LDR dan LAR, serta dapat dinilai dari efisiensi operasional Dendawijaya, 2005:116.
2.2 Penelitian Terdahulu
Aini 2006, melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh CAR, LDR, ROA, dan Besaran Perusahaan terhadap Perubahan Laba Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEJ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari rasio keuangan CAR, LDR, BOPO terhadap tingkat
profitabilitas selama enam tahun 1999-2004 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian ini menyatakan, secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba tetapi persentasenya sangat kecil, karena dipengaruhi lebih besar oleh variabel lain diluar penelitian. Secara parsial,
variabel bebas berpengaruh secara positif terhadap tingkat profitabilitas perbankan yang terdaftar di BEI.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Hapsari 2005 dengan judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Pertumbuhan Laba masa Mendatang
pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEJ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aspek modal yaitu CAR, aspek likuiditas yaitu
LDR, ROA secara parsial dan simultan terhadap tingkat pertumbuhan laba perbankan. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara simultan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dan secara parsial juga menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Penelitian juga dilakukan oleh Sintya 2010 dengan judul “Pengaruh Aspek Capital, Asset, Earning Dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Bank
Universitas Sumatera Utara
Umum Di Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, GWM, dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada
bank. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dan secara parsial setiap variabel bebas tidak
berpengaruh dengan variabel terikat.
2.3 Kerangka Konseptual
Konsep adalah abstraksi atau generalisasi suatu realita atau fenomena yang membutuhkan beberapa kata untuk menjelaskannya Sumarni,2005. Kegunaan
kerangka konseptual adalah untuk mendesain hipotesis dan pengukuran untuk menguji hipotesis atau bahkan mungkin akan menciptakan konsep baru untuk
menyatakan pemikiran peneliti. Menurut Dendawijaya 2005, ada tiga rasio terpenting dalam
menganalisis kinerja bank, yaitu analisis rasio solvabilitas, analisis rasio rentabilitas profitabilitas, dan analisis rasio likuiditas. Pada penelitian ini,
masing-masing analisis menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Assets ROA, Loan to Deposit Ratio LDR dan Loan to Asset Ratio
LAR. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan tingkat efisiensi operasional bank yang diukur dengan rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional BOPO. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-
dana dari sumber diluar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, tabungan,
Universitas Sumatera Utara
deposito, dan giro Dendawijaya, 2005: 121. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Tinggi rendahnya nilai CAR suatu bank, akan mempengaruhi kinerja dan
kemampuan bank untuk melaksankan kegiatan operasionalnya. Permodalan yang kuat akan meningkatkan kepercayaan para nasabah terhadap kinerja bank. Dan hal
ini akan berdampak pada pertumbuhan laba perusahaan. Semakin tinggi nilai CAR suatu bank, maka kemampuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan akan
semakin baik, sehingga laba perusahaan pun akan ikut meningkat. Tetapi jika sebaliknya semakin rendah nilai CAR suatu bank, maka kemampuan kinerjanya
akan sulit dipertahankan, dan laba perusahaan pun akan menurun. Hal lain yang menyebabkan CAR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba adalah bank mampu
menutupi nilai risiko yang dimiliki sehingga tidak akan mengalami kerugian. ROA adalah rasio rentabilitas profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan Dendawijaya 2005:118. Dengan demikian, tinggi rendahnya
nilai ROA akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan perbankan. Semakin besar nilai ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
laba yang dicapai bank tersebut dan semakin posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
LDR adalah rasio likuiditas yang menyatakan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang
bersangkutan Riyadi 2003:146. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera
Universitas Sumatera Utara
memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio ini,
mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Di lain pihak, kondisi LDR yang tinggi dapat diartikan bahwa jika pemberian kredit kepada masyarakat semakin tinggi, maka akan mempengaruhi
pertumbuhan laba perusahaan perbankan. Karena salah satu sumber keuntungan laba bank adalah berasal dari pinjaman kredit. Dengan demikian tinggi
rendahnya LDR juga dapat mempengaruhi perolehan laba, LDR yang tinggi berarti jumlah kredit yang disalurkan semakin tinggi, sehingga akan menyebabkan
laba meningkat. Tetapi jika sebaliknya, pinjaman kredit menurun diikuti
rendahnya kemampuan untuk melunasi kewajibannya, maka pertumbuhan laba perusahaan pun akan turun Hasibuan 2004:100.
LAR Loan to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank Dendawijaya 2005:117. Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin
kecil karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. Jika bank terus berada dalam kondisi seperti ini, maka
pemanfaatan aset yang dimiliki akan kurang maksimal. Hal ini juga akan berpengaruh pada pertumbuhan laba perbankan, karena aset yang seharusnya
dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan yang lain, hanya dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban bank.
Universitas Sumatera Utara
Efisiensi operasional merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan produksivitas dan pelayangan bank. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi
biaya dan mengutamakan kinerja bank Koch, 2003:210. Efisiensi operasional diindikasikan oleh besarnya beban operasional perusahaan terhadap pendapatan
operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Mengingat kegiatan utama bank pada
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya kembali, maka biaya dan pendapatan operasional bank
didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga Dendawijaya 2005:120. BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada
dalam perusahaan Riyadi 2003:140. Pertumbuhan laba bank juga dipengaruhi oleh besarnya pendapatan operasional bank dan biaya atau beban operasionalnya.
Semakin tinggi pendapatan operasioanl dibanding dengan biayanya, maka pertumbuhan laba bank semakin meningkat.
Sumber : Aini 2006, Dendawijaya 2005. Sumarni 2005.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
ROA X 2
LDR X 3
BOPO X 5
LAR X 4
Pertumbuhan laba Y
CAR X 1
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis