Kasus Partisipan ke IV: Ibu RM Identitas Umum

Ibu Y mengatakan, bahwa dalam mengambil keputusan untuk menolongnya bersalin dilakukan oleh ibu mertuanya. Tetapi dari semua persalinan ibu Y ditolong oleh nenek Y yang biasa menolong keluarga mereka ketika ada yang melahirkan. Hal itu disebabkan karena nenek Y sudah dipercaya dari sejak dulu oleh keluarga dari Ibu Y

4.6.4 Kasus Partisipan ke IV: Ibu RM Identitas Umum

Ibu RM berusia 26 tahun yang bertempat tinggal di kampung Atai. Ibu RM sudah menikah dan memilik 3 orang anak, anak pertama berusia 10 tahun, anak kedua berusia 4 tahun dan anak ketiga berusia 8 bulan. Kelahiran ketiga anaknya ditolong oleh dukun bayi rumahnya. Ibu Rm beragama Kristen Protestan. Pendidikan akhir yang ditempu holeh ibu RM adalah kelas 4 SD. Sehari-hari ibu RM bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai pegawai honorer. Riwayat Kehamilan Selama kehamilan, ibu RM hanya melakukan 2 kali pemeriksaan kehamilan di puskesmas ketika usia kehamilannya memasuki trimester kedua 5 bulan dan trimester ketiga 8bulan. Menurut ibu RM, saat di puskesmas petugas melakukan pemeriksan dengan cara mendengarkan DJJ Denyut Jantung Janin, menyuntik lengan kiri dan memberikan obat tambah darah dan vitamin, tetapi ibu RM tidak meminum obat tersebut karena ia takut minum obat. Demikian pernyataan yang mendukung: “Dong periksa, dengar da pu denyut jantung, trus dong suntik di lengan sini tapi tra tau dong suntik apa itu. Ada kasih obat macam tablet begitu tapi sa tra pernah minum tertawa, sa takut minum jadi”. [mereka melakukan pemeriksaan, mendengar denyut jantungnya, kemudian mereka menyuntik di lengan sini sambil menunjuk lengan kiri, tidak tau obat apa yang disuntikkan. Selama mereka memberikan obat saya tidak pernah minum tertawa, saya takut minum obat]. Sebelum pergi ke puskesmas, ibu RM terlebuh dahulu meminta dukun bayi yang disapa nenek untuk mengurut perutnya. Hal itu dilakukan karena ia sering kali merasa kesakitan pada perut bagian bawah. Ibu RM mengatakan, dukun bayi sering mengingatkan pada saat usia kehamilan masih muda trimester awal harus sering-sering mengurut perut bagian bawah agar posisi bayi dalam kandungan menjadi baik. “Nenek bilang waktu hamil-hamil muda lagi jaga kasi naik panta poro, supaya bayi dalam pu kedudukan baik, d ong kan dapa tau da pu kepala di bawah ka tra da” [Nenek dukun kampung mengatakan, saat awal kehamilan harus sering menaikanmengurut perut bagian bawah, supaya kedudukan bayinya bagus, mereka bisa mengetahui posisi kepala bayi dibawah atau tidak]. Riwayat Persalinan Proses persalinan ibu RM berlangsung di rumahnya pada tanggal 17 Oktober 2011 pukul 03.00 WIT. Proses persalinan ibu RM ditolong oleh dukun kampung dan didampingi oleh suami tercinta. Cara persalinan ibu RM secara pervaginam atau normal dengan presentasi bokong saat lahir. Menurut Ibu RM, pada saat ia merasa sakit perut, sebelumnya ia menyuruh suaminya menghubungi dukun bayi yang akan menolongnya persalinan. Dukun bayi memberikan perasan air daun gedi untuk diminum agar memperlancar proses persalinannya. Ibu RM mengatakan saat melahirkan anak ketiganya, ia merasa menderita karena pada saat melahirkan posisi anaknya dalam keadaan sungsang bagian bokong. Dukun bayi menyuruh ibu RM untuk mengatur posisi lurus dan memegang kedua paha sambil mengejan, kemudian dukun bayi menarik kaki sebelah kiri bayi terlebih dahulu, diikuti kaki kanan bayi. Setelah bayi lahir, dukun bayi belum memotong tali pusat, karena harus menunggu plasentanya dilahirkan. Beberapa menit kemudian, plasenta sudah dilahirkan, kemudian dukun mengikat tali pusat bayi dan memotong tali pusat menggunakan bambu yang sudah dibersihkan dari serbuk tajamnya. Kemudian tali pusat dibungkus dengan kain kasa yang sudah dikasih alkohol. “waktu itu tali pusat belum langsung potong, sampe dapu plasenta keluar dulu baru potong. Waktu su keluar tu langsung ptong tali pusat pake bambu yang su kas bersih dari da pu bulu-bulu deng serbuk-serbuk tajam ”. [Saat itu belum dipotong, tunggu hingga plasentanya keluar dulu baru dipotong. Sewaktu plasenta sudah keluar, dukun langsung memotong tali pusat dengan menggunakan bambu yang sudah dibersihkan]. Riwayat Pasca Persalinan Ibu RM mengatakan sebulan setelah melahirkan, ia dan anaknya dirawat oleh dukun bayi di rumahnya secara tradisional. Perawatan tali pusat dengan rahu menghangatkan tubuh yaitu dengan cara menyiapkan minyak kelapa di piring kecil, kemudian jari tangan didekatkan di api, setelah itu jari tangan dicelupkan diminyak, setelah itu dijepit ke pusat bayi. Setelah melakukan rahu, pusat bayi ditutup dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan alkohol. “rahu tali pusat dengan minyak kelapa yang ditaruh dipiring. Baru kalo rahu tu kas masuk jari dalam meinyak baru habis itu taruh di api, kalo su panas baru taruh di tali pusat.kalo sudah habi s itu tutup pake verban yang su kas basah dengan alkohol baru tutup”. [menghangatkan tali pusat dengan minyak kelapa yang telah ditaruh pada piring. Ketika rahu basahkan tangan dengan minyak kemudian dekatkan tangan pada api lalu letakan pada tali pusat. Setelah itu tutup tali pusat dengan verban yang telah dibasahkan dengan alkohol]. Selain itu, ibu RM juga diberikan ramuan tradisional oleh dukun kampung, yaitu akar sere, akar alang-alang, dan merica. Semua ditumbuk sampai halus, kemudian diseduh dalam segelas air panas. Diamkan sebentar hingga hangat, baru diminum. Obat tersebut bermanfaat untuk mengeluarkan darah-darah kotor dan anti darah putih naik ke kepala. Pemilihan penolong persalinan Ibu RM mengatakan, dalam pemilihan penolong persalinan ia menyerahkan sepenuhnya kepada suami dan orang tua serta ibu mertuanya. Hal itu disebabkan suami dari Ibu N tidak mengijinkan paha dari istrinya dilihat oleh orang lain dan juga menjadi tradisi dari keluarga suami ibu RM bahwa setiap keluarga yang akan melahirkan akan di tolong oleh nenek M, yang sudah dianggap seperti saudara sendiri. Semua anak yang dilahirkan oleh ibu RM ini ditolong oleh nenek M.

4.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan

Dokumen yang terkait

Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Bangko Pusako Kabupaten ROKAN Hilir Riau Tahun 2009

1 40 104

Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi Ibu Bersalin dalam Pemilihan Dukun Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Kabupaten Brebes.

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Dukun Bayi tentang Pijat Bayi di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462010060 BAB IV

0 11 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari T1 462008060 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari T1 462008060 BAB II

0 0 22

T1 462008060 BAB III

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari T1 462008060 BAB V

0 0 5

T1 462008060 Daftar Pustaka

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari

0 1 30