BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Nama zat Bobot
BakuPenimbangan Faktor
Pengenceran Volume
Penyuntikan Respons
Puncak Luas Area
Baku Epinephrine
Bitartrat 3,182 mg
25 kali 20 µl
280 nm 860031
Sampel Epinephrine
Injeksi Pipet 1 ml
10 kali 20 µl
280 nm 1125662
Pipet 1 ml 1135484
4.2. Perhitungan
1. Baku Epinephrine Bitartrat
Kadar Kemurnian Baku = 99,79 Kadar Air = 0,03
Universitas Sumatera Utara
Bobot Baku Sebenarnya = x Kadar Kemurnian Baku x Bobot Baku
= x 99,79 x 3,182
= x 0,9979 x 3,182
= 3,174 mg
2. BM Epinephrine Base = 183,20 3. BM Epinephrine Bitartrat = 333,29
4. Kadar Epinefrin W =
x Bobot Baku x x
PK = x 100
Sampel 1 W
A
= x 3,174 x
x = 0,912 mg
PK
A
= x 100
= x 100
= 91,20
Universitas Sumatera Utara
Sampel 2 W
B
= x 3,174 x
x = 0,920 mg
PK
B
= x 100
= x 100
= 92,00
Kadar Sampel rata-rata = = 91,60
4.3. Pembahasan
Penentuan kadar epinefrin dalam sediaan injeksi obat pemacu kerja jantung dengan metode KCKT yang dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di
Medan bertujuan menentukan kadar sampel Epinephrine dalam sediaan injeksi yang berbentuk ampul, dimana pada umumnya digunakan sebagai obat pemacu kerja
jantung pada pasien yang menderita henti jantung. Penentuan kadar epinefrin dilakukan dengan menggunakan alat Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi KCKT. Dimana, KCKT merupakan tehnik yang paling banyak digunakan untuk mengukur kuantitas obat-obat dalam formulasi Watson, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Sampel yaitu Epinephrine Injeksi yang berbentuk ampul. Baku pembanding yang digunakan adalah Baku pembanding ASEAN Epinephrine Bitartrat No I 100112. Fase
gerak adalah Dapar posfat : methanol 85 : 15. Kemudian fase gerak akan dialirkan dengan laju 2 mlmenit kedalam kolom yang berisi fase diam oktasilane. Baku
Epinephrine dan larutan sampel disuntikkan secara terpisah dengan volume penyuntikan masing-masing 20 µ l dan pada sampel dilakukan perlakuan dua kali
penyuntikan duplo. Kemudian hasil pemisahan akan dibaca oleh detektor dengan panjang gelombang 280 nm. Dari hasil percobaan diperoleh luas area sampel
Epinephrine Injeksi adalah I= 1125662 dan II= 1135484, kemudian dengan rumus ditentukan kadar dari epinefrin tersebut yaitu diperoleh PKI= 91,20 dan PKII=
92,00 sehingga dirata-ratakan menjadi 91,60 . Hal ini berarti kadar epinefrin dalam sediaan injeksi obat pemacu kerja jantung memenuhi syarat sesuai dengan yang
tertera pada USP 32 Volume 2 yaitu tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 115,0 .
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan