Capital Adequacy Ratio CAR

mengukur tingkst kesehatan bank. Dalam perhitungannya, biasanya dicari hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan Dendawijaya, 2005:118. Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Sebuah bank dituntut untuk memperhatikan masalah efisiensi karena meningkatnya persaingan bisnis dan standar hidup konsumen. Selain itu efisiensi operasional dapat dicapai mengurangi biaya dan meningkatkan output perusahaan Koch, 2003:210. Bank yang tidak mampu memperbaiki tingkat efisiensi usahanya maka akan kehilangan daya saing baik dalam hal mengerahkan dana masyarakat maupun dalam hal penyaluran dana tersebut dalam bentuk modal usaha. Efisiensi operasional dapat ditinjau dari biaya operasional dengan pendapatan operasional bank.

2.1.2 Capital Adequacy Ratio CAR

Modal bank bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal bank akan mempengaruhi keputussan-keputusan manajemen dalam hal pencapaian tingkat laba, di satu pihak dan kemungkinan timbulnya resiko di pihak lain. Besar kecinya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pendekatan pada neraca bank, modal dapat dibedakan menjadi Abdullah, 2003:56 : a Modal inti Modal inti bank terdiri dari : 1. Modal disetor, adalah modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib 2. Laba ditahan, adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 3. Laba tahun lalu, adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. 4. Laba tahun berjalan, adalah laba yang diperoelh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. 5. Agio saham, adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya. 6. Cadangan umum, adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan setelah dikurangi pajak. 7. Cadangan tujuan, adalah bagian laba setelah dikurangi pajak untuk tujuan tertentu. 8. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan, adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusashaan tersebut. Universitas Sumatera Utara b Modal pelengkap Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Beberapa modal pelengkap antar lain Dendawijaya, 2005:40 : 1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. 2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. 3. Modal kuasi, adalah modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. 4. Pinjaman subordinasi, adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman mendapat persetujuan dari BI. Capital Adequacy Ratio CAR adalah indikator penilaian dari aspek permodalan pada perusahaan perbankan. Adapun fungsi penilaian modal pada bank antara lain Harmono, 2009:115 : a Ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. b Alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham. c Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efisien sesuai dengan yang dikehendaki pemilik modal. Universitas Sumatera Utara Salah satu fungsi modal CAR adalah untuk memenuhi standar modal minimum. Ketentuan tentang modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti standar Bank for International Settlements BIS. Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan BIS ini disebut Capital Adequacy Ratio Dendawijaya, 2005:40. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8. Hal ini didasarkan pada ketentuan BIS. Nilai kredit dihitung untuk CAR=o atau negatif, nilai kredit = 0, untuk setiap kenaikan 0,1 nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. Bobot CAMEL untuk rasio kecukupan modal CAR adalah 25 Harmono, 2009:116. Perhitungan kebutuhan modal minimum bank Perhitungan didasarkan pada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca aktiva yang tercantum dalam neraca dan ATMR administrasi aktiva yang bersifat administrasi. Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank sebagai berikut: 1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot resiko dari masing-masing pos aktiva neraca tersebut. 2. ATMR aktiva administrasi dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot resiko dari masing-masing pos rekening tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Total ATMR= ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif. 4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank modal inti + modal pelengkap dan total ATMR. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut Harmono, 2009:116 : CAR= x 100 Skala predikat kesehatan bank, rasio CAR untuk permodalan bank sebagai berikut Harmono, 2009:116 : Tabel 2.1 Skala predikat Capital Adequacy Ratio No Predikat Rasio CAR 1. 2. Sehat Cukup sehat 8,00 - 9,00 7,90 - 8,00 Setiap penurunan 0,1 ditentukan dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9 Sumber : Harmono 2009

2.1.3 Return on Assets ROA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 49 84

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

21 219 70

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 45 84

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL, MANAJEMEN ASET, EFISIENSI OPERASIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN ASET TERHADAP KINERJA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 10 30

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABAPADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 1 15

PENDAHULUAN Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 1 7

Analisis Pengaruh Rasio Camels terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Skripsi PENGARUH EFISIENSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 67

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11