Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dalam Memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Medan Tembung

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko (2002). Koperasi, Kewirausahaan dan

Usaha Kecil. Jakarta, Rineka Cipta Arsyad, Lincoln (1999).

Hafsah, Mohammad Jafar (2004). Upaya Pengembangan Usaha Kecil Menengah. Infokop No. 25 Tahun 1995.

Irianto. Jusuf. 1996. Industri Kecil Dalam Perspektif dan Pengembangan. Surabaya. UA Press.

Kartasasmita, Ginanjar (1996). Pemberdayaan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta, Cides.

Nasution. A. H. 1994. Memenuhi Panggilan Tugas. Jilid 2B. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Prawiro, Kusumo. 2001. Ekonomi Rakyat: Konsep, Kebijakan, dan Strategi. Yogyakarta: BPFE.

Singarimbun, Masri, Sofyan Effendi. 2008. Metode penelitian Survai. Jakarta : LP3S

Sjaifudin, Hetifah (1995). Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung, Yayasan Akatiga.

Soekanto. Soerjon. 2003 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 243.

Tambunan, Tulus (2000). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Jakarta, Salemba Empat.

Tohar, M (2002). MembukaUsaha Kecil. Jakarta, Kanisius.

Wrihatnolo, Randi. R. & Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2007. Manajemen

Pemberdayaan: Jakarta: Elexmedia Komputindo. Peraturan Perundang-undangan :

Keputusan Menteri No. 254/MPR/KEP/7/97 tentang Kriteria Industri Menteri Perindudtrian dan Perdagangan RI Kecil dan Dagang Kecil dilingkungan Depperindag.

Keputusan menteri perindustrian dan pedagangan RI No. 105/MPP/KEP/10/99 tentang Tata cara pemberian izin usaha industri, izin perluasan dan tanda daftar industri (TDI).

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 105/MPR/KEP/2/98 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan.

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 257/MPR/Kep/7/1997 tentang Penyusunan Perkembangan Industri kecil dan Menengah (IKM).


(2)

Undang – Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (LN tahun 1984. No. 22 TLN No. 3274).

Undang –Undang No. 9 Tahun 1995 tentang usaha Kecil (LN Tahun 1995 No. 74, Tambahan LN. No. 3611).

UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menenga.

Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Ri No. 289/MPP/KEP/10/00 tentang ketentuan Standar Pemberian Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP).

Sumber Internet :

http://pemkomedan.go.id/new/hal-dinas-perindustrian--perdagangan.html#ixzz3tcsKdtr8

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Diakses 7 Oktober 2014 http://bappenas.go.id/getfile-server-node/5226/.

Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta, BPFE Eko,

Dermawan (2011).Melalui:http://kpmbwi.blogspot.com/2012/08/Akar Penyebabdan Permasalahan. html [Diakses pada hari senin 23 Desember 2013 Pukul 21.00 Wib]

Sumber Berita: www.pemkomedan.go.id

Wayan Dipta, `Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Kerjasama Kemitraan CSR, Diakses 5 Oktober 2014.


(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah Singkat Kecamatan Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung adalah salah satu dari 21 Kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Tembung terletak di

wilayah Timur Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :

a) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai d) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Tembung dengan luas wilayahnya 7,78 KM². Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang Kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat, dengan penduduknya berjumlah : 133.579 jiwa.


(4)

Kecamatan Medan Tembung mempunyai 7 kelurahan yakni :

1) Indra Kasih 2) Sidorejo Hilir 3) Sidorejo 4) Bantan Timur 5) Bandar Selamat 6) Bantan

7) Tembung

3.2. Batik Motif Medan dan Sejarah Lembaga Pelatihan Keterampilan

Batik Motif Medan awalnya diprakarsai oleh seorang wanita pensiunan Pegawai Negeri Sipil pada awal tahun 2008 tepatnya yaitu Hj. Nurcahaya Nasution (66 tahun). Awalnya sebelum disahkan oleh Dinas Koperasi, batik tersebut bernama Batik Medan. Bekal awal dengan pengetahuan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional ( DEKRANAS) di Jawa selama dua minggu, serta modal dari hasil tabungan dan uang pensiunan, maka Ibu ini berani membuka sebuah unit industri rumah yang bergerak di bidang kerajinan produksi batik.

Dalam menjalankan usahanya, Ibu Nurcahaya bekerja sama dengan putrinya dan menantu laki-lakinya. Kerja sama tersebut mencakup semua kegiatan yang dilakukan dalam membuat batik tersebut. Baik itu dalam hal produksi serta faktor-faktornya, dalam hal distribusi (pemasaran). Kemudian rumah produksi batik milik Ibu tersebut mengalami perkembangan, dengan membuka satu lagi cabang rumah produksi, itulah yang saat ini dikenal sebagai Rumah Batik Motif


(5)

Sumatera Utara. KemudiaN rumah batik yang pertama didirikan, yaitu Batik Medan kini berubah menjadi rumah Batik Motif Medan yang kemudian hingga sekarang dipegang oleh menantunya serta menjadi miliknya.

Sedangkan Ibu tersebut membuka rumah industri batik baru yang tidak jauh dari rumah industri batik yang pertama, yaitu masih di kelurahan Medan Tembung. Namun namanya telah berubah menjadi Batik Motif Sumatera Utara. Jadi Batik Motif Sumatera Utara merupakan bagian perkembangan dari Batik Motif Medan. Adapun perbedaan antara rumah Batik Motif Medan dengan Batik Motif Sumatera Utara adalah terletak pada motif batik yang diproduksi. Di mana, motif pada Batik Sumatera Utara lebih luas daripada pada Batik Motif Medan. Seperti yang beliau katakan, “motif yang tidak ada disana (Batik Motif Medan), ada di sini Nak, itulah bedanya”.

Rumah Batik Motif Sumatera Utara ini tidak hanya memproduksi batik, akan tetapi rumah industri tersebut dibuat menjadi Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) yaitu sebuah lembaga pelatihan membuat batik bagi siapa saja yang ingin mempelajari cara membuat batik, yang diberi nama LPK “ Saudur Sadalanan “. Rumah batik yang sekaligus lembaga pelatihan keterampilan tersebut berada di Jl. Letda Sujono, Gang Al Halim Kiri, Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung. LPK Saudur Sadalanan mulai aktif beraktivitas pada bulan Oktober 2011, yang sebelumnya sudah terdaftar di Diknas pada Mei 2011. Mengenai orang-orang yang bisa melatih di LPK ini, Ibu Nurcahaya mengatakan bahwa semua kalangan boleh belajar membuat batik di LPK tersebut. Baik itu siswa sekolah, mahasiswa, ibu-ibu rumah tangga, dan siapa saja yang ingin belajar


(6)

3.3. Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan

3.3.1. Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan merupakan salah satu Instansi. Pemerintah Kota Medan yang melaksanakan tugas pelayanan publik dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Seiring dengan bergulirnya reformasi maka terjadi perubahan diberbagai bidang kehidupan, tak terkecuali dalam bidang pemerintahan yakni diberlakukannya otonomi daerah. Diberlakukannya otonomi daerah ini berimbas kepada terjadinya perubahan lembaga pelayanan.

Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah salah satu unit kerja pemerintah Kota Medan yang terdiri dari gabungan eks Departemen Perdagangan Kodya Medan dengan Kantor Departemen Perindustrian Kodya Medan (Gabungan dari eks kantor Departemen Perdagangan dan eks kantor Departemen Perindustrian pada tahun 1996).

3.3.2. Stuktur Organisasi Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan

Dalam menjalankan suatu perusahaan baik Instansi Pemerintah maupun swasta membutuhkan adanya suatu stuktur organisasi untuk uraian tugas yang jelas. Dengan demikian setiap pegawai akan dapat memahami secara jelas apa tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sejauh


(7)

mana wewenang seorang pegawai sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih efisien dan akan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap tujuan perusahaan dan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

3.3.3 Bidang-bidang Kerja

Tugas dan fungsi dari setiap bagian dalam struktur organisasi dinas perindustrian dan perdagangan kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Kelapa Dinas

Kepala Dinas bertugas untuk :

a) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perindustrian dan perdagangan.

b) Melaksanakan pemberian bimbingan, pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan industri dan perdagangan.

c) Menyelenggarakan perlindungan konsumen.

d) Menetapkan tera dan tera ulang, alat ukur, tukar, timbang dan perlengkapan (UTTP).

e) Menyelenggarakan kerjasama dibidang industri dan perdagangan

f) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang dan tugasnya.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah

2. Bagian Tata Usaha


(8)

a) Sub bagian Kepegawaian b) Sub bagian Keuangan c) Sub bagian Umum d) Sub bagian perlengkapan

Tugas bagian Tata Usaha :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas pokok Disperindag di bidang Ketatausahaan yang meliputi pengolahan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumah tanggan dan urusan umum lainnya.

Fungsi bagian Tata Usaha :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Mengelola urusan perlengkapan, kerumah tanggan dan pengadaan barang. c) Mengelola urusan administrasi kepegawaian.

d) Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan laporan keuangan.

e) Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugas.

3. Sub Dinas Perencanaan

Pada Sub Dinas Perencanaan mencakup beberapa sub, yaitu :


(9)

b) Seksi Penyusunan Program Perdagangan. c) Seksi Data dan Informasi.

d) Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

Tugas Sub Dinas Perencanaan adalah melaksanakan tugas-tugas dibidang perencanaan perusahaan

Fungsi Sub Dinas Perencanaan Adalah:

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Mempersiapkan dan merumuskan rencana produksi dan mengkoordinasikan dengan unit terkait.

c) Mengumpulkan, merumuskan kebijakan, dan mrncata hasil perindustrian dan perdagangan.

d) Mempersiapkan, merumuskan dan menyusun laporan kegiatan pelaksanaan program kerja dinas.

e) Mengevaluasi, menganalisa dan menyusun laporan kegiatan pelaksanaan program kerja dinas.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Sub Dinas Perindustrian

Pada Sub Dinas Perindustrian mencakup beberapa sub, yaitu:

a) Seksi Agro dan Hasil Hutan

b) Seksi Industri Tekstil, Kimia dan Tambang c) Seksi Logam, Elektronik dan Perekayasaan


(10)

d) Seksi Pengembangan dan Pembinaan

Tugas Sub Dinas Perindustrian:

Melaksanakan tugas di bidang perindustrian yang meliputi pembinaan dan pengembangan sarana usaha serta peningkatan mutu hasil produksi.

Fungsi Sub Dinas Perindustrian adalah:

a) Menyusun kegiatan kerja

b) Memberikan bimbingan teknis untuk peningkatan usaha, produksi dan melaksanakan penerapan standar dan penerapan teknologi serta melaksanakan pengawasan diversifikasi dan mutu bidang agro dan hasil hutan, industri kimia, tekstil dan tambang, logam elektronika, mesin dan perekayasaan.

c) Membina dan mengembangkan usaha dan produksi serta melaksanakan hubungan kerjasama dengan mitra usaha industri.

d) Memberikan pelayanan penerbitan izin bidang industri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e) Memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan bidang perindustrian. f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

5. Sub Dinas Industri dan Menengah

Pada Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah mencakup beberapa sub, yaitu :

a) Seksi Industri Kecil dan Menengah b) Seksi Dagang Kecil dan Menengah


(11)

c) Seksi Iklim Usaha

d) Seksi Industri dan Dagang Informal

Tugas Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah :

Melaksanakan sebagian tugas sub Dinas di bidang Industri dan Dagang Kecil dan Menengah.

Fungsi Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja

b) Menyusun petunjuk teknis pembinaasn kegiatan dibidang usaha Industri Kecil dan Menengah, dagang kecil dan menengah serta industri dagang formal.

c) Mempersiapkan pembinaan bidang iklim usaha.

d) Melaksanakan bimbingan dalam mengembangkan sarana usaha, produksi di bidang usaha Industri Kecil dan Menengah, Dagang Kecil dan Menengah serta Industri dan Dagang Formal.

e) Melaksanakan pemantauan dibidang Industri Dagang Kecil dan Menengah.

f) Menciptakan kerjasama dengan dunia usaha dibidang Industri Dagang Kecil dan Menengah.

6. Sub Dinas Perdagangan

Pada Sub Dinas Perdagangan mencakup beberapa sub, yaitu :

a) Seksi Usaha Perdagangan. b) Seksi Pendaftaran Perusahaan.


(12)

c) Seksi Metrologi

d) Seksi Pembinaan dan Pengembangan.

Tugas Sub Dinas Perdagangan :

Melaksanakan tugas dibidang perdagangan yang meliputi pembinaan dan pengembangan kegiatan perusahaan baik ekspor maupun impor.

Fungsi Sub Dinas Perdagangan adalah :

a) Menyusun kegiatan rencana kerja.

b) Mempersiapkan pembinaan petunjuk teknis bidang kegiatan usaha perdagangan.

c) Memberikan pelayanan penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.

d) Menerbitkan Tanda Daftar Perusahaan dan penyajian data dan informasi serta melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran tindak pidana Wajib Daftar Perusahaan.

e) Melaksanakan pemantauan, penyaluran barang dan jasa serta fasilitas distribusi bahan-bahan pokok.

f) Melaksanakan penolakan standard alat ukur, takar, timbang dan perlengkapan dan melaksanakan pengawasan barang dalam keadaan terbungkus.

g) Menerbitkan Angka Pengenal Import dan Surat Keterangan Asal serta Tanda Daftar Gudang.

h) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.


(13)

j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Sub Dinas Pengawasan

Pada Sub Dinas Pengawasan mencakup beberapa sub, yaitu :

a) Seksi Perlindungan Konsumen b) Seksi Pengawasan Perindustrian. c) Seksi Pengawasan Perdagangan. d) Seksi Penyuluhan dan Promosi.

Tugas Sub Dinas Pengawasan :

Melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pengawasan meliputi pengawasan dan perlindungan terhadap konsumen serta memberikan penyuluhan.

Fungsi Sub Dinas Pengawasan adalah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan perindustrian dan perdagangan.

c) Melaksanakan pengawasan pencemaran usaha perindustrian dan perdagangan.

d) Melaksanakan kegiatan pameran dan promosi hasil-hasil perindustrian dan perdagangan di dalam negeri dan diluar negeri.

e) Melaksanakan sosialisasi, penyuluhan peraturan perundang-undangan perindustrian dan perdagangan serta penerbitan Izin Gangguan.


(14)

g) Memberikan laporan kegiatan yang dilaksanakan kepada Kepala Dinas. h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas yang

sesuai dengan bidang tugasnya.

3.3.4. Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

3.3.4.1. Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Kota Medan dalam bidang perindustrian dan perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

Dalam rencana strategi ini ditetapkan visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, adalah “Terwujudnya Kota Medan sebagai Pusat Industri, Perdagangan dan Jasa yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan”.

Dengan pembinaan UKM yang berkesinambungan terutama peningkatan SDM para pegusaha menjadi sangat penting dimana pada era globalisasi dengan sistem teknologi informasi yang mau tidak mau harus dihadapi dan daya saing akan semakin tajam dimana AFTA 2003 merupakan tantangan bagi perekonomian global yang telah diambang pintu. Dalam pengembangan Perdagangan Industri Internasional terutama IMT-GT sangat mendukung perekonomian kota Medan sebagai pusat perindustrian dan perdagangan Indonesia Wilayah Barat.

Kerjasama antara sister City Medan-Penang, Medan –Ichikawa (Jepang), Medan-Kwangju (Korsel), dan Medan-Chingdu (Cina) telah menunjukkan adanya bentuk bisnis dan adanya investor yang menanamkan modal di Medan.


(15)

Dampak dari semua kegiatan bisnis ini akan dapat merangsang dan memotivasi serta mobilitas para pengusaha UKM di kota Medan dalam Meningkatkan mutu, daya saing, desain dan produktivitas industri kecil dan menengah sebagai penggerak pembangunan serta pemberdayaan ekonomi rakyat yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Kota Medan menuju kota Metropolitan.

3.3.4.2. Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

Dalam penjabaran visi Disperindag Kota Medan tersebut diatas maka ditetapkan pula misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sebagai upaya untuk mempercepat proses pertumbuhan di sektor industri dan perdagangan.

b. Peningkatan peran pasar dalam negeri dengan pola perdagangan yang makin meluas dan mantap.

c. Terciptanya iklim usaha industri dan perdagangan yang kondusif dalam upaya mempercepat proses pembangunan ekonomi di Kota Medan.

d. Pengembangan pasar luar negeri melalui peningkatan ekspor non migas.

Dalam upaya mencapai visi dan misi Kota Medan disamping pembinaan UKM yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan wawasan dan kemampuan aparat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.


(16)

Sasaran pembangunan sektor industri adalah peningkatan dan pengembangan industri yang mempunyai daya saing kuat dengan mengelola sumber daya alam daerah Sumatera Utara terutama hasil pertanian/agro industri peningkatan dan kemajuan rancangan pembangunan melalui inovasi teknologi dan kegiatan penelitian terapan.

Sasaran pembangunan sektor perdagangan adalah menerbitkan usaha niaga agar tercipta iklim usaha dan kepastian berusaha yang semakin mantap serta melindungi kepentingan konsumen dan memenuhi kebutuhan barang-barang baik bagi produsen maupun konsumen dengan harga yang layak, meningkatkan produksi dan menciptakan sistem pemasaran yang efisien, memperluas penggunaan hasil industri dalam negeri serta perluasan pasar Luar Negeri terutama ekspor non migas.


(17)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

4.1. Pengertian Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana, jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti akan membuat laporan hasil penelitian yang telah dilakukan secara langsung terjun kelapangan, wawancara dan membuat dokumentasi.

4.2. Peranan Pemerintah Daerah

Seperti yang telah dikatakan Sjaifudin (1995:66-75), peranan pemerintah disini yang akan diterapkan dalam upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah Peningkatan Kemampuan finansial, pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, strategi pengaturan dan pengendalian.

Maka dari pernyataan diatas peneliti melakukan wawancara bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan yang pada saat itu diwakili oleh Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si selaku Kepala Bidang Pembinaan


(18)

dan Pengembangan untuk menanyakan hal tersebut diatas yang diterapkan di Kecamatan Medan Tembung pada tanggal 16 Maret 2016 di kantor beliau yaitu :

Bagaimana peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Medan dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Jadi sebenarnya banyak peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan seperti membuat seminar. Kemarin itu ada seminar produk. Dimana produk itu biar berkembang, itu salah satunya. Agar dikenal dimana seorang pelaku Usaha kecil Menengah mengerti tentang manajemen soal pembukuan-pembukuan, jangan nanti mereka berusaha tapi gak ngerti mengelolanya. Dan salah satunya lagi yang paling berperan memberikan pendidikan tentang berdagang secara online selama 2 hari. Secara tidak langsung itu adalah proses pemberdayaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Dan tahun 2010 maaf kalau saya tidak lupa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pernah mengeluarkan modal Cuma kemarin itu di stop oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan karena Usaha Kecil Menengah itu sendiri karena banyak yang tidak mengembalikan kembali bantuan pinjaman modal tanpa bunga dan agunan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan tersebut.

Namun peneliti melakukan pendalaman lagi mengenai peranan pemerintah daerah dalam hal ini peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Medan dalam melakukan pemberdayaan bagi Usaha


(19)

Kecil dan Menengah, Khususnya yang ada di Kecamatan Medan Tembung dari sumber yang lain dengan melakukan wawancara bersama Bapak Ir. Deni Mirza. MM selaku Ketua di Lembaga UKM CENTER SUMUT pada tanggal 17 Februari 2016 di Kantor Sekretariat UKM CENTER SUMUT di Jalan Puri No. 18 Kecamatan Medan Kota.

Bagaimana Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan bagi pelaku Usaha ?

Jadi kalau Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan itu perindag itukan berarti perindustrian dan perdagangan jadi peranan dari dinas itu cenderung kepada 2 hal yang pertama itu industri kecil, menengah, besar dan perdagangan. Perdagangan itu cenderung kepada sektor pengusaha besar. Memang sedikit berbeda leading sektor Usaha Kecil dan Menengah atau UKM Koperasi. UKM Koperasi semua lini Usaha Kecil dan Menengah apakah industri, perdagangan, jasa, agrobisnis dan lain sebagainya itu ke dalam ruang lingkup usaha mikro kecil, UKM tadi. Tapi memang kalau Dinas Perindustrian dan Perdagangan memang kami fokuskan tentang industrinya, home indutry dan perdagangan. Sebenarnya di negara ini urusan usaha mikro, kecil, menengah dan besar adalah leading sectornya di Dinas atau Kementerian Perindustrian dan Perdagangan . Namun pemerintahkan punya Kementerian Perindustrian dan Perdagangan di daerah namanya dinas. Hanya untuk fokusnya umumnya dinas itu mengayomi yang kelasnya menengah besar. Jadi sebenarnya leading Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk membantu pelaku


(20)

menengah itu lebih cenderung pembinaannya kepada seperti koperasi dan kementeriannya kementerian koperasi. Maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan di kabupaten/kota cenderung mengayomi sektor industri dan perdagangan yang notabeni mereka yang pengusaha menengah dan besar. Mereka sebatas mengayomi dan sebatas nilai APBD. Semua mereka ayomi yang konsentarsinya UMKM. Dinas, kementerian perindustrian dan perdagangan cenderung level pembinaannya fokus kepada yang sifatnya industri dan perdagangan yang melihat kelasnya. Tapi kenyataanya Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengayomi dan memberikan perhatian kepada sektor yang mikro kecil. Jadi memang terjadi satu tarik-menarik sesama pemerintah. Kenapa ini terjadi ? Sebenarnya kebingungan program. Kalau analisa abang dinas kita tidak kreatif karena mereka melakukan pembinaan yang itu-itu juga. Contohnya ibu Nur Cahaya juga dibantu dan diayomi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG). Jadi DISPERINDAG merasa oh ibu Nur Cahaya itu adalah binaan kami, Dinas UKM dan Koperasi bilang juga kamilah pembina ibu Nur Cahaya, semua mengakui. Kenapa bisa seperti itu ? karena ibu Nur Cahaya sudah punya nama. Tapi yang melahirkan ibu Nur Cahaya itulah perpanjangan tangan pemerintah, siapa itu ? itulah Lembaga UKM CENTER SUMUT. Itulah awalnya karena ibu Nur Cahaya itulah yang kita ayomi kita kenalkan ke semua dinas, BUMN. Tetapi pemerintah menganggap itu binaan kami, wajarlah karena itu masyarakat dan tanggung jawab sekaligus dibawah naungan pemerintah. Tetapi apakah pemerintah ataupun dinas ini memperhatikan ibu Nur Cahaya ini


(21)

sepenuhnya sebatas APBD, Lepas program pameran selesai. Bagaimana keluhan ibu Nur Cahaya ? “ kami kesulitan terhadap pemasaran kami yang tidak lancar” itu tidak ada di gubris oleh pemerintah tadi. Maka kita tidak seperti itu. Lembaga ini dari awal terbentiuk tetap memperhatikan semua pelaku usaha walaupun nama pemerintahan kita tetap ada tercantum sebagai pembina UKM silahkan saja. Tetapi yang mendampingi sepenuhnya adalah lembaga UKM CENTER SUMUT ini. Jadi setelah itu karena keterbatasan APBD DISPERINDAG Kota Medan memberikan pelatihan dan lainnya mereka terbatas kerja dengan APBD. Karena kelanjutannya tidak ada lagi dana yang turun kelapangan.

Selain melakukan wawancara dengan Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si dan Bapak Ir. Deni Mirza, MM peneliti juga melakukan wawancara bersama Ibu Dra. Nur Cahaya yaitu pelaku usaha membatik yang ada di Kecamatan Medan Tembung di kediaman rumahnya.

Untuk peranan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, apakah ibu mengetahui peranan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?

Saya tidak tahu, pokoknya apa yang saya rasakan dan apa yang dibuat mereka sama ibu itulah yang ibu tahu sebenarnya apa yang kira-kira ada hak-hak ibu juga ibu gak tahu. Apa kewajiban ibu itu saja yang ibu tahu. Palingan perlu mereka untuk pameran segala macam itu saja. Namun diikutkan di pameran ada juga sekali-sekali tapi kalau untuk keluar negeri itu kayaknya gak ada,ntah mungkin pelaku usaha yang lainlah batik nggak. Mungkin ada pergantian. Tapi memang ibu belum pernah, tapi kalau di


(22)

Kota Medan sendiri pernah dan malah untuk keterlibatan Disperindag dengan ibu itu, ibu dibawa lomba guguskandalimuto ada BKM Disperindag bawa kami dulu di tahun 2010 kita menang tingkat SUMUT kita dibawa ke Lombok. Kemudian di tahun 2015 kita menang tingkat Provinsi kita dibawa ke Padang dan kita juara tiga untuk Indonesia. Artinya pendeknya Disperindag, Dinas Koperasi itu adalah membina kita.

Untuk yang pertama kalinya, apa sebenarnya yang melatarbelakangi ibu untuk menjadi seorang pelaku Usaha Kecil Menengah ?

Saya dulu bekerja di Dinas Kesehatan sebagai perawat. Awal mulanya saya menekuni pekerjaan membatik ini dikarenakan saya menawarkan diri dan kebetulan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuat pelatihan pada masa itu. Dan pada saat yang bersamaan juga saya sudah pensiun dari Dinas Kesehatan tersebut. Saya berfikir karena saya sudah tidak ada pekerjaan lagi jadi saya fikir barang kali bagus juga ini untuk di kembangkan. Ya Alhadulillah disitulah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuat event pelatihan dan memanggil pelatih untuk melatih kami. Namun setelah itu berhenti tidak berkelanjutan lagi.

Bagaimana proses Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan itu untuk mengetahuinya ?

Sebenarnya mereka malah, mereka mengetahui ibu deluan, mereka pun yang mengikutkan ibu peserta pelatihan membatik tahun 2008, Memang mereka sudah tahu otomatis terus berkelanjutan.


(23)

Apa yang dilakukan Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Medan dalam mengembangkan produksi usaha ibu ?

Nah, itu tadi yang ibu bilang kalau keluar negeri belum pernah, hmm itu saja diikutkan lomba kebetulan kita memang potensi, menang kita maka keluarlah kita keluar dari Kota Medan itu saja. Upaya untuk mengembangkan produksi belum pernah dan gak ada. Perkembangan kami ya mungkin juga ntah tercapai kita gak tahu ntah di pantau dari jarak jauh. Tetapi setahu kami misalnya ada bantuan seperti peralatan belum pernah. Ini malah mau kami coba mudah-mudahan berhasil dari Kementrian.

4.3. Proses Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah

Dalam peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2005 ditetapkan kewenangan pemerintah di bidang perkoperasian bertujuan untuk memfasilitasi sistem distribusi bagi pengusaha kecil dan menengah serta memfasilitasi kerjasama bagi pengusaha kecil dengan badan usaha lain. Dilihat dari pengertian pemberdayaan, maka pemberdayaan Usaha kecil dan Menengah (UKM) adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh Usaha kecil dan Menengah (UKM) itu sendiri.

Proses pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak jauh berbeda dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan usaha kecil dan menengah sebagai suatu kebijakan yang harus tetap direalisasikan secara serius dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat pelaku-pelaku usaha kecil dan menengah dapat lebih pandai dan mampu mengembangkan komunikasi antar mereka sehingga pada akhirnya mereka dapat saling berdiskusi secara konstruktif


(24)

dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi, ketika agen pengubah, baik yang berasal dari lembaga pemerintah maupun nonpemerintah telah menyelesaikan kebijakan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) tersebut, pemberdayaan usaha kecil dan menengah sebagai suatu proses dapat terus berlangsung.

Hasil wawancara bersama Bapak Zulfikar, SH selaku Kepala Seksi Sarana di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan mengenai pernyataan diatas.

Langkah-langkah apa saja yang harus di tempuh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dalam melakukan pemberdayaan UKM, khususnya para pelaku usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Salah satunya adalah pelatihan-pelatihan, bahkan nanti setelah pelatihan itu kita berkeinginan mereka itu bisa membuat lebih dari apa yang dilatihkan itu. Setelah jadi mereka coba pamerkan. Kami tidak akan tutup mata kalau ada pelaku UKM yang benar-benar bagus pasti kami akan coba untuk memperkenalkan hasil produksinya ke daerah-daerah lain dengan cara dibawa ke pameran-pameran.

Adakah program lain selain program tahunan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan untuk para pelaku UKM ?

Programnya seperti membuat pelatihan-pelatihan, mengikutkan pelaku UKM ke acara pameran-pameran, memberangkatkan pelaku UKM baik dalam maupun ke luar negeri seperti Malaysia, Belanda dan lain sebagainya. Kalau untuk bantuan permodalan kita mengarahkan pelaku usaha itu langsung ke Bank. Baik Bank SUMUT dan Bank Indonesia yang


(25)

sekaligus itu menjadi mitra dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Pada kesempatan yang sama peneliti juga bertanya kepada Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si mengenai proses pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada pelaku usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung.

Bagaimana peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Medan dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Dalam rangka pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Tembung kita sudah mengadakan pelatihan-pelatihan pembuatan souvenir dan handycrafft, khusus Kecamatan Medan Tembung. Dan ada juga disana pengrajin kita dalam pembuatan batik, itu kita bawa ke pameran-pamean yang berrsifat skala Nasional. Jadi UKM yang ada di Kecamatan Medan Tembung khususnya adalah batik, souvenir dan handycrafft. Dan khusus di Kecamatan Medan Tembung ada satu pengrajin yaitu yang batik itu dulu pernah kita bawa magang sampai ke Pekalongan. Untuk pelatihan pembuatan membatik, yaitu ibu Nur Cahaya namanya.

Pelatihan-Pelatihan seperti apakah yang sering diberikan kepada para pelaku UKM sebagai proses pemberdayaan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Medan ?


(26)

Bentuk pelatihannya secara langsung di kantor kecamatan-kecamatan, bukan Kecamatan Medan Tembung saja. Nah itu sudah kita lakukan bagaimana cara pembuatan souvenir, langsung di Kantor kecamatannya.

Sesering apa pelatihan-pelatihan tersebut dilakukan bagi para pelaku UKM ?

Pelatihan itu sudah menjadi program tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, itu sudah masuk menjadi agenda kita. Bukan saja di Kecamatan Medan Tembung bahkan kecamatan lain juga ada sudah kita lakukan pelatihan-pelatihan. Baik itu souvenir, handycrafft, mabel, dan makanan sehat itu juga ada kita buat pelatihan.

Kira-kira dalam setahun itu ada berapa kali pelatihan tersebut dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM ?

Dalam satu tahun itu untuk Kota Medan, karena kitakan tidak fullkan pada satu kecamatan saja, itu bisa 4-6 kali dalam setahun pelatihan-pelatihan itu kita buat secara bergiliran.

Bentuk bantuan seperti apa saja yang sudah diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM di Kecamatan Medan Tembung ?

Untuk Kecamatan Medan Tembung, kalau saya tidak salah kemarin itu ada pelatihan mabel. Dalam pelatihan mabel itu alat-alat untuk pelatihan itu di serahkan, diberikan dalam artian di fasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan untuk Kecamatan Medan Tembung.


(27)

Bagaimana bentuk sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dalam mengembangkan usaha produksi bagi para pelaku UKM, Khususnya yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Kalau Kecamatan Medan Tembung itu tadi, pengrajin yang ada disana itu kita bawa untuk mengikuti pameran-pameran, sebagai sosialisasi bentuk pengenalan dari hasil produksinya ke masyarakat luas. Dan kemarin juga pihak kecamatan saya lihat pada saat acara MTQ ada pameran, berarti Kecamatan Medan Tembung ikut juga berperan, apa-apa produk UKM yang ada di Kecamatan Medan Tembung di tampilkan mereka di stand kecamatannya. Nah itu berarti pameran yang dilakukan itu tidak hanya diluar saja tetapi juga didalam kecamatan itu sendiri.

Kira-kira ada atau tidak sistem pengawasan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM agar jangan putus begitu saja setelah diberikan pelatihan-pelatihan tersebut ?

Memang itu salah satu kendala juga. Kita buat pelatihan-pelatihan namun setelah itu berhenti dalam artian tidak di kembangkannya basic yang sudah kami berikan. Memang tidak sedikit juga yang masih mengembangkan apa yang sudah ia dapat dari pelatihan-pelatihan yang di berikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Salah satu bentuk pengawasannya mungkin pada saat pameran kita pantau, ada atau tidaknya kreatifitas pelaku UKM itu dari tiap-tiap kecamatan itu. Seperti kemarin contohnya di acara MTQ, itukan seluruh kecamatan wajib ikut serta dan wajib punya stand. Nah pada saat itulah Dinas Perindustrian dan


(28)

Perdagangan Kota Medan melihat memang hasil pelatihan kita itu ada pamerkan mereka di acara tersebut.

Untuk lebih dalam lagi peneliti melakukan Wawancara bersama Bapak M. Taufik selaku Bendahara Umum UKM CENTER SUMUT.

Kemarin Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuka apa saja pak untuk pelatihan Usaha Kecil Menengah ?

Kalau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan memang banyak contohnya seperti membatik, membordir, mengolah makanan ringan seperti lumpia, keripik dan macam-macamlah jadi mereka ini bukan membuka tetapi memang binaan atau membina dan memberikan kesempatan. Jadi adanya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan artinya Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini sebagai jembatanlah bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah. Dimana Usaha Kecil Menengah ini agar bisa dikenal produk-produknya sekalian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membantu untuk Usaha Kecil Menengah ini maju. Salah satu contohnya seperti kemarin itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan itu membantu seperti berbentuk peralatan. Di samping itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ingin memperkenalkan Usaha Kecil menengah di Sumatera Utara ini ke Provinsi lain agar bisa menasional selain pelatihan. Seperti tempo hari kemarin kami ke Surabaya, jakarta sampai ke luar negeri yaitu ke Jepang. Dan biayanya ini semua dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Jadi para pelaku Usaha Kecil Menengah mempromosikannyalah


(29)

produk-produk apa yang mau dipromosikannya dan pada waktu itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan menetukan umpanya barang yang ini yang dibawa, tidak semua barang.

Menurut bapak, apakah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan mengetahui bahwa ada berapa banyak para pelaku Usaha Kecil Menengah yang ada di Kecamatan Medan tembung ?

Ya saya rasa tahu. Karena yang saya ketahui untuk para pelaku Usaha Kecil Menengah yang ada di Kecamatan Medan Tembung ada beberapa yang benar-benar berhasil dan bertahan. Kalau untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan mereka mengetahui sikit banyaknya untuk jumlah para pelaku Usaha Kecil Menegah dari kami UKM CENTER SUMUT paling tidak database para pelaku Usaha Kecil Menengah itu yang kami berikan kepada mereka. Nah dari situlah mereka tahu daerah-daerah mana para pelaku Usaha kecil Menengah ini. Kemarin itukan sempat pembagian klaster-klaster, daerah sini ini produknya daerah yang ini pula lain lagi nah seperti itulah.

Seberapa sering Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuat event atau merekrut bahkan pelatihan bagi para calon pelaku Usaha Kecil Menengah ?

Setahu saya dalam kurun waktu 1 tahun hanya 4 kali mereka buka pelatihan seperti seminar termasuk juga di dalamnya.


(30)

Setelah mendapatkan hasil jawaban dari Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si dan Bapak M. Taufik peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada Bapak Ir. Deni Mirza, MM yaitu:

Adakah proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan terhadap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah ?

Ada, maka pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan terhadap pelaku usaha, kita dilibatkan oleh pemerintah, itu dalam hal misalnya ada satu dari sisi perizinan. Sekali lagi kita bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam membuat perizinan, karena pada saat itu adalah yang mengeluarkan izin usaha adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum badan atau satu atap. Disaat inilah terjadi MOU atau persetujuan, perjanjian yang kita lakukan di UMA, ada MOU antara UKM CENTER SUMUT dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan masalah perizinan dan di saksikan oleh gubernur Bank Indonesia, Deputi dua dari kementerian BUMN Koperasi, dan lain-lain, ini saat kita sedang kerjasama dengan UMA, kita ada pemberdayaan kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan supaya membantu perizinan murah kepada pelaku UKM. Kita bermitra dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal misalnya satu poin legalitas usaha. Jadi Lembaga UKM CENTER SUMUT, mewakili pelaku usaha menandatangani kerjasama MOU dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk memudahkan dan membuat biaya murah dalam hal perizinan. Yang tanda tangan adalah UKM CENTER SUMUT dengan Kadis Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada masa


(31)

itu yaitu bapak Basrul Muhallim. Kita membantu UKM supaya memiliki izin, tetapi dengan biaya murah sesuai APBD dan proses cepat. Itulah upaya pemberdayaan UKM CENTER SUMUT dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan langsung bersentuhan dengan pelaku UKM. Kenapa harus punya izin ? agar supaya mereka naik kelas, dipandang oleh Bank, di pandang oleh BUMN sebab dia punya izin. Ada juga kerjasama UKM CENTER SUMUT kita dengan Badan Pertahanan Nasional, agar pelaku usaha dapat mensertifikatkan bangunan rumahnya. Hal ini berguna untuk menaikkan harga dan sebagai penguat jaminan dalam melakukan pinjaman modal kepada Bank.

Namun peneliti tidak pernah lupa untuk bertanya langsung kepada pelaku usahanya dalam hal ini adalah Ibu Dra. Nur Cahaya, pelaku usaha membatik di Kecamatan Medan Tembung karena dalam hal ini pelaku usaha adalah orang yang secara langsung yang merasakan proses pemberdayaan yang dilakukan dan diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Adakah proses pemberdayaan bagi karyawan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, contohnya seperti cara mengembangkan produksi atau teknik ?

Ada. Ada pelatihan keluar tahun lalu yang mereka kasih pada masyarakat Kelurahan Tembung dan Kelurahan Indra Kasih malah kami yang disuruh melatih itu saja.


(32)

Itu cuma dua kali dan jadwalnya 2 minggu secara tiap hari kami latih sampai mereka pandai kalau mereka mau buka seperti ini sudah bisa.

Adakah proses follow up atau pelatihan berkelanjutan atau pengawasan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?

Sampai saat ini ya gak tau ya. Kalau kami ada di telepon “kak ayok buka yok” nah itu ada. Nah ini dari Bantan ini karyawan kami yang kami latih kemarin jadi mau ikut kerja disini.

4.4. Pemberdayaan Melalui Kemitraan

Dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional dan daerah yang tangguh, tantangan yang dihadapi semakin berat. Sistem ekonomi yang sangat terbuka menyebabkan persaingan bukan saja datang dari sektor domestik tapi datang juga dari sektor luar negeri. Oleh karena itu berbagai komponen perlu bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu strategi ke arah itu adalah pengembangan kemitraan.

Dalam hal kemitraan peneliti bertanya kembali kepada Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan.

Apakah bapak pernah mendengar atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan melakukan hubungan kerjasama dengan UKM CENTER SUMUT yang ada di Kota Medan ?

Pernah mendengar, tapi kita belum ada hubungan kerjasama secara langsung. Tapi mungkin saya tidak tahu juga, karenakan ada pejabat yang sebelum saya yang menjabat bidang ini, karenakan saya baru beberapa


(33)

tahun di bidang ini. Mungkin saja pejabat sebelum saya itu yang tahu hubungan kerjasama itu, karena hubungan kerjasama itu tidak akan putus itu.

Bagaimana bentuk kerjasama antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan Dinas Koperasi ?

Kalau dengan Dinas Koperasi Kita tetap kerjasama, bahkan kadang-kadang buat pameran bersama. Contoh pameran bersama misalnya, ada suatu event Nasional mungkin kami yang menyediakan stand, Dinas Koperasi yang mengadakan para pelaku UKMnya, atau sebaliknya, atau bisa juga kita yang menyediakan stand dan pelaku UKMnya, begitu juga dengan Dinas Kopersai yang juga menyediakan stand dan pelaku UKMnya sendiri tapi tetap dalam suatu pameran yang sama. Tidak ada putusnya itu kerjasama dengan Dinas Koperasi. Bahkan ada Pengrajin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan juga pengrajin di Dinas Koperasi. Jadi sifatnya tidak mutlak, misalnya pengrajin dari kami haruis ke kami, begitu juga sebaliknya di Dinas Koperasi, tidak seperti itu.

Adakah mitra atau hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan instansi lain untuk membantu para pelaku UKM Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Tembung untuk memenuhi kebutuhan produksinya dalam hal proses pemberdayaan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan ?

Kalau mitra kita itu ada, seperti Dinas Koperasi dan UKM itu kita kerjasama tetap, badan penanaman modal provinsi itu juga kita sering


(34)

sharing dalam mengadakan pameran-pameran, Bank SUMUT, bahkan Bank Indonesia. Badan Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara itu juga sering mengundang kita untuk mengadakan pameran sama, bergabung dalam satu tim pameran Sumatera Utara dan kita membawa para pelaku UKM-UKM kita dari Kota Medan.

Hasil wawancara bersama Bapak Zulfikar, SH selaku Kepala Seksi Sarana di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Adakah kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional untuk keringanan bagi pelaku UKM dalam pengurusan SHM tanah bangunannya yang akan berguna nantinya dalam kemudahan proses peminjaman modal dari pihak Bank ?

Oh tidak ada. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan belum sejauh itu dalam melakukan hubungan kerjasamanya. Tetapi kalau dengan daerah-daerah lain kerjasama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan misalnya dari Madiun atau malang, Jawa tengah, Bengkalis datang kesini buat belajar membuat pancake durian kita yang memfasilitasinya.

Peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada Bapak Ir. Deni Mirza, MM dan ternyata berbeda dengan DIPERINDAG, bahwa UKM CENTER SUMUT sendiri pun memiliki mitra atau hubungan kerjasama sendiri secara khusus. Itu terlihat dari wawancara peneliti seputar hal apa saja yang sudah dilakukan oleh lembaga tersebut kepada pelaku usaha.

Hal apa sajakah yang sudah dilakukan Lembaga UKM CENTER SUMUT terhadap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah ?


(35)

Banyak, kita bentuk yang namanya Kelompok Usah Besar (KUBE). KUBE ini dibawah naungan Dinas Sosial. Kita mendapatkan bantuan hibah dana sebesar Rp 30 juta tiap kelompok. Jadi kita menghimpun masyarakat dalam satu kelompok untuk menjadi kelompok usaha bersama. Kita sewa rumah di Tembung, kita beli mesin jahit, kita beli bahan kain dan kita berangkat orang ke Tasikmalaya untuk belajar bagaimana pembuatan bordir dan membatik yang benar. Itu smua sudah dilakukan dalam kelompok-kelompok usaha masyarakat. Jadi kita membuat pelatihan, kita buat seminar, kita ikutkan pameran, kita ikutkan bazar, lia ikutkan pemagangandi subuah industri di Jawa.sudah sampai disitulah upaya kita untuk memberdayakan masyarakat. Di nelayan beda lagi. Jadi nelayan-nelayan itu kita ajarkan bagaimana mengelola limbah yang ada di laut jika tidak dapat ikan. Misalnya di TPI itu kan orang membuang kotoran ikan. Nah itu kita ajarkan untuk mengelolanya menjadi suatu hal yang bermanfaat dan bernilai ekonomis yaitu membuat pupuk organik dari kotoran ikan tersebut. Termasuk juga kita lakukan dari sektor jaringan peminjaman permodalan. Jaringan permodalan itu adalah hal yang mutlak bagi usaha. Kita bantu mereka dengan pinjaman lunak dari BUMN dan perbankan. Lembaga ini berperan mendampingi mereka untuk bisa mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan. Kita menjadi pendamping sekaligus penjamin juga. Tapi yang menerima dana itu adalah langsung kepada pelaku usaha yang menikmati dan menggunakan keuntungan dari dana itu adalah pelaku usaha bukan lembaga ini. Lembaga hanya berperan sebagai pendamping dan penjamin kepada pihak-pihak terkait seperti BUMN dan perbankan.


(36)

Bagaimana UKM CENTER SUMUT menanggapi tentang hambatan-hambatan tersebut ?

UKM CENTER SUMUT tidak bisa berjalan sendiri, UKM CENTER SUMUT akan terus-menerus turun ke masyarakat, membina masyarakat, bersosialisasi kepada masyarakat, dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder-stakeholder UKM. Salah satunya pemerintah, perbankan, BUMN, perusahaan swasta dan lain sebagainya. Dan itulah upaya kita menjadi kekuatan yang luar biasa untuk membantu kesejahteraan para pelaku UKM. UKM CENTER SUMUT terus bekerjasama dengan pemerintah, dengan perbankan supaya perbankan pun yang punya modal besar, yang punya laba perusahaan bisa membantu pelaku UKM itu, bisa melihat betapa pentingnya kerjasama itu, tanpa kerjasama sulitlah kita untuk bisa membantu orang banyak itu yang kiranya menjadi dorongan abang. Dan abang sudah berniat segala yang abang berikan itu untuk nama UKM, abang niatkan untuk ibadah. Jadi kita tidak merasa menjadi letih dan sakit tapi hasilnya tidak ada. Tapi abang bercakap ini abang sudah niatkan ini yang kita lakukan memberikan konsultasi kepada orang, memberikan pemahaman dan wawasan kita niatkan ibadah dan kita bekerja dengan sebaik-baiknya.

Dalam wawancara diatas ternyata Lembaga UKM CENTER SUMUT memiliki mitra atau hubungan kerjasama dengan DISPERINDAG dalam hal perizinan usaha, BUMN, Bank dalam permodalan dan BPN dalam sertifikasi tanah bangunan rumah pelaku usaha.


(37)

4.5. UKM dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kehadiran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tangguh dapat menjadi motivator pengusaha lain. Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat ditingkatkan jika berbagai kendala sebagaimana disebutkan di muka dapat dilonggarkan. Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) faktor keterampilan pemilik atau pengelola usaha merupakan faktor penentu. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi sangat strategis. Melalui peningkatan kualitas keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) diharapkan berbagai kendala yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat diatasi. Peningkatan kualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan secara simultan dengan penciptaan iklim yang kondusif bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk tumbuh dan berkembang. Iklim yang kondusif sebagaimana disebutkan di muka dirancang secara makro yang sifatnya publik dan berlaku umum. Hal ini perlu dilakukan mengingat jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat besar.

Dalam hal Peningkatan Sumber Daya Manusia bagi Pelaku UKM, Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si secara tidak langsung sangat luas pembahasannya mengenai hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti bersama beliau yaitu :

Berbicara tentang partisipasi masyarakat, untuk saat ini sudah sejauh mana bentuk partisipasi masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Tembung dalam menanggapi dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang pernah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?


(38)

Masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Tembung dalam merespon kegiatan yang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan lakukan itu cukup antusias, sangat semangat sewaktu diadakan pelatihan di Kecamatan Medan Tembung. Bahkan mereka meminta agar diadakan lagi pelatihan-pelatihan yang berikutnya. Cukup antusias masyarakat di Kecamatan Medan Tembung. Untuk di Kecamatan Medan Tembung itu yang menjadi sorotan itu adalah ibu Nur Cahaya yaitu pelaku UKM pembuat batik motif medan. Ibu Nur Cahaya itu bisa masuk ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, bisa masuk ke provinsi, bisa masuk kemana-mana ibu itu. Karena memang ibu itu sudah jadi, sudah berhasil ibu itu.

Bagaimana caranya pak untuk mencapai bagi para pelaku UKM itu bisa menjadi sorotan atau icon seperti yang dialami ibu Nur Cahaya saat ini ?

Jadi kalau untuk menjadi icon di salah satu kecamatan itu misalnya Kecamatan Medan Tembung, ibu Nur Cahaya itu sudah menjadi icon Kecamatan Medan Tembung secara tak langsung. Karena beberapa event yang pernah ada dilakukan, ibu Nur Cahaya sudah pernah menang dalam event tersebut dalam desain membatik, itu menunjukkan bahwa pelaku UKM itu harus memiliki ciri khas sendiri dengan produksinya, motifnya sendiri, dan punya kreatifitas seni sendirilah. Jangan ada mirip dengan orang lain, karena itu akan cepat pudar. Intinya uniklah, lain daripada yang lain dan layak untuk dimiliki orang. Seperti itu kiranya.


(39)

Bagaimana cara Dinas Perindustrian dan Perdagngan Kota Medan memotivasi para pelaku UKM ini agar harus memiliki pendidikan yang tinggi agar mereka faham benar dalam menjalankan usahanya contohnya seperti dalam melakukan pemasaran via online ?

Masalah teknologi itu kita sudah mulai bicarakan juga. Kita punya Unit Pelayanan Teknis Dinas Kulit yang ada di Jalan Menteng. Kita memiliki mesin untuk pembuatan sulas. Sulas itu untuk mall sepatu, karena kunci sepatukan terletak di mallnya. Itulah salah satu teknologi untuk memudahkan pelaku usaha sepatu kita yang ada di Kota Medan. Kalau untuk melakukan jaringan Internet dalam pemasaran, sementara ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan belum sampai kesana tapi dalam waktu dekat kita akan menyiapkan database kita terlebih dahulu. Tapi yang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan lihat secara tidak langsung pelaku UKM itu sudah banyak dan pintar-pintar menggunakan jaringan pemasaran via internet seperti Facebook, Toko Pedia dan lain sebagainya. Namun permasalahnnya kini adalah bagi para pelaku UKM itu sendiri yang belum mengerti menggunakan jaringan pemasaran via internet tadi, mau atau tidak mereka dalam melakukan pengembangan diri mereka sendiri. Dan pelaku UKM itu juga jangan terlalu menunngu ulur tangan dari pemerintah saja dalam semua urusannya, tetapi juga harus kreatif dalam mengembangkan dirinya sendiri. Karena kita dari pemerintah pun seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini pasti memiliki keterbatasan.


(40)

Dan dalam hal serupa mengenai Peningkatan Sumber Daya Manusia, UKM CENTER SUMUT juga mengeluarkan pendapatnya pada saat wawancara strategi lembaga tersebut bagi pelaku usaha dalam menghadapi MEA bersama peneliti yaitu :

Adakah strategi khusus dari UKM CENTER SUMUT untuk pelaku usaha dalam menghadapi MEA ?

Sangat ada. Kita di tahun 2010 sudah mulai mempersiapkan. Ada bukti kegiatan kita di tahun 2010 di hotel Saudara Syariah, dan mengundang pihak BUMN yang datang dirut SDM PTP IV, rektor UISU, kepala dinas diwakili oleh staffnya, orang perbankan diwakili oleh Bank SUMUT. Di seminar itu kita sudah mulai membicara persiapan menyambut AFTA karena pada masa itu namanya AFTA baru kemudian muncul MEA. Untuk menyambut MEA di akhir tahun 2014 UKM CENTER SUMUT membuat seminar Nasional. Hadir DPR RI Bapak Gus Irawan, hadir kepala dinas dari pihak pendidikan tetap abang libatkan. Kita bicarakan persiapan UKM menyambut MEA. Sudah mulai ada persiapan. Kita sudah mulai persiapan UKM masuk Carefour, itu adalah persiapan untuk menyambut MEA menggunakan fasilitas pasar modern dalam memperpanjang jaringan pemasaran produk UKM. Itu sudah kita lakukan. Kita juga sudah lakukan bagaimana pendidikan pelaku usaha itu di tingkatkan. Pelatihan-pelatihan kepada pelaku UKM kita tingkatkan juga. Sehingga kawan-kawan sudah terbiasa, kami sudah masuk hotel, untuk apa ? pengembangan luas, pelaku usaha bisa duduk sama dengan orang nomor satu di perbankan sudah kita lakukan dimulai dari tahun 2014-2015 itu di hotel Santika di sponsorin oleh


(41)

seluruh dana BRI, dan di fasilitasi oleh Bisnis Indonesia dan Kompas. Sejauh itulah yang sudah UKM CENTER SUMUT lakukan. Kenapa harus masuk keperguruan tinggi ? kita gencar dalam pembelajaran. Kita sudah persiapkan kepada mahasiswa agar menjadi lebih tangguh untuk menghadapi tantangan itu. Kenapa ? karena mereka adalah orang-orang terdidik. Kita tidak cukup kuat kalau pelaku usaha kita berpendidikan dibawah ataupun SMA. Karena tantangan kita adalah para pembisnis-pembisnis yang menguasai teknologi. Mau tidak mau peran pendidikan itu sangat strategis. Karena perguruan tinggi adalah pencetak para pembisnis yang minimal sudah mengerti menggunakan teknologi, wawasan, tingkat kesabaran dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi pintu-pintu pemagar kita menghadapi serangan produk luar. Makanya UKM CENTER SUMUT sangat berambisi agar lima tahun kebelakang UKM CENTER SUMUT masuk ke perguruan tinggi. UKM itu harus ada di perguruan tinggi. Ini kalau kita lakukan bersama tahun depan hebat kita. Seorang pembisnis muda sudah memiliki mobil. Seperti itulah contohnya kira-kira.

Dari dua pernyataan diatas terlihat ada keinginan dan harapan mengenai peningkatan sumber daya manusia dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dan Lembaga UKM CENTER SUMUT. Yang pertama dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Mereka menginginkan agar semua pelaku UKM itu mandiri, kreatif dan innovatif, tidak hanya menunggu ulur tangan dari pemerintah saja. Hal itu diungkapkan karena pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan juga memiliki keterbasan-keterbatasan dalam melakukan sesuatu.


(42)

Yang kedua dari Lembaga UKM CENTER SUMUT. Mereka menginginkan agar para pelaku UKM ini memiliki pendidikan yang tinggi. Hal itu berguna untuk menambah wawasan yang luas seputar dunia wirausaha sekaligus juga sebagai tameng dalam menghadapi persaingan pasar bebas serta sebagai pengangkat martabat diri pelaku UKM, agar tidak di pandang miris atau sebelah mata oleh stakeholder-stakeholder yang ada.

4.6. Permodalan Usaha Kecil dan Menengah

Melihat kebijakan dan bantuan teknis Bank Indonesia yang sudah ada, maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mendapatkan kredit modal usaha yaitu dengan cara Mengoptimalkan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank dan Meningkatkan peran serta Lembaga Penjaminan Kredit.

Dalam hal permodalan Usaha Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan secara otomatis sudah melakukan hal tersebut diatas. Hal ini juga dapat di buktikan dengan hasil wawancara peneliti bersama Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si yakni sebagai berikut :

Adakah mitra atau hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan instansi lain untuk membantu para pelaku UKM Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Tembung untuk memenuhi kebutuhan produksinya ?

Kalau mitra kita itu ada, seperti Dinas Koperasi dan UKM itu kita kerjasama tetap, badan penanaman modal provinsi itu juga kita sering sharing dalam mengadakan pameran-pameran, Bank SUMUT, bahkan


(43)

Bank Indonesia. Badan Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara itu juga sering mengundang kita untuk mengadakan pameran sama, bergabung dalam satu tim pameran Sumatera Utara dan kita membawa para pelaku UKM-UKM kita dari Kota Medan.

Ada juga hasil wawancara bersama Bapak Zulfikar selaku Kepala Seksi Sarana di Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Adakah sosialisasi kepada para pelaku UKM untuk bagaimana cara melakukan pinjaman modal kepada bank yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?

Oh iya betul ada, kita untuk mempermudah mereka dalam mendapatkan bantuan modal dari luar seperti bank misalnya, itu legalitas usahanya kita kasih gratis, pengurusan izin usaha, BPJS, SIUP, sampai pada tingkat label HALAL. Agar dalam proses pengurusan peminjam modal kepada bank menjadi mudah. Itu juga termasuk ke dalam program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Namun disisi yang lain dalam hal membantu atau sebagai pihak penjamin pelaku UKM dalam memenuhi permodalan usahanya, Lembaga UKM CENTER SUMUT juga merupakan lembaga penjamin bagi pelaku UKM yang ingin meminjam dana permodalannya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti bersama Bapak Ir. Deni Mirza, MM di kantor Sekretariat UKM CENTER SUMUT.


(44)

Banyak, kita bentuk yang namanya Kelompok Usaha Besar (KUBE). KUBE ini dibawah naungan Dinas Sosial. Kita mendapatkan bantuan hibah dana sebesar Rp 30 juta tiap kelompok. Jadi kita menghimpun masyarakat dalam satu kelompok untuk menjadi kelompok usaha bersama. Kita sewa rumah di Tembung, kita beli mesin jahit, kita beli bahan kain dan kita berangkat orang ke Tasikmalaya untuk belajar bagaimana pembuatan bordir dan membatik yang benar. Itu smua sudah dilakukan dalam kelompok-kelompok usaha masyarakat. Jadi kita membuat pelatihan, kita buat seminar, kita ikutkan pameran, kita ikutkan bazar, lia ikutkan pemagangandi subuah industri di Jawa.sudah sampai disitulah upaya kita untuk memberdayakan masyarakat. Di nelayan beda lagi. Jadi nelayan-nelayan itu kita ajarkan bagaimana mengelola limbah yang ada di laut jika tidak dapat ikan. Misalnya di TPI itu kan orang membuang kotoran ikan. Nah itu kita ajarkan untuk mengelolanya menjadi suatu hal yang bermanfaat dan bernilai ekonomis yaitu membuat pupuk organik dari kotoran ikan tersebut. Termasuk juga kita lakukan dari sektor jaringan peminjaman permodalan. Jaringan permodalan itu adalah hal yang mutlak bagi usaha. Kita bantu mereka dengan pinjaman lunak dari BUMN dan perbankan. Lembaga ini berperan mendampingi mereka untuk bisa mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan. Kita menjadi pendamping sekaligus penjamin juga. Tapi yang menerima dana itu adalah langsung kepada pelaku usaha yang menikmati dan menggunakan keuntungan dari dana itu adalah pelaku usaha bukan lembaga ini. Lembaga hanya berperan sebagai pendamping dan penjamin kepada pihak-pihak terkait seperti BUMN dan perbankan.


(45)

Dan setelah itu peneliti juga bertanya kepada Ibu Dra. Nur Cahaya yakni pelaku usaha Batik Motif Sumatera Utara atau batik Motif Medan terhadap hal tersebut diatas. Karena walau bagaimana pun salah satu dari pelaku usaha seperti Ibu Nur Cahaya inilah yang merasakan, mengalami dan membutuhkan permodalan tersebut. Maka dari itu peneliti langsung bertanya kepada ibu Nur Cahaya sebagai berikut :

Untuk dana, apakah ibu pernah mendapatkan bantuan dana dari luar untuk mengembangkan proses produksi ibu ?

Ada, bukan dana, bukan berupa uang gitu maksudnya. Misalnya ini USU ya kerjasama dengan kami katanya itu kegiatan pemberdayaan masyarakat kita dibantu. Ya mungkin ini kita dibantu peralatan terus kami dibawa untuk studi banding ke Jawa dari Fakultas Ekonomi USU. Dan itu tidak kami lupakan. Namun barang kalu dikatakan tadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kayaknya belum pernah. Dari tahun 2010. Bukan pun 2010 kalau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.. nah begini ceritanya jangan nanti ibu dibilang lupa-lupakan pula. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini dia yang telah melatih ibu pada masa itu, lalu ibu belajar sendiri dari bekal pelatihan itu, kemudian ibu perlu apa ? kasihlah ibu bantuan biar saya latih masyarakat sekitar untuk jadi anggota saya, namun gadak dana. Kemudian mungkin mereka ada ada dana ketika tahun 2009 disuruh ibu melatih tetangga sekitar di gang Musyawarah. Saya latih, selesai pelatihan itu dananya dari mereka itu untuk biaya transportasi yang latihan barang kali kalau honor ibu ya


(46)

pun dikasih ya Alhamdulillah. Setelah itu produksi ibu berkembang dan berkembang dari situ ibu buka cabang satu lagi di jalan Alhalim dan berhasil. Sejauh itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sendiri ya diam-diam aja barang kali ntah dipantau dari jauh ya gak tahu juga. Namun kalau ada sekiranya itu pameran dalam kota kita diikutkan gak dihilangkanlah. Hanya lagi yang ibu mau kan tadi karenakan misi kami mengangkat kembali motif-motif yang ada di Sumatera Utara biar jangan lenyap hingga generasi penerus kita nanti tahu apa motif-motif dari nenek moyangnya itulah misi kami. Nah berartikan kami ingin bergerak itu kemana ? maunya itukan motif-motifnya kami perkenalkan keseluruh Indonesia itu dululah ya baru keluar pertama kali, kemudian kami ini ingin batik kita ini dikenal orang-orang dalam dan luar negeri itu memang misi kita. Nah jadi dengan ini karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan tidak tahu misi kita tadi, apakah karena itu maka gak dipanggil-panggil gak tahu juga. Namun orang pergi kesana-kesini yang lain pergi kami gak tahu dan ditinggal. Nanti kami paling itu Dinas Koperasi “buk ikut ke Kupang ? boleh” jadi batik kita ini sudah sampai ke Kupang. Tapi dari Dinas Koperasi bukan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Mungkin hambatanya itulah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ya informasilah atau mungkin ada seseorang yang ada disitu yang mempropokatori ”alah gak usah ibu Nur Cahaya itulah dia sudah tua” ntah seperti itu padahalkan kalau disuruhnya kita, bukan saya yang pergi kan ada banyak anggota kita yang bisa kita suruh, misalnya “kau ke Kupang, kau ke Kalimantan” kan bisa


(47)

orang itu yang pergi. Daan biasanya dana dari mereka itu. Ya numun kami berfikiran positif saja. Kalau kami seperti itu kami dana dari Koperasi itu. Dikasih makan disana di kasih hotel disana. Yang lebih itu dari Dinas Koperasi Bukan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Jadi pun kalau ini di dengar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ya memang iya, karena ibu datangi kesana kamilah ikut nanti waktu ke Bali namun nggak juga. Ditunggu sampai pada saatnya berangkat kami gak diikutkan. Jadi sempat berfikir juga “kok kami gak dibawa dan diikutkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan?” jadi sempat juga berfikir apakah karena ibu sudah tua? Tapi nanti kalian rasakanlah kalau kalian sudah tua nanti susah untuk berjalan. Sampek situ ibu kefikiran. Kan pasti ada adalah perasaan hati yang tidak enak. Karena itu tadi gak tahu mereka misi kita yaitu akan memperkenalkan bati motif Sumatera Utara ini ke dalam dan luar negeri. Maunya merekakan berfikiran ntah seperti “ayoklah bantu ibu ini kita bawa batik motif Sumatera Utara ibu ini” seperti itu. Tapi ini tidak ada palingan nati yang dibawa mereka seperti Ulos namun batiknya sendiri tidak seperti itu. Dan itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan tapi kalu Dinas Koperasi Alhamdulillah hampir seluruh Indonesia tahu batik motif Sumatera Utara ini. Jadi batik kita ini kalau di jakarta sudah ada. Dan ini kementrian luar negeri dia pulang kampung datang kemari nyari kita beli 20 potong sudah sampai disana-sana. Dari Manado datang kemari pesan batik motif Sumatera Utara. Singkatnya kalau dalam Indonesia sendiri sebenarnya tinggal beberapa saja barang kali yang belum tahu batik ini.


(48)

Apakah ibu pernah melakukan upaya untuk meminjam uang, misalnya dari Bank untuk mengembangkan usaha produksi ibu ?

Ada, itu pun sekarang baru-baru ini, masih mau mencoba karena ini Insya Allah nanti ini (motif baru) ini bakal di ambi olehl Pemerintah Kota jadi baju seragam Pemerintah Kota, baju Dinas Pemerintah ataupun PNS ini bakal bajunya. Jadi perlu modal untuk ini. Karena orang biasanya minta cepat dalam penyelesaiannya. Ini lama buatnya jadi harus ada persediaan kita. Lain lagi Camat nanti minta bu sekian potong.

Kira-kira dalam melakukan pinjaman ini berapa besaran uang yang ibu perlukan untuk mempersiapkan pesanan ini ?

Lebih kurang sekitar 200 juta

Kira-kira ada sosialisasi atau tidak bagaimana cara melakukan pinjaman uang dari Bank untuk pelaku Usaha Kecil Menengah yang ibu ketahui ?

Kan ibu sering dilatih sama BI, BRI karena mereka juga ada buat pelatihan untuk para pelaku Usaha Kecil Menengah. Jadi kalau yang seperti itu alhamdulillah memang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan suka memanggil kita. Apakah dari situ dia mantau ternyata masih hidup ibu Nur Cahaya ini barang kali. Ada pelatihan yang diadakan oleh Bank pasti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan panggil itu kita. Jadi untuk peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan bisa dikatakan cukuplah tetapi lebih baik lagi yang dari Dinas Koperasinya. Kalau Dinas koperasi dia lebih merangkul semua. Melatih kita dikasih malah belakangan ini peralatan karena kitakan klaster sekarang semua


(49)

batik-batik ini bersatu dalam satu wadah. Jadi kumpulan dari pembatik-pembatik ini yang membuat baju seragam itu kebetulan ibu ketuanya. 4.7. Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi MEA

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015. Tidak bisa dipungkiri, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN akan memberikan dampak positif dan negatif bagi industri-industri. Dampak positif yang ada antara lain adalah terciptanya pasar internasinal yang lebih luas, sementara dampak negatif yang bisa dipastikan muncul adalah persaingan pasar internasional yang akan semakin tinggi bagi UKM di Indonesia.

Dalam hal tersebut diatas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sudah menanggapinya dengan mulai membicarakannya di setiap pertemuan-pertemuan pameran dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dan instansi lain. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Ir. Nurdin Asyari, M, Si.


(50)

Strategi apa saja yang yang akan dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan untuk para pelaku UKM untuk menghadapi MEA ?

Kuncinya itu pelatihanlah. Apa pun ceritanya kuncinya tetap pada pelatihan-pelatihanlah. Dan kedepan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membawa mereka lebih sering pameran dan magang atau belajar di daerah-daerah lain yang desainnya lebih tinggi dari kita. Intinya kita jangan malu untuk belajar. Contohnya dengan sepatu, produk kita kalah jauh dengan produk sepatu yang ada di Bandung. Mungkin kedepan dengan anggaran yang ada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan coba bawa pengrajin sepatu kita ke Bandung untuk belajar desain-desain sepatu yang lebih bermutu. Dan untuk batik juga mungkin Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan akan kita magang pelaku UKM kita itu di Solo atau di Jogja guna untuk lebih memperhalus motif-motif batik kita itu. Itu semua dilakukan untuk menyaingi semuanya.

Sudah seberapa sering MEA ini dibahas di kalangan pemerintahan ?

Sudah sering ya. Kita dari Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, dari Dinas Koperasi Provinsi dan lain sebaginya itu hampir dalam setiap segala kesempatan itu membicarakan tentang MEA ini, bagaimana kita antisipasinya kedepan. Itu tetap pembicaraan itu tidak ada putusnya. Makanya semua pelaku UKM itu dituntut untuk harus lebih kreatif, kualitasnya lebih tinggi, jangan sampai kalah bersaing dengan produk lain, karena UKM ini yang di kedepankan dalam hal MEA ini, jangan sampai


(51)

kita hancur nanti ditimpa produk lain misalnya produk dari Cina, Taiwan dan negara lainnya. Karena produk mereka sudah luar biasa dibandingkan dengan produk kita.

Adakah bentuk sosialisasi atau pengenalan tentang MEA ini kepada para pelaku UKM ?

Pada saat-saat pelatihan atau seminar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan perkenalkanlah itu tentang MEA pada saat acara pembukaan atau mengasih kata sambutan. Untuk lebih bersaing dalam MEA baru sebatas itu sosialisasinya.

Ada atau tidak pak pelaku UKM itu yang bertanya tentang “apa itu MEA” atau bahkan yang sudah faham tentang MEA itu sendiri ?

Ada, malah itu terjadi di tahun yang lalu malahan. Tahun inikan belum mulai pelaksanaan pelatihan, karena inikan baru triwulan satu. Pelatihan itu biasanya pada triwulan dua, tiga dan empat itu berlangsung.

Dulu namanya AFTA ya kan pak, jadi apa perbedaan antara AFTA dan MEA ini ?

Kalau AFTA kan belum pasar bebas dalam artinya masih terbatas, sedangkan MEA inikan sudah lebih dari AFTA dalam artian sudah pasar bebas. Orang Thailand kan sudah masuk ke Indonesia. Pekerja Thailand bisa kita kerjakan di Indonesia. Seperti itulah kiranya.

Tidak kalah dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, UKM CENTER SUMUT juga memiliki strategi bagi para pelaku UKM dalam


(52)

menghadapi MEA. Hal yang di peroleh peneliti dari hasil wawancara dengan ketua UKM CENTER SUMUT Bapak Ir. Deni Mirza, MM.

Adakah strategi khusus dari UKM CENTER SUMUT untuk pelaku usaha dalam menghadapi MEA ?

Sangat ada. UKM CENTER SUMUT di tahun 2010 sudah mulai mempersiapkan. Ada bukti kegiatan kita di tahun 2010 di hotel Saudara Syariah, dan mengundang pihak BUMN yang datang dirut SDM PTP IV, rektor UISU, kepala dinas diwakili oleh staffnya, orang perbankan diwakili oleh Bank SUMUT. Di seminar itu kita sudah mulai membicara persiapan menyambut AFTA karena pada masa itu namanya AFTA baru kemudian muncul MEA. Untuk menyambut MEA di akhir tahun 2014 UKM CENTER SUMUT membuat seminar Nasional. Hadir DPR RI Bapak Gus Irawan, hadir kepala dinas dari pihak pendidikan tetap abang libatkan. Kita bicarakan persiapan UKM menyambut MEA. Sudah mulai ada persiapan. Kita sudah mulai persiapan UKM masuk Carefour, itu adalah persiapan untuk menyambut MEA menggunakan fasilitas pasar modern dalam memperpanjang jaringan pemasaran produk UKM. Itu sudah kita lakukan. Kita juga sudah lakukan bagaimana pendidikan pelaku usaha itu di tingkatkan. Pelatihan-pelatihan kepada pelaku UKM kita tingkatkan juga. Sehingga kawan-kawan sudah terbiasa, kami sudah masuk hotel, untuk apa ? pengembangan luas, pelaku usaha bisa duduk sama dengan orang nomor satu di perbankan sudah kita lakukan dimulai dari tahun 2014-2015 itu di hotel Santika di sponsorin oleh seluruh dana BRI, dan di fasilitasi oleh Bisnis Indonesia dan Kompas. Sejauh itulah yang sudah UKM CENTER


(53)

SUMUT lakukan. Kenapa harus masuk keperguruan tinggi ? kita gencar dalam pembelajaran. Kita sudah persiapkan kepada mahasiswa agar menjadi lebih tangguh untuk menghadapi tantangan itu. Kenapa ? karena mereka adalah orang-orang terdidik. Kita tidak cukup kuat kalau pelaku usaha kita berpendidikan dibawah ataupun SMA. Karena tantangan kita adalah para pembisnis-pembisnis yang menguasai teknologi. Mau tidak mau peran pendidikan itu sangat strategis. Karena perguruan tinggi adalah pencetak para pembisnis yang minimal sudah mengerti menggunakan teknologi, wawasan, tingkat kesabaran dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi pintu-pintu pemagar kita menghadapi serangan produk luar. Makanya UKM CENTER SUMUT sangat berambisi agar lima tahun kebelakang UKM CENTER SUMUT masuk ke perguruan tinggi. UKM itu harus ada di perguruan tinggi. Ini kalau kita lakukan bersama tahun depan hebat kita. Seorang pembisnis muda sudah memiliki mobil. Seperti itulah contohnya kira-kira.

4.8. Hambatan Usaha Kecil dan Menengah

Dalam melaksanakan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdapat beberapa hambatan-hambatan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah di Kota Medan dari mulai adanya usaha untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber alam dan daya produksi lainnya yang dapat menjadi penghambat perkembangan Usaha Kecil dan Menengah.


(54)

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti juga menanyakan tentang hambatan-hambatan apa saja yang dialami pelaku usaha yang ada di Kota Medan, khususnya di Kecamatan Medan Tembung kepada Bapak Ir. Nurdin Asyari,M. Si.

Apa hambatan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dalam memberdayakan pelaku UKM, Khusunya di Kecamatan Medan Tembung ?

Salah satu hambatannya itu adalah si pelaku usaha tidak kreatif. Dalam artian setelah kita buat pelatihan kepada mereka tetapi mereka menghilang begitu saja. Banyak pelaku UKM kita yang seperti itu. Tidak innovatif mereka, dan mereka maunya di boyong dan digendong terus oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, sementara itukan tidak mungkin karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sendiri pun punya keterbatasan dalam melakukan hal demikian.

Melihat kondisi para pelaku usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung, apa yang menjadi hambatan bagi para pelaku UKM dalam mengembangkan produksinya ?

Sampai pada saat ini yang menjadi hambatan yang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan amati memang pada utamanya adalah modal dan pemasaran. Karena produk kita kalah bersaing dengan produk cina misalnya. Baik desain dan mutunya. Makanya pelaku UKM kita di tuntut untuk lebih kreatif dan kualitas barangnya harus lebih di tingkatkan. Innovasinya harus maju dan kreatif, jangan separuh jalan.

Jadi pak dari berbagai hambatan tersebut, bagaimana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan menanggapinya ?


(55)

Nah itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan tanggapi dengan terus tidak ada bosannya untuk mengadakan pelatihan-pelatihan dan pameran, tidak menyerah dan pantang putus asa. Tapi memang itu juga sudah menjadi program dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Bagaimana cara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan memberikan perhatiannya kepada para pelaku UKM ?

Khusus di bidang saya, bidang pembinaaan dan pengembangan perhatinya, saya selalu sebagai contoh, salah satunya itu saya kepada pelaku UKM itu saya ikutkan mereka itu pameran karena itu sudah pasti. Kita kenalkan produk mereka itu melalui brosur-brosur yang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan buat, sehinnga walaupun mereka belum mempunyai kesempatan untuk ikut ke pameran, namun nama dan produknya sudah ada di brosur yang akan kita bagikan nantinya.

Apa harapan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM, khusunya yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Harapan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada mereka agar supaya lebih kreatif dan lebih innovatif dalam mengembangkan keterampilan yang ia sudah miliki, jangan sampai hanya sebatas selesai pelatihan itu ya selesai sampai disitu juga semangatnya, tapi terus dikembangkan.


(56)

Apa saran bapak selaku kepala bidang pembinaan dan pengembangan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan untuk para pelaku UKM, khusunya yang ada di Kecamata Medan Tembung ?

Saran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan itu tadi agar lebih kreatif, innovatif dan kualitasnya harus di jaga. Dan mereka harus lebih berani untuk menonjolkan hasil karyanya, jangan hanya di kecamatan saja, harus berani mandiri jangan menunggu dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sajakalau seperti itu tidak akan bisa berkembang.

Ada juga juga hasil wawancara bersama Bapak M. Taufik selaku Bendahara Umum UKM CENTER SUMUT.

Menurut bapak apa saja hambatan yang dialami oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dalam melakukan pengembangan dan pemberdayaan bagi pelaku Usaha Kecil Menengah ?

Mungkin kalau hambatannya di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini rasa saya data-data para pelaku Usaha Kecil Menengah. Karena mereka kurang menguasai data. Karenakan mereka tidak terjun langsung jadi mereka mengambil perantara ke kami (UKM CENTER SUMUT). Kami yang terjun langsung membina jadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini kita katakan dia sebagai pemodal. Macam kami kan (UKM CENTER SUMUT) untuk membina anggota bagaimana biar bisa buat seminar nyewa gedung kami gak punya uang nah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan punya modal, terus


(57)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan minta bantuan oke kami setujuin kami panggillah anggota. Seperti pelatihan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, kami gak punya modal terus seperti tadilah. Kerjasamalah intinya.

Sumber lain yang juga berbicara tentang hal tersebut diatas adalah Lembaga UKM CENTER SUMUT melalui wawancara peneliti bersama Bapak Ir. Deni Mirza, MM sebagai berikut ;

Hambatan apa sajakah yang abang ketahui yang terdapat pada pelaku Usaha Kecil Menengah ?

Pertama dari sisi penggunaan teknologi. Penggunaan teknologi di kalangan pelaku Usaha Kecil Menengah di Sumatera Utara itu sangat-sangat terbatas. Mereka cenderung menggunakan teknologi yang sangat sederhana, sehingga mereka tidak bisa bersaing sebegitu ketat dengan pelaku usaha yang ada di Jawa. Di Jawa sudah jauh lebih baik pemahama dan penggunaannnya tentang teknologi. Teknik- teknik misalnya membatik teknik di Jawa itu sudah menguasai, baik teknik pewarnaan yang ada di Jawa sudah menggunakan pewarnaan menggunakan bahan non kimia. Sedangkan kita masih dalam tahap pembinaan dan pengembangan membatik, sehingga kita masih menggunakan pewarnaan dari bahan kimia. Padahal penggunaan bahan kimia dengan jumlah yang sangat besar sangat mempengaruhi polusi di perairan, makanya batik itu tidak bisa di tengah kota. Yang kedua adalah keterbatasan pelaku UKM dari sisi permodalan. Hari ini keterbatasan permodalan itu sangat luar biasa. Kenapa ?


(1)

informan yang telah di terima dilapangan. Pelaku Usaha Kecil dan Menengah merasa, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membantu mereka setengah hati.

Oleh karena itu, saran yang ditawarkan peneliti adalah hendaknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan seharusnya lebih memperhatikan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah dan harus bisa menjadi inkubator. Kata Kunci : Peranan DISPERINDAG, pemberdayaan UKM, perkembangan


(2)

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan Rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal guna melengkapi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul skripsi ini adalah “Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dalam Memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah Di Kecamatan Medan Tembung”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu s.h. M.hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktunya dan selalu mengarahkan peneliti hingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh Dosen/Staf pengajar serta para pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

6. Kedua orang tua penulis, Sahrul dan Susilawati Harahap serta seluruh keluarga besar penulis.

7. Seluruh rekan dan sahabat departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, termasuk Tengku Rabiatun Adawiyah, Siti Aisyah, Choiriyah Caniago, Muhammad Riswan Ritongan, Iwan Saputra Prala, Vivin Sintya Debie, Rafli Shahlevi, Ahmad Syukri, Dian Kurnia Syahputra Pos-pos, Nurdi Sulaiman, Viki, Prini Zunita Siregar, dan Vika Ariyanti, yang telah memberikan semangat dan membantu peneliti dengan berbagai bentuk.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis dalam pengumpulan literatur maupun penulisan karya ilmiah. Oleh sebab itu, penulis menerima saran dan kritik dari para pembaca. Demikianlah penulis sampaikan dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak.

Medan, 23 Maret 2016 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Teori ... 6

1.5.1. Peranan ... 6

1.5.2. Peranan Pemerintah Daerah ... 7

1.5.3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan ... 8

1.5.4. Pemberdayaan ... 9

1.5.4.1 Pengertian Pemberdayaan ... 9

1.5.4.2. Proses Pemberdayaan ... 10

1.5.5. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ... 11

1.5.6. Jenis Kegiatan Usaha Kecil dan Menengah ... 14

1.5.7. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah ... 16

1.5.7.1. Pemberdayaan Melalui Kemitraan ... 17

1.5.7.2. Usaha Kecil Menengah dan Peningkatan SDM ... 20

1.5.8. Proses Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah ... 21


(5)

1.5.10. Tingkat Permodalan Usaha Kecil dan Menengah ... 26

1.6. Definisi Konsep ... 27

1.7. Sistematika Penulisan ... 28

BAB II METODE PENELITIAN ... 29

2.1. Bentuk Penelitian ... 29

2.2. Lokasi Penelitian ... 29

2.3. Informan Penelitian ... 29

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

2.5. Teknik Analisis Data ... 32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 33

3.1. Sejarah Singkat Kecamatan Medan Tembung ... 33

3.2. Batik Motif Medan dan Sejarah LPK... 34

3.3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ... 36

3.3.1. Sejarah Singkat DIPERINDAG Kota Medan ... 36

3.3.2. Struktur Organisasi DISPERINDAG Kota Medan ... 36

3.3.3. Bidang-Bidang Kerja ... 37

3.3.4. Visi dan Misi DISPERINDAG Kota Medan ... 44

3.3.4.1. Visi DISPERINDAG Kota Medan ... 44

3.3.4.2. Misi DISPERINDAG Kota Medan ... 45

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 47

4.1. Pengertian Penyajian Data ... 47


(6)

4.3. Proses Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah ... 53

4.4. Pemberdayaan Melalui Kemitraan ... 62

4.5. UKM dan Peningkatan Sumber Daya Manusia ... 67

4.6. Permodalan Usaha Kecil dan Menengah ... 72

4.7. Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi MEA ... 79

4.8. Hambatan Usaha Kecil dan Menengah ... 83

BAB V ANALISIS DATA ... 94

5.1. Pengertian Analisis Data ... 94

5.2. Peranan Pemerintah Daerah ... 94

5.3. Proses Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah ... 97

5.4. Pemberdayaan Melalui Kemitraan ... 98

5.5. UKM dan Peningkatan Sumber Daya Manusia ... 99

5.6. Permodalan Usaha Kecil dan Menengah ... 102

5.7. Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi MEA ... 103

5.8. Hambatan Usaha Kecil dan Menengah ... 105

BAB VI PENUTUPAN ... 109

6.1. Kesimpulan ... 109

6.2. Saran ... 110