46
kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan. Metode index card match dapat melatih kemampuan siswa dalam
hal mengklasifikasikan serta menganalisa suatu komponen pada transmisi. Implementasi dari aspek analisis ini berupa menguji kemampuan siswa
dilakukan dengan cara siswa diberi kartu soal yang berisikan pertanyaan tentang urutan komponen transmisi dengan kode huruf yang ditunjukkan
secara acak. Sintesis
merupakan kemampuan
memadukan konsep
atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk
baru. Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan
sebelumnya. Metode index card match dapat melatih kemampuan siswa dalam melakukan sintesis atau mengambil kesimpulan apa yang sudah
dipelajari siswa. Pengambilan kesimpulan dapat dilakukan setelah menerima pembelajaran mata pelajaran sistem pemindah tenaga kompetensi memelihara
transmisi. Kesimpulan ini nantinya menjadi bahan acuan bagi guru maupun siswa agar kekurangan-kekurangan pada metode index card match bisa
berjalan dengan lancar tanpa kendala dikemudian hari. Dari uraian di atas menggambarkan adanya dugaan peningkatan
prestasi belajar siswa pada ranah kognitif dalam materi pelajaran sistem pemindah tenaga kompetensi memelihara transmisi setelah melakukan proses
pembelajaran index card match.
47
D. Hipotesis Penelitian
Berdasar kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar
mata pelajaran sistem pemindah tenaga kompetensi memelihara transmisi kelas XI B Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Gantiwarno tahun
pelajaran 20122013.
48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom action research. Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa Suharsimi Arikunto, 2006: 3. Kemmis dan
McTaggart dalam Suwarsih Madya 2007:9, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman
mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik- praktk tersebut dilakukan.
Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggota maka penelitian ini berbentuk individual, artinya peneliti melaksanakan penelitian tindakan
kelas PTK di satu kelas saja. Metode ini menggunakan 1 siklus yang setiap siklus mempunyai 4 tahap. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan
pemecahan masalah yang dimulai dari : a perencanaan planning, b pelaksanaan action, c pengumpulan data observing, d menganalisis
datainformasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan
49
tindakan tersebut reflecting. PTK bercirikan perbaikan terus-menerus sehingga dikatakan berhasil bila tujuan pembelajaran yang menjadi tolok
ukur berhasilnya telah tercapai. Adapun langkah-langkah secara lengkap prosedur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto, 2006:16 Secara garis besar terdapat empat langkah dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas : 1. Perencanaan Planning
Kegiatan perencanaan antara lain: identifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan pengembangan tindakan.
Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tindakan perencanaan
yang peneliti lakukan antara lain adalah merencanakan identifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa selama proses pembelajaran,
Pengamat an Pelaksanaan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pengamat an Pelaksanaan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS 2
50
rencana penyusunan perangkat pembelajaran, rencana penyusunan alat perekam data, dan merencanakan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar.
2. Pelaksanaan Acting Pelaksanaan dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Di sini,
langkah-langkah praktis tindakan diuraikan dengan jelas. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas. Di sini peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap permasalahan temuan observasi awal dan melaksanakan apa yang sudah
direncanakan pada kegiatan planning. 3. Pengamatan Observing
Pengamatan merupakan kegiatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu
tindakan terus dimonitor secara reflektif. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan ini yaitu: pengumpulan data, mencari sumber data, dan
analisis data. Pada langkah ini, peneliti selaku guru bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa secara kontinyu.
4. Refleksi Reflecting Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada siswa, suasana kelas. Pada tahap ini, peneliti menjawab pertanyaan mengapa why dilakukan penelitian, bagaimana how
melakukan penelitian, dan seberapa jauh to what extent tindakan telah