Hubungan Pola Makan dengan Status Kesehatan Lanjut Usia

Tabel 4.6. Distribusi Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Puskesmas Pasar Merah Medan No. Status Kesehatan Frekuensi Persentase 1. Baik 47 49 2 Tidak Baik 49 51 Jumlah 96 100,0

4.4. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dalam penelitian ini untuk melihat hubungan variabel independen pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan istirahat dan riwayat merokok dengan variabel dependen status kesehatan lansia dengan menggunakan chi-square test X dengan taraf kemaknaan 95 = 0,05. Berikut disajikan uraiannya.

4.4.1. Hubungan Pola Makan dengan Status Kesehatan Lanjut Usia

Hasil analisis bivariat antara pola makan dengan status kesehatan lansia diperoleh dari 61 orang lansia yang pola makannya tidak baik dengan status kesehatan baik 38 orang 62,3 dan 23 orang 37,7 status kesehatannya tidak baik, sedangkan dari 35 orang lansia yang pola makan baik, 9 orang 25,7 status kesehatan baik dan 26 orang 74,3 status kesehatannya tidak baik. Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p value 0,001 p 0,005, terbukti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan lansia dengan status kesehatan lansia. Dari hasil analisis ini diperoleh juga nilai RP Ratio Prevalens = 2,42 RP 1 artinya lansia yang memiliki pola` makan tidak baik mempunyai risiko memiliki status kesehatan tidak baik 2,42 kali lebih tinggi Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan lansia yang pola makannya baik Sudigdo, 2008. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Analisis antara Pola Makan dengan Status Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Pasar Merah Medan Pola makan Status Kesehatan Baik Tidak baik Total x 2 n n n 95 CI Nilai p RP Tidak Baik 38 62,3 23 37,7 61 100,0 11,90 0,001 2,42 Baik 9 25,7 26 74,3 35 100,0 1,90-11,95 4.4.2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Hasil analisis bivariat antara aktivitas fisik dengan status kesehatan lansia diperoleh dari 61 orang lansia yang aktivitas fisiknya tidak cukup dengan status kesehatan baik 37 orang 60,7 , 24 orang 39,3 status kesehatan tidak baik. Dari 35 orang lansia yang aktivitas fisiknya cukup dengan status kesehatan baik 10 orang 28,6 dan 25 orang 71,4 status kesehatan tidak baik. Hasil uji statistik chi- square didapatkan nilai p value 0,002 p 0,05, terbukti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik lansia dengan status kesehatan lansia. Dari analisis ini diperoleh juga nilai RP Ratio Prevalens = 2,12 RP 1 artinya lansia yang aktivitas fisiknya tidak cukup memiliki risiko status kesehatan tidak baik 2,12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang memiliki aktivitas fisik cukup Sudigdo, 2008. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Hasil Analisis antara Aktivitas Fisik dengan Status Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Pasar Merah Medan Aktifitas fisik Status Kesehatan Baik Tidak Baik Total x 2 n n n 95 CI Nilai p RP Tidak Cukup 37 60,7 24 39,3 61 100,0 9,16 0,002 2,12 Cukup 10 28,6 25 71,4 35 100,0 1,57-9,43

4.4.3. Hubungan Kebiasaan Istirahat dengan Status Kesehatan Lanjut Usia