dari Ibu N tidak mengijinkan paha dari istrinya dilihat oleh orang lain dan juga menjadi tradisi dari keluarga suami ibu N bahwa setiap keluarga yang akan melahirkan akan di tolong oleh
nenek  M,  yang  sudah  dianggap  seperti  saudara  sendiri.  Semua  anak  yang  dilahirkan  oleh ibu N ini ditolong oleh nenek M.
[kalo untuk mo pilih sapa k sapa yang tolong sa melahirkan tu sa tunggu mama deng pace pu keputusan saja karna sa tra bisa untu bilang karna pace ding pu adat tu tong tra boleh
sembrang pi buka kaki untuk orang lain, tapi terkadang tu Nenek M yang datang biasa bantu tong pu keluarga kalo ada yang mo melahirkan].
4.6.2  Kasus Partisipan II: Ibu P Identitas Umum
Ibu  P  berusia  29  tahun  dan  tidak  menyelesaikan  Sekolah  dasar  SD.  Sehari-hari  ibu  P berjualan  dipasar  dan  suaminya  berkebun  di  kebun  milik  keluarganya.  Ibu  P  bertempat
tinggal  di kampung  Anjai  dan  beragama  Kristen Protestan.  Saat  ini  ibu  P  memiliki  4  orang anak berumur 10 tahun, 7 tahun, 4 tahun dan 1 tahun. Semua persalinan Ibu P ditolong oleh
dukun bayi.
Riwayat kehamilan
Selama hamil, ibu P melakukan pemeriksaan hanya 1 kali kepada bidan, yaitu pada saat  usia  kehamilan  5  minggu,  alasan  ibu  P  hanya  1  kali  pemeriksaan  karena  Ibu  P  takut
dengan suntik dan takut untuk mengonsumsi obat. Menurut Ibu P, ia tidak menyadari kalau dirinya  sedang  hamil  karena  menstruasi  yang  tidak  normal  dan  tanda-tanda  kehamilannya
tidak terlalu dirasakan. Berbeda dengan kehamilan yang sebelum-sebelumnya dimana ibu P sudah  mengidam  dan  merasakan  tanda-tandanya.  Ibu  N  pergi  ke  bidan  karena  sudah
menyadari hampir 1 bulan tidak menstruasi. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:
”waktu itu mama pi di bidan sana priksa kenapa su 1 bulan lebih hampir 2bulan belum dapat mens, dapa tau begini su hamil, padahal mama tra rasa apa-apa ngidam mo makan apa kah
juga tra ada”. [“ Waktu itu Ibu P pergi ke bidan untuk konsultasi, karena sudah hampir 1 bualn lebih ibu P
belum  juga  menstruasi,  setalah  konsultasi  barulah  Ibu  P  mengetahui  kalau  dirinya  sedang hamil. Ibu P tidak merasakan tanda-tanda kehamilan pada dirinya].
“mama tra pernah priksa kandungan arena mama takut dengan suntik sama tra suka minum obat.  Jadi  selama  hamil  mama  tenang-tenang  dirumah  saja  atau  tidak  ya  pergi  ke  dukun
yang waktu itu bantu mama melahirkan’ [“Ibu P tidak pernah memeriksakan kandungannya selama hamil karena Ibu P takut dengan
jarum  suntik  dan juga  tidak mau mengkonsumsi  obat-obatan  yang  akan  diberikan.  Selama kehamilan  Ibu  P  hanya  memeriksakan  kandungannya  ke  dukun  bayi  yang  waku  itu
menolongnnya bersalin pada kehamilan sebelum-sebelumnya]. Selama  kehamilan,  Ibu  P  hanya  pergi  ke  dukun  bayi  yang  menolongnya  sewaktu
melahirkan  pada  kehamilan  sebelum-sebelumnya.  Ibu  P  memeriksakan  kandungannya sebanyak  2  kali  yaitu  pada  usia  kehamilan  4  dan  6  bulan  untuk  mengurut  perut  yang
bertujuan untuk memperbaiki posisi janin. “mama  pergi  2kali..  waktu  hamil  4  deng  6  bulan.  Mama  pi  urut  kas  bae  anak  didalam  pu
posisi saja” “[ Ibu P pergi 2kali,, pada waktu hamil 4 dan 6 bulan untuk memperbaiki posisi bayi didalam
kandungan]”.
Riwayat Persalinan
Ibu  P  melahirkan  anak  keempatnya  pada  tanggal  26  Juni  2012  pukul  18.20  WIT bertempat  dirumahnya.  Cara  melahirkan  Ibu  P  adalah  dengan  pervaginam  atau  normal
dengan  presentasi  kepala  saat  lahir.  Persalinan  dibantu  oleh  dukun  bayi  yang  didampingi oleh ibu mertua dan kakak perempuannya. Ibu P merasa sakit perut sejak jam 12.00 WIT.
Sejak  itu  Ibu  P  berjalan-jalan  di  dalam  rumah  dan  suami  Ibu  P  pergi  memanggil  dukun
kampung,  untuk  memberitahukan  kalau  Ibu  P  sudah  merasakan  sakit  pada  perutnya. Setelah  bayinya  lahir,  mereka  menunggu  plasentanya  lahir,  kemudian  dukun  kampung
tersebut  memotong  tali  pusatnya  dengan  menggunakan  bambu  yang  ujungnya  tealh  di runcing tajam, yang sebelumnya serabut tajam pada ujungnya telah di bersihkan. Sebelum
dipotong,  tali  pusat  diikat  dengan  benang  kemudian  diberikan  betadin  pada  kasa  untuk dibungkus  pada  tali  pusat.  Setelah  itu  bayi  dimandikan  dan  dirahu  dihangatkan.  Berikut
pernyataannya: “Mama su rasa sakit dari jam 12 siang tu, mama jalan-jalan dalam rumah saja putar-putar
supaya anak da turun cepat, baru bapa dia yang pi pangggil mama dukun. [“Mama sudah rasa sakit perut dari jam 12 siang, mama jalan putar-putar dalam rumah saja
supaya bayi dalam kandungan cepat turun ke jalan lahinya, bapak suami yang pergi untuk memanggil dukun”].
Riwayat pasca Bersalin
Setelah melahirkan, Ibu P hanya melakukan perawatan tradisional di rumah dibantu oleh  orang  tuanya  baik  perawatan  luka  jalan  lahir  pasca  bersalin  maupun  perawatan  tali
pusat bayi. Perawatan tali pusat dilakukan dengan cara ba rahu  dan untuk perawatan luka dan membersihkan jalan lahir dilakukan dengan cara ukup.
“Rahu pake telapak tangan begini  yang su  kas  panas  di  atas api trus pegang  anak tu pu badan deng da pu tali pusat tu, tekan pake kuku, bikin begitu trus sampe 4 ato 5 hari akan
su putus ”.
[“rahu menggunakan telapak tangan yang sudah dihangatkan diatas api kemudian letakan pada  tubuh  bayi  agar  hangat  dan  juga  pada  tali  pusatnnya  yang  ditekan  menggunakan
kuku, setelah 4 atau 5 hari tali pusat akan terlepas”]. Selain  perawatan  tali  pusat  pada  bayi,  ada  juga kegiatan  yang  dinamakan  ba  ukup
hal  ini  dilakukan  dengan  cara  membungkus  tubuh  ibu  dengan  lingkaran  kain  atau  tikar setelah persalinan bersamaan dengan air panas yang bersisi rempah-rempah seperti daun
cengkeh, serei dan minyak kayu putih yang direbus bersamaan. Ukup dilakukan pada pada
ibu  untuk  mengeluarkan  keringat  kotor  dan  kotoran  yang  sewaktu  melahirkan  mungkin masih tertinggal.
“Rahu  itu  supaya  cepat  sembuh.  Kalo  tong  pu  pintu  kan  luka  to  jadi  rahu  supaya  kering. Tong  pu  susu  juga  musti  rahu  supaya  air  susu  juga  banyak.    Rahu  tu  1  sampe  2  minggu.
Mama-mama dong bilang juga kalo tong ba ukup begitu tong pu darah tu cepat balik su tra pucat-pucat lagi.
[”Rahu  itu  supaya  cepat  sembuh.  Kalau  jalan  lahir  luka  harus  rahu  supaya  cepat  kering, biasanya  rahu  hanya  1  sampe  2  minggu  saja.  Orang-orang  tua  sering  mengatakan  kalau
ukup bisa membuat darah cepat kembali dan tidak terlihat pucat lagi. Ibu P juga dianjurkan untuk mengkonsumsi obat tradisional yaitu campuran rempah-
rempah  seperti  hasil  perasan  serei  yang  telah  ditumbuk  kemudian  diseduh  dalam  segelas air, hal itu dilakukan agar mencegah nainya darah putih.
[kalo serei tumbuk akan, kasi ramas deng air panas 1glas, minum tiap pagi sore. Kalo mo sehat tempo minum akan tiap hari tu minum trus.
Pemilihan Penolong Persalinan
Ibu  P  mengatakan,  bahwa  dalam  mengambil  keputusan  untuk  menolongnya  bersalin dilakukan  oleh  ibu  mertuanya.  Tetapi  dari  semua  persalinan  ibu  P  ditolong  oleh  nenek  Y
yang  biasa  menolong  keluarga  mereka  ketika  ada  yang  melahirkan.  Hal  itu  disebabkan karena nenek Y sudah dipercaya dari sejak dulu oleh keluarga dari Ibu P.
4.6.3  Kasus Partisipan III: Ibu Y Identitas Umum