menyiapkan satu noken baru dan menggantungkannya di kepala perempuan itu, lalu mengantarkannya ke rumah pihak laki-laki dan
di situ mereka membentuk keluarga baru, mereka berupaya mencari maskawin dengan bantuan orang tua maupun pihak
kerabat laki-laki untuk membayar maskawin. Dalam tradisi pernikahan agama adat bahwa seseorang dikatakan sudah
menikah saat ia sudah membayar mas kawin berupa uang, kain timur, dan sejumlah babi ternak sesuai permintaan dari keluarga
perempuan.
4.3.4.2 Larangan dalam Perkawinan
Dalam tradisi orang Kebar terdapat larangan-larangan dalam perkawinan, misalnya menikah dengan marga tertentu atau
dengan marga lain yang masih memiliki hubungan darah. Hal ini dilarang keras karena mereka masih satu keturunan atau karena
ada masalah dengan marga tersebut. Perkawinan dilakukan dengan fam lain, tetapi bisa juga dengan fam yang sama apabila
tidak ada hubungan keluarga hubungan darah antara orang tua laki-laki dan perempuan. Namun ada marga atau klan yang
melakukan perkawinan dengan orang yang masih memiliki hubungan darah yang dekat karena dianggap sudah tradisi dari
nenek moyangnya. Perkawinan juga bisa dilaksanakan dengan
paksaan orang tua. Biasanya orang tua perempuan memaksa anaknya kawin dengan laki-laki tertentu. Hal ini terjadi karena orang
tua punya utang budi terhadap pihak laki-laki, misalnya sewaktu perang pernah dibantu atau pernah menyewa orang untuk
membunuh musuh dengan tuyul. Karena utang budi tersebut, pihak orang tua perempuan sepakat untuk mengawinkan anak
perempuannya guna menutup atau membayar utang tersebut.
4.3.4.3 Adat Menetap Sesudah Menikah
Virilokal, yaitu setelah menikah, sepasang pengantin baru menetap di sekitar tempat kediaman keluarga suami. Keluarga
yang baru itu untuk sementara waktu tinggal bersama orang tua suami, sementara rumah untuk mereka dibangun dengan bantuan
ayah si suami. Biasanya rumah itu tidak jauh dari rumah orang tua. Hal inilah yang menyebabkan sering kali masyarakat dalam suatu
kampung atau pemukiman mengatakan bahwa semua orang di kampung itu adalah saudara mereka. Jika dilihat dari pola
perkawinan yang telah dijelaskan sebelumnya, hal itu memang benar. Neolokal, yaitu pasangan pengantin baru tinggal di rumah
sendiri. Adat menetap matrilokal, atau menetap di sekitar tempat kediaman istri, jarang sekali terjadi, kecuali apabila suaminya belum
mampu melunasi atau membayar mas kawin. Dalam hal ini pun ada jangka waktu yang telah disepakati terlebih dahulu.
4.3.5 Pengetahuan 4.3.5.1 Konsep Sehat dan Sakit dalam Pandangan Orang Kebar