ibu untuk mengeluarkan keringat kotor dan kotoran yang sewaktu melahirkan mungkin masih tertinggal.
“Rahu itu supaya cepat sembuh. Kalo tong pu pintu kan luka to jadi rahu supaya kering. Tong pu susu juga musti rahu supaya air susu juga banyak. Rahu tu 1 sampe 2 minggu.
Mama-mama dong bilang juga kalo tong ba ukup begitu tong pu darah tu cepat balik su tra pucat-pucat lagi.
[”Rahu itu supaya cepat sembuh. Kalau jalan lahir luka harus rahu supaya cepat kering, biasanya rahu hanya 1 sampe 2 minggu saja. Orang-orang tua sering mengatakan kalau
ukup bisa membuat darah cepat kembali dan tidak terlihat pucat lagi. Ibu P juga dianjurkan untuk mengkonsumsi obat tradisional yaitu campuran rempah-
rempah seperti hasil perasan serei yang telah ditumbuk kemudian diseduh dalam segelas air, hal itu dilakukan agar mencegah nainya darah putih.
[kalo serei tumbuk akan, kasi ramas deng air panas 1glas, minum tiap pagi sore. Kalo mo sehat tempo minum akan tiap hari tu minum trus.
Pemilihan Penolong Persalinan
Ibu P mengatakan, bahwa dalam mengambil keputusan untuk menolongnya bersalin dilakukan oleh ibu mertuanya. Tetapi dari semua persalinan ibu P ditolong oleh nenek Y
yang biasa menolong keluarga mereka ketika ada yang melahirkan. Hal itu disebabkan karena nenek Y sudah dipercaya dari sejak dulu oleh keluarga dari Ibu P.
4.6.3 Kasus Partisipan III: Ibu Y Identitas Umum
Ibu Y berusia 19 tahun dan hanya menyelesaikan kelas 2 pada pendidikan Sekolah Dasar SD. Ibu Y beragama Kristen Protestan dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Saat
ini Ibu Y memiliki 2 orang anak yang berusia 2 tahun dan 9 bulan. Persalinan Ibu Y berlangsung di rumah dan ditolong oleh dukun bayi.
Riwayat Kehamilan
Selama hamil Ibu Y hanya melakukan pemeriksaan kandungnnya ke dukun untuk di urut dan diberi doa dan ramuan. Tetapi pada trimester ketiga usia kandungan 8 bulan ibu Y
memeriksakan kandungannya di puskesmas disaat Ibu Y mengantarkan anaknya pergi berobat. Alasan Ibu Y jarang periksa ke puskesmas karena tempat tinggal yang jauh dan
juga Ibu Y harus tetap pergi ke kebun dan memberi makan ternaknya. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:
“ is sa tra pernah priksa di dokter ka puskemas ka, sa cuma pergi ke mama tua di Atai saja dukun kampung yang ada di kampung Atai, mo pergi baru nanti sapa yang kas makan babi
sapa yang mo liat kebun juga su begitu puskesmas jauh lagi. Tapi waktu itu sa pernah pergi 1 kali saja pas Yemima anak pertama dari partisipan sakit baru sa bawa ke puskesmas
skalian sa periksa” [“Saya tidak pernah periksa di dokter maupun puskesmas, saya hanya ke dukun kampung
yang tinggal di kampung Atai, kalau saya pergi ke puskesmas nanti siapa yang kasih makan babi dan melihat kebun. Tapi saya sempat pergi ke puskesmas waktu mengantar Yemima
untuk berobat disitu saja juga periksa]”.
Riwayat Persalinan
Ibu Y melahirkan pada tanggal 28 Maret 2012 pukul 17.00 WIT di rumahnya. Cara persalinan ibu Y secara pervaginam atau normal dengan presentasi kepala saat lahir.
Prosesnya persalinannya dibantu oleh dukun bayi dan didampingi ibu mertuanya. Ibu Y mengatakan ia merasakan sakit perut saat ia bangun pagi dan suaminya segera memanggil
dukun bayi di kampung Atai. Saat suami dari ibu Y pergi memanggil dukun bayi, ibu mertuanya memberikan kuning telur dari telur ayam kampung yang dipercaya bisa
melancarkan proses persalinannya nanti. “ih waktu itu sa su tra kuat skali, perut su sakit skali, jadi paitu pi lari panggil mama tua di
Atai sana untuk datang liat saya. Waktu pace dapi panggil mama tua di kampung, mama kas
minum sa kuning telur supaya kaya lancar waktu melahirkan nanti. Tapi memang betul juga, mama tua datang tra lama langsung sa melahirkan”.
[ waktu itu memang saya sudah tidak kuat untuk menahan sakit, jadi suami yang pergi memanggil dukun di kampung Atai. Waktu suami pergi panggil dukun, mama memberikan
kuning telur ayam kampung kepada saya supaya waktu lancar waktu melahirkan]. Setelah anaknya lahir, dukun bayi menunggu hingga plasentanya dilahirkan, setelah
itu memotong tali pusat bayi menggunakan bambu yang telah dibersihkan serabutnya dan disterilkan, kemudian tali pusat bayi diikaat dengan benang.
Riwayat Pasca Bersalin
Setelah melahirkan, perawatan ibu dan bayi hanya dilakukan secara tradisional yang dilakukan di rumah, yaitu ba rahu dan ba ukup. Ibu Y mengatakan, biasanya menaruh bara
api di kolong tempat tidur untuk kegiatan ba rahu dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi, mengeringkan luka jalan lahir, agar ASI banyak dan juga untuk menghangatkan
ASI. “Ba rahu tu supaya kasi bersing tong pu kandungan dalam poro ni, jang sampe akan infeksi,
trus tong darah putih naik ke otak, kalo tra mati ya brati tong gila. Aktivitas lain adalah ba ukup dengan menggunakan uap air panas dalam sebuah
wadah, di dalamnya terdapat daun cengkeh, sereh, dan daun pisang kering. Perawatan ini bertujuan agar keringat ibu keluar dan ibu cepat pulih dan kuat setelah bersalin. Selain itu
ada pula obat-obat tradisional yang diberikan ibu A Ibu Partisipan kepada ibu Y, yaitu air rebusan daun sirih, daun nangka dan daun sirsak yang mencegah darah putih naik ke
kepala. [daun sirih, daun sirsak, daun nangka, minum sampe akan pu rasa pekat tu hilang, kalaiu
daun sirih tu sampe pedis akan hilang, minum satu glas saja, itu darah putih traakan naik]
Pemilihan penolong persalinan
Ibu Y mengatakan, bahwa dalam mengambil keputusan untuk menolongnya bersalin dilakukan oleh ibu mertuanya. Tetapi dari semua persalinan ibu Y ditolong oleh nenek Y
yang biasa menolong keluarga mereka ketika ada yang melahirkan. Hal itu disebabkan karena nenek Y sudah dipercaya dari sejak dulu oleh keluarga dari Ibu Y
4.6.4 Kasus Partisipan ke IV: Ibu RM Identitas Umum