5. Keadaan ekonomi - Sumber pendapat resmi: Pensiunan ditambah sumber pendapatan lain kalau
masih bisa aktif. -
Sumber pendapatan keluarga: Ada tidaknya bantuan keuangan dari anakkeluarga lainnya, atau bahkan masih ada anggota keluarga yang
tergantung padanya. -
Kemampuan pendapatan: Lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun. Sampai seberapa besar pendapatan
lansia dapat memenuhi kebutuhannya Bustan, 2007.
2.1.3 Sifat Penyakit Lanjut Usia
Ada beberapa sifat penyakit pada lansia yang membedakannya dengan penyakit pada orang dewasa, yaitu :
a. Penyebab Penyakit Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari dalam tubuh
endogen, sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh eksogen. Hal ini disebabkan pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-organ
tubuh akibat kerusakan sel-sel karena proses menua menjadi tua, sehingga produksi hormon, enzim, zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi berkurang
sekali akibat kerusakan sel-sel, dan dengan demikian lansia akan lebih mudah mendapat infeksi.
Sering pula, penyakit lebih dari satu jenis multipatologi, yang satu sama lain dapat berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan memperberat, dan penyakit sering
Universitas Sumatera Utara
telah ada di tubuh penderita sebelum menimbulkan gejala-gejala maupun tanda-tanda, seolah-olah telah menyelinap selama ini. Demikian pula, pengobatan terhadap
penyakitnya akan lebih sulit karena penyakitnya yang lebih dari satu jenis. b. Gejala penyakit sering tidak khastidak jelas
Gejala penyakit pada lansia seringkali tidak khastidak jelas, berbeda dengan penyakit yang ditemukan pada orang dewasa. Misalnya, penyakit infeksi paru
mendadak pneumonia seringkali tidak didapati demam tinggi dan batuk darah, gejala hanya ringan saja kelihatannya sedangkan penyakit sebenarnya cukup serius,
sehingga penderitanya menganggap penyakitnya ringan saja dan tidak perlu berobat. c. Memerlukan lebih banyak obat
Akibat penyakit pada lansia yang lebih dari satu jenis maka dalam pengobatannya akan memerlukan obat-obat yang beraneka ragam jenisnya
dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, perlu diketahui bahwa fungsi organ- organ vital tubuh seperti hati, ginjal, yang berperan di dalam mengolah obat-obat
yang masuk ke dalam tubuh telah berkurang, yang menyebabkan kemungkinan yang lebih besar dari obat-obat tersebut untuk menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan
keracunan obat dengan segala komplikasinya, jika obat-obat tersebut diberikan dengan takaran yang sama dengan orang dewasa, dan karena itu, takaran obat perlu
dikurangi pada lansia dengan prinsip start slow go slow, yaitu mulai menggunakan obat dengan takaran yang serendah mungkin yang masih mempunyai efek
pengobatan dan naikkan secara perlahan-lahan sampai tercapai efek pengobatan seoptimal mungkin. Efek samping obat sering pula terjadi pada lansia, yang
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit baru akibat pemberian obat tersebut,
Universitas Sumatera Utara
misalnya terjadinya buang air kecil akibat pemakaian obat yang meningkatkan pengeluaran air seni, merasa pusing dan terjatuh akibat penggunaan obat-obat
penurun tekanan darah, penenang, antidepresi dan lain-lain. Efek samping obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosa yang tidak tepat, ketidakpatuhan penderita
meminum obat menurut aturan yang ditentukan, penggunaan obat yang berlebihan dan berulang-ulang dalam waktu yang lama. Ketidakpatuhan untuk meminum obat-
obat yang sedang dipakai sering terjadi pada lansia, terutama pada mereka yang menderita cacat fisik maupun mental. Ketidakpatuhan meminum obat akan
meningkat dengan semakin banyaknya jenis obat yang digunakan dengan kerumitan aturan pemakaian obat yang digunakan. Oleh karena itu, hendaknya diberikan
sesedikit mungkin jenis obat, dan jika memungkinkan dalam takaran yang mudah diingat misalnya sekali sehari pemakaiannya.
d. Sering mengalami gangguan jiwa Penyakit pada lansia sering mengalami gangguan fisik dan psikis jiwa secara
bersamaan, khususnya pada mereka yang telah lama menderita sakit sering mengalami tekanan jiwa depresi , sehingga di dalam pengobatannya tidak hanya
gangguan fisiknya saja yang diobati meskipun hanya ini yang dikeluhkan, tetapi juga gangguan jiwanya yang justru sering tersembunyi gejalanya, maka penanganan
penyakit pada lansia memerlukan ketrampilan khusus, walaupun gejalanya ringan tetapi memerlukan penanganan yang serius, karena keterlambatan di dalam
penanganannya dapat merupakan ancaman yang besar bagi keselamatan jiwa penderita lansia.
Universitas Sumatera Utara
e. Diagnosis penyakit pada lansia Membuat diagnosis penyakit pada lansia pada umumnya lebih sukar
dibandingkan pasien usia remajadewasa. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis pasien lansia kita perlu melakukan observasi penderita agak lebih lama,
sambil mengamati dengan cermat tanda–tanda dan gejala–gejala penyakitnya yang juga seringkali tidak nyata. Seringkali sebab penyakitnya bersifat ganda multiple
dan kumulatif, terlepas satu sama lain ataupun saling mempengaruhi timbulnya Nugroho, 2008.
2.1.4 Program Kesehatan Lanjut Usia