Latar Belakang Kesimpulan dan Saran

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gangguan napas dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya penyakit dan kecelakaan. Gangguan napas bisa berakibat fatal kalau kita tidak tahu cara menolongnya. Gangguan napas yang mungkin saja terjadi di lingkungan atau di rumah kita adalah gangguan akibat suatu kecelakaan atau tersedak, yang dapat menyebabkan terhentinya jantung dan paru-paru. Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO 2 . Gas CO 2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas. Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung Jusuf, 2006. Universitas Sumatera Utara Pada saat seseorang mengalami henti nafas atau pun henti jantung, salah satu pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah dengan penyuntikan adrenalin atau disebut juga dengan epinefrin. Dimana pada dasarnya adrenalin atau epinefrin merupakan hormon yang terdapat dalam tubuh yaitu hormon yang disintesis pada kelenjar adrenal bagian medulla oleh sel-sel kromafin yang memiliki efek menimbulkan tanggapan yang sangat luas, yaitu: laju dan kekuatan denyut jantung meningkat sehingga tekanan darah meningkat, kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat, bronkus membesar sehingga memungkinkan udara masuk dan keluar paru- paru lebih mudah. Molekul-molekul epinefrin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh merespon epinefrin dan mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok. http:cafesehat.blogspot.com200908hormon- epinefrinadrenalin.html Oleh karena itu, untuk mengganti fungsi dari hormon adrenalin tersebut diperlukan pemicu jantung pada saat mengalami henti jantung atau henti nafas yaitu Epinefrin Injeksi. Dengan melihat kasus diatas, penulis tertarik untuk mengembangkannya menjadi karya ilmiah dengan judul “Penentuan kadar Epinefrin Dalam Sediaan Injeksi Obat Pemacu Kerja Jantung Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Dimana akan diketahui kadar dari Epinefrin Dalam sediaan Injeksi yang Universitas Sumatera Utara dipergunakan untuk obat pemicu kerja jantung dan sudah sesuaikah dengan kadar yang diperbolehkan dan tertera dalam USP 32 Volume 2.

1.2. Permasalahan