3 Indikator pertemuan kesebelas:4.1.7 Memahami sejarah perkembangan ilmu
sosiologi modern Indikator pertemuan keduabelas : 3.1.14 menganalisis sejarah perkembangan
sosiologi di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu: Tujuan pembelajaran pertemuan pertama
: 1. Menjelaskan pengertian sosiologi 2. Merumuskan pengertian sosiologi
Tujuan pembelajaran pertemuan kedua : 1. Menjelaskan pengertian sosiologi
menurut para ahli 2.Merumuskan pengertian sosiologi
berdasarkan pemahaman sendiri Tujuan pembelajaran pertemuan ketiga
: 1. Pengertian ilmu pengetahuan 2. Sumber-sumber pengetahuan
3. Jenis-jenis pengetahuan 4.
Sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan
Tujuan pembelajaran pertemuan keempat : 1. Menjelaskan metode ilmiah.
2. Menjelaskan sikap ilmiah. Tujuan pembelajaran pertemuan kelima
: 1. Sifat hakekat sosiologi 2. Objek dan ruang lingkup kajian
sosiologi Tujuan pembelajaran pertemuan keenam
: 1.Menyebutkan
metode-metode dalam sosiologi
2. Menganalisa hubungan yang terjadi antar ilmu sosiologi dengan
ilmu pengetahuan lainnya. Tujuan pembelajaran pertemuan ketujuh
:1.Mengetahui manfaat sosiologi yang dikemukakan oleh para ahli sosiolog.
2.Menganalisa manfaat
sosiologi dalam menjunjung berbagai aspek
kehidupan. Tujuan pembelajaran pertemuan kedelapan :1.Mengetahui manfaat sosiologi yang
dikemukakan oleh para ahli sosiolog.
4 2.Menganalisa
manfaat sosiologi
dalam menjunjung berbagai aspek kehidupan.
Tujuan pertemuan kesembilan :1. Menjelaskan perspektif sosiologi
baik secara evolusionis, interksionis, maupun fungsionalis, dan perspketif
konflik. 2. Menganalisis perspektif sosiologi.
Tujuan pertemuan kesepuluh :
1. Memahami
sejarah perkembangan sosiologi
Tujuan pertemuan kesebelas : 1. Memahami sejarah perkembangan sosiologi modern
Tujuan pertemuan keduabelas :1. Menganalsis perkembangan
sejarah sosiologi di iandonesia
E. Deskripsi Materi Pembelajaran Materi pertemuan ke-1
Berikut definisi sosiologi menurut pendapat para ahli Secara etimologis, sosiologi berasal dari kata socius bahasa Latin: teman
dan logos bahasa Yunani: kata, perkataan, pembicaraan. Jadi secara harfiah, sosiologi adalah membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan. Lalu,
bagaimana pengertian sosiologi menurut para ahli sosiologi? langsung saja kita simak yang pertama: Istilah sosiologi pertama kali dicetuskan oleh seorang
filsuf asal Perancis bernama Auguste Comte dalam bukunya Cours de la Philosovie Positive. Orang yang dikenal dengan bapak sosilogi tersebut
menyebut sosiolog adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Kata sosiologi sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti teman
atau kawan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Disebutkan oleh Auguste Comte di atas yang menyatakan sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan. Sebuah pengetahuan dikatakan sebagai ilmu apabila mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji
yang didasarkan pada penelitian yang ilmiah. Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu sejauh sosiologi mendasarkan penelaahannya pada bukti-bukti
ilmiah dan metode-metode ilmiah. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara manusia dalam bermasyarakat.
Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai kompleks
5 kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi, serta sebagai kompleks lembagapenata.
Sosiologi mempelajari hubungan timbal balik antara individu dengan individu, idividu dengan kelompok dan kelompok dengan masyarakat. Objek kajian
sosiologi adalah masyarakat. Sosilogi harus bersifat empiris yaitu dengan mempelajari hal tersebut dengan memberikan gambaran realitias sosial secara
ilmiah dengan maksud untuk membantu untuk meyelesaikan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
Materi pertemuan ke-2 a. Aguste Comte
Comte mempunyai
pandangan menarik
bahwa sosiologi
merupakan ratu ilmu-ilmu sosial. Menurut pandangannya berdasarkan hierarki ilmu, sosiologi menempati keududukan teratas dari astronomi,
fisika, kimia, dan biologi. Menurut Comte, sosiologi adalah studi tentang statika sosial dan dinamika sosial. Statika sosial mewakili perubahan.
Comte menggunakan analogi biologi untuk menyatakan bahwa hubungan antara statika sosial dan dinamika sosial dapat disamakan dengan
hubungan antara anatomi dan fisiologi serta menganggap masyarakat seperti organisme hidup, artinya masyarakat dapat dilihat sebagai suatu
sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain. Namun, pemikiran tersebut akhrnya tidak benar-benar dikembangkan
oleh Comte. b. Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari
luar terhadap individu. c. Pitriam A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala
ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dsb. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan
gejala non sosial misalnya dengan gejala geografis, biologis, dsb. d. George Simmel
Sosiologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari perhubungan sesama manusia HumanRelationship
Materi pertemuan ke-3
6 Menurut Soerjono Soekanto, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran logika. Pengetahuan haruslah objektif artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secara
kritis oleh orang lain yang ingin mengetahuinya. Sangat penting untuk diketahui bahwa pengetahuan sangat berbeda dengan buah pikiran. Oleh karena
itu tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan. Pada dasarnya ilmu pengetahuan muncul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia dan
hasrat ingin tahu tersebut timbul karena dapat berbagai macam aspek kehidupan yang masih gelap. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena
telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan.
Materi Pertemuan ke-4
Metode secara sederhana dapat diartikan sebagai cara. Dalam pengertian yang lebih ilmiah metode berarti cara kerja yang tersistem untuk memudahkan
kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, sehingga tujuan yang kita inginkan dapat tercapai dengan sempurna atau maksimal. Secara umum,
metode yang digunakan dalam penelitian sosiologi ada dua macam yaitu: Metode kualitatif
Metode historis dan metode komparatif Metode kuantitaif
Metode eksperimen, metode induktif dan deduktif, metode studi kasus, metode surbei lapangan, metode partisipasi, metode empiris dan metode
fungsionalisisme.
Materi Pertemuan ke-5
Sebelumnya dalam pengertian sosiologi, dijelaskan bahwa objek kajian sosiologi adalah manusia. Seperti kita ketahui manusia tidak hanya menjadi
objek kajian sosiologi, akan tetapi beberapa disiplin ilmu lain juga. Contohnya Ilmu medis, psikologi, antropologi, demografi, dan banyak ilmu pengetahuan
lainnya. Tentu saja hal ini sebabkan oleh banyaknya aspek yang dimiliki oleh manusia sehingga menjadi objek kajian ilmu pengetahuan. Aspek tersebut
seperti fisik, psikis, sosial, rohani dan lainnya. Dalam hal ini, manusia sebagai
objek kajian sosiologi adalah manusia dari aspek sosialnya yaitu masyarakat.
Sepertinya telah jelas bahwa para ilmuwan telah menyepakati bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senantias berinteraksi atau berhubungan
dengan manusia lain dalam suatu kelompok Dalam pengertian sosiologi berarti masyarakat. Dalam interaksi tersebut akan timbul produk produk
interaksi itu sendiri. Produk tersebut seperti nilai nilai sosial social values, norma-norma normes yang dianut oleh anggota anggota masyarakat tersebut.
7 Berdasarkan penjelasan diatas, teranglah bahwa sosiologi adalah ilmu yang
menjadikan kehidupan masyarakat sebagai objek kajiannya, yang didalamnya terdapat pola pola hubungan antar manusia baik secara individu dan maupun
kelompok serta dampak yang ditimbulkannya berupa nilai dan norma sosial yang dianut oleh para anggota masyarakat tersebut. Selanjutnya, masyarakat
yang menjadi objek kajian sosiologi adalah kesatuan hidup manusia dengan kesatuan masyarakat desa, masyarakat kota atau dibatasi dengan batasan
mudah diamati. Hadirnya nilai nilai sosial dan norma disebabkan oleh adanya interaksi
sosial. Seperti yang kita ketahui interaksi sosial adalah hubungan antarkelompok manusia. Oleh karena itu, ikatan antara interaksi sosial, nilai
sosial dan norma sosial tidak dapat terpisahkan. Tidak akan pernah ada kehidupan sosial tanpa mereka bertiga. Kemudian, dapat dikatakan bahwa
manusia yang hidup sendiri tidak akan menghasilkan nilai, norma karena tidak adanya interaksi sosial. Hal ini tentu saja disebabkan oleh nilai dan norma
sosial yang hanya berlaku bila ada hubungan dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, nilai dan norma sosial merupakan pola pola yang mengatur
kehidupan bersama dalam masyarakat. Oleh karena itu, objek kajian sosiologi memang manusia akan tetapi
tidak dalam keadaan sendiri atau individu akan tetapi dalam kelompok atau masyarakat. Objek kajian sosiologi manusia sebagai makhluk sosial. Ketika
suatu ilmu membahas tentang kepribadian manusia secara individu, maka ilmu demikian bukanlah sosiologi melainkan psikologi.
Materi pertemuan ke-6
Sosiologi mengembangkan metode atau cara kerja untuk mempelajari objeknya yaitu masyarakat. Metode penelitian sosial adalah cara sistematik
yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk proses identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah diselisiknya.
Menurut Soerjono Soekanto ada dua jenis metode yang digunakan dalam
sosiologi yaitu sebagai berikut:
Metode kualitatif Metode historis dan metode komparatif
Metode kuantitaif Metode eksperimen, metode induktif dan deduktif, metode studi kasus,
metode surbei lapangan, metode partisipasi, metode empiris dan metode fungsionalisisme.
Materi pertemuan ke-7
8 Sesungguhnya, studi sosiologi sangat penting bagi kita sebagai
makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Mengapa? Sosiologi mempelajari berbagai hubungan yang dilakukan manusia
sebagai anggota masyarakat.
Agar hubungan itu berjalan dengan baik, tertib, lancar, dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan, maka dalam hidup bermasyarakat tersebut
manusia menciptakan berbagai norma, nilai, dan tradisi sebagai pengatur sekaligus pedoman bagi anggota masyarakat dalam bersikap dan bertingkah
laku. Namun demikian tidak jarang muncul perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga melahirkan
perilaku menyimpang dan konflik di antara anggota masyarakat.
Uraian yang telah kita bahas bersama menunjukkan bahwa sosiologi pada dasarnya berbicara mengenai kita serta masyarakat di mana kita hidup
dan melakukan interaksi. Manfaat apa yang dapat kamu petik dan rasakan dengan mempelajari sosiologi?
Berikut ini disebutkan beberapa manfaat mempelajari sosiologi. 1. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas
siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun dan terutama sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta dapat melihat „dunia‟ atau „budaya‟ lain yang belum kita
ketahui sebelumnya. 3. Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk
interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan kelompok.
4. Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. 5. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi,
keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan yang ada
dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat.
6. Akhirnya, bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala
sosial dalam masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks, serta mampu
9 mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi
sosial yang kita hadapi sehari-hari.
Materi pertemuan ke-8
Video manfaat sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat
Materi pertemuan ke-9
Dalam masyarakat tentunya sering ditemukan beberapa pandangan yang berbeda satu sama lain. Dalam melihat kenyataan sosial atau biasa disebut
dengan realitas sosial dalam masyarakat juga demikian. Penalaran atau penilaian atas sebuah realitas umumnya dimulai dengan asumsi assumption ,
yaitu dugaan individu yang belum teruji kebenarannya. Dari asumsi-asumsi tersebut berkembang menjadi perspektif, pandangan, atau paradigma. Berikut
ini beberapa perspektif dalam sosiologi.
1. Perspektif Evolusionis Perspektif ini merupakan perspektif teoretis yang paling awal dalam
sosiologi. Penganutnya adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer. Perspektif ini memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimana masyarakat
manusia tumbuh dan berkembang. Para sosiolog yang menggunakan perspektif ini mencari pola perubahan
dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui apakah ada urutan perubahan yang berlaku umum. Dalam
perspektif ini secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju secara linear, namun ada beberapa hal
yang tidak ditinggalkan sama sekali dalam pola kehidupannya yang baru dan akan terus dibawa meskipun hanya kecil sampai pada perubahan yang paling
baru. 2. Perspektif Fungsionalis
Dalam perspektif ini, masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisasi dan teratur, serta memiliki seperangkat
aturan dan nilai yang dianut sebagian besar anggota masyarakat tersebut. Jadi, masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil, selaras, dan seimbang.
Dengan demikian menurut pandangan perspektif ini, setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu secara terus-menerus, karena hal itu
fungsional. Sehingga, pola perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat dan apabila kebutuhan itu berubah, pola itu akan hilang atau
berubah.
10 Hal ini juga berarti bahwa perubahan sosial akan mengganggu
keseimbangan masyarakat yang stabil tersebut. Namun tidak lama kemudian akan tercipta kembali keseimbangan. Perspektif ini lebih menekankan pada
keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat. Lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, dan agama dianalisis dalam bentuk bagaimana lembaga-
lembaga itu membantu mencukupi kebutuhan masyarakat. Ini berarti lembaga- lembaga itu dalam analisis ini dilihat seberapa jauh peranannya dalam
memelihara stabilitas masyarakat. Perspektif fungsionalis menekankan pada empat hal berikut ini.
a. Masyarakat tidak bisa hidup kecuali anggota-anggotanya mempunyai persamaan persepsi, sikap, dan nilai.
b. Setiap bagian mempunyai kontribusi pada keseluruhan. c. Masing-masing bagian terintegrasi satu sama lain dan saling memberi
dukungan. d. Masing-masing bagian memberi kekuatan, sehingga keseluruhan masyarakat
menjadi stabil. Beberapa sosiolog pendukung perspektif ini adalah Talcott Parsons,
Kingsley Davis, dan Robert K. Merton. Seorang antropolog yang juga sangat mendukung perspektif ini, bahkan dapat dikatakan sebagai pelopornya adalah
Bronislaw Malinowsky Polandia. 3. Perspektif Interaksionisme
Perspektif ini cenderung menolak anggapan bahwa fakta sosial adalah sesuatu yang determinan terhadap fakta sosial yang lain. Bagi perspektif ini,
orang sebagai makhluk hidup diyakini mempunyai perasaan dan pikiran. Dengan perasaan dan pikiran orang mempunyai kemampuan untuk memberi
makna terhadap situasi yang ditemui, dan mampu bertingkah laku sesuai dengan interpretasinya sendiri. Sikap dan tindakan orang tidak dipaksa oleh
struktur yang berada di luarnya yang membingkainya serta tidak semata-mata ditentukan oleh masyarakat. Jadi, orang dianggap bukan hanya mempunyai
kemampuan mempelajari, memahami, dan melaksanakan nilai dan norma masyarakatnya, melainkan juga bisa menemukan, menciptakan, serta membuat
nilai dan norma sosial yang sebagian benar-benar baru. Karena itu orang dapat membuat, menafsirkan, merencanakan, dan mengontrol lingkungannya.
Singkatnya, perspektif ini memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan simbol-simbol,
antara lain tanda, isyarat, dan katakata baik lisan maupun tulisan. Atau dengan
11 kata lain perspektif ini meyakini bahwa orang dapat berkreasi, menggunakan,
dan berkomunikasi melalui simbol-simbol. Tokoh-tokoh yang terkenal sebagai penganut perspektif ini adalah George Herbert Mead dan W.I. Thomas.
4. Perspektif Konflik Perspektif ini melihat masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah,
terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang kekuasaan yang terus berusaha memelihara dan meningkatkan posisinya. Perspektif ini beranggapan
bahwa kelompokkelompok tersebut mempunyai tujuan sendiri yang beragam dan tidak pernah terintegrasi. Dalam mencapai tujuannya, suatu kelompok
seringkali harus mengorbankan kelompok lain. Karena itu konflik selalu muncul, dan kelompok yang tergolong kuat setiap saat selalu berusaha
meningkatkan posisinya dan memelihara dominasinya. Ciri lain dari perspektif ini adalah cenderung memandang nilai dan moral
sebagai rasionalisasi untuk keberadaan kelompok yang berkuasa. Dengan demikian kekuasaan tidak melekat dalam diri individu, tetapi pada posisi orang
dalam masyarakat. Pandangan ini juga menekankan bahwa fakta sosial adalah bagian dari masyarakat dan eksternal dari sifatsifat individual. Singkatnya,
pandangan ini berorientasi pada studi struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial. Ia memandang masyarakat terus- menerus berubah dan masing-masing
bagian dalam masyarakat potensial memacu dan menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks pemeliharaan tatanan sosial, perspektif ini lebih
menekankan pada peranan kekuasaan. Tokoh yang menganut perspektif ini adalah Karl Marx dan Frederich Engles.
Materi pertemuan ke-10: 1JP
Sejarah Perkembangan Sosiologi. Sosiologi lahir sejak manusia mulai bertanya tentang masyarakat, terutama tentang perubahannya. Ratusan tahun
sebelum Masehi, pertanyaan tentang perubahan masyarakat sudah muncul. Namun, sosiologi dalam pengertian sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat
baru lahir belasan abad kemudian. Berikut ini kronologi sejarah perkembangan ilmu sosiologi.
1. Perkembangan Awal Para pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles,
beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran
dan krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakkan. Anggapan tersebut terus dianut semasa Abad Pertengahan abad V Masehi
12 sampai akhir abad XIV Masehi. Para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna
Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana
manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi pada masyarakat. Pertanyaan mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu dan
pertanggungjawaban ilmiah buktinya ini atau itu tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa itu.
2. Abad Pencerahan: Rintisan Kelahiran Sosiologi Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan; abad
XVII Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh
terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan itu harus juga berciri ilmiah. Artinya perubahan yang terjadi dalam masyarakat harus
dapat dijelaskan secara masuk akal rasional; berpedoman pada akal budi manusia. Caranya dengan menggunakan metode ilmiah. Francis Bacon dari
Inggris, Rene Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman merupakan sejumlah pemikir yang menekankan pentingnya metode ilmiah
untuk mengamati masyarakat. 3. Abad Revolusi: Pemicu Lahirnya Sosiologi
Perubahan pada Abad Pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena
struktur tatanan masyarakat lama dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas tampak dalam Revolusi Amerika,
Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia. Hal ini wajar mengingat kawasan Asia dan Afrika ketika itu
sedang menjadi daerah koloni Eropa. Pada Revolusi Amerika, koloni Inggris di Amerika Utaraini membentuk
negara republik yang demokratis. Pemerintahan jenis ini baru pertama kali muncul saat itu, ketika kebanyakan negara membentuk pemerintahan monarki.
Gagasan tentang kedaulatan rakyat rakyat yang berkuasa dan pentingnya hak asasi manusia semua orang bermartabat sama telah mengubah susunan serta
kedudukan orang dan kelompok dalam masyarakat. Pada masa Revolusi Industri muncul kalangan baru dalam masyarakat,
yaitu kaum kapitalis yang memiliki modal untuk membuat usaha, serta kaum bangsawan dan rohaniwan yang sebelumnya lebih berkuasa mulai disaingi
kaum kapitalis yang mengandalikan ekonomi. Kemudian, muncul kesadaran akan hak asasi manusia dan persamaan semua orang di hadapan hukum yang
13 mengakibatkan terjadinya Revolusi Prancis. Pada saat itu, rakyat
menggulingkan kekuasaan bangsawan yang dianggap bersenang-senang di atas penderitaan rakyat lalu membentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Revolusi-revolusi ini menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Tatanan yang telah berusia ratusan tahun dalam masyarakat
diobrak-abrik dan dijungkirbalikkan. Perubahan ini tidak jarang disertai peperangan, pemberontakan, dan kerusuhan yang membawa kemiskinan dan
kekacauan. Karena itulah, para ilmuwan tergugah untuk mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui
sebab dan akibatnya. Tujuannya, agar bencana yang terjadi akibat perubahan dalam masyarakat bisa diantisipasi dan dihindari.
Materi pertemuan ke-11: 2JP
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? yang notabene merupakan
tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya.
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk,
munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak
terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi yang
lama di Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah
sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro lebih sering disebut pendekatan empiris. Artinya,
perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan
masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian research dalam sosiologi, dan dalam sosiologi modern ini lebih
memunculkan rincian tentang teori-teori dalam konteks lebih luas.
Materi pertemuan ke-11
Sosiologi di Indonesia sebenarnya telah berkembang sejak zaman dahulu. Walaupun tidak mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, para
pujangga dan tokoh bangsa Indonesia telah banyak memasukkan unsur-unsur sosiologi dalam ajaran-ajaran mereka. Sri Paduka Mangkunegoro IV, misalnya,
14 telah memasukkan unsur tata hubungan manusia pada berbagai golongan yang
berbeda intergroup relation dalam ajaran Wulang Reh. Selanjutnya, Ki Hadjar Dewantara yang dikenal sebagai peletak dasar pendidikan nasional
Indonesia banyak mempraktikkan konsep – konsep penting sosiologi seperti
kepemimpinan dan kekeluargaan dalam proses pendidikan di Taman Siswa yang didirikannya. Hal yang sama dapat juga kita selidiki dari berbagai karya
tentang Indonesia yang ditulis oleh beberapa orang Belanda seperti Snouck Hurgronje dan Van Volenhaven sekitar abad 19. Mereka menggunakan unsur-
unsur sosiologi sebagai kerangka berpikir untuk memahami masyarakat Indonesia. Snouck Hurgronje, misalnya, menggunakan pendekatan sosiologis
untuk memahami masyarakat Aceh yang hasilnya dipergunakan oleh pemerintah Belanda untuk menguasai daerah tersebut.
Dari uraian di atas terlihat bahwa sosiologi di Indonesia pada awalnya, yakni sebelum Perang Dunia II hanya dianggap sebagai ilmu pembantu bagi
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain, sosiologi belum dianggap cukup penting untuk dipelajari dan digunakan sebagai ilmu pengetahuan, yang
terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.
Secara formal, Sekolah Tinggi Hukum Rechtsshogeschool di Jakarta pada waktu itu menjadi saru-satunya lembaga perguruan tinggi yang
mengajarkan mata kuliah sosiologi di Indonesia walaupun hanya sebagai pelengkap mata kuliah ilmu hukum. Namun, seiring perjalanan waktu, mata
kuliah tersebut kemudian ditiadakan dengan alasan bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya
tidak diperlukan dalam pelajaran hukum. Dalam pandangan mereka, yang perlu diketahui hanyalah perumusan peraturannya dan sistem-sistem untuk
menafsirkannya. Sementara, penyebab terjadinya sebuah peraturan dan tujuan
sebuah peraturan dianggap tidaklah penting.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sosiologi di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Adalah Soenario
Kolopaking yang pertama kali memberikan kuliah sosiologi dalam bahasa Indonesia pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta sekarang
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM. Akibatnya, sosiologi mulai mendapat tempat dalam insan akademisi di Indonesia apalagi setelah semakin
terbukanya kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menuntut ilmu di luar negeri sejak tahun 1950. Banyak para pelajar Indonesia yang khusus
memperdalam sosiologi di luar negeri, kemudian mengajarkan ilmu itu di
Indonesia.
15 Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia pertama kali diterbitkan oleh
Djody Gondokusumo dengan judul Sosiologi Indonesia yang memuat beberapa pengertian mendasar dari sosiologi. Kehadiran buku ini mendapat sambutan
baik dari golongan terpelajar di Indonesia mengingat situasi revolusi yang terjadi saat itu. Buku ini seakan mengobati kehausan mereka akan ilmu yang
dapat membantu mereka dalam usaha memahami perubahan-perubahan yang terjadi demikian cepat dalam masyarakat Indonesia saat itu. Selepas itu,
muncul buku sosiologi yang diterbitkan oleh Bardosono yang merupakan
sebuah diktat kuliah sosiologi yang ditulis oleh seorang mahasiswa.
Selanjutnya bermunculan buku-buku sosiologi baik yang tulis oleh orang Indonesia maupun yang merupakan terjemahan dari bahasa asing.
Sebagai contoh, buku Social Changes in Yogyakarta karya Selo Soemardjan
yang terbit pada tahun 1962. Tidak kurang pentingnya, tulisan-tulisan tentang
masalah-masalah sosiologi yang tersebar di berbagai majalah, koran, dan jurnal. Selain itu, muncul pula fakultas ilmu sosial dan politik berbagai
universitas di Indonesia di mana sosiologi mulai dipelajari secara lebih mendalam bahkan pada beberapa universitas, didirikan jurusan sosiologi yang
diharapkan dapat mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di
Indonesia. F.
Kegiatan Pembelajaran 1.
Pertemuan Pertama: 2JP
a. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar, kerapihan dan kebersihan ruang kelas, prepensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan. 2. Guru menyiapkan topik tentang pengertian sosiologi, namun
sebelum itu dilakukan terlebih dahulu perkenalan masing-masing peserta didik agar dapat tampil untuk memperkenalkan diri satu
persatu dengan menyebut nama, alamat, atau cita-cita yang kemudian di akhiri dengan guru sendiri yang memperkenalkan diri
di hadapan peserta didik. 3. Guru memberikan motivasi dan bersyukur dapat bersekolah, dan
masih dapat berinteraksi dengan banyak orang di sekolah. 4. Guru menegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan di capai. b. Kegiatan Inti
16 1. Sebelum peserta didik mempelajari tentang pentingnya mempelajari
ilmu sosiologi dalam mengenali gejala sosial di masyarakat, guru dapat menunjukkan atau membuat ilustrasi tentang kehidupan
masyarakat pada zaman sekarang. Dengan melihat fakta sehari-hari di lingkungan sekitar. Misalnya dengan menanyakan kepada siswa
apa saja yang dilakukan sebelum pergi ke sekolah. Dan dalam menjalankan kehidupannya tersebut kita sebagai manusia juga
senantiasa akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya yang di kenal dengan interaksi sosial.
2. Peserta didik disajikan sebuah tayang video mengenai gambaran sosiologi dan menyuruh peserta didik untuk mengamati.
3. Peserta didik kemudian diberikan gambaran bahwa saat ini kita sebagai manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain, maka dari itu tak dapat di pungkiri akan selalau ada hubungan yang selalu terjalin. Apa lagi kehidupan seorang
manusia tidak akan selalu berjalan dengan mulus, maka dari itu sosiologi berusaha menjadi salah satu alat pemecahnya.
4. Peserta didik diminta untuk merumuskan sendiri pengertian sosiologi berdasarkan pemahamannya masing-masing.
5. Peserta didik diberikan tugas untuk mengerjakan kegiatan siswa 1 secara individu untuk melatih pemahamannya.
c. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. 2. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal kegiatan siswa 2,
untuk mengetahui sejauh mana dapat mengerti apa yang dijelaskan oleh guru.
3. Sebelum mengakhiri pelajaran, peserta didik dapat ditanyakan tentang nilai-nilai apa saja yang didapat dari pelajaran hari ini.
Misalnya akan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik. 4. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran tentang pertemuan
yang akan datang.
2. Pertemuan kedua: 1JP
a. Kegiatan pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa
2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, kerapihan dan kebersihan ruang kelas,
17 prepensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat
serta buku yang diperlukan. 3. Guru menanyakan kembali apa yang dimaksud sosiologi dari
hasil definisi sosiologi dalam pengertian masing-masing siswa. 4. Guru memberikan orientasi pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran. 5. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 6. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaiaan yang akan
digunakan. b. Kegiatan Inti
1. Guru menyiapkan peta konsep dan membahas mengenai pengertian sosiologi menurut para ahli.
2. Setiap peserta didik diminta untuk menyimpulkan dan merumuskan
kembali pengertian
sosiologi berdasarkan
pemahamannya. 3. Peserta didik diminta untuk berpasangan dan menyatukan atau
merumuskan hasil pengertian sosiologi menurut masing-masing. 4. Setiap pasangan diminta untuk menyampaikan hasil diskusi
bersama pasangannya. c. Kegiatan penutup
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan gurumeminta siswa menyampaikan kesan
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. 3. Guru dan siswa melakukan umpan balik
4. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang
3. Pertemuan ke-3: 2JP
a. Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa
2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, kerapihan dan kebersihan ruang kelas,
prepensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
3. Guru menanyakan kembali mengenai apa yang sudah diajarkan pada minggu lalu
18 4. Guru memberikan orientasi pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran. 5. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 6. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaiaan yang akan
digunakan. b. Kegiatan inti
1. Guru memberikan penjelasan secara singkat mengenai pengertian ilmu pengetahuan.
2. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen
3. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru secara kooperatif.
4. Setiap kelompok secara acak dan bergiliran diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain
boleh bertanya dan menanggapi. 5. Guru menyimpulkan dan menanggapi hasil penyampaian
diskusi tiap kelompok disertai dengan memberikan pengetahuan tambahan mengenai kedudukan sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan. c. Kegiatan penutup
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan gurumeminta siswa menyampaikan kesan
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. 3. Guru dan siswa melakukan umpan balik
4. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang
4. Pertemuan ke-4: 1JP
a. Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa
2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, kerapihan dan kebersihan ruang kelas,
prepensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
3. Guru menanyakan kembali mengenai apa yang sudah diajarkan pada minggu lalu
19 4. Guru memberikan orientasi pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran. 5. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 6. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaiaan yang akan
digunakan b. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan secara singkat mengenai metode ilmiah, syarat-syarat ilmu pengetahuan, dan sikap ilmiah.
2. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok dengan anggota tiap kelompok berjumlah 3 tiga orang. Dan setiap
orang dalam kelompok tersebut diberi nomor dari 1 sampai 3. 3. Setiap orang yang memiliki nomor yang sama kemudian
bergabung dan membentuk kelompok baru yang disebut tim ahli untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru, yaitu :
Nomor 1 : metode ilmiah Nomor 2 : syarat-syarat ilmu pengetahuan
Nomor 3 : sikap ilmiah 4. Setiap orang kembali kedalam kelompok masing-masing untuk
menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompoknya masing- masing.
5. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 6. Guru menyimpulkan dan menanggapi presentasi tiap tim ahli
disertaidengan memberikan pengetahuan tambahan mengenai metode ilmiah, syarat-syarat ilmu pengetahuan, dan sikap
ilmiah. c. Kegiatan penutup
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan gurumeminta siswa menyampaikan kesan
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. 3. Guru dan siswa melakukan umpan balik
4. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang
5. Pertemuan ke-5: 2JP
a. Pendahuluan
1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa
20 2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar, kerapihan dan kebersihan ruang kelas, prepensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat
serta buku yang diperlukan. 3. Guru menanyakan kembali mengenai apa yang sudah diajarkan
pada minggu lalu 4. Guru memberikan orientasi pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran. 5. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 6. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaiaan yang akan
digunakan b. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan peta konsep dan menjelaskan secara singkat mengenai sifat hakekat sosiologi, serta objek dan ruang lingkup
ilmu sosiologi. 2. Guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi tiap kelompok
mengenai tugas yang telah diberikan guru kepada masing- masing kelompok. Kemudian setiap kelompok diminta untuk
menyampaikan hasil diskusinya masing-masing. 3. Guru menanggapi hasil penyampaian diskusi tiap kelompok dan
menambah pemahaman siswa mengenai sifat hakekat sosiologi, serta objek dan ruang lingkup ilmu sosiologi.
c. Kegiatan penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. 2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan gurumeminta siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Guru dan siswa melakukan umpan balik 4. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang
6.Pertemuan ke-6: 1JP
a. Kegiatan pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa
2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, kerapihan dan kebersihan ruang kelas, prepensi
21 absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan. 3. Guru menanyakan kembali mengenai apa yang sudah diajarkan
pada minggu lalu 4. Guru memberikan orientasi pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran. 5. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 6. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaiaan yang akan
digunakan b. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan peta konsep dan menyampaikan secara singkat mengenai metode-metode dalam sosiologi dan hubungan
sosiologi dengan ilmu-ilmu lain. 2. Guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi tiap kelompok.
Kemudian setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya masing-masing. Sedangkan kelompok lain boleh
bertanya ataupu menanggapi. 3. Guru menanggapi hasil penyampaian diskusi tiap kelompok dan
menambah pemahaman siswa mengenai metode-metode dalam sosiologi dan hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu lain.
c. Kegiatan penutup 1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru
saja didiskusikan. 2. Peserta didik ditanya apakah ada yang ingin ditanyakan
mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan kali ini. 3.Sebagai refleksi, guru bersama peserta didik memberikan
kesimpulan tentang pembelajaran yang baru saja berlangsung kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh dari
pembelajaran yang telah kita bahas pada topik ini.
7. Pertemuan ketujuh: 2JP
a. Kegiatan pendahuluan 1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
2. Peserta didik ditanyakan tentang materi minggu lalu sebagai apersepsi.
22 3. Guru memberikan pengertian dengan jelas dan singkat, maksud dari
manfaat. Apa itu manfaat? Manfaat adalah kegunaan. Seperti anda sekolah, manfaat apa yang di dapat dari anda bersekolah? Tentu
salah satunya adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Setelah mendapatkan ilmu pengetahuan, lalu untukapa ilmu pengetahuan
yang telah kita dapat tersebut? Misalnya setelah mempelajari ilmu sosiologi, apa manfaat yang dapat di ambil dari mempelajari
pelajaran ini. Sosiologi mempunyai manfaat yang sangat penting, salah satunya sebagai salah satu alat pemecah masalah yang terjadi
di masyarakat. 4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai
para peserta didik. Guru menekankan pemaknaan dan kemampuan menerapkan bukan hafalan serta memberikan motifasi tentang
pentingnya mempelajari materi topik ini. b. Kegiatan inti
1. Peserta didik dijelaskan secara singkat dan sederhana materi pembelajaran
tentang Manfaat
Sosiologi bagi
kehidupan masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah kita dapat mencari solusi
dari suatu masalah yang sedang terjadi dengan melihat teori-teori yang ada dengan cara menganalisis teori yang ada dengan
kenyataan yang terjadi. Selain itu juga, sosiologi dapat membantu kita mengkaji struktur sosial dalam sebuah masyarakat, secara luas
sosiologi dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam hal perencanaan pembangunan dan mengatasi masalah sosial yang
terjadi. 2. Peserta didik diminta untuk berpasangan dan salah satu dari tiap
pasangan menceritakan kembali apa ayng disampaikan oleh guru, sedangkan yang lain mendengarkan sambil membuat catatan-
catatan kecil. Kemudian berganti peran. 3. Peserta didik di tunjuk secara acak untuk menyampaikan hasil
wawancara dengan pasangannya. Siswa lain menanggapi. 4. Guru menanggapi hasil presentasi siswa disertai dengan
memberikan pengetahuan tambahan mengenai manfaat sosiologi. c. Kegiatan penutup
1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru saja disampaikan.
23 2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada pertemuan kali ini. 3. Guru menanyakan kepada peserta didik apakah ada yang ingin
ditanyakan mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan kali ini.
4. Hasil latihan kegiatan siswa di atas di buat kesimpulan masing- masing dan dikumpulkan kepada guru untuk di nilai dan diberi
komentar oleh guru. 5. Sebagai refleksi guru menanyakan kepada peserta didik apa manfaat
yang dapat kita peroleh setelah belajar topik ini.
8.Pertemuan kedelapan: 1JP
a. Kegiatan pendahuluan 1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar
kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
2. Peserta didik ditanyakan tentang materi pada pertemuan sebelumnya sebagai apersepsi.
3. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai para peserta didik. Guru menekankan pemaknaan dan kemampuan
menerapkan bukan hafalan serta memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari materi topik ini.
b. Kegiatan Inti 1. Peserta didik ditampilkan mengenai video manfaat sosiologi dalam
kehidupan sehari-hari. 2. Peserta didik di tunjuk secara acak untuk memberikan komentar
sesuai pemahaman masing-masing tentang manfaat dari mempelajari sosiologi bagi kehidupan masing-masing.
3. Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik disertai dengan memberikan pengetahuan tambahan mengenai manfaat sosiologi.
c. Kegiatan penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. 2. Guru mengajak siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan gurumeminta siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Guru dan siswa melakukan umpan balik
24 4. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang
9. Pertemuan ke-9: 2JP
a. Kegiatan pendahuluan 1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar
kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
2. Guru menyampaikan topik tentang “Perspektif Sosiologi”serta
memberi motivasi pentingnya topik ini. 3. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai
parapeserta didik. 4. Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok kelompok I, II, III,
dan IV. b. Kegiatan inti
1. Sebelum peserta didik ditugaskan untuk berdiskusi kelompok, peserta didik diberikan penjelasan terlebih dahulu tentang perspektif.
2. Peserta didik dibagi empat kelompok, kelompok I membahas tentang perspektif Evolusionis melalui buku-buku yang tersedia. Kemudian
kelompok II membahas tentang perspektif Interaksionis melalui buku- buku yang tersedia, kelompok III membahas perspektif Fungsionalis
dengan cara yang sama dengan kelompok sebelumnya, dan kelompok IV ditugaskan untuk melakukan kajian tentang perspektif konflik juga
melalui buku-buku yang ada. 3. Setiap kelompok harus membuat laporan sesuai dengan masalah yang
dikaji. Hal yang perlu dilaporkan misalnya: siapa tokoh yang membahas setiap perspektif, berikan contoh dari setiap perspektif yang sesuai
dengan kehidupan peserta didik. Hasil dari laporan dapat di cantumkan dengan menggunakan sumber-sumber yang relevan, misalnya dari
internet atau artikel terkait. c. Kegiatan penutup
1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan.
2. Peserta didik dapat ditanyakan apakah masih ada yang belum dipahami mengenai materi tersebut.
3. Umpan balik. 4. Guru memberitahukan pembelajaran yang akan datang.
10. Pertemuan ke-10: 1JP
a. Kegiatan pendahuluan
25 1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
2. Peserta didik ditanyakan tentang materi minggu lalu sebagai apersepsi.
3. Guru menya mpaikan topik materi tentang “Sejarah Perkembangan
Sosiologi” dan guru memberikan motivasi tentang pentingnnya materi ini.
4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai para peserta didik dan Guru menekankan pemaknaan dan kemampuan
menerapkan bukan hafalan. 5. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota
tiap kelompok berjumlah 5 orang. b. Kegiatan inti
1. Peserta didik di jelaskan secara singkat mengenai materi tentang sejarah perkembangan sosiologi dalam kehidupan masyarakat.
2. Setiap
masing-masing kelompok
mendiskusikan sejarah
perkembangan sosiologi menurut refrensi yang didapat. 3. Setiap kelompok maju dan mengkomunikasikan apa yang sudah
didiskusikan 4. Guru menyimpulkan dan menjelaskan materi hasil dari diskusi
kelompok secara singkat dan sederhana agar mudah di mengerti. c. Kegiatan penutup
1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan.
2. Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah memahami materi tersebut.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran.
4. Sebagai refleksi guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta
menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah belajar topik ini.
11. Pertemuan ke-11: 2JP
a. Kegiatan pendahuluan
26 1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
2. Peserta didik ditanyakan tentang materi minggu lalu sebagai apersepsi.
3. Guru menyampaikan topik materi tentang “Sejarah Perkembangan Sosiologi modern” dan guru memberikan motivasi tentang
pentingnnya materi ini. 4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai
para peserta didik dan Guru menekankan pemaknaan dan kemampuan menerapkan bukan hafalan.
5. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota tiap kelompok berjumlah 5 orang.
b. Kegiatan inti 1. Peserta didik di jelaskan secara singkat mengenai materi tentang
sejarah perkembangan sosiologi modern dalam kehidupan masyarakat. 2.
Setiap masing-masing
kelompok mendiskusikan
sejarah perkembangan Sosiologi modern menurut refrensi yang didapat.
3. Setiap kelompok maju dan mengkomunikasikan apa yang sudah didiskusikan
4. Guru menyimpulkan dan menjelaskan materi hasil dari diskusi kelompok secara singkat dan sederhana agar mudah di mengerti.
c. Kegiatan penutup 1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru saja
didiskusikan. 2. Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah memahami materi
tersebut. 3. Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran. 4. Sebagai refleksi guru bersama peserta didik memberikan
kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.
12. Pertemuan ke-12: 1JP
a. Kegiatan pendahuluan 1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk
berlangsungnya pembelajaran.
27 2. Guru memberikan orientasi pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran 3. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. b. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan secara singkat mengenai sejarah perkembangan sosiologi dan tokoh-tokoh sosiologi yang ada di Indonesia.
2. Peserta didik ditugasi untuk memilih salah satu tokoh sosiologi dan menjelaskan peran tokoh dalam perkembangan dunia sosiologi.
3. Perwakilan peserta didik dapat menampilkan apa yang sudah dijelaskan oleh masing-masing peserta didik.
4. Guru menyimpulkan secara singkat materi yang sudah dijelaskan. c. Kegiatan penutup
1. Guru dan murid menyimpulkan bersama-sama 2. Umpan balik
3. Guru menyampaikan temasub bab pelajaran yang akan datang
G. Peniliaan
Pertemuan 1:
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Peniliaan Pengetahuan
Sebagai kegiatan siswa, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi yang baru saja dikaji.
a. Kemukakan oleh anda apa yang di sebut dengan sosiologi. b. Siapa orang yang pertama kali mencetuskan ilmu sosiologi.
Pertemuan 2:
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
28 dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas
dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru
menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab pertanyaan dari guru.
2. Penilaiaan Pegetahuan Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan
pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan 3:
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Sebagai kegiatan siswa, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi yang baru saja dikaji.
a. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ? b. Sebutkan sumber-sumber ilmu pengetahuan
c. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan
3. Sebagai tugas akhir, guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk melakukan sebuah survey tentang kedudukan sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan. 4. Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan
pada materi yang baru saja dikaji serta dari hasil kerja tugas rumah.
Pertemuan 4:
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas
29 dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan 5:
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan 6:
1. Penilaian dapat dilaksanakan selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa
pertanyaan dari guru. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik
pada saat pembelajaran berlangsung, kemampuan menyampaikan pendapat, juga aspek kerja sama, dan tentu ketepatan peserta didik pada
saat menjawab pertanyaan dari guru. 2. Peserta didik diberikan tugas rumah untuk membuat laporan diskusi
kelompok dalam bentuk makalah.
Pertemuan ketujuh
1. Penilaian dilaksanakan selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa
pertanyaan dari guru Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik
pada saat pembelajaran berlangsung, kemampuan menyampaikan
30 pendapat, juga aktifitas pengamatan, dan tentu ketepatan peserta didik
pada saat menjawab pertanyaan dari guru. 2. Hasil kerja peserta didik diberi nilai dan komentar.
Pertemuan kedelapan
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan kesembilan
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan kesepuluh
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
31 kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru
menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab pertanyaan dari guru.
2. Penilaiaan Pegetahuan Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan
pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan kesebelas
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan pada materi yang baru saja dikaji.
Pertemuan keduabelas
1. Peniliaan Sikap Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dan kegiatan latihan dari guru. Penilaian dapat
dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pengamatan ketika guru menjelaskan, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. 2. Penilaiaan Pegetahuan
Penilaian terhadap peserta didik dapat diambil dari jawaban pada kegiatan pada materi yang baru saja dikaji.
32
H. Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar