Dengan demikian program pembinaan usaha kecil merupakan suatu program yang membina usaha kecil dengan meningkatkan kemampuan
dari pengusaha kecil itu sendiri secara keseluruhan, baik dalam bidang manajemen, pengetahuan kewirausahaan, penguasaan teknologi, dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh usaha kecil itu sendiri dan tentunya dengan diciptakan iklim usaha yang
mendukung sehingga tercipta kepastian dan kesempatan usaha secara merata.
2.2.2. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan menurut Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil, pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan sehingga usaha kecil mampu
menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Menurut Prijono dan Prananka 1996 : 44 mengatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari
perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan. Pemberdayaan menurut definisi Bryant dan White adalah
pertumbuhan kekuasaan dan wewenang untuk bertindak yang lebih besar kepada si miskin, sedangkan Cook dan Macaulay 1997 : 18 memandang
pemberdayaan sebagai upaya membebaskan seseorang dari kendali yang kaku dan memberikan kepada orang tersebut kebebasan untuk
mempertanggungjawabkan idenya. Di pihak lain, Freire sebagaimana dikutip Soetrisno 1995 : 8 mengatakan bahwa pemberdayaan bukan
hanya sekedar memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menggunakan sumber daya alam dan dana pembangunan, akan tetapi
merupakan upaya untuk mendorong masyarakat untuk mencari cara menciptakan kebebasan dan struktur - struktur yang operesif atau dengan
kata lain empowerment berarti partisipasi masyarakat dalam politik. 2.2.3.
Pengertian Usaha Kecil
Untuk lebih memperjelas tentang pengertian usaha kecil maka berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat yang berkenaan
mengenai usaha kecil. Ir. Soepari, mengungkapkan bahwa kriteria usaha kecil oleh Bank
Indonesia didefinisikan melalui kekayaan yang dimiliki oleh usaha tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperinci sebagai berikut :
a. Pengusaha atau perusahaan yang memiliki kekayaan bersih kurang
lebih dua puluh juta rupiah. b.
Memiliki modal kerja bersih kurang lebih dari sepuluh juta rupiah. Dimaksudkan dengan pengertian modal kerja bersih disini adalah
selisih antara jumlah harta lancar dengan jumlah kewajiban hutang jangka pendek.
c. Untuk satu kali perputaran usahanya membutuhkan pembiayaan
kurang lebih dari lima juta rupiah. Dimaksudkan dengan perputaran
usaha disini adalah lamanya jangka waktu yang diperlukan dalam satu proses produksi dan proses penjualan. HIPKI, 1979 : 67
Pengertian lain mengenai usaha kecil diungkapkan oleh Radius Prawira dalam simposium Pengembangan dan Perlindungan terhadap
usaha kecil, dan usaha kecil didefinisikan sebagai badan usaha yang karena terbatas kemampuan mengelola dan berorganisasi, modal serta
ketrampilan hanya mampu melakukan kegiatan usaha di bidang – bidang tertentu dan dengan volume yang sesuai dengan kemampuannya tersebut.
HIPKI, 1974, 124 Usaha kecil ialah suatu usaha dimana pemiliknya langsung
mengendalikan tenaga pelaksana dan dimana ia tetap memegang pengendalian yang ketat atas seluruh kegiatan usahanya. Whitehead,
1981, 14 Usaha kecil dapat digolongkan menjadi dua pengertian, yang
penjelasannya sebagai berikut : a.
Usaha kecil adalah usaha yang dapat digolongkan ke dalam perusahaan kecil karena di dalamnya hanya mempunyai atau mempekerjakan
tenaga buruh atau pegawai kurang dari seratus orang. b.
Usaha kecil adalah usaha – usaha yang dimiliki oleh perorangan dan diurus sendiri oleh pemiliknya, biasanya bersama- sama dengan
anggota keluarganya. Whitehead, 1981, 16 Definisi tentang usaha kecil yang diungkapkan diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa usaha kecil merupakan usaha yang dimiliki
oleh perorangan yang dikelola bersama – sama dengan anggota keluarga dan mempunyai kemampuan terbatas dalam bidang modal, manajemen
tenaga kerja berproduksi secara terbatas sesuai dengan kemampuan dari usaha kecil itu sendiri.
2.2.4. Pengertian Peranan