tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan mental dapat terlihat dari 3 komponen, yaitu:
pikiran, emosional dan spiritual Notoatmodjo, 2007. Status kesehatan dikatakan baik apabila sewaktu diadakan pemeriksaan secara fisik tidak ada keluhan penyakit,
tekanan darah normal, status mental emosional negatif tidak ada gangguan sesuai dengan data yang didapatkan dari KMS lanjut usia. Sebaliknya status kesehatan lanjut
usia dikatakan tidak baik adalah apabila kondisi kesehatan lanjut usia secara menyeluruh baik fisik maupun mental sewaktu diadakan pemeriksaan kesehatan fisik
ada keluhan penyakit, tekanan darah tidak normal tekanan darah tinggirendah, status mental emosional positif, ada gangguan Nugroho, 2008.
Menurut Mc. Kenzie 2006, banyak yang beranggapan bahwa status kesehatan lanjut usia telah membaik selama beberapa tahun ini karena banyak lanjut
usia yang hidup lebih lama, namun di sisi lain menurut Darmojo 1999 penduduk lanjut usia sangat rentan terhadap infeksi, mudah terserang penyakit. Faktor resiko
yang paling konsisten dari sakit dan kematian untuk seluruh penduduk adalah usia, dan secara umum, status kesehatan lanjut usia tidak sebaik saat mereka muda. Seperti
sudah dikemukakan diatas oleh Nugroho 2008 bahwa pada lanjut usia akan terjadi berbagai kemunduran organ tubuh. Jadi yang diharapkan pada lanjut usia walaupun
usia sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan dengan memperhatikan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan istirahat, tidak merokok dan lain-lain
Sediaoetama, 2004.
2.1.1 Indikator Status Kesehatan Lanjut Usia
Universitas Sumatera Utara
Indikator status kesehatan lanjut usia ataupun gambaran kondisi kesehatan lanjut usia dapat dilihat dari morbiditas angka kesakitan, mortalitas angka
kematian dan perilaku kesehatan serta pilihan gaya hidup.
1. Morbiditas Angka Kesakitan
Mutu kehidupan lanjut usia menurun jika lanjut usia sering sakit, dan jika kondisi sering kronis atau cedera yang mengakibatkan selalu membatasi kemampuan.
Jika lanjut usia dapat mempertahankan kemandirian mereka tentu akan menghindari jasa perawatan yang mahal, misalnya belanja sendiri, masak sendiri makanan mereka,
mandi dan berpakaian sendiri, dan berjalan serta menaiki tangga tanpa bantuan orang lain. Untuk lanjut usia umur 70 tahun ke atas yang tidak dirawat, hampir sepertiganya
mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan seperempatnya tidak dapat melakukan aktivitas sedikitnya satu dari aktivitas fisik misalnya: berjalan
seperempat mil, berjalan menanjak sepuluh langkah tanpa istirahat, berdiri atau bertumpu pada kedua kaki selama dua jam duduk, membungkuk, berjongkok atau
berlutut, menjangkau sesuatu yang tinggi, menjulurkan tangan seolah-olah hendak menjabat tangan orang dengan menggunakan jari-jari untuk menggenggam atau
memegang, mengangkat atau membawa sesuatu seberat 5 kg. Keterbatasan aktivitas fisik pada lanjut usia semakin bertambah seiring dengan semakin bertambahnya usia
dan wanita lebih berkemungkinan daripada pria untuk mengalami keterbatasan fisik.
Berkurangnya aktivitas itu dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe, kondisi kronis
dan kerusakan.
2. Mortalitas Angka Kematian
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1998, lima penyebab utama kematian untuk lanjut usia berdasarkan jumlah kematian adalah : penyakit Jantung, Kanker, Stroke, Penyakit
Paru Obstruktif Kronis PPOK, Pneumonia, Diabetes Mellitus, dan Hipertensi. Penyakit Jantung, Stroke, dan PPOK merupakan penyebab kematian tertinggi, hampir
tujuh dari setiap sepuluh kematian. Selama 50 tahun terakhir angka mortalitas keseluruhan lanjut usia menurut usia secara kontinu menunjukkan penurunan. Alasan
utamanya adalah menurunnya angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Walaupun menurun, penyakit jantung tetap menjadi penyebab utama kematian untuk
kelompok lanjut usia, sekitar 35 dari seluruh kematian. Tidak seperti angka kematian untuk penyakit jantung dan stroke, angka kematian akibat kanker tetap
sama setiap tahun. Peningkatan tertinggi angka kematian untuk lanjut usia terjadi pada kasus Diabetes dan PPOK. Antara tahun 1980-1997, angka kematian menurut
usia akibat Diabetes meningkat 32, sementara akibat PPOK 57 Depkes RI, 2008.
3. Perilaku Kesehatan dan Pilihan Gaya Hidup
Perilaku kesehatan dan faktor sosial merupakan hal yang memengaruhi lanjut usia dalam hal membantu lanjut usia memelihara kesehatan dan menjalani hidup
sehari-hari. Beberapa lanjut usia percaya bahwa mereka terlalu tua untuk mendapatkan manfaat apapun dari perubahan perilaku kesehatan mereka. Hal itu
tentu saja tidak benar, tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan perubahan untuk kebaikan.
Pada umumnya lanjut usia memiliki lebih banyak perilaku kesehatan yang baik daripada orang yang lebih muda. Lanjut usia akan lebih kecil kemungkinannya
Universitas Sumatera Utara
untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Pada tahun 1995, didapatkan data bahwa 28 pria lanjut usia
dan 39 wanita lanjut usia lebih banyak duduk daripada mereka yang aktif, tipe aktivitas yang paling umum dilakukan adalah aktivitas ringan sampai menengah,
misalnya berjalan-jalan, berkebun, dan melemaskan diri Koswara, 2011. Berikut ini adalah patofisiologi dari beberapa penyakit degeneratif pada lanjut
usia, yaitu:
a. Diabetes Mellitus DM