untuk permasalahan tersebut. Saat menuliskan akhir cerita yang berbeda sebagian siswa sudah tidak memerlukan bimbingan guru tapi
masih ada juga yang harus dibimbing oleh guru kemudian dua orang siswa memprestasikan hasil kerjanya. Sebelum mengerjakan soal
evaluasi guru bertanya jawab dengan siswa terkait tema dan alur dari cerita tersebut untuk membuat siswa lebih memahami lagi tentang
tema dan alur cerita.
78
Saat mengerjakan soal evaluasi, siswa tidak mengalami kesulitan. Setelah semua siswa mengerjakan soal evaluasi guru dan
siswa bersama-sama membahas soal evaluasi tersebut terlihat bahwa siswa berebut untuk menjawab pertanyaan tiap nomornya. Saat
menentukan amanat dari cerita masih ada siswa yang justru menuliskan amanat berupa pesan atau saran untuk tokoh yang ada
dalam cerita, seperti “sebaiknya Anggun jangan memakai smartphone lagi”. Guru pun memberikan penjelasan terkait dengan amanat dan
siswa bisa memahami penjelasan guru dengan memperbaiki jawaban yang salah. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita, dengan
diberikan arahan oleh guru, siswa sudah mulai bisa mengembangkan kalimat yang dituliskan di LKS. Kemudian guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan pelajaran kemudian guru memberikan pesan moral dan menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.
3 Pertemuan 3
Pada pertemuan 3, diawal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa kemudian menyampaikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa apakah pernah kehilangan barang di rumah. Satu orang siswa mengangkat tangan dan menceritakan
tentang barang yang hilang dirumahnya. Setelah siswa selesai bercerita, guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan
pembelajaran.
79
Pada kegiatan inti, empat orang siswa yang biasanya ribut kembali mengulang hal yang sama. Semua tahapan selesai dilakukan
siswa dengan baik dan tidak terlalu membutuhkan bimbingan guru lagi. Setelah semua tahapan kegiatan selesai dilakukan, siswa
diberikan soal test dan dalam menyelesaikan soal ini siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu. Setelah siswa menyelesaikan
soal tes, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran kemudian guru memberikan pesan moral dan menutup pelajaran
dengan berdoa dan memberi salam. f.
Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, masih ada unsur
cerita yang belum dipahami oleh siswa sehingga jumlah siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan KKM pun belum mencapai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan untuk kemampuan memahami isi cerita pendek menggunakan metode CIRC. Sehingga perlu diadakan
siklus II dengan merancang dan mempersiapkan lebih baik lagi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Oleh karena itu, perlu diadakan
refleksi oleh guru dan peneliti terhadap proses pelaksanaan siklus I sehingga dapat diketahui kendala-kendalah atau hal-hal yang perlu
ditingkatkan serta sebagai acuan untuk melakukan tindakan untuk siklus II.
Hasil refleksi tindakan siklus I adalah siswa dalam berpasangan masih memilih-milih teman dimana yang pintar akan berpasangan
80
dengan yang pintar dan yang kurang pintar akan berpasangan dengan kurang pintar sehingga hasilnya pun kurang optimal. Penyebabnya adalah
guru belum mengatur pasangan siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa. Solusi untuk hal ini adalah guru harus membagi siswa
secara berpasangan dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dimana siswa yang pintar akan berpasangan dengan siswa yang kurang
pintar agar siswa yang pintar bisa membantu pasangannya yang kurang pintar dalam memahami isi cerita. Selain itu, masih ada empat orang
siswa yang duduknya berdekatan yang sering ribut. Penyebabnya adalah keempat siswa ini memang sudah sangat akrab dan paling susah diatur
dalam kelas dan dalam proses pembelajaran saat keempat siswa ini ribut hanya ditegur oleh guru tanpa adanya tindakan lebih lanjut misalnya
dengan meminta
siswa untuk
menjawab pertanyaan
atau mempresentasikan hasil kerja dengan tujuan agar siswa bisa lebih
berkonsentrasi. Solusi untuk hal ini adalah keempat siswa ini harus duduk terpisah tidak boleh berdekatan agar tidak lagi ribut dan akan lebih
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran agar keempat siswa ini lebih berkonsentrasi selama proses pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap tema dan alur cerita serta menuliskan kembali isi cerita dengan makna yang utuh masih kurang dan perlu
ditingkatkan. Terkait dengan pemahaman siswa terhadap tema dan alur penyebabnya adalah siswa belum memiliki konsep tentang tema dan alur
serta cara untuk menentukan tema dan alur. Solusi untuk hal ini adalah
81
guru harus menjelaskan terlebih dahulu tentang tema dan alur serta memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dalam sebuah cerita
pendek dan tidak hanya membahas satu cerita pendek saja tetapi dua atau lebih sebagai contoh karena semakin banyak referensi yang miliki oleh
siswa maka makin mudah siswa memahami. Sedangkan untuk menuliskan kembali cerita tetapi maknanya
belum utuh penyebabnya adalah guru belum memberikan cara-cara menuliskan kembali cerita yang baik serta memberikan contoh terlebih
dahulu agar siswa bisa paham. Solusi untuk hal ini adalah guru harus menjelaskan cara menuliskan kembali isi cerita serta memberikan contoh
terkait dengan menuliskan kembali isi cerita. Pelaksanaan siklus II akan didasarkan pada hasil refleksi tersebut.
Pada pelaksanaan siklus II ini akan difokuskan pada pengelolaan kelas yaitu terkait dengan pembagian siswa secara berpasangan serta untuk
membuat empat orang siswa yang biasanya ribut menjadi lebih fokus pada proses pembelajaran. Selain itu, juga akan difokuskan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan tema dan alur karena untuk unsur-unsur cerita yang lain sudah dikuasai dengan baik oleh siswa
serta meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali isi cerita dengan makna yang utuh.
Soal tes yang digunakan akan tetap sama dengan soal tes untuk siklus I tujuan untuk melihat apakah siswa sudah bisa memahami tema
dan alur dari teks cerita yang sama setelah diberikan referensi yang
82
cukup terkait dengan tema dan alur karena juga akan berpengaruh untuk siswa memahami secara utuh isi dari cerita pendek tersebut sehingga
diharapkan siswa juga bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I baik dari segi materi
maupun kegiatan pembelajarannya, hanya saja di siklus II lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman siswa terkait dengan tema dan
alur dari cerita pendek serta menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh serta merombak pasangan siswa berdasarkan kemampuan agar
bisa saling membantu. Pada tahap perancanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dan kemudian didiskusikan dengan guru kelas selaku
pelaksana tindakan. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yaitu teks cerita pendek. Hanya saja pada siklus
II ini pembahasan lebih ditekankan pada unsur tema dan alur karena pada siklus I unsur yang masih belum dipahami oleh siswa adalah
tema dan alur serta lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali cerita agar memiliki makna yang utuh.
83
Berdasarkan hal
tersebut, Siklus
II pembelajaran
dengan menggunakan metode CIRC ini akan dibuat dua kali pertemuan.
2 Menyusun Lembar Observasi
Lembar observasi yang akan digunakan pada pelaksanaan tindakan siklus II ini untuk melihat proses pelaksanaan atau penerapan
metode CIRC ini masih sama dengan lembar observasi yang digunakan pada siklus I.
3 Menyusun Soal Tes Untuk Siklus II
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V dengan melihat hasil tes pada siklus I dimana masih ada nomor soal yang masih belum
bisa dijawab dengan benar oleh siswa, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk memberikan soal tes yang sama dengan siklus I yaitu
soal tes terkait dengan teks cerita “Radio Kaset”. 4
Pembagian pasangan siswa Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dimana siswa masih
memilih pasangannya sendiri sehingga siswa yang pintar masih berpasangan dengan yang pintar dan yang kurang pintar dengan yang
kurang pintar agar bisa saling membantu maka guru merombak pasangan siswa dimana yang pintar berpasangan dengan yang kurang
pintar sehingga yang pintar bisa membantu yang kurang pintar. b.
Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan lanjutan dari siklus
I dengan mengulang materi yang sudah diajarkan pada siklus I yaitu
84
tentang cerita pendek. Pembelajaran siklus II ini diawali dengan memberitahukan siswa bahwa kegiatan pembelajaran masih sama yaitu
menggunakan metode CIRC hanya saja lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman terkait dengan tema dan alur dan cerita yang
akan dipelajari untuk satu kali pertemuan tidak hanya satu melainkan dua teks cerita yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa bisa lebih
cepat memahami tentang tema dan alur dari cerita pendek serta guru akan lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali
cerita. Selain itu, guru juga membagi pasangan siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dimana siswa yang pintar akan
dipasangan dengan yang kurang pintar agar bisa membantu dalam memahami isi cerita pendek serta untuk memisahkan tempat duduk
empat orang siswa yang biasanya ribut dan keempat siswa tersebut akan lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dibuat dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan pelaksanaan dari tiap-tiap pertemuan
sebagai berikut: 1
Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02
April dan membahas cerita pendek “Perkelahian”. Pertemuan pertama ini diawali dengan guru memberi salam dan berdoa bersama kemudian
guru memberikan apersepsi dengan bertanya “siapa yang pernah berkelahi dengan temann
ya”. Salah satu siswa menjawab “ saya Bu”.
85
Kemudian guru meminta siswa tersebut untuk menjelaskan penyebab perkelahian dan bagaimana cara penyelesaian permasalahannya.
Setelah siswa tersebut menceritakan penyebab perkelahian, guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, terlebih dahulu guru memisahkan keempat anak yang biasanya ribut dikelas kemudian guru melanjutkan kegiatan
pembelajaran dengan memberikan penjelasan terkait dengan tema dan alur. Agar siswa bisa lebih mudah memahami, guru memberikan
contoh cara menentukan tema dan alur dengan membacakan teks cerita pendek “Akibat Terlambat” dan mendiskusikan bersama-sama
dengan siswa tentang tema dan alur dari cerita tersebut. Kemudian guru juga menjelaskan dan memberikan arahan terkait dengan cara
menuliskan kembali isi cerita agar siswa bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh dengan memberi contoh menuliskan
kembali cerita pendek tentang “Akibat terlambat”. Setelah itu, guru memulai proses pembelajaran dengan
menggunkan metode CIRC dengan membagikan teks cerita dan meminta siswa untuk membaca teks ceritanya secara berpasangan
sampai dengan paragraf ke-2. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab terkait dengan permasalahan yang ada dalam cerita tersebut dan
bagaimana solusinya. Untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita pendek sesuai dengan isi paragraf satu dan dua,
guru meminta dua orang siswa yaitu siswa yang biasanya ribut untuk
86
menjawab dan kedua siswa ini kemudian menjawab pertanyaan guru dan mulai lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran.
Sedangkan untuk memberikan solusi guru juga meminta dua siswa lain yang juga biasanya ribut untuk menjawab dan kedua siswa ini
juga mulai bisa lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk melanjutkan membaca
ceritanya secara berpasangan sampai selesai dan menuliskan akhir cerita yang berbeda. Satu orang siswa maju untuk membacakan hasil
kerjanya. Siswa kemudian dibimbing untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita pendek tersebut dan kemudian
mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Guru menjelaskan makna dari kata-kata tersebut dan siswa
menuliskan makna dari kata-kata tersebut. Setelah selesai mencatat makna kata, guru meminta salah satu
siswa yang biasanya ribut untuk membacakan kembali apa yang telah dicatatnya dan siswa tersebut membaca tulisannya. Kemudian guru
mengarahkan siswa secara berpasangan mencatat poin-poin penting dari tiap paragraf yang ada di cerita pada lembar kerja siswa LKS
yang sudah disediakan oleh peneliti sambil memperhatikan daftar ejaan karena dalam teks cerita ada beberapa penulisan ejaan yang
belum tepat. Setelah semua kegiatan selesai siswa mengisi formulir tugas sesuai dengan arahan guru.
87
Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi yang pertanyaannya terkait dengan tema, alur, watak, amanat
dan menuliskan kembali cerita dan siswa diminta untuk berdiskusi dengan pasangannya. Kemudian guru dan siswa membahas hasil
pekerjaan siswa bersama-sama. Dari hasil pekerjaan siswa telihat bahwa siswa sudah mulai bisa menentukan tema dan alur dari cerita
pendek “perkelahian” walaupun masih ada siswa yang salah menjawab tetapi saat diberitahu atau dijelaskan oleh guru terkait tema
dan alur yang benar dari cerita siswa terlihat mulai paham. Terkait dengan amanat, siswa sudah paham sehingga bisa
menjawab dengan benar. Untuk menuliskan kembali cerita, Setelah selesai membahas soal evaluasi, siswa dan guru menyimpulkan isi
cerita kemudian guru menyampaikan pesan moral dari cerita pendek “Perkelahian”. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi
salam. 2
Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04
April 2016 dan kembali membahas teks cerita pendek “Radio Kaset”. Pada awal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa
untuk berdoa. kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya “Jika kalian menangkap seorang maling, kira-kira apa yang kalian
lakukan terhadap maling tersebut?.” “Melaporkan ke polisi Bu” jawab salah satu siswa. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa
88
materi yang akan dipelajari hari ini adalah membahas kembali cerita pendek “Radio Kaset” agar bisa memperbaiki nilai pada tes
sebelumnya karena masih banyak yang mendapat nilai rendah atau belum mencapai KKM.
Pada kegiatan inti, guru mengingatkan kembali tentang tema dan alur dengan bertanya kepada siswa untuk mengetahui apakah
masih diingat atau perlu dijelaskan kembali serta mengingatan kembali tentang cara menuliskan kembali isi cerita. Semua siswa
masih mengingat dengan baik penjelasan yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya oleh karena itu guru langsung
membagikan teks cerita pendek “Radio Kaset” dan meminta siswa untuk membaca secara berpasangan sampai paragraf yang ke-3.
Semua siswa terlihat bersemangat dan saling mendengarkan saat sedang membaca.
Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang permaslahan dalam cerita tersebut dan solusi untuk masalah tersebut.
Salah satu siswa yang biasanya ribut kembali diminta oleh guru untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam cerita dan siswa
tersebut bisa menjawab dengan benar. Saat diminta untuk menentukan solusi semua siswa berlomba-lomba untuk menjawab dan guru
memilih dua siswa untuk memberikan jawaban terkait solusi untuk permasalahan dalam teks cerita pendek tersebut. Kemudian, guru
meminta siswa untuk melanjutkan membaca cerita sampai akhir dan
89
menuliskan awal cerita yang berbeda untuk cerita tersebut. Guru dan peneliti berkeliling untuk membimbing siswa tetapi ternyata siswa
sudah bisa menuliskan awal cerita yang berbeda dengan baik tanpa harus dibimbing lagi. Salah satu siswa maju untuk mempresentasikan
hasil kerjanya dan siswa yang diminta mempresentasikan hasil kerjanya adalah yang biasanya ribut di kelas.
Siswa kemudian diarahkan untuk mencari kata-kata sulit dan mengikuti guru mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Siswa
mendengarkan dan mencatat penjelasan guru terkait dengan makna dari kata-kata sulit tersebut. Kemudian guru memilih siswa secara
acak untuk membacakan kembali teks cerita dan setelah selesai membaca teks cerita, siswa mendiskusikan pokok-pokok cerita dari
tiap paragraf dan menuliskan di LKS sambil memperhatikan ejaan dalam teks cerita kemudian diperbaiki jika ada format penulisan yang
belum tepat dan disesuaikan dengan temannya. Kemudian siswa mengisi formulir penyelesaian tugas.
Pada kegiatan akhir sebelum siswa menyelesaikan soal, guru mengingatkan kembali terkait dengan tema dan alur serta cara
menuliskan kembali cerita. Setelah guru menjelaskan, siswa diminta mengerjakan soal dan tidak boleh saling membantu. Setelah selesai
mengerjakan soal, siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran dilanjutkan dengan penyampaian pesan moral oleh guru. Guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap salam.
90
c. Hasil Tes Tindakan Siklus II
Pelaksanan tes siklus II ini dilaksanakan setelah pertemuan kedua bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terkait dengan isi cerita pendek dengan menggunakan metode CIRC. Soal tes yang digunakan untuk siklus II ini masih sama dengan soal tes
yang digunakan pada pra tindakan dan siklus I karena masih masih banyak soal yang belum dapat dijawab dengan baik oleh siswa. Selain
itu, pertimbangan lain dari guru dan peneliti adalah semakin sering dipelajari maka siswa lebih memahami dan harapannya nilai yang
diperoleh siswa untuk soal yang sama akan lebih baik dari tes sebelumnya.
Setelah dikoreksi sebagian besar siswa sudah bisa menjawab semua soal dengan baik khususnya yeng terkait dengan tema dan alur
serta sudah bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dengan
nilai terendah 31 dengan jumlah siswa satu orang dan nilai tertinggi 95 dengan jumlah siswa dua orang. Adapun hasil dari tes pada siklus II ini
adalah sebagai berikut: Tabel 11. Nilai siswa siklus II
Nilai Jumlah Siswa
31-49 2 6,90
50-74 4 13,79
75-95 23 79,31
91
Berdasarkan data pada tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang sudah mencapai KKM yaitu ≥ 75 sebanyak 23 siswa atau 79,31 dari
jumlah siswa sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 6 siswa atau 20,69 dari jumlah siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa telah
terjadi peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa di siklus II seiring dengan meningkatnya pemahaman siswa terkait dengan
unsur tema dan alur serta untuk menuliskan kembali isi cerita. Adapun peningkatan prensetase ketuntasan siswa berdasarkan perbandingan
jumlah siswa yang sudah mencapai KKM saat pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil Nilai Tes Siswa Saat Pra Tindakan, Siklus I Dan Siklus II
Berdasarkan data di atas dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil tes yang berarti bahwa kemampuan memahami isi cerita pendek
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II Tuntas
34,48 55,17
79,31 10
20 30
40 50
60 70
80 90
92
siswa juga meningkat dimana pada pra tindakan jumlah siswa yang sudah tuntas hanya 10 orang atau sebesar 34,48, pada siklus I jumlah
siswa yang sudah tuntas meningkat menjadi 16 orang atau sebesar 55,17 dan pada siklus II jumlah siswa yang sudah mencapai KKM
juga meningkat menjadi 23 orang atau sebesar 79,31. Pada tindakan siklus II ini siswa memahami unsur cerita khusunya tentang tema dan
alur serta menuliskan kembali cerita terlihat dari banyak siswa yang nilainya meningkat dan mencapai KKM karena sudah menentukan
dengan tepat tema dan alur dari teks cerita serta bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. Pada siklus II siswa sudah bisa
memahami isi cerita yaitu terkait dengan unsur-unsur cerita yaitu tokoh, tema, setting, alur dan amanat serta sudan bisa menuliskan kembali
cerita dengan makna yang utuh dengan presentase ketuntasan siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 75 maka
tindakan ini dikatakan sudah berhasil. d.
Hasil Observasi Tindakan Siklus II Observasi dilakukan oleh peneliti bersama satu observer lain
dengan tujuan untuk melihat penerapan dan pelaksanaan dari metode CIRC dalam proses pembelajaran baik oleh guru maupun oleh siswa.
Pengamatan ini menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam menerapkan metode CIRC yang sama dengan
siklus I. Deskripsi penjabaran data hasil observasi sebagai berikut:
93
1 Aktifitas Guru
Penerapan metode CIRC oleh guru pada siklus II, secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC pada siklus II
Penereapan metode CIRC
dalam
proses pembelajaran
pemahaman isi cerita pendek
Aktifitas Guru a
Membagi siswa secara berpasangan b
Mengarahkan siswa untuk membaca berpasangan c
Meminta siswa menulis awal atau akhir cerita yang berbeda
d Membimbing siswa menuliskan cerita
e Membimbing siswa menemukan kata-kata sulit
f Mengucapkan kata-kata dengan keras
g Menjelaskan makna kata
h Memilih siswa secara acak untuk membacakan
kembali cerita i
Mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperhatikan ejaan
j Membimbing siswa untuk memeriksa ejaan
temannya k
Memberikan soal evaluasi
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dimulai dengan guru membagi siswa secara berpasangan dimana siswa
yang pintar akan duduk dengan siswa yang kurang pintar. Kemudia guru membagikan teks cerita dan menjelaskan cara membaca cerita
secara berpasangan yaitu membaca ceritanya secara bergantian tiap paragraf dan siswa harus saling memperhatikan dan mendengarkan satu
sama lain saat sedang membaca. Guru dibantu oleh peneliti berkeliling untuk membimbing sekaligus memperhatikan siswa saat membaca
berpasangan. Setelah selesai membaca cerita, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita berdasarkan
94
isi paragraf yang telah dibaca dan kemudian memberikan solusi untuk masalah tersebut.
Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang terkait dengan cerita dimana
pada pertemuan pertama siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda, pada pertemuan kedua siswa diminta menuliskan akhir cerita
yang berbeda dan pada pertemua ketiga siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda. Kemudian guru membimbing siswa untuk
menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan siswa diminta untuk mengikuti guru mengucapkan kata-kata sulit tersebut
dengan keras. Setelah itu guru menyampaikan makna dari kata-kata sulit dan meminta siswa mencatat makna dari kata-kata sulit tersebut.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membacakan kembali ceritanya secara bergantian sesuai dengan arahan guru dimana pada
kegiatan ini guru memilih siswa secara acak untuk secara bergantian membacakan teks cerita dengan tujuan agar semua siswa bisa lebih
berkonsentrasi. Kemudian guru membimbing siswa untuk saling menguji daftar ejaan dimulai dengan siswa memperhatikan ejaan dalam
teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum tepat maka harus diperbaiki. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menukar teks cerita
dan saling memperhatikan perbaikan ejaan apabila masih ada yang salah maka siswa saling membantu untuk bisa memahami bagaimana
penulisan ejaan yang seharusnya. Guru kemudian memberikan formulir
95
penyelesaian tugas sambil mengarahkan siswa cara mengisi formulir tersebut. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan guru memberikan
soal evaluasi kepada siswa. Berdasarkan data dari lembar observasi guru tersebut dapat
dilihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC sudah dilakukan dengan baik oleh guru sesuai dengan
yang telah direncanakan. Tidak ada kendala yang dialami oleh guru dalam menerapkan metode CIRC ini.
3 Aktifitas Siswa
Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC berdasarkan data dari lembar observasi secara umum
dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode
CIRC pada siklus II Penerapan
metode CIRC dalam
proses pembelajaran
pemahaman isi cerita pendek
Aktifitas Siswa a
Membaca cerita secara berpasangan b
Menuliskan awal atau akhir cerita yang berbeda c
Mencari kata-kata sulit d
Mengucapkan kata-kata sulit dengan keras e
Mencatat makna dari kata-kata sulit f
Membacakan kembali cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru
g Memperhatikaan ejaan
h Memeriksa daftar ejaan pasangan
i Mengerjakan soal evaluasi
Aktifitas siswa dalam kegaiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dimulai dengan siswa mendengarkan pembagian
pasangan yang disampaikan oleh guru dan arahan guru terkait dengan cara membaca teks cerita secara berpasangan. Selanjutnya siswa
96
mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita serta memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Setelah selesai mengidentifikasi
masalah dan memberikan solusi, siswa menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan teks cerita dimana pada
pertemuan pertama siswa menuliskan awal cerita yang berbeda, pertemuan kedua siswa menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada
pertemuan ketiga siswa menuliskan awal cerita yang berbeda. Kegiatan selajutnya, siswa mencari kata-kata sulit yaitu kata-
kata dalam teks cerita pendek yang arti atau maknanya belum diketahui oleh siswa. Setelah menemukan kata-kata sulit, siswa kemudian
mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras serta mencatat makna dari kata-kata tersebut sesuai dengan
penjelasan guru. Kemudian siswa membacakan kembali teks cerita pendek secara bergantian sesuai dengan arahan guru yaitu siswa yang
disebutkan namanya yang akan membaca sampai guru menyebutkan nama siswa yang lain untuk melanjutkan membaca teks cerita begitu
seterusnya sampai paragraf akhir dari teks cerita pendek tersebut. Kegiatan
berikutnya yang
dilakukan siswa
adalah memperhatikan daftar ejaan baik yang ada dalam teks cerita maupun
hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja siswa LKS. Pada kegiatan ini, saat memperhatikan ejaan dalam teks cerita siswa secara individu
memperhatikan teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum benar misalnya setelah tanda titik seharusnya huruf kapital tetapi masih
97
huruf kecil maka siswa memberbaiki penulisannya dan setelah selesai siswa saling bertukar pekerjaan dan saling memperhatikan hasil
pemeriksaan ejaan pasangannya. Jika masih ada yang belum tepat maka tugas siswa adalah memberitahu pasangannya tentang penulisan ejaan
yang tepat. Sedangkan saat pemeriksaan ejaan pada lembar kerja siswa LKS, siswa saling bertukar LKS dan memperhatikan ejaan
pasangannya. Jika ada penulisan yang salah maka akan dikoreksi oleh pasangan siswa.
Selanjutnya, siswa mengisi formulir penyelesaian tugas yang mengindikasikan bahwa siswa sudah melakukan semua kegiatan
pembelajaran sesuai dengan metode CIRC secara berpasangan sesuai dengan arahan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan data observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan metode CIRC untuk
meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek secara umum telah berjalan dengan baik. Dimana siswa telah ikut berpartisipasi aktif
dan mengikuti semua arahan guru untuk melaksanakan setiap tahapan atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode CIRC.
e. Hasil Catatan Lapangan Siklus II
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama siklus II yang tidak tercover pada lembar observasi. Berikut hasil dari
catatan lapangan selama siklus II:
98
1 Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa, kemudian menyampaikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa “siapa yang penah berkelahi?” Salah satu siswa menjawa “saya Bu”. Kemudian siswa tersebut
menjelaskan bahwa penyebab perkelahian karena temannya tidak meminjamkan pulpen kepadanya, tetapi kemudian teman-teman
melerai perkelahian itu. Guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran.
Sebelum membagikan teks cerita yang akan dibahas, guru terlebih dahulu menjelaskan tentang tema dan alur. Kemudian guru
memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dengan membacakan cerita pendek “Akibat Terlambat” dan dibahas
bersama-sama dengan siswa terkait tema dan alur dari cerita pendek tersebut. Siswa terlihat semangat dan mulai bisa memahami cara
menentukan tema dan alur. Saat mengerjakan soal evaluasi, guru kembali mengingatkan
tentang cara menentukan tema dan alur. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi tersebut. Terlihat bahwa
siswa sudah bisa memahami cara menentukan tema dan alur. Guru menyimpulkan isi cerita bersama-sama dengan siswa kemudian
99
menyampaikan pesan moral. Guru mengajak siswa berdoa dan mengucap salam sebagai penutup pelajaran.
2 Pertemuan Kedua
Pada Pertemuan kedua, guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengajak siswa berdoa. Kemudian guru
memberikan apersepsi dengan bertanya “Jika kalian menangkap seorang maling, kira-kira apa yang kalian lakukan terhadap maling
tersebut?.” “Melaporkan ke polisi Bu” jawab salah satu siswa. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa materi yang akan
dipelajari hari ini adalah membahas kembali cerita pendek “Radio Kaset”. Siswa bertanya kenapa diulang lagi ceritanya . kemudian
guru menjelaskan agar bisa memperbaiki nilai pada tes sebelumnya karena masih banyak yang mendapat nilai rendah.
Guru bertanya kepada siswa terkait tema dan alur yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan ternyata siswa masih
mengingat dengan baik. Pada saat akan mengerjakan soal tes siswa diingatkan kembali tentang cara menentukan tema dan alur
kemudian siswa melanjutkan untuk mengerjakan soal tes dan tidak diijinkan untuk saling membantu. Setelah selesai guru bersama-sama
dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran kemudian guru menyampaikan pesan moral kepada siswa. Guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan memberi salam.
100
f. Refeleksi Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek berjalan dengan
baik dimana kekurangan pada siklus I sudah diatasi dengan cara guru membagi siswa secara berpasangan dengan melihat kemampuan siswa
yaitu siswa yang pintar dipasangakan dengan siswa yang kurang pintar sehingga bisa membantu siswa yang kurang pintar dalam memhami isi
cerita pendek. Selain itu, dalam pembagian pasangan keepat siswa yang biasanya ribut dikelas juga dipisahkan tempat duduknya serta lebih
dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru juga memberikan penjelasan
terkait dengan tema dan alur sehingga siswa bisa lebih mudah dalam menentukan tema dan alur serta memberikan bimbingan dengan
memberikan contoh cara menuliskan kembali cerita sehingga siswa menuliskan cerita dengan makna yang utuh.
Teratasinya kendala pada siklus I membuat proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan optimal sehingga kemampuan siswa
dalam memahami isi cerita pendek yang terkait dengan unsur-unsur cerita pendek yaitu tokoh dan karakteristiknya, tema, alur, setting,
amanat serta menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh meningkatdengan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM ≥75
sebanyak 23 orang dengan presentase 79,31 .
101
Berdasarkan hasil refleksi untuk siklus II maka tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah tidak diadakan lagi siklus berikutnya
karena siswa sudah memahami isi cerita pendek yaitu terkait dengan unsur-unsur cerita serta menuliskan kembali cerita dan sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.