Analisis Struktur Sistem Perancangan Sistem

Setelah itu dilakukan perhitungan periode permintaan T yaitu membagikan antara jumlah periode per tahun dengan nilai f. T = = Dari hasil perhitungan , didapatkan pemesanan dilakukan setiap 2 bulan. Ukuran lot pemesanan adalah kebutuhan bahan untuk 2 bulan yaitu 120 ton kayu. Tabel 5.1. Kebijakan Inventori dengan Metode POQ Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Permintaan 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Ukuran Lot 120 120 120 120 120 120 POR 120 120 120 120 120 120 Biaya pemesanan = 6 x Rp 100.000,- = Rp 600.000,- Biaya bahan baku = 720 x Rp 600.000 = Rp 432.000.000 ,- Biaya penyimpanan = 0.05 x Rp 432.000.000 = Rp 21.600.000,- + Total Biaya = Rp 454.200.000,-

5.3. Perancangan Sistem

5.3.1. Analisis Struktur Sistem

Dari latar belakang dan pengumpulan data untuk perancangan sistem informasi persediaan bahan baku di PT. Prabu Jaya maka usulan perbaikan sistem awal yang diberikan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Menerima Order Data order dari konsumen yang masih disimpan dalam bentuk arsip pada bagian penjualan diubah menjadi data terkomputerisasi yang lebih aman dan mudah untuk diakses oleh user lain. Setiap data order yang masuk diberi kode order. Data order dibuat dalam form sales order untuk diteruskan kepada direktur oleh manajer penjualan dan disetujui. Form sales order kemudian diteruskan kepada bagian produksi untuk diproses lebih lanjut. 2. Pemeriksaan Stok Gudang Pada sistem awal, pemeriksaan stok gudang dilakukan secara manual oleh bagian produksi. Dengan adanya database gudang, bagian produksi dapat langsung mengetahui jumlah stok dan melakukan perhitungan bahan yang dibutuhkan. Hasil perhitungan persediaan diperiksa oleh manajer produksi. Setelah disetujui, bagian produksi kemudian membuat form permintaan bahan baku untuk diteruskan kepada direktur oleh manajer produksi dan disetujui. 3. Permintaan Bahan Baku Form permintaan bahan yang telah disetujui diteruskan ke bagian gudang. Bagian gudang merespon permintaan bagian produksi dengan mengeluarkan form pengeluaran bahan yang telah disetujui direktur melalui manajer logistik. Jika bahan tidak mencukupi, bagian gudang meneruskan form permintaan bahan kepada bagian pembelian untuk diproses. 4. Pembelian Bahan Baku Universitas Sumatera Utara Bagian pembelian membuat purchase order form permintaan bahan baku dilampirkan untuk disetujui direktur melalui manajer logistik. Setelah disetujui, bagian pembelian melakukan order bahan. Purchase order ini dibuat rangkap 3 yaitu untuk bagian penerimaan, bagian keuangan dan arsip. 5. Penerimaan Bahan Baku Proses penerimaan bahan baku sama seperti proses di sistem awal. Agar lebih efisien, bagian penerimaan tidak perlu memberikan slip pembayaran kepada pemasok dimana bagian keuangan telah memiliki purchase order yang telah disetujui direktur. Bagian penerimaan hanya perlu melakukan konfirmasi penerimaan bahan baku via telepon kepada bagian keuangan dan bagian gudang. Bagian gudang melakukan update stok gudang setelah menerima bahan baku. 6. Pembayaran Bahan Baku Bagian keuangan membuat form pembayaran setelah dikonfirmasikan oleh bagian penerimaan barang dan diteruskan kepada direktur melalui manajer keuangan untuk disetujui. Setelah disetujui, pembayaran dapat dilakukan. Untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan bagi pihak perusahaan dan pemasok, proses pembayaran dilakukan melalui transfer via bank sehingga pemasok tidak perlu lagi mendatangi bagian keuangan. Adapun sistem persediaan bahan baku usulan dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2 Rich Picture Sistem Persediaan Bahan Baku Usulan Universitas Sumatera Utara Secara umum, kebutuhan sistem informasi persediaan bahan baku PT. Prabu Jaya adalah sebagai berikut: 1. Memerlukan sistem informasi berbasis komputer yang dihubungkan melalui jaringan LAN Local Area Network yang dapat menunjang kelancaran aliran informasi antar departemen yang berhubungan dengan persediaan bahan baku. 2. Kebutuhan user terhadap data dan laporan dapat kita lihat pada Tabel 5.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Kebutuhan Data Setiap User No Nama Sistem Persediaan Bahan Baku Usulan Direktur Manajer Penjualan Manajer Logistik Manajer Keuangan Manajer Produksi Bagian Penjualan Bagian Gudang Bagian Pembelian Bagian Penerimaan Bahan Bagian Keuangan Bagian Produksi 1 Form Sales Order v v 2 Form Permintaan Bahan Baku v v v v v 3 Form Purchase Order v v v v v 4 Form Pengeluaran Bahan v v 5 Form Pembayaran v v 6 Master Bahan Baku v 7 Master Produk Jadi v 8 Master Supplier v 9 Master Konsumen v 10 Perhitungan Bahan v v 11 Penerimaan Bahan v 12 Laporan Persediaan Bahan Baku v 13 Stok Bahan Baku v v v v v Universitas Sumatera Utara Terminal setiap user pada bagian persediaan bahan baku PT. Prabu Jaya dapat dilihat pada Gambar 5.7. Gambar 5.3. Terminal User Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya Dari analisis kebutuhan data yang diuraikan di atas, maka kebutuhan user sesuai dengan terminal user dapat dilihat pada Gambar 5.4. Universitas Sumatera Utara Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya Direktur Manajer Penjualan Manajer Logistik Manajer Keuangan Bagian Penjualan Bagian Pembelian Bagian Keuangan Laporan Pembelian Form Sales Order Master Supplier Form Purchase Order Master Konsumen Form Purchase Order Form Sales Order Form Pembayaran Laporan Persediaan Bahan Baku Stok Bahan Baku Purchase Order Form Pengeluaran Bahan Stok Bahan Baku Form Pembayaran Bagian Gudang Form Pengeluaran Bahan Master Bahan Baku Master Produk Jadi Stok Bahan Baku Manajer Produksi Stok Bahan Baku Perhitungan Bahan Form Permintaan Bahan Baku Bagian Produksi Form Permintaan Bahan Baku Perhitungan Bahan Bagian Penerimaan Bahan Baku Penerimaan Bahan Baku Stok Bahan Baku Gambar 5.4. Kebutuhan User Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku di PT. Prabu Jaya Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Desain