ARSITEKTUR PERILAKU
12
JESSICA 070406034
c. Neuro-Anatomi
Gangguandisfungsi pada sel-sel otak selama dalam kandugan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan, atau infeksi.
d. Struktur dan Biokimiawi
Kelainan pada cerebellum dengan sel-sel Purkinje yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan serotinin yang tinggi. Demikian
juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin atau opioid dalam darah.
3. Keracunan logam berat
Terjadi pada anak yang tinggal dekat tambang batu bara, dlsb. 4.
Gangguan pencernaan, pendengaran, dan penglihatan. Menurut data yang ada, 60 anak autistik mempunyai sistem pencernaan kurang
sempurna. Dan kemungkinan timbulnya gejala autistik karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan.
II.2.1.4. Tinjauan Perilaku Penyandang Autis
Anak autistik menunjukkan gangguan –gangguan dalam aspek-aspek berikut ini
sering dapat diamati sehari-hari
Tabel 2.2 Tinjauan Perilaku Penyandang Autis
KATEGORI PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
Cara berkomunikasi
1.
Terlambat berbicara.
2.
Sebagian tidak berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
3.
Tidak mampu mengekpresikan perasaan maupun keinginan
4.
Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya kata-katabahasa mereka sukar dipahami
maknanya.
5.
Berbicara sangat lambat, monoton, atau tidak berbicara sama sekali.
6.
Kadang-kadang mengeluarkan suara-suara aneh.
7.
Banyak meniru atau membeo
echolalia.
8.
Berbicara tetapi bukan untuk berkomunikasi.
9.
Suka bergumam.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
13
JESSICA 070406034
KATEGORI PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
10.
Dapat menghafal kata-kata atau nyanyian tanpa memahami arti dan konteksnya.
11.
Perkembangan bahasa sangat lambat bahkan sering tidak tampak.
12.
Komunikasi terkadang dilakukan dengan cara menarik- narik tangan orang lain untuk menyampaikan keinginannya.
Cara bergaul
1.
Tidak ada kontak mata.
2.
Menyembunyikan wajah.
3.
Menghindar bertemu dengan orang lain.
4.
Menundukkan kepala.
5.
Membuang muka.
6.
Hanya mau bersama dengan ibukeluarganya.
7.
Acuh tak acuh, interaksi satu arah.
8.
Kurang tanggap isyarat sosial.
9.
Lebih suka menyendiri.
10.
Tidak tertarik untuk bersama teman.
11.
Tidak tanggap empati terhadap reaksi orang lain atas perbuatan sendiri.
Cara membawakan diri
1.
Menarik diri.
2.
Seolah-olah tidak mendengar acuk tak acuhtambeng.
3.
Dapat melakukan perintah tanpa respon bicara .
4.
Asik berbaring atau bermain sendiri selama berjam-jam.
5.
Lebih senang menyendiri.
6.
Hidup dalam alam khayal bengong.
7.
Konsentrasi kosong.
8.
Menggigit-gigit benda.
9.
Menyakiti diri sendiri.
10.
Sering tidak diduga-duga memukul teman.
11.
Menyenangi hanya satuterbatas jenis benda mainan.
12.
Sering menangistertawa tanpa alasan.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
14
JESSICA 070406034
KATEGORI PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
13.
Bermasalah tidurtertawa di malam hari.
14.
Memukul-mukul benda meja, kursi.
15.
Melakukan sesuatu berulang-ulang menggerak-gerakkan tangan, mengangguk-angguk dsb.
16.
Kurang tertarik pada perubahan dari rutinitas.
Kepekaan sensori integratif
1.
Sangat sensitif terhadap sentuhan ,seperti tidak suka dipeluk.
2.
Sensitif terhadap suara-suara tertentu
3.
Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
4.
Sangat sensitif atau sebaliknya, tidak sensitif terhadap rasa sakit.
Pola Bermain
1.
Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.
2.
Kurangtidak kreatif dan imajinatif.
3.
Tidak bermain sesuai fungsi mainan.
4.
Menyenangi benda-benda berputar, sperti kipas angin, roda sepeda, dan lain-lain.
5.
Sering terpaku pada benda-benda tertentu.
Keadaan emosi anak
1.
Sering marah tanpa alasan.
2.
Sering mengamuk tak terkendali temper tantrum bila keinginan tidak dipenuhi.
3.
Tiba-tiba tertawa terbahak-bahak atau menangis tanpa alasan.
4.
Kadang-kadang menyerang orang lain tanpa diduga-duga.
Sumber : www.ditplb.or.id
, diakses Januari 2011
Ada beberapa gejala perilaku yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :
Tabel 2.3 Gejala Perilaku Autis
USIA PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
usia 0 - 6 bulan
1. Bayi tampak terlalu tenang jarang menangis.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
15
JESSICA 070406034
USIA PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
2. Terlalu sensitif, cepat tergangguterusik.
3. Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi.
4. Tidak babbling.
5. Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu.
6. Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan.
7. Perkembangan motor kasarhalus sering tampak normal.
usia 6 - 12 bulan 1.
Bayi tampak terlalu tenang jarang menangis. 2.
Terlalu sensitif, cepat tergangguterusik. 3.
Gerakan tangan dan kaki berlebihan. 4.
Sulit bila digendong. 5.
Tidak babbling. 6.
Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan . 7.
Tidak ditemukan senyum sosial. 8.
Tidak ada kontak mata. 9.
Perkembangan motor kasarhalus sering tampak normal.
usia 12 - 24 bulan 1.
Kaku bila digendong. 2.
Tidak mau bermain permainan sederhana ciluk ba, da-da. 3.
Tidak mengeluarkan kata. 4.
Tidak tertarik pada boneka. 5.
Memperhatikan tangannya sendiri. 6.
Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasarhalus. 7.
Mungkin tidak dapat menerima makanan cair.
usia 2 - 3 tahun 1.
Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain. 2.
Melihat orang sebagai benda . 3.
Kontak mata terbatas. 4.
Tertarik pada benda tertentu. 5.
Kaku bila digendong.
usia 4 - 5 tahun
1. Sering didapatkan ekolalia membeo.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
16
JESSICA 070406034
USIA PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTIS
2. Mengeluarkan suara yang aneh nada tinggi atau datar.
3. Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah.
4. Menyakiti diri sendiri membenturkan kepala.
Temperamen tantrum atau agresif .
Sumber:
Watson L. dan Marcus L., Diagnosis and Assessment of Preschool Children. Dalam Schopler, E. dan Mesibov,Geds Diagnosis and Assessment in Autism, London, Plenum Press, 1988
Tabel 2.4 Perkembangan Imajinasi Anak
USIA DALAM
BULAN PERKEMBANGAN NORMAL
PERKEMBANGAN DENGAN GEJALA AUTISME
6
Perilakunya tidak berbeda terhadap sebuah benda pada saat yang sama
8
Perilaku dibedakan berdasarkan karakteristik benda. Menggunakan dua
buah benda dalam kombinasi tidak tepat digunakan secara sosial
Pengulangan gerakan motorik mungkin mendominasi kegiatan sadar
12
Perilaku terhadap benda sesuai secara sosial kegunaan benda. Dua benda atau
lebih dihubungkan secara tepat. Agak penasaraneksplorasi terhadap
lingkungan. Penggunaan mainan yang tidak biasa
seperti memutar, menjentik dan membariskan benda.
18
Sering berperilaku simbolik pura-pura minum, berbicara di telepon, dan lain-
lain.
24
Sering menerapkan permainan pura-pura dengan boneka, mainan binatang
misalnya memberi makan boneka. Perilaku pura-pura tidak terbatas pada
kegiatan sehari-hari misalnya pura-pura menyetrika. Rangkaian perilaku pura-
pura berkembang memberi makan boneka, menimbang dan
membaringkannya di tempat tidur.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
17
JESSICA 070406034
USIA DALAM
BULAN PERKEMBANGAN NORMAL
PERKEMBANGAN DENGAN GEJALA AUTISME
Berpura-pura main tembak-tembakan dengan benda yang ada.
26
Permainan simbolik yang sudah direncanakan lebih dahulu-
memberitahukan maksudnya dan mencari benda yang dibutuhkan untuk itu.
Mencari benda pengganti misalnya menggunakan kotak sebagai pengganti
mobil. Benda diperlakukan alat yang dapat
melakukan kegiatan bebas misalnya: boneka dibuat agar dapat mengangkat
gelas sendiri Terus menerus menjilati benda-benda.
Tidak ada permainan simbolik. Terus menerus melakukan gerak repetitif
seperti mematung, memutar, berjingkat, dan lain-lain.
Kekaguman visual terhadap benda - menatap cahaya lampu, dan lain-lain.
Menunjukkan banyak kekuatan yang berhubungan dengan manipulasi
visualmotorik, misalnya puzzle.
48
Permainan sosiodramatis-pura-pura bermain dengan dua anak atau lebih.
Menggunakan pantomim untuk mewakili benda yang diperlukan misalnya pura-
pura menuangkan air karena tidak ada teko.
Kehidupan nyata dan khayal dapat membantu peranan untuk waktu yang
lama. Penggunaan fungsional terhadap benda-
benda. Beberapa aksi langsung terhadap boneka atau orang lain; kebanyakan
melibatkan anak-anak sebagai alat perantara.
Permainan simbolik, jika ada, terbatas dan sederhana serta diulang-ulang.
Selama permainan, keterampilan yang lebih sulit berkembang, tetap
membutuhkan banyak waktu dibanding kegiatan lebih mudah.
Beberapa di antaranya tidak mengkombinasikan alat permainan dalam
bermain.
60
Bahasa berperan penting dalam menciptakan tema, menegosiasikan peran
dan bermian drama. Tidak dapat berpantomim.
Tidak bermain sosiodrama. Sumber:
Watson L. dan Marcus L., Diagnosis and Assessment of Preschool Children. Dalam Schopler, E. dan Mesibov,Geds Diagnosis and Assessment in Autism, London, Plenum Press, 1988
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
18
JESSICA 070406034
Tabel 2.5 Perkembangan Interaksi Sosial Anak
USIA DALAM
BULAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK NORMAL ANAK PENYANDANG AUTIS
2
Menggerakkan kepala dan mata untuk mencari arah suara.
Senyuman sosial.
6
Perilaku meraih sebagai wujud keinginan untuk digendong.
Mengulangi tindakan yang dilakukan orang dewasameniru.
Kurang aktif dan kurang menuntut. Sebagian cepat marah.
Lebih sedikit kontak mata. Tidak ada respon secara sosial.
8
Membedakan orangtua dari orang lain.
Permainan “member dan menerima”. Melambaikan tangan sebagai tanda
perpisahan. Menangismerangkak, mengejar
ketika ibu keluar ruangan. Sulit reda ketika marah.
Sekitar sepertiga di antaranya sangat
menarik diri dan mungkin secara aktif menolak interaksi.
Sekitar seperti di antaranya menerima perhatian tapi sangat sedikit memulai
interaksi.
12
Anak sering memulai permainan. Kontak visual meningkat selama
bermain. Sosiabilitas seringkali menurun
ketika anak mulai belajar berjalan, merangkak.
Tidak ada kesulitan pemisahan.
18
Mulai bermain dengan teman sebaya.
24
Masa bermain dengan teman sebaya singkat.
Permainan dengan teman sebaya lebih banyak melibatkan gerakan
kasar mis: kejar-kejaran. Biasanya membedakan orang tua dari
orang lain, tapi sangat sedikit afeksi yang diekspresikan.
Mungkin memeluk dan mencium. sebagai gerakan tubuh yang otomatis
ketika diminta . Tidak acuh terhadap orang dewasa
selain orang tua. Mungkin mengembangkan ketakutan
yang besar lebih suka menyendiri.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
19
JESSICA 070406034
USIA DALAM
BULAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK NORMAL ANAK PENYANDANG AUTIS
36
Belajar mengenai giliran dan berbagi dengan temannya.
Pertengkaran di antara teman sebaya sering terjadi.
Senang membantu orangtua mengerjakan pekerjaan rumah.
Senang berlagak untuk membuat orang lain tertawa.
Tidak bisa menerima anak-anak yang lain.
Sensitivitas yang berlebihan. Tidak bisa memahami makna
hukuman.
48
Tawar-menawar peran dengan teman sebaya dalam permainan social-
dramatik. Memiliki teman bermain favorit.
Tidak dapat memahami aturan dalam permainan dengan teman sebaya.
60
Lebih berorientasi pada teman sebaya daripada orang dewasa.
Sangat berminat menjalin persahabatan.
Bertengkar dan saling mengejek sering terjadi dengan teman sebaya.
Lebih berorientasi kepada orang dewasa daripada teman sebaya.
Sering menjadi lebih bisa bergaul, tapi interaksi tetap aneh dan satu sisi.
Sumber:
Watson L. dan Marcus L., Diagnosis and Assessment of Preschool Children. Dalam Schopler, E. dan Mesibov,Geds Diagnosis and Assessment in Autism, London, Plenum Press,
1988
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
20
JESSICA 070406034
II.2.1.5. Diagnostik Autis