mengharapkan adanya bantuan peralatan modern, karena alat produksi yang dimiliki pengrajin Prandon masih tradisional. Dengan adanya
bantuan alat produksi yang lebih modern, pengrajin Prandon dapat meningkatkan produksi barang kerajinan yang berkualitas.
2. Pelatihan Manajemen dan Teknik Pemasaran
Menurut hasil pengamatan di lapangan, kegiatan pelatihan manajemen dan teknik pemasaran pernah diselenggarakan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi yang dilaksanakan hampir bersamaan dengan kegiatan pelatihan teknologi produksi, yaitu
pada tanggal 12 Juli 2008. Yaitu dengan memberikan penyuluhan langsung kepada para pengrajin, yang nantinya mengundang
perwakilan pengrajin di Kabupaten Ngawi untuk mengikuti beberapa pameran hasil produk unggulan dari Kabupaten Ngawi di berbagai
tempat, seperti Jakarta dan Surabaya, untuk memberikan kemajuan bagi pengrajin keripik tempe di Prandon khususnya. Kegiatan ini
dilaksanakan di Balai Desa Prandon yang dihadiri oleh sekitar 20 pengrajin keripik tempe di Prandon.
Dalam pelatihan kali ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi bekerjasama dengan Dinas Koperasi Kabupaten
Ngawi dalam memberikan pengarahan kepada pengrajin perihal bagaimana mensiasati proses penjualan barang dagangan, dan
bagaimana proses pemasaran yang akan dilakukan nantinya.
Bapak Yanto, salah satu pengrajin keripik tempe yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut mengatakan :
“Kegiatan ini banyak membantu saya dan teman – teman para pengrajin keripik tempe disini mas. Karena kami jadi mengerti cara –
cara mengemas produk kami supaya dapat menarik pelanggan. Apalagi akan diadakan pameran ke luar kota, harapan saya pelanggan saya bisa
bertambah”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2010
Bapak Heri salah satu pengrajin keripik tempe yang pernah mengikuti pameran ke luar kota mengatakan :
“Dengan adanya pameran produk unggulan, saya lebih mudah menjual dagangan saya. Dulu sebelum adanya pameran produk
unggulan, permintaan pesanan hanya dari daerah Ngawi saja. Sekarang permintaan pesanan dagangan saya sudah ada yang dari Surabaya”.
Wawancara, tanggal 17 Oktober 2009
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Bapak Warsito, salah satu pengrajin keripik tempe di Prandon, beliau mengemukakan :
“Kegiatan pelatihan manajemen dan pemasaran telah memberikan manfaat kepada saya untuk menjalankan usaha ini.
Apalagi setelah Deperindag melaksanakan program pameran produk unggulan yang diadakan di kota – kota besar, sehingga usaha kami
lebih berkembang”. Wawancara, tanggal 17 Oktober 2009
Bapak Drs. Katlan Supari dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi mengemukakan pendapatnya tentang
kemajuan yang dicapai para pengrajin keripik tempe di Prandon, beliau mengatakan :
“Deperindag Ngawi telah berupaya untuk meningkatkan industri kerajinan keripik tempe. Selain pernah melakukan kegiatan
pameran di Surabaya, untuk meningkatkan segi pemasaran yang
merupakan salah satu unsur manajemen kegiatan usaha, Deperindag juga pernah mengikutsertakan produk unggulan dari Kabupaten
Ngawi, salah satunya adalah keripik tempe ke tingkat pusat, yaitu di Jakarta. Dimana pada saat itu Kabupaten Ngawi berangkat bersama
dengan beberapa kabupaten lainnya untuk mewakili Propinsi Jawa Timur”.
Wawancara, tanggal 17 Oktober 2009
Dari beberapa data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi telah berperan
dalam upaya meningkatkan pendapatan pengrajin keripik tempe di Prandon. Upaya – upaya tersebut dibuktikan dengan pameran produk
unggulan yang dikirim ke kota – kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya.
Kegiatan pelatihan serta upaya tindak lanjut dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi untuk mengadakan
pameran produk unggulan adalah bukti bahwa pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Dinas ini telah mencapai sasaran. Hal tersebut
didukung dengan beberapa pernyataan dari sumber pengrajin di lapangan, yang menyatakan bahwa dengan adanya pameran produk
unggulan telah membawa dampak yang positif bagi pengrajin dengan semakin luasnya akses pemasaran produk kerajinan yang berpengaruh
pada peningkatan pendapatan bagi pengrajin itu sendiri.
3. Pelatihan di Bidang Pendanaan Kredit Bank