ARSITEKTUR PERILAKU
78
JESSICA 070406034
Beberapa konsep penting dalam pengkajian arsitektur perilaku
13
: a.
Behavior setting
setting perilaku, yang menjadi penekanan dalam kajian ini adalah bagaimana kita dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku yang ada secara konstan atau
berkala pemunculannya. b.
Environmental Perception
persepsi tentang lingkungan, yaitu interpretasi tentang suatu setting oleh individu didasari latar belakang budaya, nalar, dan pengalaman individu
tersebut. c.
Perceived Environment
lingkungan yang terpersepsikan, merupakan produk atau bentuk dari persepsi lingkungan seseorang atau sekelompok orang.
d.
Environment Cognition, Image, and Schemata
kognisi lingkungan, citra, dan skema, yaitu proses memahami dan memberi arti terhadap lingkungan.
e.
Environment Learning
pemahaman lingkungan meliputi proses pemahaman yang menyeluruh, menerus tentang suatu lingkungan oleh seseorang.
f.
Environment Quality
kualitas lingkungan, yaitu suatu lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang.
g.
Territory
teritori, yaitu batas dimana organisme hidup menentukan tuntutannya, menandai, serta mempertahankannya.
h.
Personal Space and Crowding
ruang personal dan kesumpekannya, batas yang tidak tampak di sekitar seseorang.
i.
Environmental Pressures and Stress
tekanan lingkungan, stress, dan strategi penanggulangannya, merupakan faktor fisik yang menimbulkan rasa tidak enak, tidak
nyaman, dan lainnya yang menyebabkan stress.
f. Persepsi Anak Antara Ruang dan Lingkungan
Persepsi adalah kesan yang timbul pada saat oang menengar atau melihat sesuatu. Persepsi penting bagi anak adalah penglihatan, pendengaran, dan perasaan, yang mana
semuanya harus mencakup kedinamisan agar anak dapat mencerna melalui inderanya. a.
Persepsi penglihatan Untuk penglihatan biasanya anak sering melihat symbol-simbol dan membuat
persepsi, selain itu anak akan mempersepsikan sesuatu jika ada: i
ada suatu gerakan ii
Melihat suatu yang kontras iii
Melihat sesuatu yang lebih terang dari yang lain iv
Ada suatu yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
79
JESSICA 070406034
b. Persepsi pendengaran
Anak akan membuat persepsi dari apa yang didengarnya, misalnya suatu yang jatuh, sehingga anak akan terkejut dan takut. Suara air akan memberi efek sejuk.
c. Persepsi perasaan
Persepsi ini didapat melalui indra peraba anak, misalnya dengan meraba muka orangtuanya, anak akan tahu yang mana orang tuanya dan yang bukan untuk anak
yang belum sempurna penglihatannya.
Unsur-unsur arsitektur yang menarik perhatian anak adalah: a.
Bentuk, yaitu : i
Bentuk yang beraturan, adalah bentuk yang hubungannya antara bagian yang satu dengan yang lain tersusun dan konsisten, pada umumnya bentuk-
bentuk yang bersifat stabil. ii
Bentuk yang tidak beraturan, adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagian tidak konsisten.
b. Warna, memberi pengaruh psikologis sebagaimana yang telah diuraikan diatas.
c. Bahan bangunan dan material
Penggunaan perabot dan material pada bangunan memiliki sifat dan kesan yang ditimbulkan berbeda-beda. Material bangunan dan perabot harus bersifat kokoh
dan halus, dimana pengguna utama adalah anak-anak.
III.4. Interpretasi Tema terhadap Judul
Berdasarkan analisa terhadap psikologi anak penyandang autism, berikut beberapa ciri perilaku anak penyandang autis, antara lain:
Gambar 3.1 Perilaku Autisme Sumber : Analisis Pribadi
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
80
JESSICA 070406034
Dari pola pikir dan perilaku para penyandang autisme ini, berikut interpretasi tema terhadap proyek antara lain :
Tabel 3.4 Interpretasi Tema
Sumber : Analisis Pribadi
III.5.Studi Banding Tema Sejenis 1.
Fawood Children’s Centre London, UK
Gbr 3.2 Eksterior Bangunan Sumber : www. e-architect.co.uk
Sumber : www.google.com
Gbr 3.3 Eksterior Bangunan Sumber :www. arcspace.com
Sumber : www.google.com
Gbr 3.4 Eksterior Bangunan Sumber : www. ajbuildingslibrary.co.uk
Gbr 3.5 Interior Bangunan Sumber : www. sapca.org.uk
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
81
JESSICA 070406034
Total area pada Fawood Children’s Centre ini 1.220m
2
. Eksterior bangunan ini menggunakan warna-warna yang berani dan terang yang mencerminkan semangat anak-anak.
Fasilitas yang diberikan adalah kamar untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan autis yang berumur 3
– 5 tahun. Struktur primer bangunan ini adalah atap trapesium segi empat yang menggunakan struktur baja.
2. Toyama Children Center
Toyama Children Center adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat bermain bagi anak-anak yang berusia 5-12 tahun, dimana anak-anak tersebut masih
didampingi oleh orang tuapengasuh. Di dalamnya anak-anak dapat melakukan kegiatan- kegiatan seperti bermain aktif dan pasif, baik di dalam maupun di luar ruangan, membuat
ketrampilan, berlatih kesenian, belajar, dan membaca. Fasilitas yang tersedia di dalamnya adalah hall bermain, relaxion area, workshop hall, galeri mainan, perpustakaan, galeri
boneka, ruang belajar, dll.
Toyama Children Center ini dikhususkan untuk anak-anak berumur 5-12 tahun. Bentuk massa berupa gabungan dari dua buah lingkaran yang menampilkan keceriaan,
imajinatif dan kreativitas. Ruang yang berada di bagian lengkung digabung dengan elemen lurus sehingga menciptakan ruang yang lebih dinamis. Pencahayaan alami dan penghawaan
alami diterapkan pada bangunan ini. Interiornya didominasi oleh bentuk segienam dan lingkaran, sedangkan untuk warna yang digunakan merupakan perpaduan antara warna alami
dan menyolok. Sistem sirkulasi yang linear bercabang dan berkelok-kelok memberi kesan mengalir dan tidak monoton. Hal-hal yang dapat dipelajari dari kasus ini adalah:
Gambar 3.6 Eksterior Bangunan Sumber : www. manabi-takaoka.jp
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
82
JESSICA 070406034
a. Bentuk massa bangunan dengan penggabungan bidang lengkung dengan bidang lurus
untuk menimbulkan kesan dinamis. b.
Penampilan bangunan yang kreatif dan imajinatif, dengan warna-warna kontrasmenyolok, bertujuan untuk merangsang daya tarik anak-anak.
c. Pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami.
3. Taman Kanak-Kanak Carrousel
TK Carrousel ini berlokasi di Citra Grand City Cikupa, Tangerang. Arsiteknya adalah Yori Antar , dibangun pada tahun 1995. TK Carrousel ini disebut juga dengan TK Komidi
Putar, karena diinsipirasi oleh bentuk bundar komidi putar, yang selain sangat familiar juga merangsang imajinasidaya kreativitas anak-anak.
Site dari TK ini berbentuk trapesium. Dilihat dari perletakannya pada site, maka bentuk bundar adalah bentuk netral yang mempunyai orientasi ke luar ke segala arah dan
orientasi ke dalam ke pusat. Sang perancang bangunan memiliki gagasan untuk membuat sekolah yang memberikan rasa aman dan akrab bagi anak-anak; antara lain melalui
pemberian orientasi yang jelas.
Dari segi arsitektural, bentuk komidi putar baik bagi anak untuk belajar berorientasi, bentuk selasar yang melingkar dibedakan dengan bentuk kelas yang kotak-kotak. Disini,
anak-anak juga bisa belajar berbagai bentuk; mulai dari lingkaran, kotak, sampai garis lurus. Penggunaan warna jendela yang beraneka ragam juga dimaksudkan untuk belajar
berorientasi. Sebagai benang merah, digunakan warna-warna senada pada selasar dan dinding luar bangunan. Pola lantai dibuat bergaris-garis agar anak-anak bisa belajar berbaris dengan
mudah. Ruang terbuka di tengah bangunan inner court dibuat multi-fungsi; selain sebagai tempat bermain, diharapkan juga bisa menjadi tempat mendongeng para guru kepada murid-
muridnya.
Dari segi fungsional, bentuk komidi putar ini sangat baik dalam hal pengawasan. Disini cukup dibuat satu pintu utama sehingga para guru dapat mengawasi anak didiknya
dengan mudah. Hal ini berbeda dengan sekolah-sekolah yang memiliki bentuk cenderung persegi, sehingga memerlukan titik pengawasan. Denah yang berbentuk lingkaran,
dikombinasikan dengan ruang-ruang yang berbentuk segi empat, merupakan perpaduan antara lingkaran yang sempurna dengan fungsi. Bentuk atap yang utuh dan melingkar, terbagi
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
83
JESSICA 070406034
atas 8 segmen merupakan statement yang jelas dan sederhana dari arsitektur TK yang berdenah lingkaran ini. Hal-hal yang dapat dipelajari :
a. Bentuk massa bangunan yang akrab bagi anak merangsang imajinasidaya kreativitas
anak-anak. b.
Bentuk bangunan yang bundar memberikan orientasi yang jelas, baik ke dalam maupun ke luar.
c. Penggunaan warna yang beraneka ragam sehingga anak dapat belajar mengenal warna.
d. Penggunaan bentuk kotak, lingkaran, dan garis lurus membuat anak dapat belajar
mengenal bentuk.
Pada setiap contoh kasus tema sejenis menggunakan tema arsitektur perilaku dalam percangan bangunannya. Perilaku dari pengguna ditinjau, dianalisa, dan berdasarkan dari
pola pikir serta perilaku mereka, diterapkan dalam perancangan.
Tabel 3.5 Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis
No. Proyek
Analisa Perilaku Penerapan Dalam Perancangan
1. 4. Fawood
Children’s Centre
London, UK anak-anak
berkebutuhan khusus dan autis
Bentuk massa
Menerapkan bentuk geometri yaitu persegi.
Fasade Penampilan
bangunan dengan
penggunaan semacam lempengan untuk meransang daya tarik anak-
anak. Warna
Penggunaan warna-warna
yang kontras
dan menyolok
pada eksterior ruang, karena perilaku
anak-anak yang senang dengan warna, sehingga bisa meningkatkan
daya rangsangan terhadap otak. Struktur
atap trapesium segi empat yang menggunakan struktur baja.
Cahaya Pemanfaatan pencahayaan berupa
pencahayaan pada bagian fasade dan penghawaan alami.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
84
JESSICA 070406034
No. Proyek
Analisa Perilaku Penerapan Dalam Perancangan
2. Tayoma
Children Centre
Anak-anak kreatif, imajinati,
suka bermain, aktif.
Bentuk massa
Menerapkan penggabungan bidang lurus.
Fasade Penampilan bangunan yang kreatif
dan imajinatif untuk meransang daya tarik anak-anak.
Warna Penggunaan
warna-warna yang
kontras dan menyolok pada interior ruang, karena perilaku anak-anak
yang senang
dengan warna,
sehingga lebih bisa meningkatkan daya ingatnya terhadap warna dan
semangatnya. Sirkulasi
Linear bercabang dan berkelok- kelok
untuk memberi
kesan mengalir mengingat perilaku anak-
anak yang senang mengeksplore ruang.
Cahaya Pemanfaatan
pencahayaan dan
penghawaan alami. 2.
Taman kanak-kanak
Carousel Anak-anak
kreatif, imajinati, suka bermain,
aktif. Bentuk
massa Memberi rasa aman pada anak
dengan bentuk bundar berorintasi ke luar.
Bentuk seperti komedi putar untuk menarik daya tarik anak- anak.
Warna Penggunaan
warna-warna yang
kontras dan menyolok pada interior ruang, karena perilaku anak-anak
yang senang
dengan warna,
sehingga lebih bisa meningkatkan daya ingatnya terhadap warna dan
semangatnya.
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
85
JESSICA 070406034
No. Proyek
Analisa Perilaku Penerapan Dalam Perancangan
Pola lantai
Pola lantai bergaris agar anak belajar lurus.
Denah Denah lingkaran dengan maksud
lebih mudah mengawasi anak-anak.
Kesimpulan akhir :
Dalam penerapan arsitektur perilaku, terlebih dahulu mempelajari perilaku dan karakteristik dari pengguna. Dengan demikian konsep ruang dan bangunan yang sesuai
dapat tercapai. Penggunaan warna, material, pencahayaan, bukaan, view yang alami hendaknya menjadi hal-hal yang harus dipikirkan dengan seksama. Karena secara tidak
sengaja, ruang yang terbentuk dan isi dari ruang dapat turut mempengaruhi keadaan jiwa dari seseorang. Apakah itu membuat orang semakin baik atau tidak.
Sumber : Analisis Pribadi
Universitas Sumatera Utara
ARSITEKTUR PERILAKU
86
JESSICA 070406034
Bab IV ANALISIS PERANCANGAN