Terdapat  dua  jenis  pesawat  yang  dapat  digunakan  secara reguler  untuk  mencapai disktik  Kebar,  yaitu  jenis  Dash-7  dan jenis
Cesna.  Ongkos  penerbangan  dari  Manokwari  ke  Kebar  terbilang mahal.  Untuk  penerbangan  reguler,  harga  tiket  untuk  setiap
penumpang  berkisar  antara  Rp  1.250.000,00  sampai  Rp 2.000.000,00 per orang, sedangkan ongkos dengan menggunakan
ranger  adalah  Rp  800.000,00  sampai  Rp  1.300.000,00  tergantung banyaknya penumpang dan barang. Harga yang diberlakukan untuk
rute  ini  adalah  harga  carter  pesawat,  yaitu  berkisar  antara  Rp 24.000.000,00  sampai  Rp  36.000.000,00.  Hal  ini  tentu  saja
berimplikasi terhadap banyak hal, salah satunya adalah pada harga barang  kebutuhan  sehari-hari.  Harga  barang-barang  di  wilayah
Kebar bisa dikatakan luar biasa mahal.
4.1.3 Agama
Dari  data  yang  ada  di  kantor  Distrik  Kebar,  80  penduduk  di daerah  ini  beragama  Kristen  Protestan  dan  Islam.  Penduduk  yang
beragama  Kristen  Protestan  dan  Islam  mayoritas  adalah  para pendatang yang berasal dari Toraja, Buton, Jawa, dan sebagainya.
Hal  itu  terlihat  dengan  jelas  dalam  kegiatan-kegiatan  ibadah  di gereja atau masjid. Ada berbagai kegiatan keagamaan yang diikuti
oleh  warga  jemaat  dari  setiap  kampung.  Kegiatan  itu  berupa
kebaktian  keluarga,  penelaahan  Alkitab.  Kunjungan-kunjungan keluarga  biasanya  dilakukan  oleh  para  penginjil.  Kunjungan
tersebut  untuk  memberikan  pembinaan  kerohanian  dan  masalah kerukunan  dalam  rumah  tangga.  Kegiatan  sekolah  minggu
diadakan  setiap  Minggu  pagi  untuk  anakanak  di  bawah  usia  10 tahun.  Biasanya  dibina  oleh  seorang  guru  agama  atau  warga
anggota gereja yang telah dibina dan dilantik oleh pimpinan gereja atau  jemaat  dan  pendeta  sebelum  melaksanakan  pekerjaannya.
Kegiatan kaum remaja dan pemuda biasanya dibina langsung oleh pendeta atau guru agama. Kegiatan ini berupa penelaahan Alkitab,
pembinaan  mental  dan  spiritual,  serta  berbagai  masalah  yang dihadapi  oleh  kaum  remaja  dan  pemuda.  Mereka  mengemukakan
masalah  pribadi  atau  keadaan  dalam  kehidupan  keluarga  mereka kepada  pendeta  atau  guru  agama  agar  mendapatkan  nasihat  dan
pemecahan  masalah.  Kegiatan  serupa  diikuti  oleh  kaum  ibu  dan remaja putri.
4.1.4 Pendidikan
Jumlah  gedung  sekolah  di  distrik  Kebar  masih  terbatas,  yang hanya memiliki 1 gedung sekolah dasar SD, dan ketika tamat dari
SD  untuk  lanjut  ke  SLTP  harus  ke  Manokwari  karena  di  distrik Kebar  tidak  ada  sekolah  tersebut.  Hanya  sebagian  dari  anak-anak
mereka  yang  melanjutkan.  Minimnya  kesadaran  dari  pentingnya pendidikan,  dibuktikan  dengan  ada  beberapa  orang  tua  yang
mengatakan kepada peneliti bahwa dengan bersekolah anak hanya menghabiskan  banyak  uang  dan  tidak  mendatangkan  penghasilan
bagi  dirinya  sendiri,  sehingga  ia  wajib  menginfestasikan  waktunya untuk berkebun dan berburu demi masa depannya dan keluarga.
Keterbatasan ekonomi bukan menjadi alasan bagi mereka yang mau  bersekolah,  karena  sekarang  ini  pemerintah  begitu
memperhatikan  dunia  pendidikan  dengan  adanya  dana  BOS bantuan  Operasional  sekolah  yang  memberikan  harapan  bagi
mereka  yang  ekonominya  terbatas.  Pemerintah  melakukannya dengan  tujuan  untuk  bisa  memfasilitasi,  namun  keputusan  berada
ditangan  orang  tua  dan  motivasi  anak  untuk  mau  bersekolah. Hanya  ada  sebagian  keluarga  yang  begitu  peduli  dengan
pendidikan  anak-anak,  mereka  akan  melakukan  apa  saja  asalkan anak-anaknya  tetap  bersekolah  seperti:  menjual  hasil  kebun,
menjual  hasil  buruan,  menjadi  ojek  asalkan  mencukupkan kebutuhan sekolah anak. mereka berharap bahwa anak-anak akan
menjadi  seseorang  yang  mampu  mengangkat  nama  keluarga sehingga mereka dianggap berhasil.
4.1.5 Sosial Ekonomi