ARSITEKTUR PERILAKU
8
JESSICA 070406034
Bab II DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul Proyek
Pengertian dari Autism Care Center adalah:
Autism berarti :
1.
Autos atau selfdiri, berasal dari kata Yunani.
2.
Mental condition in which a person is unable to communicate or form relationships with others
1
.
3.
Gangguan kualitatif dalam komunikasi dan interaksi sosial
2
.
4.
Awal dari gangguan perkembangan yang terjadi akibat interaksi antara faktor- faktor genetic dan lingkungan Monks, 1989.
5.
Kesulitan dalam pemahaman bahasa dan interaksi sosial Schreibman, 1988 dan McLaughin, 2002.
6.
Suatu gangguan perkembangan, gangguan pemahaman atau gangguan pervasif, dan bukan bentuk penyakit mental Peeters, 2004.
7.
Perilaku yang aneh, terlihat acuh dengan lingkungan dan cenderung menyendiri seakan-akan hidup dalam dunia sendiri Davidson, 2006.
8.
Salah satu kelompok dari gangguan pada anak yang ditandai dengan munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan
pada interaksi sosial, dan perilakunya Veskarisyanti, 2008.
Care berarti :
1. Perawatan, peduli
3
. 2.
Memelihara, memperhatikan, mengawasi, mengamati dengan perhatian penuh
4
. 3.
The process of caring for somebodysomething and providing what they need for their health or protection : medicalpatient care
5
.
Center berarti :
1.
Pusat
6
.
2.
Place for a particular activity
7
.
1
Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English. Sixth Edition. Hal 69
2
DSM-IV
3
Google Translator
4
Kamus Lengkap Inggris-Indonesia-Inggris, Bandung, 1980, hal 22
5
Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English. Sixth Edition. Hal 176
6
Google Translator
7
Oxford Leaner’s Pocket Dictionary. Hal 61
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
9
JESSICA 070406034 3.
A buiding or place for a particular purpose or activity
8
.
Jadi, pengertian dari Autism Care Center adalah tempat perawatan untuk gangguan perkembangan atau singkatnya pusat rehabilitasi anak autis.
II.2. Tinjauan Umum II.2.1. Teoritis Autisme
II.2.1.1. Sejarah Singkat Autisme
Istilah autisme infantil
early infantile autism
dipakai pertama kali oleh Dr.Leo Kanner, seorang psikiater anak, pada tahun 1934. Ia menggambarkan dengan sangat rinci
gejala-gejala dari 11 anak yang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Ia memperkirakan hal ini disebabkan oleh gangguan
metabolisme bawaan yang menimbulkan kegagalan untuk berinteraksi. Istilah “autisme” sendiri dipinjamnya dari bidang
schizophrenia
, untuk menggambarkan perilaku pasien
schizophrenia
yang menarik diri dari luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri. Kanner menggambarkan bahwaa anak-anak tersebut juga hidup dalam dunianya sendiri, terpisah dari
dunia luar.
Pada
schizophrenia,
autisme disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak dengan autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan.
Memang pemakaian istilah autisme seringkali menimbulkan kerancuan mengenai hubungan antara kedua kondisi tersebut. Pada tahun1970, diterbitkan majalah ilmiah professional
internasional mengenai autisme, yang semula bernama The Journal of Autism and Childhood Schizophrenia, kemudian diubah menjadi Journal of Autism and Development Disorders.
Majalah ini sangat penting dalam perkembangan pengetahuan mengenai autisme. Autisme bukanlah penyakit mental, melainkan gangguan perkembangan. Hal ini menentukan tujuan
akhir perawatan, dimana pada penyakit mental, seseorang yang dulunya normal, kemudian sakit, dan dirawat agar normal kembali. Sedangkan pada autism, gangguan perkembangan ini
bersifat permanen, penyandang autism dirawat agar dapat mempersiapkan diri si anak untuk menghadapi kehidupannya secara mandiri.
8
Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English. Sixth Edition. Hal 189
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
10
JESSICA 070406034
II.2.1.2. Klasifikasi Autisme
Beberapa kelompok besar spektrum autisme yang ada, dapat dilihat dari kategori utama dibawah ini:
Tabel 2.1 Klasifikasi Autisme
NO. KELOMPOK BESAR
SPEKTRUM AUTISME KETERANGAN
1. Kelainan Autis
Dikategorikan sebagai ketidak mampuan dalam bersosialisasi dan mempunyai minat dan aktifitas yang
terbatas tanpa adanya keterlambatan dalam kemampuan berbicara. Kecerdasannya berada pada tingkat normal
atau diatas normal. Sampai dengan umur 3 tahun mempunyai daya kebiasaan bermain, berperilaku,
memiliki minat dan aktivitas yang unik aneh. 2.
PDD - NOS Pervasive Developmental Disorder
Not Otherwise Specified
Biasa disebut Autis yang tidak umum, dimana diagnosis PDD-NOS dapat dilakukan jika anak tidak
memenuhi kriteria diagnosis yang ada DSM-IV, akan tetapi terdapat ketidakmampuan pada beberapa
perilakunya. Memiliki gejala gangguan perkembangan dalam bidang
komunikasi, interaksi maupun perilaku. Namun, kualitas gangguannya lebih ringan, misalnya masih bisa
kontak mata. 3.
Kelainan Rett Ketidakmampuan yang semakin hari semakin parah
progresif. Sampai saat ini diketahui hanya menimpa anak perempuan. Pertumbuhan normal lalu diikuti
dengan kehilangan keahlian yang sebelumnya telah dikuasai dengan baik- khususnya gerakan tangan
menjadi tidak terkendali dimulai pada umur 1 hingga 4 tahun.
Mulai mengalami kemunduran perkembangan sejak umur 6 bulan. Mengalami gangguan bahasa perseptif
maupun ekspresif disertai kemunduran psikomotor yang hebat.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
11
JESSICA 070406034
NO. KELOMPOK BESAR
SPEKTRUM AUTISME KETERANGAN
4. Kelainan Disintegrasi Masa Kanak-kanak
Pertumbuhan yang normal pada usia 1 sampai 3 tahun kemudian kehilangan kemampuan yang sebelumnya
telah dikuasai dengan baik. Gejala biasanya muncul setelah umur 3tahun. Gejalanya adalah mendadak
berhenti berbicara, menarik diri, ketrampilan yang berkurang, cuek, dan gerakan berulang.
5. Sindrom Asperger SA Lebih banyak diderita anak laki-laki. Mengalami
gangguan di bidang komunikasi, interaksi social, perilaku, namun tidak separah pada autisme.
Komunikasi biasanya satu arah, terobsesi pada suatu subjek, misalnya pesawat yang biasanya dikuasai
secara mendetail. Kebanyakan anak SA cerdas, berdaya ingat kuat, tidak memiliki masalah dalam
pelajaran sekolah.
Sumber : www.jenis-autisme.htm
, diakses Januari 2011
II.2.1.3. Penyebab Autisme
Beberapa penyebab timbulnya austism, antara lain
9
: 1.
Menurut teori Psikososial Autism dianggap sebagai akibat dari hubungan orang tua dengan anak yang dingin
dan tidak akrab atau sebaliknya, emosional, kaku, dan obsesif Kanner dan Bruno Bettelhem.
2. Teori Biologis
a. Faktor genetik
Keluarga yang terdapat anak autistik memiliki resiko lebih tinggi dibanding populasi keluarga normal.
b. Pranatal, Natal, Post-Natal
Pendarahan pada kehamilan awal, obat-obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan, anemia.
9
www.ditplb.or.id
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
12
JESSICA 070406034
c. Neuro-Anatomi
Gangguandisfungsi pada sel-sel otak selama dalam kandugan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan, atau infeksi.
d. Struktur dan Biokimiawi
Kelainan pada cerebellum dengan sel-sel Purkinje yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan serotinin yang tinggi. Demikian
juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin atau opioid dalam darah.
3. Keracunan logam berat
Terjadi pada anak yang tinggal dekat tambang batu bara, dlsb. 4.
Gangguan pencernaan, pendengaran, dan penglihatan. Menurut data yang ada, 60 anak autistik mempunyai sistem pencernaan kurang
sempurna. Dan kemungkinan timbulnya gejala autistik karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan.
II.2.1.4. Tinjauan Perilaku Penyandang Autis
Anak autistik menunjukkan gangguan –gangguan dalam aspek-aspek berikut ini
sering dapat diamati sehari-hari
Tabel 2.2 Tinjauan Perilaku Penyandang Autis
KATEGORI PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
Cara berkomunikasi
1.
Terlambat berbicara.
2.
Sebagian tidak berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
3.
Tidak mampu mengekpresikan perasaan maupun keinginan
4.
Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya kata-katabahasa mereka sukar dipahami
maknanya.
5.
Berbicara sangat lambat, monoton, atau tidak berbicara sama sekali.
6.
Kadang-kadang mengeluarkan suara-suara aneh.
7.
Banyak meniru atau membeo
echolalia.
8.
Berbicara tetapi bukan untuk berkomunikasi.
9.
Suka bergumam.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
13
JESSICA 070406034
KATEGORI PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
10.
Dapat menghafal kata-kata atau nyanyian tanpa memahami arti dan konteksnya.
11.
Perkembangan bahasa sangat lambat bahkan sering tidak tampak.
12.
Komunikasi terkadang dilakukan dengan cara menarik- narik tangan orang lain untuk menyampaikan keinginannya.
Cara bergaul
1.
Tidak ada kontak mata.
2.
Menyembunyikan wajah.
3.
Menghindar bertemu dengan orang lain.
4.
Menundukkan kepala.
5.
Membuang muka.
6.
Hanya mau bersama dengan ibukeluarganya.
7.
Acuh tak acuh, interaksi satu arah.
8.
Kurang tanggap isyarat sosial.
9.
Lebih suka menyendiri.
10.
Tidak tertarik untuk bersama teman.
11.
Tidak tanggap empati terhadap reaksi orang lain atas perbuatan sendiri.
Cara membawakan diri
1.
Menarik diri.
2.
Seolah-olah tidak mendengar acuk tak acuhtambeng.
3.
Dapat melakukan perintah tanpa respon bicara .
4.
Asik berbaring atau bermain sendiri selama berjam-jam.
5.
Lebih senang menyendiri.
6.
Hidup dalam alam khayal bengong.
7.
Konsentrasi kosong.
8.
Menggigit-gigit benda.
9.
Menyakiti diri sendiri.
10.
Sering tidak diduga-duga memukul teman.
11.
Menyenangi hanya satuterbatas jenis benda mainan.
12.
Sering menangistertawa tanpa alasan.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
14
JESSICA 070406034
KATEGORI PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
13.
Bermasalah tidurtertawa di malam hari.
14.
Memukul-mukul benda meja, kursi.
15.
Melakukan sesuatu berulang-ulang menggerak-gerakkan tangan, mengangguk-angguk dsb.
16.
Kurang tertarik pada perubahan dari rutinitas.
Kepekaan sensori integratif
1.
Sangat sensitif terhadap sentuhan ,seperti tidak suka dipeluk.
2.
Sensitif terhadap suara-suara tertentu
3.
Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
4.
Sangat sensitif atau sebaliknya, tidak sensitif terhadap rasa sakit.
Pola Bermain
1.
Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.
2.
Kurangtidak kreatif dan imajinatif.
3.
Tidak bermain sesuai fungsi mainan.
4.
Menyenangi benda-benda berputar, sperti kipas angin, roda sepeda, dan lain-lain.
5.
Sering terpaku pada benda-benda tertentu.
Keadaan emosi anak
1.
Sering marah tanpa alasan.
2.
Sering mengamuk tak terkendali temper tantrum bila keinginan tidak dipenuhi.
3.
Tiba-tiba tertawa terbahak-bahak atau menangis tanpa alasan.
4.
Kadang-kadang menyerang orang lain tanpa diduga-duga.
Sumber : www.ditplb.or.id
, diakses Januari 2011
Ada beberapa gejala perilaku yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :
Tabel 2.3 Gejala Perilaku Autis
USIA PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
usia 0 - 6 bulan
1. Bayi tampak terlalu tenang jarang menangis.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
15
JESSICA 070406034
USIA PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
2. Terlalu sensitif, cepat tergangguterusik.
3. Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi.
4. Tidak babbling.
5. Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu.
6. Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan.
7. Perkembangan motor kasarhalus sering tampak normal.
usia 6 - 12 bulan 1.
Bayi tampak terlalu tenang jarang menangis. 2.
Terlalu sensitif, cepat tergangguterusik. 3.
Gerakan tangan dan kaki berlebihan. 4.
Sulit bila digendong. 5.
Tidak babbling. 6.
Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan . 7.
Tidak ditemukan senyum sosial. 8.
Tidak ada kontak mata. 9.
Perkembangan motor kasarhalus sering tampak normal.
usia 12 - 24 bulan 1.
Kaku bila digendong. 2.
Tidak mau bermain permainan sederhana ciluk ba, da-da. 3.
Tidak mengeluarkan kata. 4.
Tidak tertarik pada boneka. 5.
Memperhatikan tangannya sendiri. 6.
Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasarhalus. 7.
Mungkin tidak dapat menerima makanan cair.
usia 2 - 3 tahun 1.
Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain. 2.
Melihat orang sebagai benda . 3.
Kontak mata terbatas. 4.
Tertarik pada benda tertentu. 5.
Kaku bila digendong.
usia 4 - 5 tahun
1. Sering didapatkan ekolalia membeo.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
16
JESSICA 070406034
USIA PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
2. Mengeluarkan suara yang aneh nada tinggi atau datar.
3. Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah.
4. Menyakiti diri sendiri membenturkan kepala.
Temperamen tantrum atau agresif .
Sumber:
Watson L. dan Marcus L., Diagnosis and Assessment of Preschool Children. Dalam Schopler, E. dan Mesibov,Geds Diagnosis and Assessment in Autism, London, Plenum Press, 1988
Tabel 2.4 Perkembangan Imajinasi Anak
USIA DALAM
BULAN PERKEMBANGAN NORMAL
PERKEMBANGAN DENGAN GEJALA AUTISME
6
Perilakunya tidak berbeda terhadap sebuah benda pada saat yang sama
8
Perilaku dibedakan berdasarkan karakteristik benda. Menggunakan dua
buah benda dalam kombinasi tidak tepat digunakan secara sosial
Pengulangan gerakan motorik mungkin mendominasi kegiatan sadar
12
Perilaku terhadap benda sesuai secara sosial kegunaan benda. Dua benda atau
lebih dihubungkan secara tepat. Agak penasaraneksplorasi terhadap
lingkungan. Penggunaan mainan yang tidak biasa
seperti memutar, menjentik dan membariskan benda.
18
Sering berperilaku simbolik pura-pura minum, berbicara di telepon, dan lain-
lain.
24
Sering menerapkan permainan pura-pura dengan boneka, mainan binatang
misalnya memberi makan boneka. Perilaku pura-pura tidak terbatas pada
kegiatan sehari-hari misalnya pura-pura menyetrika. Rangkaian perilaku pura-
pura berkembang memberi makan boneka, menimbang dan
membaringkannya di tempat tidur.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
17
JESSICA 070406034
USIA DALAM
BULAN PERKEMBANGAN NORMAL
PERKEMBANGAN DENGAN GEJALA AUTISME
Berpura-pura main tembak-tembakan dengan benda yang ada.
26
Permainan simbolik yang sudah direncanakan lebih dahulu-
memberitahukan maksudnya dan mencari benda yang dibutuhkan untuk itu.
Mencari benda pengganti misalnya menggunakan kotak sebagai pengganti
mobil. Benda diperlakukan alat yang dapat
melakukan kegiatan bebas misalnya: boneka dibuat agar dapat mengangkat
gelas sendiri Terus menerus menjilati benda-benda.
Tidak ada permainan simbolik. Terus menerus melakukan gerak repetitif
seperti mematung, memutar, berjingkat, dan lain-lain.
Kekaguman visual terhadap benda - menatap cahaya lampu, dan lain-lain.
Menunjukkan banyak kekuatan yang berhubungan dengan manipulasi
visualmotorik, misalnya puzzle.
48
Permainan sosiodramatis-pura-pura bermain dengan dua anak atau lebih.
Menggunakan pantomim untuk mewakili benda yang diperlukan misalnya pura-
pura menuangkan air karena tidak ada teko.
Kehidupan nyata dan khayal dapat membantu peranan untuk waktu yang
lama. Penggunaan fungsional terhadap benda-
benda. Beberapa aksi langsung terhadap boneka atau orang lain; kebanyakan
melibatkan anak-anak sebagai alat perantara.
Permainan simbolik, jika ada, terbatas dan sederhana serta diulang-ulang.
Selama permainan, keterampilan yang lebih sulit berkembang, tetap
membutuhkan banyak waktu dibanding kegiatan lebih mudah.
Beberapa di antaranya tidak mengkombinasikan alat permainan dalam
bermain.
60
Bahasa berperan penting dalam menciptakan tema, menegosiasikan peran
dan bermian drama. Tidak dapat berpantomim.
Tidak bermain sosiodrama. Sumber:
Watson L. dan Marcus L., Diagnosis and Assessment of Preschool Children. Dalam Schopler, E. dan Mesibov,Geds Diagnosis and Assessment in Autism, London, Plenum Press, 1988
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
18
JESSICA 070406034
Tabel 2.5 Perkembangan Interaksi Sosial Anak
USIA DALAM
BULAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK NORMAL ANAK PENYANDANG AUTIS
2
Menggerakkan kepala dan mata untuk mencari arah suara.
Senyuman sosial.
6
Perilaku meraih sebagai wujud keinginan untuk digendong.
Mengulangi tindakan yang dilakukan orang dewasameniru.
Kurang aktif dan kurang menuntut. Sebagian cepat marah.
Lebih sedikit kontak mata. Tidak ada respon secara sosial.
8
Membedakan orangtua dari orang lain.
Permainan “member dan menerima”. Melambaikan tangan sebagai tanda
perpisahan. Menangismerangkak, mengejar
ketika ibu keluar ruangan. Sulit reda ketika marah.
Sekitar sepertiga di antaranya sangat
menarik diri dan mungkin secara aktif menolak interaksi.
Sekitar seperti di antaranya menerima perhatian tapi sangat sedikit memulai
interaksi.
12
Anak sering memulai permainan. Kontak visual meningkat selama
bermain. Sosiabilitas seringkali menurun
ketika anak mulai belajar berjalan, merangkak.
Tidak ada kesulitan pemisahan.
18
Mulai bermain dengan teman sebaya.
24
Masa bermain dengan teman sebaya singkat.
Permainan dengan teman sebaya lebih banyak melibatkan gerakan
kasar mis: kejar-kejaran. Biasanya membedakan orang tua dari
orang lain, tapi sangat sedikit afeksi yang diekspresikan.
Mungkin memeluk dan mencium. sebagai gerakan tubuh yang otomatis
ketika diminta . Tidak acuh terhadap orang dewasa
selain orang tua. Mungkin mengembangkan ketakutan
yang besar lebih suka menyendiri.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
19
JESSICA 070406034
USIA DALAM
BULAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK NORMAL ANAK PENYANDANG AUTIS
36
Belajar mengenai giliran dan berbagi dengan temannya.
Pertengkaran di antara teman sebaya sering terjadi.
Senang membantu orangtua mengerjakan pekerjaan rumah.
Senang berlagak untuk membuat orang lain tertawa.
Tidak bisa menerima anak-anak yang lain.
Sensitivitas yang berlebihan. Tidak bisa memahami makna
hukuman.
48
Tawar-menawar peran dengan teman sebaya dalam permainan social-
dramatik. Memiliki teman bermain favorit.
Tidak dapat memahami aturan dalam permainan dengan teman sebaya.
60
Lebih berorientasi pada teman sebaya daripada orang dewasa.
Sangat berminat menjalin persahabatan.
Bertengkar dan saling mengejek sering terjadi dengan teman sebaya.
Lebih berorientasi kepada orang dewasa daripada teman sebaya.
Sering menjadi lebih bisa bergaul, tapi interaksi tetap aneh dan satu sisi.
Sumber:
Watson L. dan Marcus L., Diagnosis and Assessment of Preschool Children. Dalam Schopler, E. dan Mesibov,Geds Diagnosis and Assessment in Autism, London, Plenum Press,
1988
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
20
JESSICA 070406034
II.2.1.5. Diagnostik Autis
Autisme adalah gangguan perkembangan, oleh karena itu diagnosis ditegakkan dari gejala klinis yang tampak, yang menunjukkan adanya penyimpangan dari perkembangan
normal yang sesuai umurnya.
International Classification of Diseases ICD
1993 maupun
Diagnostic and Statistical Manual DSM-IV
1994, merumuskan kriteria diagnosis untuk autisme infantil adalah : 1. Harus ada 6 gejala dari 1,2 dan 3, dengan minimal dua gejala dari 1 dan masing-
masing satu gejala dari 2 dan 3. i.
Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 dari gejala dibawah ini :
a. Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
Gambar 2.1 Karakteristik Anak Autis Sumber :
www.vialfadhl.wordpress.com ,diakses Januari 2011
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
21
JESSICA 070406034
b. Tak bisa bermain dengan teman sebaya. c. Tak ada empati tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik. ii.
Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala dibawah ini :
a. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal.
b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi. c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
d. Cara bermain yang kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang dapat meniru. iii.
Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala dibawah ini :
a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
b. Terpaku pada kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya. c. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
d. Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda.
2. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang
interaksi sosial, bicara dan berbahasa dan cara bermain yang monoton, kurang variatif. 3.
Bukan disebabkan oleh sindroma
Rett, Asperger
atau gangguan disintegratif masa kanak.
Gangguan Perkembangan Autistik ini dapat diketahui juga dengan melakukan tes Intelegensi yang diukur dengan alat bantu psikotes dengan hasil akhir satuan yang populer
disebut IQ Inteligence Quotient. Tes yang secara komprehensif mengukur IQ anak dan umumnya digunakan di Indonesia adalah
10
:
i.
Wechsler Inteligence Scale for Childern WISC.
ii.
Wechsler Preschool Primary Scales of Inteligence WPPSI.
10
Buletin Berita Mandiga, No. 3 September 2002
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
22
JESSICA 070406034
Komposisi IQ terdiri dari beberapa aspek yang dikelompokkan dalam 2 golongan besar yaitu
11
:
i.
IQ Verbal
ii.
IQ Non Verbal
Inteligensi non verbal dibedakan atas 2 strata kemampuan, yaitu
12
:
i.
Low Order Skills
Keterampilan yang berhubungan dengan proses menginterpretasi, mengorganisir dan memanipulasi ciri-ciri non simbolik dan konkrit dari stimulus seperti misalnya
ukuran, warna, bentuk, tekstur.
ii.
High Order Skills
Lebih bersifat pemecahan masalah, penalaran, bersifat abstrak.
Kemampuan yang dapat diukur dengan Test Inteligensi Non Verbal, antara lain :
Tabel 2.6 Test Inteligensi Non Verbal
KATEGORI TEST YANG DILAKUKAN
Discrimination Diukur dengan meminta anak menetapkan gambar kata yang
berbeda, misalnya mana yang berbeda gajah – kuda – monyet –
truk.
Generalisasi Menemukan kata yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu
dengan stimulus, misalnya : mana yang serupa dengan pohon : mobil – manusia – berjalan.
Motor behavior Berkaitan dengan gerakan, baik motorik halus atau motorik kasar,
misalnya : manipulasi blok, copy design.
Berpikir induksi Menemukan aturan pola pada stimulus, misalnya mengapa benda
tertentu dapat ditarik magnet?
Comprehension Pemahaman yang melibatkan kaidah umum.
Sequencing Kemampuan melihat hubungan yang progresif dari serangkaian
stimulus.
Detail recognition Kemampuan melihat detail stimulus, biasanya dengan melihat atau
membuat gambar.
11
Buletin Berita Mandiga, No. 3 September 2002
12
Buletin Berita Mandiga, No. 3 September 2002
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
23
JESSICA 070406034
KATEGORI TEST YANG DILAKUKAN
Analogi Berkaitan dengan diskriminasi, generalisasi, pengetahuan umum dan
kosakata.
Abstract Reasoning Kemampuan memecahkan masalah yang menuntut kemampuan
induksi dan abstraksi.
Memory Kemampuan mengingat daya ingat.
Pattern Completing Mengidentifikasi bagian yang hilang dari gambar, pola, matriks.
General Information Kemampuan dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan faktual.
Vocabulary Arti dari kata.
Sumber : Examiner’s manual CTONI
Comprehensive Test of Non Verbal Intellegense, Donald D. Hammil, Nils A Pearson dan J. Lee Wiederholt, 1997, Pro-ed, Incl, Texas.
Hasil akhir dari NIQ digolongkan sebagai berikut :
131 – 165 Sangat superior
121 – 130 Superior
111 – 120 Di atas rata-rata
90 – 110 Rata-rata
80 – 89 Di bawah rata-rata
70 – 79 Rendah
35 – 69 Sangat rendah
Tabel 2.7 Perbandingan NIQ
NIQ tinggi berarti individu memiliki kemampuan yang baik dalam :
NIQ rendah berarti kesulitan dalam :
Melihat hubungan perceptual, logis dan abstrak
Penalaran tanpa kata-kata
Memecahkan teka-teki
mental yang
melibatkan elemen progresif
Membentuk asosiasi yang berarti antar obyek dan antar disain geometris.
Menangani informasi non verbal
Menerima data visual
Mengorganisir materi-materi
yang melibatkan ruang spasial.
Memahami aspek abstrak dari simbol- simbol visual.
Sumber : Examiner’s manual CTONI Comprehensive Test of Non Verbal Intellegense, Donald
D. Hammil, Nils A Pearson dan J. Lee Wiederholt, 1997, Pro-ed, Incl, Texas.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
24
JESSICA 070406034
Selain itu, dapat juga dilakukan Pendeteksian Dini, dengan melakukan pengamatan gejala-gejala awal atau dengan melakukan M-CHAT Modified Checklist for Autism in
Toddlers . Autisma memang agak sulit di diagnosis pada usia bayi. Tetapi amatlah penting
untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar kesehatanpun meyakini bahwa
merupakan hal yang utama bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan perbaikan apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda.
M-CHAT merupakan daftar check list yang terdiri dari 23 pertanyaan yang digunakan untuk memberikan tanda-tanda dini anak-anak autisme. M-CHAT dikembangkan
di Amerika dari CHAT yang ditemukan dan digunakan di Inggris. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang sangat sulit untuk dideteksi pada usia Balita. Namun anak-
anak balita yang dapat dideteksi dini memiliki peluang lebih besar untuk membaik jika intervensi dini diperkenalkan sebelum usia 5 tahun.
Pertanyaan dibawah ini Contoh M-CHAT sebaiknya dijawab sesuai dengan kecenderungan yang dilakukan anak sehari-hari
13
.
1. Apakah anak anda menyukai diayun, ditimang ? YT
2. Apakah anak anda memiliki rasa tertarik pada anak-anak lain ? YT
3. Apakah anak anda menyukai memanjat, misalnya tangga ? YT
4. Apakah anak anda menyukai permainan ciluk ba ? YT
5. Apakah anak anda pernah bermain sandiwara, misalnya : Pura-pura bicara di telpon ?
Menjadi tokoh tertentu ? Bicara pada boneka ? YT 6.
Apakah anak anda pernah menggunakan telunjuk untuk meminta sesuatu ? YT 7.
Apakah anak anda pernah menggunakan telunjuk menunjukkan rasa tertariknya pada sesuatu ? YT
8. Dapatkah anak anda bermain dengan mainan kecil mobil-mobilanbalok dengan
sewajarnya tanpa hanya memasukkannya ke dalam mulut, kutak kutik atau menjatuhkannya saja ? YT
9. Apakah anak anda pernah membawa obyekbenda dan diperlihatkan pada anda ? YT
10. Apakah anak anda melihat pada mata anda lebih dari 1 atau 2 detik ? YT
11. Apakah anak anda sangat sensitif terhadap bunyi ? YT
13
Robins D., Fein, D., Barton M. Green J 2001. The Modified Checklist for Autism in Toddlers. Journal of Autism and Developmental Disorders, 21 2, 131 - 144
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
25
JESSICA 070406034
12. Apakah anak anda tersenyum pada wajah anda atau senyuman anda ? YT
13. Apakah anak anda meniru anda ? Misalnya bila anda membuat raut wajah tertentu, anak
anda menirunya ? YT 14.
Apakah anak anda memberi reaksi bila namanya dipanggil ? YT 15.
Bila anda menunjuk pada sebuah mainan di sisi lain ruangan, apakah anak anda melihat pada mainan tersebut ? YT
16. Apakah anak anda dapat berjalan ? YT
17. Apakah anak anda juga melihat pada benda yang anda lihat ? YT
18. Apakah anak anda membuat gerakan-gerakan jari yang tidak wajar di sekitar wajahnya?
YT 19.
Apakah anak anda mencoba mencari perhatian anda untuk kegiatan yang sedang dilakukannya ? YT
20. Apakah anda pernah berpikir bahwa anak anda tuli ? YT
21. Apakah anak anda mengerti apa yang dikatakan orang lain ? YT
22. Apakah anak anda terkadang menatap dengan tatapan kosong atau mondar-mandir tanpa
tujuan ? YT 23.
Apakah anak anda melihat pada wajah anda untuk melihat reaksi anda ketika ia dihadapkan pada situasi yang asing atau tidak ia mengerti ? YT
KETERANGAN
Seorang anak berpeluang menyandang autis jika : 3 atau lebih dari pertanyaan M-CHAT dijawab TIDAK
minimal 2 dari pertanyaan yang dicetak tebal dijawab TIDAK
Klasifikasi autisme sedang dan berat sering kali disimpulkan setelah anak didiagnosa autisme. Klasifikasi ini dapat diberikan melalui
Childhood Autism Rating Scale
CARS. Skala ini menilai derajat kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain, melakukan
imitasi, memberi respon emosi, penggunaan tubuh dan objek, adaptasi terhadap perubahan, memberikan respon visual, pendengaran, pengecap, penciuman dan sentuhan. Selain itu,
Childhood Autism Rating Scale
juga menilai derajat kemampuan anak dalam perilaku takutgelisah melakukan komunikasi
verbal
dan
non verbal
, aktivitas, konsistensi respon intelektual serta penampilan menyeluruh Schopler dkk dalam Berkell, 1992.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
26
JESSICA 070406034
Parameter yang dapat membantu mengklasifikasikan tingkat autism berat atau ringan.
Tabel 2.8 Parameter Pengklasifikasi Tingkat Autis
NO EVALUASI A B C
Akademis 1
Berhitung 1-10, 1-20 baik dengan atau tanpa papan, irama dan dan ketukan wajar, maju dan mundur
2
Mampu mengidentifikasi dan menulis angka
3 Mengenal semua bentuk dengan cepat
4 Mengenal warna dengan cepat
5 Mampu mengenal semua bentuk huruf dengan cepat
6
Mampu mendeskripsikan suatu topik tunggal sederhana
7
Mampu menggambarkan sederhana
8 Mampu mengingat 2-3 digit, membedakan benda yang sejenis
9 Mampu memilih obyek dan gambar yang hampir sama
10 Mampu mengenal simbol-simbol sederhana
11 Bahasa yang dia pakai dapat kita mengerti atau sebaliknya
12 Mampu membedakan arak kiri, kanan, atas, dan bawah
13 Memberikan jumlah yang kita minta antara 1-9
Ketrampilan sosial dan tingkah laku 1
Prilaku kontrol diri dalam lingkungan
2 Kontak mata
3
Perhatian dan Konsentrasi
4 Kemampuan Mendengarkan
5 Diam dan Menunggu
6 Berbagi giliran dengan teman
7
Berkunjung Visiting
8
Mengirim Pesan sederhana
9 Menjawab Pertanyaan sederhana yang berhubungan dengan identitas
dirinya
10 Merespon perintah sederhana yang familiar dan sering digunakan dalam
aktivitas sehari- hari
Ketrampilan sosial dan tingkah laku 11
Mengenal orang dan tempat yang familiar
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
27
JESSICA 070406034
NO EVALUASI A B C
Keterampilan Berkomunikasi 1
Kemampuan dasar berinisiatif
2 Mampu mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan dasar anak
3
Menyatakan ya atau tidak yang berhubungan dengan pribadi anak
4
Kemampuan memilih
Pelaksanaan Aktivitas sehari-hari 1
Toilet raining
2 Makan dengan sendok dan garpu
3
Mampu memakai celana, jaket, baju, sepatu tanpa bantuan
4 Mengancingkan baju
5 Merawat dan memperhatikan barang sendiri
6 Mandi dan menggosok gigi
Sumber : http:www.autis.infoindex.phpartikel-makalahmakalah151-penanganan-masalah-belajar-
anak-autisme-melalui-pendidikan-integrasi.htm , diakses Januari 2011.
Keterangan:
A: Mampu Mandiri excellent B: di arahkan dibantu minimal
C: di bantu penuh
Jika anak Autis menguasai ketrampilan antara : A = 25 34 Termasuk anak yang ringan mildHigh Function.
A = 15 24 Termasuk anak yang sedangsedang Severed. A Kurang dari 15 Termasuk anak yang berat Low Function.
II.2.1.6. Terapi Untuk Autis
Applied Behaviour Analysis ABA
adalah tatalaksana yang bertujuan untuk melatih perilaku
behavior
anak autis. Pendekatannya didasarkan atas riset yang dibuat oleh B.F Skinner, seorang psikolog. Skinner, secara ilmiah mendemonstrasikan bahwa
consequences
konsekuensi atau akibat memiliki pengaruh yang kuat dan dapat diperkirakan
predictable
terhadap perilaku. Skinner menyebut proses tersebut sebagai
operant-conditioning.
Sebuah
consequences
atau
event
kejadian yang memperkuat perilaku disebut
reinforcer
penguat atau imbalan. Contoh dari
reinforcer
misalnya adalah makananminuman, sentuhan,
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
28
JESSICA 070406034
pelukan, ciuman, pujian atau aktivitas yang disukai. Pada
operant conditioning,
jika perilaku diikuti oleh
reinforcer
terjadi probibilitas peningkatan kemungkinan bahwa perilaku yang sama akan terulang lagi pada keadaan yang sama. Jika perilaku tidak diikuti oleh
reinforcer
penguat atau imbalan, maka perilaku akan menurun atau tidak terjadi lagi.
Pemulihan dari autisme adalah mungkin jika tatalaksana dimulai dari usia dini. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ivar O. Lovaas 1987 dari
University of California UCLA,
dengan menggunakan metode modifikasi perilaku 40 jam seminggu selama 2 tahun, dari 19 anak autistik berumur di bawah 4 tahun, 9 anak 47 mencapai “fungsi kognitif normal”.
Pada uji dengan semua standar pengukuran IQ, hasilnya normal. Saat ini anak-anak tersebut sudah remaja berusia belasan, kesembilan anak tersebut tampak normal, tidak dapat
dibedakan dengan teman sebayanya, baik dari sudut keterampilan sosial maupun keterampilan akademik. Pada sampel penelitiannya tersebut, Lovaas juga menemukan bahwa
semakin muda usia anak-anak dimulainya tatalaksana perilaku secara intensif, maka hasil yang diperoleh semakin baik.
Dari penelitiannya Lovaas mendapatkan suatu konsensus bahwa variabel yang merupakan hal penting dalam menunjang optimalisasi hasil ialah intervensi dini, keterlibatan
orang tua, fokus masyarakat, dan intensitas tatalaksana. Selain itu Lovaas juga menyatakan bahwa anak autistik perlu mendapat sebanyak mungkin tatalaksana jika ingin mengejar
ketertinggalannya catching up to “normal” or “average” children, yaitu belajar sepanjang
waktu “meleknya”
during all their waking hours
. Pada penelitian berikutnya Lovaas mendapatkan hasil 19 anak di kelompok tatalaksana 40 jam seminggu selama 2 tahun atau
lebih menunjukkan peningkatan IQ yang besar, sedangkan mereka yang mendapat 10 jam atau kurang tidak menunjukkan perbaikan. Hal yang sama juga diperoleh oleh peneliti lain
yang mana anak yg mendapat pelatihan sebanyak 20 jam juga memperoleh peningkatan IQ namun tidak sebaik anak yng mendapat pelatihan sebanyak 40 jam.
Kesimpulan yang didapat adalah, pelatihan selama 10 jam, tidak membuahkan hasil, sedangkan 20 jam hanya mendapatkan hasil sedikit, tidak maksimal, yang terbaik adalah 40
jam, dimana perbaikan yang dihasilkan sangat besar. Sampai saat ini belum ada metode lain yang sangat terstruktur dan mudah diukur
hasilnya sebagaimana dengan metode ini. Selain untuk penyandang autis, metode ABA ini juga dapat diterapkan pada anak-anak yang memiliki kelainan perilaku lainnya, bahkan pada
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
29
JESSICA 070406034
anak normal. Prinsip dasar metode ABA merupakn cara pendekatan dan penyampaian materi kepda anak yang harus dilakukan seperti berikut ini :
1. Kehangatan dengan kasih saying yang tulus untuk menjaga kontak mata yang lama
dan konsisten. 2.
Tegas tidak dapat tawar-menawar dengan si anak. 3.
Tanpa kekerasan dan Tanpa marahjengkel. 4.
Prompt bantuan, arahan secara tegas tapi lembut. 5.
Apresiasi anak dengan imbalan yang efektif, sebagai motivasi agar selalu bersemangat.
Adapun jenis-jenis terapi tersebut adalah : 1.
Terapi Perilaku 2.
Terapi Wicara 3.
Terapi Okupasi 4.
Terapi Diet 5.
Terapi Biomedik 6.
Hidroterapi 7.
Terapi Bermain 8.
Terapi Pendidikan
Berikut adalah gambaran secara umum tahapan terapi yang berdasarkan kurikulum ABA, yang diambil dari dokumen elektronic
e-paper
yang terdapat di website Asosiasi Autisme Amerika
Autism Society of America
www.autism-society.org . Kurikulum ini
adalah basis terapi autis secara umum yang mana terapi metode
Lovaas
adalah pengembangan
sub-set
dari terapi ini.
A. Tahap Awal
Beginner
Tabel 2.9 Tahap Awal Kurikulum ABA
NO. KATEGORI PELAJARAN
1.
Attending Skill
sits independently, eye contact. 2.
Imitation Skill
gross, fine, and oral motor skills. 3.
Receptive Language Skill
body parts, identification, one step instruction.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
30
JESSICA 070406034
NO. KATEGORI PELAJARAN
4.
Expressive Language Skill
imitates Sounds, labeling, yesno, greeting, answer simple question.
5.
Pre-Academic Skill
matching, complete activities independently, counting and identifies shapes, colors and letter.
6.
Self-help Skill
get undressed independently, eats independently, toilet training.
Sumber : www.autism-society.org
, diakses Januari 2011
B. Tahap Menengah
Intermediate Tabel 2.10 Tahap Menengah Kurikulum ABA
NO. KATEGORI PELAJARAN
1.
Attending Skill
sustains eye contact, responds to name. 2.
Imitation Skill
imitates sequences, copies simple drawing, pairs action with sound.
3.
Receptive Language Skill t
wo-step instructions, identifies attributes, pretends, identifies categories, pronouns, propositions, emotions,
gender. 4.
Expressive Language Skill
two and three word phrases, requests desired items, labels according to function, simple sentences,
reciprocates information, ask “wh-“ questions. 5.
Pre-Academic Skill
matches by category, gives specifies quantity of items, uppercaselowercase letters, moreless, simple
worksheets, copies letter and numbers, writes name, cuts with scissors, colors within a boundary.
6.
Self-help Skill
gets dressed independently, puts on shoes, puts on coat, self-initiates toileting.
Sumber : www.autism-society.org
, diakses Januari 2011
C. Tahap Lanjut
Advanced Tabel 2.11 Tahap Lanjut Kurikulum ABA
NO. KATEGORI PELAJARAN
1.
Attending Skill
maintains eye contact during conversation, and group instruction.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
31
JESSICA 070406034
NO. KATEGORI PELAJARAN
2.
Imitation Skill
complex sequencing, peer play, verbal responses to peers.
3.
Receptive Language Skill
three-step instructions, samedifferent, identifies what doesn’t belong, pluralsingular, understands “ask…”
versus “tell…”
4.
Expressive Language Skill
utilizes “I don’t know”, retell story, recall past events, ask for clarification, advanced possesive pronouns, verb
tense, asserts knowledge. 5.
Abstract Language
predict outcomes, takes another’s perspective, provides explanations.
6.
Academic Skill c
ompletes patterns, reading, names letter sounds, consonants, spelling, states word meaning, simple
synonyms, ordinal numbers, identifies rhyming words, writes simple words from memory, add single-digit
number. 7.
Social Skill
follows directions from peers, answers questions from peers, responds to play-initiation statements, initiates
play statements to peers, offers and accepts peer assistance.
8.
School Readiness
wait turns, demonstrates new responses through observation, follow group instruction, sing nursery
rhymes, answer when called on, raises hand, story-time, show and tell.
9.
Pre-Academic Skill
matches by category, gives specifies quantity of items, uppercaselowercase letters, moreless, simple
worksheets, copies letter and numbers, writes name, cuts with scissors, colors within a boundary.
10.
Self-help Skill b
rushes teeth, zippers, buttons, snaps.
Sumber : www.autism-society.org
, diakses Januari 2011
Sedangkan kurikulum yang di gunakan oleh Yayasan Autisma Indonesia adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
32
JESSICA 070406034
Tabel 2.12 Kurikulum Yayasan Autisma Indonesia
NO. KATEGORI PELAJARAN
A. Kemampuan Mengikuti
TugasPelajaran 1. Duduk mandiri di kursi
2. Kontak mata saat dipanggil 3. Kontak mata ketika diberi perintah, : “Lihat ke sini”
4. Berespons terhadap arahan : “Tangan ke bawah”
B. Kemampuan Imitasi
Meniru 1.
Imitasi gerakan motorik kasar 2.
Imitasi tindakan aksi terhadap benda 3.
Imitasi gerakan motorik halus 4.
Imitasi gerakan motorik mulut
C. Kemampuan Bahasa
Reseptif 1. Mengikuti perintah sederhana satu-tahap
2. Identifikasi bagian-bagian tubuh 3. Identifikasi benda-benda
4. Identifikasi gambar-gambar 5. Identifikasi orang-orang dekat familier anggauta
ketuarga 6. Mengikuti perintah kata kerja
7. Identifikasi kata-kata kerja pada gambar 8. Identifikasi bend a-benda di tingkungan
9. Menunjuk gambar-gambar dalam buku 10. Identifikasi benda-benda menurut fungsinya
11. Identifikasi kepemilikan 12. Identifikasi suara-suara di lingkungan
D. Kemampuan Bahasa
Ekspresif 1. Menunjuk sesuatu yang diingini sebagai respons
“Mau apa?” 2. Menunjuk secara spontan benda-benda yang diingini
3. Imitasi suara dan kata 4. Menyebutkan melabel benda-benda
5. Menyebutkan melabel gambar-gambar
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
33
JESSICA 070406034
NO. KATEGORI PELAJARAN
6. Mengatakan secara verbal benda-benda yang diinginkan
7. Meryatakan atau dengan isyarat dan tidak untuk sesuatu yang disukai diingini dan yang tidak
disukai tidak diingini 8. Menyebutkan melabel orang-orang dekat.familier
9. Membuat pilihan 10. Saling menyapa
11. Menjawab pertanyaan-pertanyaan sosial 12. Menyebutkan melabel kata kerja di gambar,orang
lain, dan diri sendini 13. Menyebutkan melabel benda sesuai fungsinya
14. Menyebutkan melabel kepemilikan
E. Kemampuan Pre-Akademik
1. Mencocokkan a. Benda benda yang identik
b. Gambar-gambar yang identik c. Benda dengan gambar
d. Warna, bentuk, huruf, angka e. Benda-benda yang non-Identik
f. Asosiasi hubungan antara berbagai benda 2. Menyelesaikan aktivitas sederhana secara mandiri
3. ldentifikasi warna-warna 4. ldentifikasi berbagai bentuk
5. ldentifikasi huruf-huruf 6. ldentifikasi angka-angka
7. Menyebut menghafal angka 1 sampai 10 8. Menghitung benda-benda
F. Kemampuan bantu diri
1. Minum dan gelas 2. Makan dengan rnenggunakan sendok dan garpu
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
34
JESSICA 070406034
NO. KATEGORI PELAJARAN
3. Melepas sepatu 4. Melepas kaos kaki
5. Melepas celana 6. Melepas baju
7. Menggunakan serbet tissue 8. Toilet-training untuk buang air kecil
Sumber : Sapurto, W. Adi, skripsi untuk mencapai derjat sarjana S1, Rancangan Komunikasi Visual dalam Terapi Multimedia Interaktif untuk Anak Autis, FSRD. Unv. Tarumanagara : Jakarta. 2002
II.3. Studi Kelayakan
Dengan bertambahnya penduduk setiap tahun, semakin meningkat pula jumlah penderita autis di Indonesia. Sementara jumlah pusat rehabilitasi yang ada tidak dapat
menampung semua anak penyandang autis.
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Kota Medan tahun 2000-2009
Tahun Laki-laki
Perempuan Jumlah
Jiwa Jiwa
2000 945 847
958 426 1 904 273
2001 960 477
966 043 1 926 520
2002 979 106
984 776 1 963 882
2003 990 216
1 003 386 1 993 602
2004 995 968
1 010 174 2 006 142
2005 1 012 040
1 024 145 2 036 185
2006 1 027 607
1 039 681 2 067 288
2007 1 034 696
1 048 460 2 083 156
2008 1 039 707
1 062 938 2 102 645
2009 1 049 457
1 071 596 2 121 053
Sumber : BPS Kota Medan Tabel 2.14 Jumlah Penduduk dengan Umur 0-14 Kota Medan Tahun 2009
Kecamatan Jumlah jiwa
Medan Belawan 25 675
Medan Marelan 33 619
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
35
JESSICA 070406034
Kecamatan Jumlah jiwa
Medan Labuhan 28 976
Medan Deli 39 787
Medan Timur 30 255
Medan Perjuangan 27 817
Medan Tembung
37 661
Medan Area 29 027
Medan Denai 37 173
Medan Amplas 30 593
Medan Johor
54 628
Medan Baru 11 761
Medan Kota 22 399
Medan Maimun 15 377
Medan Polonia 14 194
Medan Barat 21 025
Medan Helvetia
38 624
Medan Petisah 16 760
Medan Sunggal 29 406
Medan Selayang 22 772
Medan Tuntungan 18 718
Jumlah 586 247
Sumber : BPS Kota Medan Tabel 2.15 Perhitungan Potensi Jumlah Penyandang Autisme dari umur 0-14tahun
Diketahui perbandingan anak autis dengan anak normal = 1 : 150-200 orang Menkes,2008 dr. Widodo, 2006.
Maka diambil rata-ratanya = 150 + 200 = 175 2
Jadi, perbandingannya adalah 1 : 175 orang
Diketahui : Perbandingan = 1:175 orang Jumlah anak umur 0-14 thn = 586 247
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
36
JESSICA 070406034
II.4. Lokasi Usulan Proyek II.4.1. Data Umum Lokasi Proyek