Di dalam saluran napas atau cukup banyak bakteri yang bersifat komnesal. Bila jumlah mereka semakin meningkat dan mencapai suatu konsentrasi yang
cukup, kuman ini kemudian masuk ke saluran napas bawah dan paru, dan akibat kegagalan mekanisme pembersihan saluran napas, keadaan ini
bermanifestasi sebagai penyakit. Mikroorganisme yang tidak menempel pada permukaan mukosa saluran anaps akan ikut dengan sekresi saluran napas dan
terbawa bersama mekanisme pembersihan, sehingga tidak terjadi kolonisasi. 3. Pembersihan saluran napas terhadap bahan infeksius
Saluran napas bawah dan paru berulangkali dimasuki oleh berbagai mikroorganisme dari saluran napas atas, akan tetapi tidak menimbulkan sakit,
ini menunjukkan adanya suatu mekanisme pertahanan paru yang efisien sehingga dapat menyapu bersih mikroorganisme sebelum mereka
bermultiplikasi dan menimbulkan penyakit. Pertahanan paru terhadap bahan- bahan berbahaya dan infeksius berupa reflex batuk, penyempitan saluran
napas, juga dibantu oleh respon imunitas humoral Supandi, 1992.
2.1.5 Epidemiologi
Insidensi tahunan: 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa; 15-45 perlu di rawat dirumah sakit 1-4 kasus, dan 5-10 diobati di ICU. Insidensi paling tinggi pada
pasien yang sangat muda dan usia lanjut. Mortalitas: 5-12 pada pasien yang dirawat di rumah sakit; 25-50 pada pasien ICU Jeremy, 2007. Di United
States, insidensi untuk penyakit ini mencapai 12 kasus tiap 1.000 orang dewasa. Kematian untuk pasien rawat jalan kurang dari 1, tetapi kematian pada pasien
yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 14 Alberta Medical Association, 2002. Di negara berkembang sekitar 10-20 pasien yang
Universitas Sumatera Utara
memerlukan perawatan di rumah sakit dan angka kematian diantara pasien tersebut lebih tinggi, yaitu sekitar 30-40 Sajinadiyasa, 2011. Di Indonesia
sendiri, insidensi penyakit ini cukup tinggi sekitar 5-35 dengan kematian mencapai 20-50 Farmacia, 2006.
2.1.6 Klasifikasi Pneumonia
a. Pneumonia yang didapat dari komunitas community acquired pneumonia, CAP: pneumonia yang didapatkan di masyarakat yaitu terjadinya infeksi di
luar lingkungan rumah sakit. Infeksi LRT yang terjadi dalam 48 jam setelah dirawat di rumah sakit pada pasien yang belum pernah dirawat di rumah sakit
selama 14 hari Jeremy, 2007. b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit nosokomial: pneumonia yang
terjadi selama atau lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. jenis ini didapat selama penderita dirawat di rumah sakit Farmacia, 2006. Hampir 1
dari penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan pneumonia selama dalam perawatannya. Demikian pula halnya dengan penderita yang dirawat di
ICU, lebih dari 60 akan menderita pneumonia Supandi, 1992. c. Pneumonia aspirasianaerob: infeksi oleh bakteroid dan organisme anaerob lain
setelah aspirasi orofaringeal dan cairan lambung. Pneumonia jenis ini biasa didapat pada pasien dengan status mental terdepresi, maupun pasien dengan
gangguan refleks menelan Jeremy, 2007. d. Pneumonia oportunistik: pasien dengan penekanan sistem imun misalnya
steroid, kemoterapi, HIV mudah mengalami infeksi oleh virus, jamur, dan mikobakteri, selain organisme bakteria lain Jeremy, 2007.
Universitas Sumatera Utara
e. Pneumonia rekuren: disebabkan organisme aerob dan aneorob yang terjadi pada fibrosis kistik dan bronkietaksis Jeremy, 2007.
2.1.7 Faktor Risiko