4.8.3 Budaya Dalam Penanganan Proses Persalinan.
Persalinan dapat terjadi secara alami dengan atau tanpa pertolongan, namun banyak hal mungkin terjadi dalam proses persalinan yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi
misalnya  perdarahan,  partus  lama,  eklamsi,  infeksi  dan  lain-lain.  Masyarakat  Kebar mempercayai darah dan kotoran persalinan dapat menimbulkan penyakit yang mengerikan
bagi  laki-laki  dan  anak-anak,  karena  itu  ibu  bersalin  harus  dijauhkan  atau  disembunyikan. Pada penduduk yang masih tinggal di pedalaman lokasi penyingkiran ibu bersalin ini berada
di luar radius 500 meter dari perkampungan. Di desa pemukiman baru ini meskipun mereka sudah  tinggal  selama  lebih  dari  10  tahun,  masih  tetap  ada  akar  budaya  jijik  atau  takut
terhadap  perempuan  yang  sedang  bersalin.  Hal  ini  terlihat  dari  tempat  ibu-ibu  melakukan persalinan di rumah bisa; di dalam kamar mandi, di dapur, di bawah rumah, atau di tempat
khusus  yang  dibuat  di  belakang  rumahhutan  bivak.  Ini  menunjukkan  bahwa  meskipun sudah  tinggal  di  pemukiman  baru,  ibu  tetap  tidak  berani  melanggar  tradisi  dengan
mengurung  diri  di  bagian  belakang  rumah  sementara  suami  dan  anak-anak  menunggu  di ruang  depan  rumah.  Kepercayaan  ini  sangat  memojokkan  posisi  perempuan  dan  sangat
merugikan kesehatannya. Perempuan  tabu  membuka  auratpaha  di  depan  orang  yang  belum  dikenal  meski
untuk  pengobatan  atau persalinan.  Kepercayaan  ini  makin  memperkuat  ibu-ibu  untuk  tidak berani meminta melakukan persalinan di rumah sakit, klinik, Puskesmas meskipun jaraknya
dekat dan tidak membayar sama sekali. Dia khawatir disalah artikan oleh suami bahwa dia mau  melanggar  tradisi.  Bila  ada  indikasi  yang  mengharuskan  untuk  rninta  bantuan  pihak
lain,  maka  perlu  dirembukkan  dulu  atau  minta  izin  suami  dan  keluarganya  karena  ini
merupakan tanggung jawab semua kerabat.
Kesehatan  adalah  hak  asasi  manusia  sekaligus  investasi  untuk  keberhasilan pembangunan  bangsa.  Untuk  itu,  diselenggarakan  pembangunan  kesehatan  secara
menyeluruh  dan  berkesinambungan,  guna  meningkatkan  kesadaran,  kemauan  dan kemampuan  hidup  sehat  bagi  setiap  orang  agar  terwujud  derajat  kesehatan  masyarakat
yang setinggi-tingginya Depkes RI. 2004. Upaya meningkatkan derajat kesehatan terutama ditujukan kepada golongan yang rawan terhadap penyakit, yaitu bayi, balita dan ibu hamil.
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan pada sektor kesehatan ibu dan anak dapat dilihat  dari  angka  kematian  ibu  AKI  dan  angka  kematian  bayi  AKB.  Oleh  karena  itu,
program  promosi  kesehatan  mempunyai  peran  yang  sangat  penting  dalam  proses pemberdayaan masyarakat, yaitu proses pembelajaran dari untuk dan bersama masyarakat
sesuai  dengan  sosial  budaya  setempat,  agar  masyarakat  dapat  menolong  dirinya  dalam bidang  kesehatan.  Penolong  persalinan  merupakan  salah  satu  indikator  perilaku  hidup
bersih  dan  sehat  yang  dipengaruhi  oleh  kondisi  wilayah  dan  budaya  Depkes,  2006,  dan memberikan kesempatan untuk memiliki bayi yang sehat.
4.8.4 Pengetahuan Dalam Pemilihan Pemilihan Penolong Persalinan