BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan DRP penggunaan antibiotika dalam pengobatan pasien rawat inap di RSUP HAM periode Oktober-Desember
2010 dan periode Januari-Maret 2011, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Penggunaaan antibiotika di RSUP HAM belum rasional. Dimana diperoleh
kejadian DRP pada kedua periode. Kategori DRP yang terjadi pada periode Oktober-Desember 2010 adalah indikasi tanpa obat sebesar 3,33, obat tanpa
indikasi sebesar 10,00, dosis salah sebesar 6,67, dan interaksi obat sebesar 53,33. Kategori DRP yang terjadi pada periode Januari-Maret 2011 adalah
obat tanpa indikasi sebesar 9,52, dosis salah sebesar 14,29, dan interaksi obat sebesar 66,67.
b. DRP tidak berkorelasi secara signifikan terhadap outcomes LOS dan kematian pasien. DRP pada periode Oktober-Desember 2010 berkorelasi lemah terhadap
outcomes pasien yaitu 0,158 15,80 untuk kematian pasien dan 0,313 31,3 untuk length of stay pasien. DRP pada periode Januari-Maret 2011
juga berkorelasi lemah terhadap outcomes pasien yaitu 0,116 11,60 untuk kematian pasien dan 0,143 14,30 untul length of stay pasien.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan penggunaan antibiotika yang rasional maka disarankan:
Universitas Sumatera Utara
1. Terjalinnya kerjasama yang kompak dari para tenaga medis professional untuk meminimalisir insidensi kejadian DRP dalam rangka peningkatan penggunaan
obat yang rasional. 2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti penggunaan antibiotika
pada penyakit infeksi lainnya seperti infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ana. 2006. Strategi Terapi Antibiotika Untuk Pneumonia. 26 6: 6
www.farmacia.com Asiam, M. 2003. Farmasi Klinis. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Halaman 76. Asinah. Mengenal Kota Medan. Tanggal Akses: 18 Desember 2011.
http:www.asinah.netindonesiamedan-indonesian.html Bartlett, J.G. 2001. Pedoman Terapi Penyakit Infeksi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal. 295-298. Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley. P.C. 1998. Pharmaceutical Care Practice.
New York. Mc Graw-Hill. Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dwiprahasto, I. Penggunaan Obat Yang Tidak Rasional dan Implikasinya Dalam
Sistem Pelayanan Kesehatan. Bagian Farmakologi dan Terapi FK UGM. Tanggal Akses: 18 Desember 2011.
www.farklin.com
Faridawati, R. 1995. Penatalaksanaan Pneumonia Bakteri Pada Usia Lanjut. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal. 10. FK UGM. Farmakoterapi Penggunaan Antimikroba. Tanggal Akses: 23 Juli 2011.
www.farklin.com FK UGM. Interaksi Obat Dalam Klinik. Tanggal Akses: 25 Agustus 2011.
www.farklin.com Glavin, R.J. 2010. Drug Errors: Consequences, Mechanism, and Avoidance.
British Journal Anaesthesia. 105 1: 76-82.
Jeremy, P.T. 2007. At Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical Series. Hal. 76-77.
Krahenbuhl, J., Kremer, B., Guinard, B., Bugnon, O. 2008. Practical Evaluation of Drug Related Problems Management Process in Swiss Community
Pharmacies.
Universitas Sumatera Utara
Kothe, H., Bauer, T., Marre, R., Suttrop, N., Welte, T. 2008. Outcome of Community Acquired Pneumonia: Influence Age, Residence Status and
Antimicrobial Treatment. European Respiratory Journal. 6 32: 1.
Lameshow, S., David , W.H. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 119.
Mandell, L.A., Grossman, R.F., Marrie, T.H. 2000. Canadian Guidelines for Initial Management of Community Acquired Pneumonia An Evidence
Based Update by The Canadian Infectious Disease Society and The Canadian Thorasic Society. Diakses Tanggal 20 Agustus 2011.
www.oxfordjournals.org Misnadirly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak
Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta: Pustaka Popular Obor. Hal. 55-58.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 98-105.
Powers, J. H., Phoenix, J.A., Zuckerman, D.M. 2010. Antibiotics Uses and Challenges. Tanggal Akses: 24 desember 2010.
www.medscape.com Sajinadiyasi, I., Rai., I., Sriyeni. 2011. Perbandingan Antara Pemberian
Antibiotika Monoterapi Dengan Dual Terapi Terhadap Outcome Pada Pasien Community Acquired Pneumonia CAP di Rumah Sakit Sanglah
Denpasar. Divisi Paru LabSMF Ilmu Penyakit Dalam FK UnudRSUP Sanglah Denpasar. 1 12: 13-19.
Santoso, S. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hal. 305.
Setiabudy, R. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 590-593.
Setiawati, R. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 886-887.
Sukandar, E.Y. 2008. ISO Farmakoterapi. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. Hal. 772-809.
Supandi, P.Z. 1992. Pulmonologi Klinik. Jakarta: Bagian Pulmonologi FKUI. Hal. 87- 91.
Tam, K.W., Kwok, K.H., Fan, Y., Tsui,K.B. 2008. Detection and Prevention of Medication Misadventures in General Practice. International Journal for
Quality in Health Care. 8 20: 3.
Universitas Sumatera Utara
Torres, A. 2005. Monotherapy in Severe Community of Acquired Pneumonia: Is It Worstly?. Chest Online. Tanggal Akses: 3 Oktober 2011.
www.chestjournal.chestpub.org .
Tjay, T.H,. dan Raharja, K. 2007. Obat-Obat Penting; Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. Hal. 65-86. WHO. 2001. Health Research Methodology. A Guide for Training in Research
Methods. Second Edition. Manila: WHO. Hal. 76.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data
01. NO Rekam Medik : 02. 01. Nama Pasien
03. Kelamin
: laki-laki
perempuan
04. Umur ……….…thn
05. Berat Badan ……………Kg
06. Tinggi Badan
……………cm
07. Tanggal Masuk Rumah sakit
08. Tanggal Keluar Rumah Sakit 09. Lama
Perawatan
10. Diagnosa MRSDiagnosa Kerja
11 . Alasan Masuk Rumah Sakit
1. Observasi 4. Terapi initial
2. Skreening 5. Terapi komplementeri
3. Diagnostik 6. Terapi Sekunder
7. …………………………………………… 8. …………………………………………….
12. Alasan Keluar Rumah Sakit
1. Tujuan MRS telah selesai
2. Dipindahkan ke RS lain
3. Pulang paksa
4. Pulang berobat jalan
5. Meninggal
6. …………………………….
13. DIAGNOSA AKHIR • Utama :
• Komplikasi : 1. …………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………...
3. ……………………………………………………………………
• Sekunder :
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Lanjutan
Hasil Lab Tgl
Bakteri Kultur
1. Amikasin 2. Amoksisilin
3. Coamoksillin 4. Ampisilin
5. Azithromisisn 6. Aztreonam
7. Carbenicillin 8. Cefadroksil
9. Cefaktor 10. Cefalexim
11. Cefazolin 12. Cefixim
13. Cefotaxim 14. Ceftazidan
15. Ceftriakson 16. Ceforoxime
17. Cefalotin 18. Cefepim
19. Imipenem 20. CefopSalbtn
21. Kloramfenikol 22. Ciprofloksasin
23. Clindamisin 24. Cotrimoxazol
25. Dicloxacillin 26. Doxicyclin
27. Eritromisin 28. Gatifloksasin
29. Gentamisin 30. Kanamisin
31. Levofloxasin 32. Lincomisin
33. Meropenem 34. Meticilin
35. Netilmicilin 36. Nitrofurantoin
37. Ofloxacin 38. Oxacillin
39. Penicillin
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Petunjuk pelaksanaan pengisian lembar pengumpul data
01. NO Rekam Medik.
Isi dengan nomor Rekam Medik KesehatanRMK pasien yang diperoleh pada waktu masuk rumah sakit
02. Nama Pasien
Isi dengan nama pasien sendiri. Nama ini sesuai dengan nama yang terdapat dalam lembaran RMK pasien.
03. Kelamin
Conteng didalam kotak dengan benar
04. Umur
Isi dengan umur pasien dalam tahun dengan ketentuan: ≤ ½ tahun
dibulatkan kebawah 12 tahun dibulatkan keatas.
05. Berat Badan
Diisi dengan berat badan dalam kilogram.
06. Tinggi Badan
Diisi dengan tinngi badan dalam centimeter.
07. Tanggal Masuk Rumah sakit
Isi dengan tanggal masuk rumah sakit, dihitung pada saat pasien mendaftarkan diri di kamar terima.
08. Tanggal Keluar Rumah Sakit
Isi dengan tanggal keluar rumah sakit, dihitung pada saat pasien meninggalkan ruangan tempat dirawat.
09. Lama Perawatan
Dihutung dalam jumlah hari, dihitung saathari keluar rumah sakit dikurangi saatmasuk rumah sakit ditambah satu.
10. Diagnosa Masuk Rumah SakitMRSDiagnosa Kerja
Diisi ngan mencatan semua keluhan pasien saat masuk rumah sakit
11 . Alasan Masuk Rumah Sakit
Dengan melingkari angka didepan pilihan yang benar, jika tidak ada pilihan tulis alasan masuk rumah sakit.
12. Alasan Keluar Rumah Sakit
Lingkari angka di depan pilihan yang benar:
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Sambungan
1. Tujuan MRS telah selesai: bila menurut dokter yang merawat pasien
dinyatakan telah seslesai menjalani perawatannya di rumah sakit. 2.
Dipindahkan ke rumah sakit lain: bila menurut dokter yang merawat pasien perlu dipindahkan ke rumah sakit lain untuk melanjutkan
perawatan. 3.
Pulang paksa: bila pasien meminta keluar dari rumah sakit walaupun oleh dokter yang merawat dinyatakan belum selesai menjalani perawatan.
4. Meninggal: bila pasien dihentikan perawatannya karena meninggal.
13. DIAGNOSA AKHIR
Dapat diisi dengan diagnosa utama, diagnosa sebab kecelakaan, kekerasan, keracunan, diagnosa komplikasi diagnosa sekunder dan diagnosa
patologimorfologi.
14. Uji laboratorium
Isi dengan hasil laboratorium darah lengkap Leukosit dan LED dan fungsi ginjal seperti ureum, kreatinindan asam urat atau dengan elektrolit serum
K, Na dan Cl
15. Jenis obat
Isi dengan nama dagang atau nama generik obat yang bersangkutan.
16. Bentuk Sediaan
Isi dengan betuk obat, yang langsung atau tidak langsung digunakan dalam pengobatan, misalnya: infus, injeksi, kapsul, larutan, sirup, suspense, tablet,
tetes., dll. 17. Kekuatan sediaan
Isi dengan kadar zat berkhasiat dalm sediaan obat jadi, Misalnya:
1. Infuse 5mgml, atau infuse 10. 2. injeksi 100mgml, atau injeksi 40.
3. kapsul 500mg. 4. sirup 250mg5ml.
5. supositoria 500mgbiji, dll.
Lampiran 2. Sambungan
18. Dosis Isi dengan dosis yang diberikan selama sehari. Harus diisi dengan tepat sehingga
menunjukkan data yang pasti berapa mg zat berkhasiat yang diberikan kepada pasien pada hari itu dari jam 00.00 – 24.00.
19. Rute
Isi dengan bagaimana cara obat tersebut diberikan ke dalam tubuh pasien, misalnya: intra arteri, intra kutan, intra maskular, intra vena, per oral, sub
lingual, topical, dll.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Nomor rekam medis pasien pneumonia yang termasuk kriteria
inklusi
a. Periode Oktober-Desember 2010