merupakan salah satu unsur manajemen kegiatan usaha, Deperindag juga pernah mengikutsertakan produk unggulan dari Kabupaten
Ngawi, salah satunya adalah keripik tempe ke tingkat pusat, yaitu di Jakarta. Dimana pada saat itu Kabupaten Ngawi berangkat bersama
dengan beberapa kabupaten lainnya untuk mewakili Propinsi Jawa Timur”.
Wawancara, tanggal 17 Oktober 2009
Dari beberapa data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi telah berperan
dalam upaya meningkatkan pendapatan pengrajin keripik tempe di Prandon. Upaya – upaya tersebut dibuktikan dengan pameran produk
unggulan yang dikirim ke kota – kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya.
Kegiatan pelatihan serta upaya tindak lanjut dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi untuk mengadakan
pameran produk unggulan adalah bukti bahwa pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Dinas ini telah mencapai sasaran. Hal tersebut
didukung dengan beberapa pernyataan dari sumber pengrajin di lapangan, yang menyatakan bahwa dengan adanya pameran produk
unggulan telah membawa dampak yang positif bagi pengrajin dengan semakin luasnya akses pemasaran produk kerajinan yang berpengaruh
pada peningkatan pendapatan bagi pengrajin itu sendiri.
3. Pelatihan di Bidang Pendanaan Kredit Bank
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi pernah melakukan pelatihan di bidang pendanaan kredit bank dengan
mengundang sekitar 20 pengrajin keripik tempe di dareah Prandon
Ngawi. Pelatihan ini diprakarsai oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan bagian Permodalan dengan melakukan kerjasama dengan
bank daerah setempat, yang nantinya diperuntukkan bagi pengrajin keripik tempe di Prandon. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 13
Juli 2008, yang bertempat di Balai Desa Prandon. Salah satu pengrajin yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan
tersebut adalah Bapak Kemis, beliau mengemukakan bahwa : “Pelatihan tersebut bermanfaat bagi saya dan rekan – rekan
pengrajin disini, karena setelah adanya kegiatan tersebut pihak Deperindag mengundang pengrajin disini untuk menawarkan pinjaman
modal kepada kami”. Wawancara, tanggal 22 Oktober 2009
Bapak Warsito, salah satu pengrajin keripik tempe yang pernah mengikuti pelatihan tersebut mengatakan :
“Dengan adanya acara seperti ini kami sebagai pengrajin jadi banyak terbantu untuk mengembangkan usaha kami. Apalagi banyak
dari antara kami para pengrajin yang baru menekuni usaha ini. Bantuan modal yang diberikan lumayan besar mas, tapi juga untuk
mengembalikannya bunganya tidak terlalu besar, dan juga waktunya lumayan lama. Alhamdullilah kami tidak terlalu repot – repot sekarang
mikir masalah dana”.
Wawancara, tanggal 25 Mei 2010 Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak Giri, salah
satu pengrajin keripik tempe yang mengikuti pelatihan ini, beliau menyatakan bahwa :
“Saya salah satu orang yang berterima kasih mas kepada Deperindag. Karena mereka peduli terhadap kami para pengrajin
disini. Sekarang semua bahan pokok sudah banyak yang naik, mau tidak mau kami harus cari tambahan modal untuk mencukupi
kubutuhan usaha kami”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2010
Bapak Drs. Dhoni Sanjaya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi mengemukakan pendapatnya :
“Yang paling utama dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup pengrajin keripik tempe yang ada di Prandon
khusunya. Pihak Deperindag sendiri hanya sebagai fasilitator bagi kepentingan para pengrajin yang bekerja sama dengan pihak bank.
Yang terjadi sebelumnya jika mereka kesulitan untuk mencari modal, yang ada mereka berhubungan dengan pihak – pihak yang kurang
efisien dalam memecahkan masalah tersebut. Akhirnya, hanya timbul masalah baru yang ujung – ujungnya memberatkan pengrajin itu
sendiri”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2010
Bapak Drs. Joko Riyadi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi juga mengemukakan pendapatnya
berkaitan dengan pelatihan ini, beliau mengatakan : “Dalam pelatihan kali ini banyak memberikan solusi bagi
pengrajin untuk mengembangkan usahanya. Dari pinjaman lunak dengan bunga yang ringan sampai dengan pendirian KOPTI yang
memudahkan pengrajin untuk memajukan usahanya. Dari adanya koperasi tersebut segala kebutuhan para pengrajin dapat terpenuhi”.
Wawancara, tanggal 25 Mei 2010 Dari kegiatan tersebut di atas, salah satu pengrajin di Prandon
mendirikan sebuah Koperasi Pengrajin Tempe KOPTI , koperasi ini bertempat di desa Prandon. Koperasi ini didirikan dengan tujuan
sebagai sarana ataupun untuk mempermudah bagi para pengrajin tempe untuk mendapatkan modal dengan bunga yang rendah tiap
bulannya dan dengan prosedur yang tidak berbelit – belit.
Dari data – data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan yang di fasilitatori oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Ngawi telah memberikan manfaat bagi pengrajin keripik tempe di Prandon. Hal itu dibuktikan dengan telah
berdirinya Koperasi Pengrajin Tempe KOPTI yang berada di desa Prandon. Koperasi tersebut berdiri setelah diadakannya pelatihan
Perkreditan dan Perbankan yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi.
Dengan adanya KOPTI di Prandon, yang merupakan hasil dari pelatihan perkreditan dan perbankan yang difasilitasi oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi memberikan kemudahan bagi para pengrajin untuk mendapatkan modal demi
kelancaran usahanya.
4. Pelatihan Manajemen Mutu