Drug Related Problems Kategori Dosis Salah

Penyebab DRP kategori ini antara lain tidak ada indikasi medis yang tepat, penggunaan obat yang sifatnya adiktif, dan duplikasi terapi yang tidak perlu merupakan tanggung jawab farmasis agar pasien tidak menggunakan obat yang tidak memiliki indikasi yang tepat. Drug related problems kategori ini dapat menimbulkan akibat negatif terhadap pasien berupa toksisitas atau efek samping, dan meningkatnya biaya pengobatan Cipolle, 1998.

4.3.3 Drug Related Problems Kategori Dosis Salah

Berdasarkan hasil penelitian secara umum frekuensi kejadian dosis salah sebanyak 2 pasien 6,67 pada periode Oktober-Desember 2010 dengan karakteristik laki-laki 6,67; mendapatkan terapi kombinasi ≥ 2 antibiotika 6,67 dan sebanyak 6 pasien 14,29 pada periode Januari-Maret 2011 dengan karakteristik pasien dengan jenis kelamin perempuan 9,52; kelompok usia 18-65 tahun 14,29; dan mendapatkan terapi kombinasi ≥ 2 antibiotika 14,29. Tabel 4.5 Frekuensi kejadian DRP kategori dosis salah pada kedua periode No Karakteristik Subjek Oktober-Desember 2010 Ya Tidak Frekuensi Frekuensi Universitas Sumatera Utara 2 pasien 6,67 28 pasien 93,33 1 Jenis Kelamin Laki-laki 2 6,67 13 43,33 Perempuan 0,00 15 50,00 2 Kelompok Usia 18 tahun 1 3,33 1 3,33 18 - 65 tahun 0,00 19 63,33 65 tahun 1 3,33 8 26,67 3 Jumlah Terapi Antibiotika Monoterapi 0,00 6 20,00 Kombinasi ≥ 2 antibiotika 2 6,67 22 73,33 No Karakteristik Subjek Januari-Maret 2011 Ya Tidak Frekuensi Frekuensi 6 pasien 14,29 36 pasien 85,71 1 Jenis Kelamin Laki-laki 2 4,76 20 47,62 Perempuan 4 9,52 16 38,10 2 Kelompok Usia 18 tahun 0,00 0,00 18 - 65 tahun 6 14,29 31 73,81 65 tahun 0,00 5 11,90 3 Jumlah Terapi Antibiotika Monoterapi 0,00 18 42,86 Kombinasi ≥ 2 antibiotika 6 14,29 18 42,86 Pemilihan obat dan dosis yang salah merupakan faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan pengobatan infeksi. Pasien yang menerima obat dalam jumlah lebih kecil dibandingkan dosis terapinya dapat menjadi masalah karena menyebabkan tidak efektifnya terapi sehingga pasien tidak sembuh, atau bahkan dapat memperburuk kondisi kesehatannya. Hal-hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah yang terlalu sedikit antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, misalnya pemberian amoksisilin sirup 40 mg pada pasien anak, sedangkan untuk indikasi yang sama seharusnya diberikan amoksisilin dosis 125 mg. Dosis biasanya diberikan dalam dosis biasa atau dosis rata-rata, yang cocok untuk sebagian besar pasien. Ada beberapa faktor pendukung yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan hal-hal tersebut di atas, antara lain ialah obat diresepkan dengan metode fixed-model hanya merujuk kepada dosis lazim Cipolle, 1998. Dosis obat yang harus diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek terapi yang diharapkan tergantung kepada banyak faktor, antara lain usia, bobot badan, kelamin, besarnya permukaan badan, beratnya penyakit, dan keadaan daya tangkis penderita dan faktor ADME absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi Setiabudy, 2007. Adanya asumsi dari tenaga kesehatan dokter, perawat, farmasis yang lebih menekankan keamanan obat dan meminimalisir efek toksik terkadang sampai mengorbankan sisi efektivitas terapi Cipolle, 1998. Salah satu antibiotika yang memerlukan penyesuaian dosis adalah gentamisin. Gentamisin merupakan antibiotika golongan aminoglikosida dengan efek samping ototoksisitas dan nefrotoksisitas yang tinggi, sehingga sangat diperlukan penyesuaian dosis pada pasien gagal ginjal. Tabel 4.6 Pedoman pengaturan dosis gentamisin dosis yang diberikan kepada pasien dengan berbagai keadaan klirens kreatinin [interval waktu pemberian] Klirens Berat Badan Kg mlmenit 40-49 50-59 60-69 70-79 79 20-29 100 24 100 24 100 24 160 48 180 48 30-39 120 24 120 24 140 24 140 24 160 24 40-49 120 24 140 24 140 24 160 24 180 24 50-59 100 12 140 24 160 24 180 24 180 24 60-69 120 12 140 12 140 12 180 24 180 24 70-79 140 12 140 12 160 12 180 24 200 24 80-89 140 12 160 12 160 12 160 12 180 12 90-99 160 12 160 12 180 12 180 12 180 12 100 160 12 180 12 200 12 200 12 200 12 Asiam, 2003 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa setiap pasien memiliki dosis individu-individu yang berbeda berdasarkan bersihan klirens dan berat badan Universitas Sumatera Utara pasien, jadi walaupun nilai klirens kreatinin pasien masih berada dalam rentang normal menurut rujukan laboratorium, namun harus tetap diperlukan penyesuaian dosis untuk gentamisin pada masing-masing individu. Antibiotika lainnya yang memerlukan penyesuaian dosis pada pasien gangguan ginjal adalah golongan sefalosporin generasi ketiga dan karbapenem. Tabel 4.7 Panduan dosis sefalosporin dan karbapenem Antibiotika Dosis Dewasa Dosis Anak Dosis Neonatus Dosis Gagal Ginjal Clcr ± 50 Clcr ± 10 mlmnt mlmnt Golongan Sefalosporin Sefotaksim 1-2 g6-12 jam 50-200mgkgh 100 mgkgh 50 25 IV dalam 4-6 dosis dalam 2 dosis Seftazidim 1-2 g8-12 jam 75-150 mgkgh 100-150 mgkgh 50 25 IV dalam 3 dosis dalam 2-3 dosis Seftriakson 1-4 g24 jam 50-100 mgkgh 50 mgkgh - - IV dalam 2 dosis tunggal Sefepim 0,5-2 g12 jam 75-120 mgkgh 50 25 IV dalam 2-3 dosis Golongan Karbapenem Imipenem 0,25-0,5 g6-8 75 25 IV jam Meropenem 1 g q8h 60-120 mgkgh 66 50 IV dalam 3 dosis Setiabudy, 2007 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa seftriakson tidak memerlukan penyesuian dosis pada pasien dengan gangguan ginjal. Hal ini disebabkan seftriakson memiliki efek samping yang minimal terhadap ginjal dibandingkan golongan sefalosporin generasi ketiga lainnya, sehingga aman digunakan untuk pasien dengan gangguan ginjal Setiabudy, 2007. Universitas Sumatera Utara

3.3.4 Drug Related Problems Kategori Interaksi Obat

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien COPD (Chronic Pulmonary Disease) di Instalasi Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari – Juni 2012

2 48 70

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Tahun 2000-2004

0 28 94

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

Analisis Farmakoekonomi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

24 169 75

Analisis Farmakoekonomi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

1 1 13

Analisis Farmakoekonomi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

0 0 2

Analisis Farmakoekonomi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

0 0 7

Analisis Farmakoekonomi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

0 0 19