3. Total ATMR= ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif.
4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal
bank modal inti + modal pelengkap dan total ATMR. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut Harmono, 2009:116 :
CAR= x 100
Skala predikat kesehatan bank, rasio CAR untuk permodalan bank sebagai berikut Harmono, 2009:116 :
Tabel 2.1 Skala predikat Capital Adequacy Ratio
No Predikat
Rasio CAR 1.
2. Sehat
Cukup sehat 8,00 - 9,00
7,90 - 8,00 Setiap penurunan 0,1
ditentukan dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9
Sumber : Harmono 2009
2.1.3 Return on Assets ROA
Pada umumnya, untuk memantapkan posisinya di dunia perbankan, bank harus memperhatikan tingkat profitabilitasnya yang salah satunya dapat dikur
dengan Return on Assets Ratio Koch, 2003:112. Return on Assets adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antar laba sebelum pajak dengan
total aset bank Riyadi, 2003:137. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
Universitas Sumatera Utara
dari segi penggunaan aset Dendawijaya, 2005:118. Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus Harmono, 2009:119 :
x 100 Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil
antara perhitungan ROA berdasarkan teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL, laba dihitung setelah pajak.
Selain itu, jika memperhitungkan pajak, maka nilai ROA akan mengalami perubahan sesuai besarnya pajak yang berlaku.
Nilai kredit dapat dihitung sebagai berikut Harmono, 2009:120 :
1. Untuk rasio sebesar 0 atau lebih, nilai kredit = 0. 2. Untuk setiap kenaikan 0,015, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100. Bobot CAMEL untuk ROA adalah 5. Tabel 2.2
Skala predikat Return on Assets
No Predikat
Rasio Nilai kredit
1. 2.
3. 4.
Sehat Cukup sehat
Kurang sehat Tidak sehat
1,22 - 1,5 0,99 - 1,22
0,77 - 0,99 0 - 0,77
81 – 100 66 - 81
51 - 66
- 51 Sumber : Harmono 2009
2.1.4 Loan to Deposit Ratio LDR
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank Dendawijaya, 2005:116. LDR dapat dihitung
dengan rumus Riyadi, 2004:146 : LDR=
x 100
Universitas Sumatera Utara
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima oleh bank adalah sebagai berikut:
1. KLBI Kredit Likuiditas Bank Indonesia jika ada.
2. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.
3. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak
termasuk pinjaman subordinasi.
4. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3
bulan.
5. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari
bulan.
6. Modal pinjaman
7. Modal inti
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Dalam penilaian kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan
nilai kredit LDR sebagai berikut Harmono, 2009:121 : 1.
Untuk rasio LDR sebesar 110 atau lebih, nilai kredit = 0
2. Untuk setiap penurunan 1 mulai dari 115 diberi nilai kredit ditambah 4,
nilai maksimum 100. Bobot CAMEL untuk LDR adalah 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Skala predikat Loan to Deposit Ratio
No Predikat
Rasio Nilai kredit
1. 2.
3. 4.
Sehat Cukup sehat
Kurang sehat Tidak sehat
≤ 94,75 94,76 - 98,5
98,51 - 102,25 100
81– 100 66- 81
51- 66 0- 51
Sumber : Harmono 2009
2.1.5 Loan to Asset Ratio LAR