Sumatera Barat menyebutkan bahwa materi diklat yang pernah diterimanya bisa langsung digunakan di tempat kerja yakni pada satuan PNF. Sebanyak 16 orang
responden 53,3 mengatakan baik atau setuju dengan materi diklat, kemudian sebanyak 8 responden 26,6 mengatakan bahwa materi diklat cukup, dan 4
responden 13,3 mengatakan bahwa materi kegiatan tidak memiliki manfaat praktis untuk diterapkan pada satuan PNF di daerah. Pernyataan tersebut muncul
karena menurut responden ada materi diklat yang tidak dapat diterapkan di daerahnya, dikarenakan adanya perbedaan tradisi, budaya, keterbatasan dana, dan
sarana dan prasarana. Beberapa jenis diklat yang memiliki keterbatasan penerapan misalnya diklat-diklat bidang Pendidikan anak usia dini PAUD, seperti kebiasaan
bermain sambil belajar yang sangat tergantung dengan adat dan budaya masing- masing daerah, bernyanyi sambil belajar juga tidak selalu dapat diterapkan pada
setiap daerah. Untuk mengatasi hal-hal tersebut memang bisa diatasi melalui peningkatan kreativitas pendidik agar dapat penyesuaikan materi diklat yang
diperolehnya dengan karakteristik daerah masing-masing. Dengan demikian penyeleksian terhadap tenaga pendidika PAUD mesti dilakukan, agar materi yang
diperoleh memiliki manfaat praktis yang tinggi untuk diterapkan kepada peserta didik.
II. Fasilitator
Unsur ketenagaan yang terdiri atas fasilitator atau nara sumber teknis NST sangat menentukan keberhasilan tujuan sebuah diklat. Dengan memiliki tim fasilitator
yang handal dan sangat menguasai bidangnya masing-masing, serta mampu
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kualitas dan kompetensi peserta diklat, maka pelaksanaan diklat akan mampu memenuhi tujuan diklat. Tenaga fasilitator yang menyampaikan materi diklat
di BP-PNFI Regional I Medan, ada yang berasal dari tenaga fungsional pamong belajar dan sebagian kecil dari luar seperti Unimed, lembaga mitra, dll. Sub unsur
fasilitator yang dinilai yakni penguasaan materi, kemampuan menyajikan materi, pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran, penggunaan alat bantumedia
mengajar, kemampuan menggunakan bahasa dan berkomunikasi, penampilan, dan disiplin.
Tabel 11. Penguasaan Materi
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 8
26,6 80 – 89
B BaikSetuju
12 40,0
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 4
13,3 60 - 69
D KurangTidak Setuju
6 20,0
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel 11 diketahui bahwa sebanyak 8 responden 26,6 mengatakan bahwa para fasilitatorNST yang mengajar pada diklat yang dilakukan di BP-PNFI
regional I Medan sangat baik dalam penguasaan materi, kemudian sebanyak 12 orang responden 40,0 menyebut penguasaan materi oleh fasilitatorNST baik, lalu
sebanyak 4 responden 13,3 mengatakan bahwa penguasaan materi fasilitatorNST hanya kategori cukup dan 6 orang responden 20,0 menyebutkan bahwa
fasilitatorNST kurang menguasai materi diklat yang disampaikannya. Banyaknya responden yang mengatakan bahwa tingkat penguasaan fasilitatorNst yang mengajar
di BP-PNFI regional Medan pada kategori kurang atau rendah dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
banyaknya fasilitator yang berasal dari luar atau lembaga lain yang kadang kala kurang atau tidak menguasai materi yang disajikannya atau ada fasilitatorNST yang
mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pengetahuannya atau belum pernah ikut TOT Training of trainer. Untuk itu diharapkan, setiap fasilitatorNST yang
memberi materi hendaknya memiliki latar belakang pendidikan dan kompetensi yang sesuai dengan materi yang disajikannya. Penguasaan materi diklat dapat diketahui
dari adanya ijazah danatau sertifikat kompetensi para fasilitatorNST.
Tabel 12. Kemampuan Menyajikan Materi
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 6
20,0 80 – 89
B BaikSetuju
22 66,6
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 1
3,33 60 - 69
D KurangTidak Setuju
1 3,33
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel 12 diketahui bahwa sebanyak 6 responden 20,0 mengatakan kemampuan fasilitatorNST dalam menyajikan materi diklat sangat baik, kemudian
sebanyak 22 orang responden 66,6 mengatakan penyajian materi dalam kategori baik, sebanyak 1 responden 3,33 mengatakan cukup dan hanya 1 orang
responden 3,33 mengatakan bahwa fasilitatorNST yang mengajar pada diklat di BPPNFI regional I Medan yang masuk kategori kurang baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Pengelolaan Kelas
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 2
6,66 80 – 89
B BaikSetuju
18 60,0
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 6
20,0 60 - 69
D KurangTidak Setuju
4 13,3
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Pada tabel 13 diketahui sebanyak bahwa sebanyak 2 orang responden 6,66 menyebutkan bahwa kemampuan fasilitatorNST dalam pengelolaan kelas adalah
sangat baik. Kemudian sebanyak 18 orang 60,0 mengatakan baik, 6 orang 20,0 mengatakan cukup, dan ada sebanyak 4 orang responden 13,3 yang menilai
kurang baik. Beberapa responden menyebutkan bahwa ada atau pernah mereka mengalami dimana fasilitatorNST tidak mampu mengendalikan kelas sehingga
sesama peserta diklat terlibat debat kusir yang tidak berakhir dan fasilitator tidak mampu untuk memberi solusi atau ada keadaan dimana fasilitaor terlalu monoton dan
kaku dalam penyajian materi sehingga peserta diklat kurang tertarik untuk mengikuti materi yang berdampak terhadap rendahnya penguasaan dan pemahaman peserta
diklat terhadap materi yang kemudian berakibat terhadap rendahnya kualitas pelaksanaan program di lapangan.
Tabel 14. Penggunaan Metode Pembelajaran
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 4
13,3 80 – 89
B BaikSetuju
16 53,3
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 8
26,6 60 - 69
D KurangTidak Setuju
2 6,6
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Universitas Sumatera Utara
Dalam kegiatan belajar – mengajar pada satuan PNF, ada beberapa metode atau pendekatan yang sering digunakan atau dapat diterapkan. Beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan seperti pendekatan konstruktif, koperatif, konstektual, interaktif, berbasis masalah, peta konsep, penugasan, eksperimen,
diskusi, simulasi, dan pendekatan kajian mandiri. Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa sebanyak 4 responden 13,3 yang mengatakan bahwa fasilitatorNst sudah
menggunakan metode pembelajaran dengan baik,sesuai, dan menarik. Ada 16 responden 53,3 yang berpendapat bahwa metode yang digunakan sudah baik, lalu
ada 8 orang 26,6 yang mengatakan cukup atau ragu-ragu terhadap efektifitas metode yang digunakan, dan sebanyak 2 responden 6,67 yang berpendapat
metode yang digunakan kurang baik atau kurang sesuai.
Tabel 15. Penggunaan Alat Bantumedia Mengajar
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 3
10,0 80 – 89
B BaikSetuju
18 60.0
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 8
26,6 60 - 69
D KurangTidak Setuju
1 3,33
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dalam kegiatan pembelajaran materi diklat PNF, diketahui bahwa penggunaan alat bantumedia oleh fasilitatorNst pada kegiatan diklatworshop di BP-
PNFI Regional I Medan, pada tabel 15 terlihat bahwa sebanyak 3 responden 10,0 mengatakan sangat baik, lalu sebanyak 18 orang responden 60,0 mengatakan
baik, kemudian ada 8 responden 26,6 yang berbendapat bahwa penggunaan media mengajar oleh fasilitator cukup, dan ada 1 responden 10,0 yang
Universitas Sumatera Utara
berbendapat tingkat kemampuan menggunakan alat bantumedia mengajar kurang baik. Penggunaan alat bantumedia mengajar yang biasanya digunakan di BP-PNFI
regional I Medan seperti OHP, Infokus, white board, Laptop, APE, dll. Kemampuan fasilitatorNst dalam menggunakan alat bantu mengajar sangat bermanfaat dalam
menunjang efektifitas pelaksanaan diklat. Karena itu, memang diharapkan setiap fasilitatorNst memiliki kemampuan di bidang teknologi informatika.
Tabel 16. Kemampuan Menggunakan Bahasa dan Berkomunikasi
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 5
16,7 80 – 89
B BaikSetuju
21 70,0
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 4
13,3 60 - 69
D KurangTidak Setuju
- -
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Pada tabel 16 dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan menggunakan bahasa dan berkomunikasi dari para fasilitatornst yang membawakan
materi pada diklat – diklat yang diadakan oleh BP-PNFI regional I Medan adalah baik. Para responden memberi jawaban positif terhadap item pertanyaan instrumen,
dimana sebanyak 5 orang responden 16,7 menjawab sangat baik, sebanyak 21 responden 70,0 menjawab baik, dan hanya 4 orang responden 13,3 yang
memberi jawaban cukup atau ragu-ragu, sedangkan yang memberi jawaban kurang tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17. Penampilan FasilitatorNST
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 5
16,7 80 – 89
B BaikSetuju
20 66,7
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 4
13,3 60 - 69
D KurangTidak Setuju
1 3,33
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel 17 diketahui ada sebanyak 5 orang responden 16,7 mengatakan bahwa penampilan fasilitatotnst sangat baik, 20 responden 66,7 menjawab baik,
4 responden 13,3 menjawab cukup, dan hanya 1 responden 3,33 yang menjawab kurang. Dengan demikian dapat dirangkumkan, bahwa mayoritas
responden mengatakan penampilan fasilitatorNst yang tampil pada kegiatan diklat di BP-PNFI regional I Medan adalah baik.
Tabel 18. Disiplin FasilitatorNST
Nilai Sekor
Indikator F
90 A
Sangat BaikSangat Setuju 2
6,67 80 – 89
B BaikSetuju
14 46,7
70 – 79 C
CukupRagu-ragu 8
26,6 60 - 69
D KurangTidak Setuju
6 20,0
Total 30
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Pada tabel 18 tersaji data tentang tingkat disiplin fasilitatorNst ketika menjadi nara sumber diklat di BP-PNFI regional I Medan. Tingkat disiplin fasilitatorNst
antara lain diukur dan dilihat dari ketepatan waktu memulai dan mengakhiri materi diklat, kedisiplinan ketika memberi tugas dan kemudian mengumpulkannya kepada
panitia, dan kedisiplinan menggunakan waktu istrahat. Dari tabel 4.16 tersebut di atas disimpulkan, sebanyak 2 orang responden 6,67 mengatakan sangat baik,
Universitas Sumatera Utara
kemudian 14 orang responden 46,7 menjawab baik, lalu ada 8 orang responden 26,6 yang menjawab cukup, dan 6 orang responden 20,0 menjawab kurang.
III. Pelayanan Kesekretariatan