pelayanan KIA setiap saat harus datang ke tempat ini. Padahal jika kita lihat kondisi geografi Kebar dengan segala hambatan dan
keterbatasannya, untuk dapat datang ke Manokwari adalah sebuah hal yang sulit. Sebenarnya saat ini telah tersedia beberapa pustu
dan poskesdes di setiap kampung di Kebar. Akan tetapi, sepertinya jadwal pelayanan di pustu dan poskesdes tersebut harus mengikuti
jadwal acara kampung, jadwal voli, atau jadwal-jadwal lain petugas kesehatan yang bertugas di sana.Akan tetapi, sepertinya kondisi
seperti ini sangatlah biasa bagi masyarakat setempat. Mereka menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut dan tidak melakukan
protes sedikit pun. Namun, dalam pengamatan peneliti, apabila Puskesmas tersebut buka, masyarakat setempat pasti mendatangi
tempat itu meskipun mereka sedang dalam perjalanan ke kebun sambil membawa parang dan noken, atau sedang memikul kayu
untuk dibawa ke kampung lain tempat mereka membangun rumah. Mereka pasti akan menyempatkan diri untuk berhenti, sekadar
minta obat atau minta disuntik.
4.4.6 Proses Pemotongan Tali Pusar
Tradisi pemotongan tali pusar menggunakan bambu yang diturunkan oleh leluhur yang juga pada waktu itu sering membantu
menolong persalinan. Dalam proses pemotongan tali pusar ini
bambu yang digunakan sepanjang telapak tangan, kemudian menajamkannya, direbus dan bambu siap digunakan. Setelah
pemotongan tali pusar, keluarga akan mengambil alih bayi dan memberi rangsangan agar bayi menangis dengan memukul bokong
bayi. Bayi akan dimandikan setelah ia menangis dengan air hangat dan menggunakan pakaian. Dukun bayi akan menangani ibunya
untuk melepaskan plasenta dan mengganti kain kotor. Tugas dukun kampung belum berakhir, dukun akan menanam plasenta yang
dipercayai sebagai kakak dari si bayi selama dalam kandungan sehinga perlu dimakamkan dengan baik dan perlu mengingatkan
kakaknya untuk tidak mengganggu.
4.4.7 Baukup dan Rau
Pengobatan bagi ipara ibu setelah bersalin dan anak yang telah dilahirkan di Kebar adalah baukup dan rahu. Tujuan dari
tradisi ini yaitu untuk mengeluarkan darah-darah kotor yang masih tertinggal di rahim saat proses persalinan, karen menurut
kepercayaan darah yang dikeluarkan saat persalinan adalah darah kotor sehingga perlu bagi semua ibu harus melakukan salah satu
tradisi ini. Sedangkan rahu adalah untuk menghangatkan tubuh bayi dan mengeringkan tali pusar bayi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dukun kampung menjelaskan bahwa
“ baukup itu, mama masak air yang su disampur dengan rempah-rempah sampe mendidih kemudian ibu
masuk kedalam kain atau tikar dan diikuti oleh pancih air mendidih dimasukkan ke dalam kain tersebut. Sedangkan kalau rahu itu
panaskan arang kemudian panaskan telapak tangan dan taruh dibadan bayi. Kain atau tikar yang digunakan dalam proses baukup
diusakan menutup hingga ke kepala ibu sehingga tidak ada uap panas yang keluar.
4.5 Gambaran Umum Riset Partisipan